Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT This is Destiny

Bimabet
Come on.... gak sabar nunggu konflik kk berade. Ato akan ada kejutan laen nya..
 
wah moga andri bukan cowok bangsat yg ujungnya bs kayak ben ya... asli feeling serasa diaduk suhu.. :galau:

:tendang:


but overall nice story suhu zhu :beer:
asli serasa diaduk2 perasaan ane abis baca karya suhu

#arghh :marah:
 
wah moga andri bukan cowok bangsat yg ujungnya bs kayak ben ya... asli feeling serasa diaduk suhu.. :galau:

:tendang:


but overall nice story suhu zhu :beer:
asli serasa diaduk2 perasaan ane abis baca karya suhu

#arghh :marah:

hahaa thx suhu.. semoga up lebih cepat ya.. kemungkinan besok Update
 

Chapter 36


Sudah satu minggu berlalu, begitu juga andri di rumah ini. hari ini rendra pergi untuk mengambil hasil test nya lolos atau tidak lewat jalur beasiswa, vivi tau mata andri tetap tertuju ke buahdadanya, vivi pun mencari pakaian yang lebih besar, tetapi tak ada dan semuanya pas di tubuhnya.

"dari tatapan kak andri kayaknya ada maksud tertentu, duh.. gimana nih" gumam vivi ragu keluar kamarnya. Tapi rasa hausnya tak tertahan, dengan mengendap-endap menuju dapur.

"ngapain kamu?" tegur andri yang keluar dari kamarnya, vivi pun bersikap seperti biasa. Ucapannya berubah seketika dengan panggil lebih halus.

"ngak kak.. hehe kaki keram" ucapnya dengan senyum,

"Ouhh..." andri pun mendekati vivi perlahan dengan tatapan tajam, vivi pun berusaha tenang. Dan mengambil ancang-ancang.

"kenapa?" andri mendekati vivi sangat dekat, vivi hanya geleng-geleng. Di tariknya tangan vivi sampai berdempetan dengan tembok, di tahannya kedua tangan vivi. Secara reflek vivi menendang selangkangan andri, tetapi relfek andri lebih cepat dengan mengapit kakinya.

"kenapa sih galak banget, kalau lo galak yah semakin gue bikin lo seperti orang asing di sini selama ada gue" bisiknya sambil mencium aroma leher vivi.

"kak lepasin.. " ucapnya merasakan sesuatu.

"jawab dulu " andri terus mengendus leher vivi, membuat vivi agak terangsang. Cengkraman tangannya lebih keras di banding rendra. Membuat vivi tak berkutik.

"lo punya niat jahat sama gue,," ucap vivi berusaha mengindar dari endusan andri.

"ahh masa" ucapnya di belakang kuping vivi.

"nggh ia.. gue bilangin ke rendra kalau macem-macem" ucap vivi berusaha melepaskan cengkaraman andri.

"ouhh bagus bilang aja, gpp" di tiupnya lembut dari leher sampai tengguk.

"ahhhh..." tanpa vivi mendesah saat udara dari hidung andri berhembus di tengkuk dan lehernya.

"hehehe.. gampang nafsuan ya ternyata, gue lepasin tapi jawab pertanyaan kakak ya" ucapnya dengan wajah ramah. Vivi hanya terdiam dan membuang muka saat wajah andri di depannya.

"lo dah ML sama adek gue kan? Jawab aja ia apa ngak.." andri sambil menghembuskan kembali di sekitar leher vivi.

"iaahh...eeghh" jawab vivi sambil menghindar dari tiupan angin mulut andri.

"udah gue duga haha.." andri pun lepasin cengkraman di tangan vivi, dan berjalan santai menelusuri tangga, vivi pun mengusap-usap lehernya yang merinding saat di tiup oleh andri.

"eerrrggh... ngeselin bangett.. ih" gerutunya kesal sambil mengelus-elus lehernya dan tengkuknya

"kok gue bisa desah yah hmmm.." vivi merasa aneh dirinya bisa mendesah hanya dengan tiupan di lehernya. Ia pun langsung ke dapur untuk minum, dan memikirkan apa harus bilang kejadian tadi ke rendra.

"uhmm kalau bilang, pasti rendra bisa berantem sama andri, dan andri bisa salahin gue jadi penyebabnya" gumam vivi dalam hati.

"tapi gue bilang aja kalau udah kelewatan" lanjutnya sambil menenggak abis jus jeruk di gelasnya.


***

Waktu semakin sore, tampak mobil sport rendra memasuki halaman, rendra pun membawa sebuah amplop besar dengan isi hasil test nya. Ia pun langsung ke kamar vivi.

"vi... bangun," ucap renda saat vivi memeluk boneka tertidur pulas.

"ngghh,, hm kamu.. gimana hasilnya?" vivi sambil kucek mata.

"Lolos" ucapnya senyum sambil mencubit pipi vivi.

"ouh, selamat yah" wajah vivi berusaha tersenyum, di peluknya tubuhnya pertanda ucapan selamat.

"iaahh.." rendra mengelus punggung vivi. Rendra pun langsung mencium bibir vivi dengan mesra dan menindihnya. Vivi pun sambil memejam kan mata membiarkan rendra melucuti pakiannya dan langsung memainkan tubuhnya, desah desah kecil menghiasi kamar vivi.


***


" suara apaan ya.." terdengar dari kamar rendra, andri pun menelusuri sumber suara, dan alhasil andri menemukan sebuah lubang kecil, di koreknya sedikit yang ternyata di sumpal kain kecil. Andri pun mengintip. Terlihat vivi sedang di doggy menghadap ke arahnya dengan buah dada yang bergoyang,

"wahh bodynya mantab" andri pun terus mengintip rendra yang sedang menghujam kontolnya dengan cepat. Dan tak menyadari di balik dinding andri sedang mengintip mereka berdua.

"wah cari mau rasain tuh body" mata andri menatap tajam tubuh vivi yang sedang bergoyang, hampir 30 menit lebih, terlihat tubuh vivi mengejang dengan posisi di tindih, samar-samar rendra pun klimaks dan menyemburkannya di belahan memek vivi. Rendra pun langsung memakai celananya dan meninggalkan vivi yang masih terlentang. Dengan cepat andri kembali ke balkon kamar menghisap rokok.

"beuh.. ada orang ternyata" ucap rendra sambil membenarkan celananya. Andri pun seolah tak tau terjadi apa-apa.

"gimana hasilnya lo masuk?" ucap andri santai.

"yoa.. minggu depan terbang buat urusin lagi disana" ucap rendra santai sambil beresin berkas-berkasnya.

"oooo.. baguslah.." jawabnya sambil kembali menikmati rokoknya. Andri kembali bersantai sambil menghisap rokoknya.


***

Makan malam pun tiba, andri selalu memperhatikan buah dada vivi yang memakai baju tidur yang agak ketat. Vivi tak hiraukan tatapan andri dan menikmati makan malam. di sela-sela makan malam, rendra memberitahu hasil test nya dan akan berangkat minggu depan ke ausy. Vivi hanya terdiam mendengar ucapan rendra.

"andri kamar bawah kamu yang tempatin, udah di rapihin.." ucap om hen.

"bareng rendra juga gpp pa.. kan kamar andri dulu di atas juga" ucapnya kembali menghisap sebatang rokok.

"kasian rendra sempit loh, kalian bukan anak kecil tidur berdua." ucap om hen.

"gpplah, sesekali, lagian kan rendra bisa ke kamarnya ceweknya" celetuk andri dengan santai. Sambil melirik ke arah vivi, vivi pun menatap andri dengan kesal. Andri hanya tersenyum melihat vivi dengan wajah seperti itu. Selesai makan andri pun memilih ke halaman belakang sambil menghisap rokok.

"ma.. kayaknya andri curiga kalau vivi sama rendra udah gituan" ucap om dengan tatapan serius ke tante nia.

"iah... duh. Makin takut deh kalaaau....."

"jangan berlebihan ah.. andri udah punya pacar juga..dah dah." Ucap om hen sebelum tante nia mennyelesaikan ucapannya.

"iah iah.. semoga aja" tante nia dan om hen kembali ke ruang tengah untuk bersantai.


***

"cewek yang menarik, wah gue kok jadi nafsu ya sama tuh si vivi" andri terus menghisap rokoknya sambil memikiran tubuhnya vivi saat bermain sama rendra.

"jadi mau cicipin tuh pussy si vivi " di hembuskan kembali asap rokok dari mulutnya, andri pun memikirkan sesuatu.

"kamu kuliah aja vi.. " ucapnya rendra sambil membelai rambut vivi sambil berjalan ke arah ruang tengah.

"uhm.. mau tapi aku gak enak bilang ke tante sama om hehe" ucapnya pelan.

"mau kuliah jurusan apa?"

"hehe jurusan kedokteran, tapi pasti mahal banget itu hehe.." ucapnya ragu ke rendra.

"ouh,, aku bilangin oke. papa mama pasti gak keberatan kok. aku jamin" rendra memasang wajah senyum lebar di depan wajah vivi.

"uhhmm"

"senyum dong.. "

"iaah" ucapnya senyum melihat wajah lucu rendra yang tersenyum lebar. Sambil bergandengan tangan vivi dan rendra ikut bersantai dengan tante nia dan om hen.

"vivi pamit ke wc ya.. mules hhe" ucapnya sambil berjalan meninggalkan ruang tengah menuju wc.

"maa paa.. vivi bilang dia mau masuk kedokteran, tapi gak enak bilang ke papa mama" ucap rendra santai.

"kenapa gitu?" tante nia langsung menoleh kea rah rendra.

"entahlah..malu ma, kan kuliah jurusan kedokteran biayanya mahal." Ucap rendra

"ouhh ituu.. nanti kita bahas tunggu vivi balik ke sini." tante nia kembali menonton dvd, tak ada komentar dari om hen.


***

"aahh dia lagii" gumam vivi dalam hati berpapas dengan andri yang berada di dapur. Andri yang menyadari kedatangan vivi tersenyum lebar dan kembali mendekatinya.

"wah wah.. "

" misi kak " vivi pun dengan sengaja menginjak kakinya andri.

"aaahhh.." teriak kaget vivi saat tangannya andri meremas pantatnya, ia pun langsung menatap tajam andri dan kembali mendekati andri.

"jangan kurang ajar ya.. " ucap vivi geram sambil tunjuk kewajah andri.

"ohh ya?" di tepisnya tangan vivi sambil wajah andri menatap dekat vivi, vivi pun tak kalah menatap kesal kea rah andri. Andri diam-diam mendekati bibirnya ke vivi.

"plaakkk..... " tamparan keras di pipi andri,

"di bilang jangan macem-macem.." dengan kesal vivi segera meninggalkan andri dan menuju wc,

"fuck, baru kali ini gue tampar sama cewek, aaahhh" gerutu andri kesal, tak lama vivi pun keluar dari wc dan andri masih berdiri tempat yang sama. Dengan wajah cuek vivi melewati andri yang sedang berdiri.

"Paaaakkkkkkk" di tepuknya kembali pantat vivi, andri tersenyum saat vivi menoleh ke arahnya dan memasang wajah seperti menantang vivi.

"eerrrhhh" di tariknya kerah baju andri.

"lo pikir gue gak berani sama lo? Lo belum kenal sama gue." Ucap vivi kesal dengan wajah penuh amarah. Di tepisnya tangan vivi.

"fucking bitch, lo yang gak tau siapa guaa,lo numpang disini ya kan?" ucap andri tak mau kalah.

"iaa emang, terus lo bisa seenaknya gitu?" nada vivi meninggi.

"ya lah, lo Cuman numpang" nada andri pun ikut meninggi.


***

"viiii...viii" panggil rendra yang suaranya semakin dekat, vivi pun menurunkan nada bicaranya.

"awas aja macem-macem" ancam vivi sambil meninggalkan andri.

"tunggu tanggal mainya, gue bikin lo minta ampun sama gue." Gerutu andri kesal sambil melihat langkah vivi.

"ohh di sini, aku kira kamu di kamar" ucap rendra berpapasan vivi di ruang makan.

"di tunggu papa mama, mau ngomong sesuatu tuh" vivi berusaha meredakan amarahnya agar tak di ketahui rendra apa yang terjadi. Vivi dan rendra pun duduk bersampingan di ruang tengah.

"vii.. kamu mau kuliah?" ucap tante nia membuka pembicaraan.

"iah tante.. tapi masih pikir-pikir"

"owh jurusan apa?"

"annu, kedokteran tante.. tapi" ucapnya vivi ragu.

"tapi apa?"

"ituu iah tante.. heeh tapi vivi tau diri kok.. hehe, " ucapnya sambil menunduk.

"loh kok kamu ngomong gitu.. tante dah anggap kamu anak tante. Jadi kalau mau apa-apa bilang, kamu disini udah 3 tahun masih canggung gitu" ucap tante nia senyum.

"tapi.."

"soal biaya, itu tak sebanding apa yang lakuin di keluarga ini vi.." tante nia berdiri dan pindah duduk di samping vivi.

"duit segitu masih kecil untuk sesuatu yang besar vi.. oke" tanganya tante nia membelai lembut tambut vivi, vivi menatap wajah tante nia dengan senyum.

"iah tante.. terima kasih " ucap vivi dengan senyum lebar.

"besok kamu antar daftar ya ren, " ucap tante nia dan kembali ketempat duduknya sambil menonton kembali. Rendra pun menarik tangan vivi dan pamit ke tante nia dan om hen.


***

"ihh kamu ahh, malu tau...hmm" ucap vivi sambil memanyunkan bibirnya sambil berjalan ke ruang makan.

"hehe... yang penting kan mama setuju dan gak keberatan kan?" di rangkulnya rubuh vivi, di belainya lembut rambut vivi. Bibir mereka pun saling berciuman mesra.

"kamu pakai bodystocking lagi dong sekarang , aku lagi pengen liat kamu kayak gitu ya ya" bisiknya sambil meremas buahdada nya

"ihh,,tapi ada kakak kamu"

"diem-diem aja oke.. jam 10an, bearti 1 jam lagi aku ke kamar kamu" anggukan kecil dari vivi menuruti kemauan vivi, vivi pun segera kekamarnya, sedangkan rendra memilih bersantai sambil menunggu jam 10. Vivi pun langsung mengganti pakiaannya dengan bodystocking yang kemarin ia pakai.


***

"tumben nih bocah belom masuk ke kamar," andri yang penasaran pun meningtip ke lubang di dindingnya lagi, ia pun terkejut saat vivi memakai bodystocking pas di hadapannya dan memakai baju tidurnya kembali. Andri memperhatikan lekuk –lekuk tubuh vivi. Tak lama rendra pun masuk langsung menindih vivi.

"shit,"gumam andri ketika rendra mematikan lampu kamar vivi, dengan samar-samar melihat bayang-bayang rendra yang kembali menindih vivi. Andri pun menyudahi mengintip vivi dan rendra, kembali ke balkon depan kamar dan memilih menghisap rokok.

Di dalam kamar rendra terus menghujamkan kontolnya dengan cepat, desah vivi tertahan agar desahnya tak terlalu terdengar dari luar, lenguhannya membuat rendra semakin bernafsu. Berbagai posisi di lakukan dari doggy style, cow girl, dan sebagainya.

"aaaahh..crroottt.. crrottt" rendra mengocok kontolnya di wajah vivi, spermanya keluar membasahi vivi yang terlentang lemas. Di oleskannya ke seluruh wajah vivi, wajah nya yang sayu terlihat sangat lemas. Waktu pun menunjukan jam setangah 12 malam. rendra pun meninggalkan setelah merapihkan pakainnya menuju ke kamarnya.

"manteb ya.." ucap andri yang tahu rendra pintu kamarnya pelan-pelan,

"apaan?" rendra tekerjut andri belum tidur.

"bodynya vivi.." ucapnya mematikan puntung rokoknya. Rendra terdiam sejenak sambil melihat kearah lubang di dinding tak tertutup rapat dan melirik kembali ke andri.

"lo ngintip?" ucap rendra

"ya lah suara desahnya sampai sini," rendra pun benar-benar lupa karena suara dari kamar vivi pasti terdengar dari kamarnya.

"manteb juga body si vivi" tawa andri sambil melihat tingkah rendra yang terdiam sejenak.

"besok gue pindah ke kamar bawah deh.. biar kagak ganggu" wajahnya senyum melihat rendra agak gugup.

"slow gue bisa jaga rahasia kok..." di tepuknya tangan bahu rendra, andri pun langsung merebahkan tubuhnya. Rendra pun mengintip ke lubang, vivi sedang membuka bodystocingnya dan menuju ke kamar mandi. Rendra kembali menyumpal lubang itu dengan kain kecil lagi,


***

Vivi pun bangun seperti biasa, di lihatnya andri buru-buru keluar halaman dan menaiki mobil.

"bi inah.. tuh si andri kemana?" ucap vivi penasaran.

"hmm katanya sih jemput pacarnya non, di bandara kalau gak salah" bi inah kembali melanjutkan kegiatannya, vivi pun membantu bi inah seperti biasa membuat sarapan.

"pagiii..." ucap rendra sambil peluk mesra tubuh vivi dari belakangg.

"ihh bau jigongggg" ucap vivi sambil melanjutkan cuci piring,

"nanti siang jadi kan antar aku?" anggukan kecil rendra, sambil terus memeluk mesra vivi dari belakang.

Siang Pun tiba, vivi bersiap-siap untuk mendaftar . ia pun menunggu depan rumah. Pandangannya tiba-tiba tertuju wanita tua bersama anjingnya masuk ke rumah yang percis samping rumah rendra, rumah yang tak bertingkat dengan halaman cukup luas.

"yuk berangkat" ucap rendra yang di samping vivi.

"enggh ia iah" vivi pun segera masuk ke mobil, sambil terus memandangi wanita tua yang duduk bersama anjingnya di halaman.

"liatin apa vi?"

"ehhm itu.. aku baru liat wanita tua di sana" sambil unjuk wanita tua bersama anjingnya.

"ouhh,, itu kata pak agus sih belum lama dia disini lagi main ke rumah anaknya, tapi sendirian terus di rumah cuman anjingnya yang setia temanin dia" ucap rendra sambil senyum, vivi langsung teringat kampung halamannya. Teringgat kedua orang tuanya, vivi kembali mengingat kembali perkataanya kedua orang tuanya. Perjalanan tak terlalu jauh karena 30 menit dari rumah,Sampailah mereka berdua, segera mengambil formulir pendaftaran

"kok benggong vi?" ucap rendra saat vivi melihat lembaran kertas.

"uhm.. ini total biaya perkuliahan ehehe" vivi menunjuk angka senilai 100jt lebih.

"yah kenapa emang.. dah yuk.. kamu masukin formulirnya" ajak rendra saat vivi selesai mengisi formulir, dan serta ikut test kesokan harinya. Vivi dan rendra memilih jalan-jalan ke mall.


***

"beli lagi yuk yang model lain" ucap rendra saat melewati toko pakaian yang dulu ia lewati.

"ihh yang satu aja belum ke pake aahh"

"hihi jangan bodystocking aku mau kamu pakai lingerie" rendra meremas lembut pantat vivi.

"iah ngak ngak..." ucap rendra saat tak ada respon dari vivi, ia pun memilih berkeliling melihat-lihat. Rendra rasanya ingin membelikan sesuatu yang berharga. Tapi vivi seperti tak tertarik sama hal yang mahal-mahal.

"kamu gak tertarik gitu beli apa?" ucap rendra sambil menggengam erat tangan vivi,

"ngak hehe, beli ice cream yuk" sesampainya vivi mengeluarkan uangnya sendiri tanpa bilang minta traktir. Rendra tersenyum sendiri melihat sikap vivi, bertapa beruntungnya ia memiliki vivi. Rendra menurunkan tangannya yang hendak membayar walau tak seberapa.

"aku aja, ssttt" tatapan tanpa ekspersi dari vivi, rendra pun membayarnya. Di gengamnya kembali sambil berkeliling kembali di mall. Perempuan yang sangat sederhana dan tidak neko-neko.



to be continue...
 
Wah parah nihhhh kakakx sih rendra
Jgn terlalu binal suhu yah

Yg penting endibngx di tunggu vivi dab rendra nikah
Makssih udh update
 
Penasaran sama lanjutan nya,
Bisa duel bertiga nih ama pacarnya andri
Atau sekalian ber enam aja
:pandaketawa:

Lanjut :beer:
 
Wah parah nihhhh kakakx sih rendra
Jgn terlalu binal suhu yah

Yg penting endibngx di tunggu vivi dab rendra nikah
Makssih udh update

haha ok stay aja ya suhu, semoga updatenya cepet.

wahh si Andri bisa khilaf tuch di suguhin terus-terusan:D

hahaha kucing di kasih ikan asin, siapa yang gak mau//

Nice update nih...hadeuh konflik baru nih sama hadirnya Andri

haha di tunggu updatenya suhu
 
Bimabet
mantap suhu,,,
vivi hati2! jng smpe di obok2 c andri.... piss
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd