Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Super Group

Wah kyknya mantap ni.. ayo suhuu lanjut pgn tau kegatelan bu ninin jg hehe
 
Wajahnya bagas ngeselin :stress: tapi ratu sama felicia oke juga :hore:

Tembok besar, suara dentuman keras? Akankah ada sosok titan atau buto yg muncul dalam cerita? :bingung::bingung:
 
Book II : Intan Hitam Yang Terbengkalai part I

Suara telinga yang masih berdengung, deruh nafas tergopoh-gopoh, dan dahi yang bercucuran keringat dingin begitulah nasib bagas yang baru saja mengalami peristiwa aneh yang baru saja menimpanya itu. Efek getaran seismik hebat itu rasanya seperti baru saja mengocok-ngocok isi perut aceng dan dia pun tak segan memuntahkanya dihadapan jonah dan bagas. Sementara itu jonah yang pada saat itu masih dapat berdiri tegak memperhatikan asap hitam nan pekat dari arah kawasan bukit hijau yang terletak jauh dari tembok yang menjulang tinggi itu. Tepatnya berada di dalam kawasan konstruksi yang tak ada rangka bangunan sama sekali itu. Sedangkan anggota TNI yang memperingatkan mereka tadi, sedang sibuk berbicara dengan handy talkynya , seolah-olah ada peristiwa genting yang baru saja terjadi. Kondisi jalanan yang masih ramai dengan pengendara motor dan mobil itu pun mendadak menjadi heboh. Supir truck pengangkut bahan material berhamburan keluar dari mobil, Begitupula dengan warga setempat yang sedang melintas di jalan raya itu. Ada yang masih tengkurap, ada yang sedang tiduran lemas, dan ada juga yang sedang pingsan.

“HEII...” Sahut anggota TNI yang sedang berada diatas post itu yang memberi isyarat kepada aceng,bagas, dan jonah untuk segera pergi dari sini.

“e dia menyuruh kita pergi lagi kah?” Ujar jonah sambil memperhatikan anggota TNI yang nampak panik itu menyuruh mereka untuk cepat pergi dari spot mereka.

“Hahh-Hahh- Anjiss gak kuat berdiri gua” Respon tanggapan aceng yang sedang ngos-ngosan sambil memperhatikan prilaku aneh dari anggota TNI itu yang sedang kerepotan menyuruh mereka untuk pergi.

Dan tiba-tiba saja anggota TNI itu mengarahkan senapan laras panjangnya kearah spot mereka sebagai bentuk ancaman.

“Woi-woi anjeng-anjeng!! kita mau di tembak cuk” Sahut bagas yang panik dan di respon oleh aceng yang tiba-tiba saja mendadak menjadi sehat untuk melangkah kaki seribu bersama jonah dan bagas.

Tak lama setelah itu mobil patroli TNI pun menyisir tempat lokasi dimana tiga sekawan itu berada sambil membunyikan sirene peringatan. Tidak hanya satu mobil saja tapi membawa beberapa mobil kap terbuka starda triton dan mobil ambulance untuk evakuasi korban yang sedang melintas di jalan raya itu. Sementara itu , Karena takut di tembak oleh anggota TNI yang sedang berada di menara pengawas tadi membuat tiga sekawan itu pun langsung berlarian masuk kedalam gang , tak tau kemana gang itu membawa mereka bertiga pergi? Semakin menjauh dari tembok itu semakin baik meski aceng tak kuat lagi berjalan, tapi dia terus berusaha menyusul jonah dan bagas yang sedang berjalan terburu-buru itu. Sampai akhirnya ketemulah sebuah jalan besar kearah kampung yang nampak asing bagi mereka dan kebetulan saat itu juga ada tempat beristirahat yang pas bagi tiga sekawan itu yang sedang kelelahan , yaitu rumah makan sunda.

Di lain tempat...

“Rsst-Rstt”
Bunyi suara rengsek dari handy talkie

“Rsst-Sean mereka sudah pergi?-Rst-Rst” Suara seorang wanita di handy talkie milik anggota TNI yang memperingatkan tiga sekawan itu tadi.

“Iyah sayang mereka sudah pergi , masuk ke gang” Respon balas sean yang sedang memperhatikan gapura akses jalan masuk kedalam gang sempit

“Gimana keadaan disana sayang? Kamu enggak apa-apa kan? ” Sambungnya lagi

“-Rstt-Alhamdulilah syukurlah kalau mereka udah pergi , aku enggak apa-apa kok hehe –Rstt- kan udah aku bilang tadi, aku lagi di lab-Rst-Rst- hehe kamu manis deh kalo lagi panik begitu tadi, makasih yah sayang” Respon tanggapan dari wanita itu

“Ya-yah Paniklah kita berdua kan sebentar lagi mau Nikah” Respon balas sean dengan nada suara tegasnya itu namun terdengar gugup.

“.....”

“-Rsst- 2 reaktor ada yang meledak saat uji coba tadi, aku dengar itu dari Viena –Rst-Rst- ada sekitar ratusan orang yang terjebak didalam sana -Rsst-Rsstt-....” Ujar wanita itu di handy talkie dengan intonasi nada suaranya yang terdengar murung itu.

“....”

“Hiks~HikS~ ahhrh....Maryam dan Yanto ada disana, mereka sedang berada di ruang kontrol sean...Hiks~Hiks~Ahhrhaaa” Sambungnya lagi dengan nada suaranya yang sedang merintih itu

“....” Respon sean yang hanya bisa terdiam saja sambil memperhatikan orang-orang yang sedang di evakuasi dibawah sana.

“-Rst-Rstt-Mereka sudah terkena paparan radiasi 500 SV~ahrrh~Hiks~Hiks......Ahrrrhhh~hu~huu” Ujar wanita itu yang semakin menangis meringkik membayangkan sesuatu mengerikan yang terjadi pada teman baiknya itu.

[500 SV= 500 Sieverts lebih besar dari paparan radiasi nuklir di chernobyl ]

“ 5 hari lagi nana ultah sean, aku enggak tau harus ngomong apa? Kalau ibunya sekarang sedang berada di lapisan kerak bumi~Aharrrh~Hiks~Hiks aku capek sean, aku mau berhenti~Hiks~Hiks~hu~huuu aku mau berhenti ahhrr-ahhrr aku nyesel-nyesel bangett “ sambungnya lagi tersenguk-senguk

“Aku butuh istirahat, aku kesana temani kamu” Ujar sean yang tak bisa meninggalkan kekasihnya yang sedang di rundung duka itu.


Sementara itu di lain pihak...

Saat itu rumah makan yang sedang menjadi destinasi tiga sekawan itu sedang dalam keadaan yang ramai. Banyak anggota polisi yang sedang duduk makan siang. Salah satu diantara mereka ada yang mengejek jonah karena wajahnya yang seperti preman itu, di tambah lagi dengan luka codet di wajahnya itu yang sudah cukup mengeluarkan aura kesangaran jonah. Anggota polisi itu menyangka kalau jonah adalah seorang gembong narkoba. Tapi rasanya itu hanya menjadi objek guyonan mereka saja, saat Aceng dan bagas melihati sekawanan anggota itu yang sedang tertawa terbahak-bahak.

“Udeh jon santai aja heuheuehue” Ujar aceng menepuk-nepuk pundak jonah yang kekar itu

“Sudah biasa aku Nigga!! Di kampung kami ada orang begini besoknya kami datangi rumahnya” respon jonah menyantap nasi dan tak bisa berhenti mulutnya mengunyah aneka ragam makanan yang dia ambil.

“Terus diapin jon?” Tanya bagas penasaran sambil melirik nafsu rakus makan jonah yang hampir membuatnya mual itu.

“Kami seret ke tengah jalan, habis itu kami panah atau tombaklah itu kepalanya” respon tanggapan jonah dengan wajah datarnya itu.

“Ah!! Ngeri kali itu kampung loe jon” respon bagas yang tak bisa membayangkan jika dirinya satu nasib dengan orang yang disebut oleh jonah.

“Eh itu rame gitu pada ngapain yah? Gue penasaran deh pingin tanya suara yang tadi itu apa? Pada penasaran ga?” Tanya aceng mengalihkan topik pembicaraan ke topik yang lebih penting

“Ah loe aja yang nanya” Respon tanggapan bagas tak mau ikut campur dan merasa takut menanyakan hal itu ke anggota yang berseragam itu. Karena dirinya juga masih dalam keadaan trauma terkena musibah misterius tadi dan di tambah lagi dengan peristiwa seorang anggota TNI yang pada saat itu mengarahkan senapan laras panjangnya ke arah mereka.

“TSK!! Masa gua yang nanya?” Respon balas Aceng tak ada nyali

“Jon? Hehe!!” Sambungnya lagi cengar-cengir melirikan matanya ke arah jonah

Jonah pun meratapi anggota polisi itu yang sedang duduk mengobrol-ngobrol selama hampir 5 menit, sampai membuatnya harus berkeringat dingin tanpa alasan. Sementara itu Bagas dan aceng yang pada saat itu sudah selesai makan, melihat tingkah aneh jonah yang sedang melamun seperti itu. Sehingga membuat bagas dan aceng pun sempat memanggilnya beberapa kali.

“Oi jon, nape loe?” Tanya aceng

“OI JON-jonah? OI? “ Tanya bagas

“.........” Jonah yang tak merespon sepatah atau dua kata dari bagas dan aceng

Semakin lama nafas jonah semakin berat kedua bola matanya berair dan tak berhenti melototi sekumpulan anggota polisi yang sedang duduk bersantai itu. Rasanya prilaku jonah yang melamun tak normal itu membuat bagas dan aceng gelisah. Takut apabila temanya itu sedang kerasukan makhluk halus dan pada akhirnya memancing salah satu anggota polisi yang merasa ratapan mata jonah itu seperti ancaman.

“Eh itu temanya kenapa? Melototi kami?” Tanya salah satu anggota polisi yang merasa tak nyaman

“Mau cari gara-gara yah kal-“ Ucap anggota itu terpotong saat....

“DUG!!!” tiba-tiba saja jonah langsung pingsan dan wajahnya jatuh kebawah terbentur oleh piring makanya sendiri

“JON ASTAFIRLAH!!” Sahut panik bagas saat melihat kawanya itu tiba-tiba pingsan

“Itu teman kamu make yah?” Tanya anggota polisi

“Enggak tau pak!! Ini tau-tau langsung pingsan begini” Respon balas aceng yang panik tapi tak bisa berbuat apa-apa selain melihati kondisi jonah yang sedang pingsan itu.

“WOIII!! Ncek, bantuin anjing!!” Sahut Bagas yang cepat merespon mengangkat tubuh berat jonah yang sebentar lagi akan terhuyung jatuh dan meminta bantuan kepada Aceng yang saat itu masih terdiam shock melihati kawannya itu yang sedang pingsan dan selanjutnya aksi cepat tanggap dibantu oleh anggota polisi itu yang membopong tubuh berat jonah hingga di respon oleh teman-temanya.



Sesampainya di rumah KKN...

“Pak sumpah kami enggak make” Ujar Aceng yang di hadapan 4 orang anggota polisi yang sedang meng kerubunginya.

“Bapak geledah saja rumah kami , kalau jonah emang make bawa saja pak” Timpali bagas

“Itu teman kalian terus kenapa? Panasnya tinggi sekali , nafasnya juga ngos-ngosan seperti orang sakaw saja” Tanya salah satu anggota kepolisian 1

“maneh teh teu usah macam-macam lah hidup di mari” timpali anggota polisi ke dua yang perutnya tambun

“Coba bapak periksa saja darah teman saya, bawa ke lab saja kalau emang dia make yah udah bawa aja pak!! kalau dia enggak make terus sakit beneran gimana pak?” Kata Aceng yang mulai berani dengan pikiran logisnya itu

“Saya kenal pak badhurn kepala desa disini, kalau mau aman ser-seran dulu hehe” Ucap anggota ke 3 sebagai bentuk tekanan pskis

“Taaa!! Serserana , duit rokoknya kalau mau aman mah” Timpali anggota 2

“Bapak minta berapa?” tanya aceng setuju dengan tawaranya itu sebagai jalan pintas agar problematik ini cepat selesai

“Per anak 200 rebu aja deh heuehuehu” Respon tanggapan anggota ke 2 sambil cengar-cengir

“Buset banyak amat pak? 200 rebu aja deh saya ada” Respon balas aceng yang tak setuju dengan tawaranya itu

“Tambah 100 per anak deh hehe, tadi kan pakai mobil patroli antar kemari” Ucap anggota pertama yang sontak langsung membuat kedua bola mata aceng terbuka lebar

“Apa-apain nih pak? Bapak meras kami? Make juga kagak pak, nolong itu yang ikhlas pak!!” Sahut ketus Bagas yang darahnya sudah mendidih

“Eeeeeee si koplok teh berani , nanaon maneh berani sama aing? Sudah di bantu juga ” Respon anggota ke 2 yang melototi Aceng hingga membuat nyali sang perjaka itu pun langsung menciut.

“Iyah tapi yang ikhlas dong pak!! Masa bapak minta-minta begitu sama kami anak kost?” respon bagas dengan kesal karena keterbatasan uang bulananya yang tak inggin dia buang-buang untuk hal yang tidak penting ini.

“kasihkan saja Aceng dan bagas!!” Sahut suara jonah yang muncul dari balik pintu, dia berjalan terhuyung-huyung menghampiri kawanya itu.

“Aku ada 300, kita Patungan saja “ Imbuhnya lagi

“Eh, jon loe gak apa-apa?” Tanya bagas yang kaget melihat jonah yang sedang bermandikan keringat dingin itu lalu menghampirinya bersama dengan Aceng.

“Polisi yang gendut itu kalau kita bahas soal bunyi suara yang berasal dari konstruksi tadi, dia tidak segan narik pistol” Ujar bisik jonah saat aceng dan bagas menghampirinya.

“Serius loe? Gimana loe bisa tau jon?” Bisik tanya aceng penasaran dengan wajah shocknya itu

“Tolong percaya sama aku!!” Respon tanggapan jonah mencengkram lengan Aceng gemetaran lalu menatap kedua bola matanya dengan tatapan tajam , sehingga membuat sang perjaka itu pun bertanya-tanya apakah ini jonah? Karena persona nya sangat jauh berbeda daripada jonah yang biasanya.

“Kami tunggu disini yah” Sahut anggota polisi itu di teras depan rumah

“Sebentar aku ambil uangnya dulu” Ujar jonah berjalan terhuyung-huyung menyisir tembok ruangan.

“Duit bulanan gua cuman sejuta lagi Ncek!! Ah taik deh” bisik bagas dengan suasana hatinya yang dongkol itu, lalu menyusul jonah yang sedang berjalan merapat ke tembok.

“Udeh gue aja yang talangin!! Loe bilang si nigga istirahat aje” Ujar sang perjaka itu yang merasa di saat inilah dirinya di butuhkan.

Ada perasaan aneh yang membuat aceng harus mengklarifikasi tentang jonah, tapi kondisinya saat ini sedang dalam keadaan yang lemah. Sehingga dia tak bisa berbuat apa-apa selain menunggu dengan sabar sampai kondisi temanya itu pulih. Anggota polisi itu sudah pergi mendapatkan apa yang mereka ingginkan. Sekitar jam 7 malam seperti biasa wanita yang Aceng impi-impikan itu datang. Wanita itu menyempatkan berbicara akrab dengan aceng di teras depan rumah sambil membawa Iphone miliknya yang sudah di serah terimakan oleh Aceng tanpa mendapatkan imbalan balik. Sehingga membuat sang perjaka ini lemas, tapi dia tak sepenuhnya merasa merugi karena wanita itu masih berkesempatan mengobrol-ngobrol akrab denganya.

[Teu : Tidak]

“Pak bahdurn enak yah punya istri seperti ibu” Ucap aceng yang membayangkan jika dia menggantikan posisi pria itu

“Enaknya teh naon A? hehe” respon balas ibu ninin melirik aceng

“Yah enak aja bu, sudah cantik, baik...” Ucap aceng yang terhenti sejenak melirik body ibu ninin yang mengiurkan itu tanpa melanjutkan lagi kata kramat yang mungkin bisa saja membuat wanita itu tersingung

“Hehe terus terus? “ Respon balik wanita itu mendekati aceng yang membuat jantung sang perjaka itu berdebar-debar.

“Pinter masak , wangi lagi” Ucap sang perjaka yang sedang di mabuk kepalang itu saat mencium bau aroma wangi yang menyerbak dari tubuh wanita itu namun dia enggan untuk melanjutkan kata berikutnya.

“Hihi si AA teh bisa aja” Balas respon cekik ibu ninin yang sempat mendorong paha sang perjaka malu-malu kucing

“Pantes buatnya 5 kalau begini mah hehe” Sambung aceng yang sedang dalam keadaan bergairah itu melirik ibu ninin. tapi, tiba-tiba saja wajah ibu ninin menjadi sedih dan dia pun hanya diam saja.

“A-eh....” Sahut ibu ninin yang tak jadi mengeluarkan sepatah kata dan wajahnya yang murung itu seolah-olah mengekspresikan kesedihan yang amat begitu mendalam dan merasa dirinya tak pantas untuk mengumbar sesuatu yang bersifat privacy dihadapan pemuda yang baru di kenalnya itu.

“Eh? Kenapa bu? Maafin aku yah kalau salah ngomong” Respon Aceng saat melihat reaksi wanita itu yang nampak sedih dan mungkin ada perkataan yang salah darinya, sehingga membuat wanita itu menjadi kelihatan seperti baru saja di rundung oleh duka.

“Enggak kok A, enggak kenapa-napa hehe” Balas respon balik ibu ninin dengan senyuman yang seperti di paksa itu.

“Enaknya yah A jadi anak kuliahan, cita-cita ku pingin kuliah dulu, tapi teh udah keburu nikah sama si AA” Ucap ibu ninin

“Hehe ada enak sama gak enaknya bu kuliah, kok enggak minta aja bu sama pak bardhun? Jual tanah hehe kan tanahnya banyak” Balas respon Aceng

“Boro-boro A buat ninin kuliah, semua itu mah buat dia seorangan, buat nyaleg lagi A” Ucap balas ibu ninin dengan nada suara yang kesal

“Belum lagi buat si dona sama si nelly, aku mah apa atuh A!! habis manis sepah di buang kalo si AA teh udah nemu yang montok dikit mah” Gerutu ibu ninin yang menyebutkan istri-istri muda pak bahdurn itu.

“Buat kebutuhan ninin aja sering kurang, kadang ninin teh ngalah A , padahalan mah barang yang ninin mau palingan mah teu nyampe 200-300 rebu palingan-“ Ucap ibu ninin yang tak segan sharing soal kehidupan rumah tangganya

“Emangnya apaan aja bu? Hehe maaf saya enggak tau barang cewe, kayak make up begitu bu yah?” Respon balik aceng memotong pembicaraan ibu ninin yang sudah mulai terhanyut akan topik pembicaraan

“Yah itu salah satunya A, ninin mah pakai yang murah aja udah cukup kalau make up mah, kayak baju aja deh A , ninin mah enggak minta yang mahal-mahal koo A, palingan mah beli di pasar raya deket sini buat ninin teh udah cukup” Ucap ibu ninin

“ pas dapet Iphone dari si AA teh, ninin senenggggggg banget!! Teu pernah ninin dapat barang kayak begini, nyentuh aja teu pernah A, makasih banyak loh A hehe tapi ini teh ikhlas kan yah A?” Sambungnya lagi yang kemudian wajahnya menjadi cerah sehingga membuat sang perjaka yang tadinya merasa merugi menjadi senang.

“Ikhlas kok bu, aku ikhlas huehuehue” Balas respon aceng dengan suasana hati yang legowo

“kemarin malam teh ninin kepikiran mau balikin lagi gak yah ke si AA? Ini teh barang mahal , ninin jadi gak enak-“ Ucap ibu ninin sambil memasang wajah yang asam

“Ah udah!! Gak usah bu, buat ibu saja, duit mah bisa di cari bu buat beli yang baru heuehuehe” Respon balas Aceng yang memotong pembicaraan ibu ninin

“Anggap aja itu hadiah terima kasih dari aku, ibu udah masakin yang enak tiap malam hehehe” Sambungnya lagi

Ucapan sang perjaka muda itu membuat ibu ninin menjadi salah tingkah. Kerap kali ibu ninin memalingkan wajahnya karena sangking malunya dengan sang perjaka muda itu, yang menurutnya sosok kehadiranya lebih baik daripada suaminya yang menjengkelkan itu. Tidak tau kenapa hatinya menjadi sedikit bergejolak seolah-olah dia mengingginkan sesuatu yang lebih dari sekedar barang yang dia terima itu.

“Alhamdulilah , hatur nuhun yah A” Respon ibu ninin melirik aceng penuh harap

Saat itu kondisi pikiran aceng tak lagi mengarah ke pornografi , dia masih bertanya-tanya persoalan bunyi suara misterius yang berasal dari kawasan proyek itu. Karena ibu ninin adalah warga asli sini, sehingga inilah saat yang tepat bagi aceng untuk menggali lebih banyak informasi.

“Eh, bu siang tadi sempat dengar tidak suara dentuman dari arah proyek sana?” Tanya aceng mengalihkan pembicaraan

“Eungg!! Iyah-iyah gimana A? AA teh tadi tanya apa sama aku? ” respon balik ibu ninin yang sedang melamun

“Enggg!! Panggilna bisa enggak pakai ibu teu A? Ninin kok jadi merasa gimana gitu yah hehe” Sambungnya lagi

“Hueheuheu apa dong bu-eh? Gimana teh yah? Hehe” Respon balas aceng

“Ninin aja A hehe” Ucap bu ninin senyam-senyum dan sedang bergulat jemari karena malu

“Oke deh aku panggil ninin aja heuheue” Setuju aceng yang rasanya hatinya itu baru saja di tebari oleh bunga melati dan selanjutnya mereka berdiam saling senyam-senyum dan saling lirik-lirikan.

“Eh!! Bu-Ehhh Ninin sempat dengar suara dentuman gak tadi siang dari arah proyek sana? ” Tanya aceng agak sedikit canggung mengulangi pertanyaan yang sama.

“Ohhh iyah A suka kedengaran kadang-kadang , katanya si AA teh lagi mau bangun hotel cenah” Kata ibu ninin yang membuat insting tajam si perjaka tangguh pun bertanya lagi

“Keras gak suaranya bu? Eh ninin? Aku sama teman ku tadi sempat lewat sana , suaranya itu hampir membuat gendang telinga kami pecah, tanah aja sampai goyang loh bu ehhh ninin” Tanya aceng lagi penasaran

“Itu teh Naon sih A? ninin teh juga penasaran, setau ninin teh hotel cenah, teuing itu teh suara apa? “ Tanya balik ibu ninin yang semakin membuat si perjaka mengaruk-garuk pantatnya ikut bingung.

Dengan frekuensi suara yang seperti bom atom itu dan efeknya yang menguncang permukaan bumi. Membuat aceng pun curiga sebenarnya apa yang sedang mereka buat di balik tembok yang menjulang tinggi itu? Namun sayangnya dia tidak bisa menggali informasi lebih banyak saat berbicara dengan penduduk asli daerah sini. Karena keterbatasan informasi juga yang mereka cerna dari penuturan masyarakat sekitar atau mungkin false information yang di berikan kepada mereka. Hari pun sudah larut malam dan ibu ninin harus segera pulang , sebelum pamitan pulang ibu ninin pun berkata :

“AA besok pagi ninin masakin oseng-oseng toge nyak!! Lauknya teh ikan goreng” Ucap ibu ninin memberitahu menu sarapan untuk esok hari.

“Tapinya si AA teh makannya dirumah ninin aja yah, soalnya enggak enak ninin sama teman AA kalau bawain kesini buat AA seorangan” Sambungnya lagi karena tugasnya hanya meyiapkan makan malam saja dan selanjutnya membuat sang perjaka pun begitu girang setengah mati.

“Oke-oke bu-eh ninin heuheue besok aku kesana deh” Ujar aceng yang amat begitu girang

“Jam 9 an nyak hehe, tunggu si AA teh pergi kerja, teu enak nanti kalau makan bareng hehe” Respon balas ibu ninin senyam-senyum

“Oke ninin hueheuheu” respon tanggapan aceng tertawa girang tak sabar untuk hari esok

“Ninin tunggu loh A hehe” Respon balasan dari ibu ninin yang sedang senyam-senyum malu melirik aceng itu.

Ibu ninin pun sudah pulang, Namun perkataan terakhir dari ibu ninin itu mengatifkan kembali sensor pikiran pornografi si bujang ulung satu ini yang sedang termenung di depan teras rumah. Di dalam otaknya yang kotor itu dia berfantasi inggin merasakan kehangatan tubuh ibu ninin yang sudah mengocok isi otaknya itu. Mimpi tetaplah mimpi meski sekuat apapun fantasy liar aceng yang sedang membayangkan dirinya saat berduaan bersama ibu ninin dalam kondisi rumahnya yang sedang sepi itu. Meski begitu sang perjaka masih tetap optimis akan hal kotor itu terjadi padanya nanti.



Esok harinya pukul 07.00 pagi (hari ke 3 KKN)



ratu-45.png




ratu-chat-2.png




vompleter-2.png

ratu-62.png


Style fashion modern ala kekotaan celana jeans ketat robek-robek, jacket bomber kulit yang memamerkan pusar ratu yang tak terjaga itu membuat dirinya sempat di goda oleh sekawanan anak muda yang sedang nongkrong bermain gitar di depan warung. Begitupula dengan sahabatnya itu. Felicia. yang pada saat itu mengenakan tanktop di rangkap oleh jacket bomber berwarna pink, lengkap dengan bawahanya celana hotpants sehingga memancing birahi sekawanan anak muda yang melirik betapa mulusnya paha dan kaki felicia itu menjadi semakin berani mendekati mereka berdua.

“Mau kemana neng? Hehe” Tanya salah satu pemuda itu yang nekat mencegat langkah ratu dan felicia. Mata pemuda itu pun tak segan melirik kearah dada felicia dan kaki putih mulusnya itu sehingga membuat felicia merasa tak nyaman dan Pada saat itu juga ratu sempat sibuk dengan smartphonenya lalu.....

“Kang punten, Tau rumah ini gak kang?” Respon tanggapan ramah dari ratu yang menanyakan Rumah KKN itu sambil memperlihatkan foto rumah itu di layar smartphonenya.

“Di RT 10 kang, Deket sama warkop Jinny hehe” Sambungnya lagi memperjelas letak dimana rumah KKN itu berada sambil tersenyum manis

“Tu ihhh, udah gak usah” Bisik felicia yang merasa tak nyaman

“Iyah-iyah tau kalau ini mah neng!! Udah deket kalau dari sini mah, tinggal lurus saja neng nanti ketemu pertigaan belok kanan” Balas pemuda itu yang memberi arah dimana letak rumah itu.

“Atau mau saya antar kesana? hehe” sambungnya lagi sambil melirik tubuh molek ratu

“Boleh tapi akang aja yah yang antar kami hehe” Ujar balas ratu sambil tersenyum manis

“Nanti ada deh duit rokoknya dari aku, okay? “ Sambungnya lagi dengan intonasi nada suaranya yang terasa lembut di telinga pria itu.

“Oke-oke siap neng hehe, Hayuk saya antar kesana” Respon tanggapan pria itu yang mendadak menjadi ramah

“Hayuk neng sini saya bawakan tasnya” Sambungnya lagi membantu membawa tas jinjing ratu yang lumayan berat itu dan pada saat itu ratu pun tak segan menjentikan alisnya menggoda sahabatnya itu.

“Sini neng biar saya bawakan tasnya hehe” Kata pemuda itu yang menawarkan bantuan untuk membawa tas milik felicia.

“Enggak usah mas!! Makasih” Respon tanggapan felicia dengan intonasi nada suara yang ketus lalu berjalan acuh kedepan meninggalkan pemuda itu.

“Galak amat neng temennya hehe” Ujar pemuda itu yang melihati tingkah felicia yang sedang berjalan di depan itu

“Hehe aslinya kayak kucing kok kang!! Manja hehe” Respon tanggapan ratu yang sempat di dengar oleh sahabatnya itu .

“Apa loe bilang tu? Coba ngomong lagi? “ Sahut kesal felicia menengok kearah belakang lalu menatap kesal temannya itu.

“Ihh awas loe yah sampai disana, gue godain loe sama jonah baru tau rasa, pingin gue lihat reaksi loe kayak gimana hahaha dasar caper!!“ Batin felicia yang sedang girang tak sabar inggin cepat-cepat berada di lokasi KKN

“Enggak kok kita lagi ngomongin kucing, yah kan kang?” Respon balik dari ratu sambil senyam-senyum

“Iyah neng saya juga pelihara kucing di rumah hehe, kucing kampung tapi teh manja pisan kalau mau makan” Ujar pria itu yang semakin membuat felicia makin kesal melototi pria itu

“Hehe kenalin neng saya febri, kalau mau isi ulang galon di tempat saya aja!! Nanti saya kasih murah buat si eneng mah hehe” Sambungnya lagi mengajak kenalan felicia dan selanjutnya dia pun mendapatkan...

“PAK” Suara tangan felicia yang menepak tangan pria itu dan sempat membuat pria itu terkejut

“Jangan sok kenal yah mas” Sahut ketus felicia meninggalkan acuh pria itu

“Hehe kalau aku ratu kang!! Wah, boleh dong nanti kalau mau isi ulang galon di tempat akang aja yah hehe” Respon tanggapan ratu yang mencuri tangan pria itu tak segan mengajaknya berkenalan dengan wajahnya yang ramah itu

“Siap-siap neng hehe ini nomor hp saya, kalau nanti si eneng galonnya habis bisa saya antar kesana” Ujar pria itu yang sempat bertukaran nomor Hp dengan ratu

“Terima kasih yah kang hehe” Respon ramah dari ratu sambil tersenyum manis kearah pria itu

“Sami-sami neng hehe!! Oh, iyah neng saya cuman mau kasih tau sama neng dan tolong di beri tau juga sama anak-anak yang disana juga” Ujar febri yang tiba-tiba saja percakapan menjadi serius

“iyah-iyah kenapa itu kang?” Tanya penasaran ratu

“Kalau bisa teh jangan coba-coba dekati kawasan proyek yang disana, neng sudah lihat kan? Yang dibatasi tembok tinggi itu” Ujar febri yang dari ekspresi wajahnya mendadak menjadi serius

“Oh, iyah tadi aku juga pas lewat di perbatasan sempat tuh kang di stopin begitu sama TNI, emangnya itu apa sih kang?” Tanya balik ratu penasaran

“Kok bisa lewat neng? “ Tanya balik lagi febri dengan wajahnya yang heran karena sudah hampir sebulan warga setempat tidak bisa keluar dari perbatasan.

“Hehe aku ngakunya warga sini, terus kerja di jakarta, ngomongnya di bantu sama itu tuh hehe “ Ujar ratu yang sempat melongohkan kepalanya kearah felicia yang merupakan kelahiran sukabumi.

“yang jago bahasa sunda pas di tes di ajak ngobrol-ngobrol sama TNI orang sunda juga tadi” Imbuhnya lagi

“Ohhh hehe si eneng itu teh urang asli sunda oge hehe!! Pantes geulis pisan hehe saya pikir orang jawa, si eneng teh juga geulis hehe” Ujar febri yang sedang mengkagumi wajah cantik felicia dan ratu .

“Hehe makasih “ Ujar ratu tersenyum manis

“Eh, bentar yah kang, aku mau beli nasi uduk dulu buat teman aku disana” Ujar sambungnya lagi saat melihat warung nasi uduk di pinggir jalan dan mengajak felicia yang sedang berjalan acuh di depan sana untuk stay sejenak.

“Oh, siap-siap sok-sok atuh neng” Sahut febri menunggu ratu yang sedang memesan nasi uduk.

“Hmmmm kata dito , jonah makanya banyak!! 2 bungkus cukup gak yah? Atau gue beliin 3 aja? Hehe “ Ucap batin ratu yang sedang memesan nasi uduk itu sambil senyam-senyum sendiri.

“Bu nasi uduknya 7 bungkus yah” Ujarnya yang sudah menentukan keputusan untuk membelikan jonah 3 bungkus nasi uduk.





play me!! untuk melebur diri dengan story


Sambil menunggu pesanan nasi uduk, febri sempat meluangkan waktunya berbincang-bincang dengan ratu dan di dengar oleh felicia yang sedang berada tepat di sebelah ratu itu. Dia menuturkan bahwa kawasan konstruksi itu adalah tempat yang paling di takuti oleh warga sekitar. Dia pun bahkan merendahkan nada suaranya , berbisik-bisik agar tidak terlalu terdengar dengan jelas oleh warga setempat yang sedang makan di kedai nasi uduk itu. Febri berkata bahwa banyak warga yang menghilang misterius jika ketahuan menyebarkan atau mendokumentasikan apa yang terjadi pada kawasan konstruksi itu, bahkan teman baiknya yang pada saat itu hanya mengfoto temboknya saja dan belum sempat di sebarkan di mesdos , sudah didatangi oleh anggota TNI rumahnya dan di intrograsi secara ketat. Sehingga membuat temanya itu sekarang trauma tidak melakukan perbuatan yang sama lagi untuk kedua kalinya. Sudah hampir 3 tahun peristiwa ini terjadi di daerahnya dan media pun di buat bungkam akan peristiwa yang menakutkan itu. Perkataan dari febri itu pun membuat ratu menaruh curiga kepada orang yang ada dibalik kawasan konstruksi itu. Namun dia belum mengetahui secara pasti siapa orang di balik layar itu. Sesampainya di rumah KKN ratu tercengang akan kisah yang baru saja di ceritakan oleh aceng dan bagas. Persoalan jonah yang tiba-tiba saja pingsan kemarin hari, bunyi suara dentuman misterius, dan persoalan anggota polisi yang korup. Akan tetapi dari semua cerita itu yang paling prioritas bagi ratu adalah kondisi jonah yang saat ini sedang terbaring lemah di atas ranjang itu. Dia pun langsung pergi menghampiri tempat dimana jonah beristirahat.



.........................................................

[Dorang : mereka, Jang : jangan, tra : tidak, ko : aku , De : dia , kitorang/torang : kita, amber : orang pendatang, cukimai : makian kasar, mengamu:mengamuk, su : sudah] kamus dialek papua


[Note penjelasan untuk percakapan : Pemuda I sebutan untuk pemuda yang sedang tertusuk tombak, sedangkan pemuda II sebutan untuk pemuda yang sedang mengenakan pakaian tradisional membawa tombak]


1.png

2.png


Pemuda I : HARGH!!HARGHH..AKU MELAKUKAN INI DEMI ORANG KITA KENAPA KAU MENIKAM SAYA?
Pemuda II : KAU TELAH MEMBUNUH BANYAK ORANG, AKU TIDAK BISA MEMBIARKAN ITU
6-1.png


PEMUDA I : HARGH!!CUKIMAI!! KAU TIDAK TAU PERJUANGAN KITA

PEMUDA II : KAU BILANG INI PERJUANGAN KAH? KAU JANGAN LUPA , KITA SEMUA SAMA, ORANG INDONESIA

3.png


PEMUDA I : HERM-HERM!! KAU TERLALU NAIF!! JANGAN KAU SAMAKAN KITA SAMA PENDATANG ITU, MEREKA ORANG ASING!!PANTAS MATI!! MEREKA JARAH SEMUA HASIL BUMI KITA, MEREKA KORUPSI ITU SEMUA!!KAU TAK PAHAM KAH ITU CUKIMAI? OHURK-OHURK....

PEMUDA I: KITA DAPAT APA BANG? OHURK!!~OHURK!! JANGAN KAU SEBUT NAMA BENDERA ITU, LEBIH BAIK KITA MERDEKA!! DARIPADA KITA HIDUP DI INJAK-INJAK BANGSA SENDIRI!! SAYA LEBIH BAIK MATI!! OHURKKK!! CUKIMAI KAU DIBAYAR BERAPA SAMA PEJABAT KORUP ITU KAH? KAU BANTAI KAUM KAU SENDIRI!!

PEMUDA II : TETUA YANG MENGUTUS SAYA KEMARI, SAUDARA[KAKAK LAKI-LAKI] KAU BUNUH NONA LANAH, ANAK TETUA

4.png


PEMUDA I : HERM~HERM!!! PELACUR ITU PANTAS MATI DI RACUN!! DIA MENGAMUK MEMBANTAI KAWAN SAYA, ABANG SAYA SUDAH MATI DI TANGAN PELACUR ITU.

PEMUDA II : JANGAN KAU AMBIL ITU !! AKU BISA MENEBAS JANTUNG MU KURANG DARI 5 DETIK!!

desert-66789.png


5.png


complete-235456.png


JONAH...KAMU PANAS BANGET!! ASTAGA....!!! Fel-fel tolong ambilin air dingin dong!! cepetannn (Sahut panik seorang wanita saat sedang mengecek suhu badan jonah yang sedang tertidur lelap itu)
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd