Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THREESOME w/ 2 Driver Ojol Cewek Manis (REAL STORY) UPDATE 24 APRIL 2022

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Setelah sekian lama saling mengenal, aku dan Ratih semakin akrab. Meskipun tidak selalu bertemu, tetapi kami cukup intens berkomunikasi melalui whatsapp. Aku dan Ratih sama-sama merasa nyaman, karena obrolan kami nyambung. Ratih menurutku orang yang unik, dia polos namun smart. Sejauh ini, hubungan kami hanya sebatas teman. Mungkin Ratih juga hanya menganggapku sebagai kakak. Tidak masalah bagiku, yang terpenting aku menemukan orang yang cukup membuatku nyaman. Karena di kota ini, sudah cukup jarang temanku, terlebih yang bisa membuatku nyaman.

Suatu ketika, aku mengajak Ratih untuk pergi ke acara adat yang cukup terkenal di Jawa Tengah, bahkan dihadiri turis mancanegara. Tidak disangka, Ratih ternyata mau dan sangat antusias untuk menghadiri acara tahunan tersebut. Tidak ada niat macam-macam, karena aku memang butuh teman untuk pergi, karena aku berniat membawa mobil. Cukup suntuk kalau perjalanan jauh aku menyetir mobil sendirian.

Setelah Ratih setuju untuk ikut, aku pun memesan tiket acara secara online. Waktu itu habis hampir sekitar 3,5jt, tetapi sudah all in (tiket acara semua akses, penginapan, merchandise, konsumsi, dll). Lumayan mahal, tetapi bukan masalah bagiku, karena aku memang sedari lama ingin menghadiri acara adat tersebut.

Setelah hampir 3 minggu menunggu, akhirnya aku dan Ratih berangkat menuju lokasi acara. Aku berangkat pagi, dan sampai di sana menjelang sore. Aku tidak langsung menuju ke lokasi acara, melainkan berhenti di kota. Aku diberi tahu kalau akses ke lokasi akan padat kendaraan, dan berpotensi macet parah. Aku disarankan untuk menyewa motor saja untuk menuju ke lokasi acara. Setelah mempertimbangkan semua, aku memutuskan untuk mengikuti saran dari panitia. Aku menitipkan mobil di terminal, dengan memberikan amplop ke petugas. Lalu aku dan Ratih menuju tempat persewaan motor menggunakan taksi online.

Setelah berhasil mendapatkan motor sewaan, aku langsung menuju lokasi acara. Aku janjian dengan LO/guide yang telah ditentukan. Oh iya, LO/guide ini termasuk fasilitas yang aku dapat dari panitia untuk tamu VVIP. Di lokasi, aku diarahkan untuk menuju penginapan. Aku dan Ratih dijelaskan rundown acara, kemudian dipersilahkan untuk beristirahat terlebih dahulu sambil menunggu malam hari tiba. Acaranya memang dimulai malam hari, namun acara inti akan dilaksanakan keesokan harinya. Aku dan Ratih berbeda kamar. Kami mendapatkan fasilitas kamar masing-masing yang bersebelahan. Kamar kami berada di lantai 2, dan hanya terdapat 4 kamar di lantai 2. Cukup nyaman dan bersih tempatnya. Di kamar mandi juga terdapat water heater. Fasilitas yang sesuai untuk ukuran tamu kelas utama.

Udara di sini cukup dingin, sangat cocok untuk beristirahat dan memejamkan mata. Jam 5 lebih aku terbangun karena ada yang mengetuk pintu kamarku. Setelah aku buka, ternyata Ratih. Dia khawatir karena chat dan telp kepadaku tidak direspon. Setelah aku cek handphone-ku, ternyata ada beberapa chat dan panggilan tidak terjawab. Mungkin aku terlalu lelah, sehingga tidak mendengar dering handphone-ku. Aku persilahkan Ratih untuk masuk ke kamarku. Ratih bilang, "lapeerrr", dengan ekspresi yang lucu dan menggemaskan. Memang, aku juga merasa lapar. Padahal belum sampai 6 jam kami baru makan siang, tetapi sudah merasakan lapar kembali. Mungkin karena faktor udara yang dingin, yang membuat kami gampang merasa lapar.

Aku meminta izin kepada Ratih untuk mandi terlebih dahulu, baru setelah itu kami mencari makan. Ketika keluar penginapan, suasana sudah semakin ramai. Jalanan pun sangat padat kendaraan. Memang keputusan yang tepat untuk meninggalkan mobil di kota dan menyewa motor untuk menuju ke sini. Aku dan Ratih memutuskan untuk membeli beberapa makanan dan cemilan, lalu pulang dan menikmatinya di penginapan.

Bersambung...
mantap ceritanya......
 
Menemani ngabuburit suhu-suhu di sore hari ini, mari kita lanjutkan cerita tentang Ratih.
Sebelumnya ane mau ngucapin permintaan maaf ke momod dan para sesepuh, karena ternyata kemaren ane melanggar aturan dengan mencantumkan promo secara terang-terangan di thread ini, yang mana itu dilarang (meskipun niatnya untuk sosial). Semoga bisa menjadi pelajaran buat ane dan rekan-rekan yang masih newbie. Tidak lupa ane sampaikan terima kasih kepada momod dan para sesepuh karena telah memberikan peringatan dan kesempatan sehingga akun ane masih bisa 'bernafas' dan melanjutkan cerita di thread ini.
Tidak berlama-lama, kita simak ceritanya. Check it out...
Malam hari pun tiba. Kami dijemput oleh LO/guide untuk menikmati acara di malam tersebut, yaitu menyalakan dan menerbangkan lampion. Setelah itu menonton acara musik jazz. Malam yang cukup indah, namun sayang aku kurang begitu suka dengan suasana yang terlalu ramai dan juga dingin. LO/guide memberi tahu, kalau mau menikmati golden sunrise di esok hari, kami disarankan untuk beristirahat lebih awal. Karena jam 3-4 pagi harus sudah berangkat.

Sekedar informasi. Kalau mau menikmati golden sunrise, harus menuju ke sebuah bukit terlebih dahulu.

Akhirnya, aku dan Ratih memutuskan untuk kembali ke penginapan dan beristirahat lebih awal karena berminat juga untuk menikmati golden sunrise. Mumpung di sini, sekalian saja, pikirku. Aku dan Ratih masuk ke kamar masing-masing. Sebelum tidur, aku membersihkan diri dan tidak lupa mengisi baterai kamera DSLR yang aku bawa. Aku berusaha memejamkan mata, dan tiba-tiba dering handphone-ku berbunyi, tanda ada pesan whatsapp masuk. Ternyata Ratih, menanyakan apakah aku sudah tidur. Aku pun membalas pesan Ratih. Ternyata Ratih merasa kedinginan dan tidak enak badan. Untung aku selalu membawa p3k kemanapun aku pergi, aku menawari Ratih obat dan kemudian mengantarkan ke kamarnya. Wajah Ratih memang terlihat pucat, badannya juga terasa sangat dingin. Mungkin dia masuk angin ketika tadi pergi keluar. Karena jaket yang dikenakannya pun tidak cukup tebal, yang jelas membuat Ratih kedinginan.

Aku rebahan di samping Ratih, mengusap-usap kepalanya sembari menunggu dia tertidur. Tidak disangka, ternyata aku juga ikut tertidur. Sampai pada akhirnya, dering handphone-ku berbunyi, tanda telp masuk dari seseorang. Setelah aku cek, ternyata dari guide/Lo. Dia menanyakan apakah aku jadi ikut untuk menikmati golden sunrise di sebuah bukit. Karena kondisi Ratih yang tidak memungkinkan, akhirnya terpaksa aku membatalkan rencana tersebut. Aku kembali tidur di samping Ratih sampai kurang lebih jam 5 pagi. Aku terbangun ketika Ratih tidak sengaja memercikkan air ke arahku, ternyata dia baru selesai mengambil wudhu dan hendak melaksanakan shalat Subuh.

Setelah Ratih selesai shalat Subuh, aku menanyakan kondisinya. Ternyata sudah membaik, dan aku cukup bersyukur. Setelah itu kami mengobrol sejenak dan kembali ke kamarku. Karena acara dimulai agak siang, pagi itu kami pergi jalan-jalan ke beberapa tempat. Menikmati suasana pagi yang sejuk, lebih tepatnya dingin yang menusuk tulang. Setelah jalan-jalan, kami kembali ke penginapan dan sudah tersaji sarapan yang memang disediakan untuk kami.

Di hari itu, acara utama yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Banyak sekali orang-orang yang datang, mulai dari warga lokal, pedagang, turis lokal dan juga turis mancanegara. Aku sebagai tamu VVIP bersyukur karena dapat menyaksikan secara langsung dan begitu dekat setiap prosesi adat yang dilakukan, tanpa berdesak-desakan. Yang sangat disayangkan adalah, warga lokal sendiri tidak dapat mendekat ke lokasi prosesi inti karena dibatasi oleh pagar, dan hanya orang yang memiliki free pass yang dapat masuk ke area tersebut. Meski begitu, mereka tetap bisa melihat dari jarak yang agak jauh secara berdesak-desakan. Dalam pandanganku. acara ini bertujuan komersil semata. Karena warga lokal sendiri tidak dapat menikmati secara maksimal setiap prosesi adat yang dilaksanakan. Padahal adat yang dilestarikan seharusnya dimulai dari warga lokalnya terlebih dahulu, bukan dari turis ataupun tamu.

Hari itu pun aku dan Ratih telah selesai menikmati acara utama. Rencananya, kami akan pulang di sore itu juga. Tetapi karena jalanan yang masih padat dan rasa lelah yang masih menghinggapi, kami memutuskan untuk menginap lagi semalam, dan baru kembali di pagi hari. Beruntungnya fasilitas penginapan bisa digunakan sampai esok hari, jadi kami tidak perlu menambah biaya lagi.
Bersambung...
Jangan lupa simak kisah ane yang lain...
 
ane salut sama ente suhu , staycation sama cewe pesan beda kamar dan ga grasak grusuk , kalo ane sih ga pake lama langsung exe , hehehehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd