Dementor69
Kakak Semprot
- Daftar
- 27 Sep 2018
- Post
- 173
- Like diterima
- 868
Cerita ini murni fiktif,
Ilustrasi hanya pemanis, mohon no. PK
The Slavery of Alice
INDEX (Langsung klik)
Season 1
Part 1 hlm 1 -A Trap-
Part 2 hlm 1 -A Challenge-
Part 3 hlm 2 -First Game-
Part 4 hlm 3 -Second Game-
Part 5 hlm 4 -Torture-
Part 6 hlm 5 -Reward and Punishment-
Part 7 hlm 7 -Observation-
Part 8 hlm 8 -Treatment-
Part 9 hlm 9 -Call from the Past-
Part 10 hlm 11 - First Round-
Part 11 hlm 12 -Disappointment-
Part 12 hlm 15 -END SEASON 1-
Season 2
Part 1 hlm 17
Part 2 hlm 19 -First Lesson-
Boleh dong like and cendolnya
Part 1 - A Trap-
Namaku Reynald, pada saat ini aku sedang kuliah memasuki semester 10 dan entah kapan aku biasa keluar dari neraka yang namanya kuliah ini. Aku terjebak pada satu mata kuliah wajib dan berulang kali aku gagal karena relasi ku dengan sang dosen yang sangat tidak baik, ditambah lagi aku sering bolos hanya karena hangover sehabis minum malam harinya. Memasuki semester yang baru ini, ini ketiga kalinya aku harus masuk kelas ini bersama adek tingkat yang polos-polos. Di satu sisi kelas ini serasa bagi neraka bagi ku karena aku terpaksa berulang kali mengikutinya, namun tidak jarang juga aku menikmatinya karena aku bisa menikmati pemandangan dari adik-adik kelas yang cantik-cantik. Salah satunya Alice.
Ketika memasuki pertemuan pertama kelas ini, aku datang terlambat sekitar 10 menit, sudah bukan hal yang aneh bagi orang lain bahwa aku terlambat. Ketika aku membuka pintu dan masuk, kelas pun belum dimulai dan baru memasuki sesi absensi. Aku duduk paling belakang, menaruh tas dan kunci mobil di atas meja bersiap-siap untuk tidur, ya! Tidur! sudah bosan aku berulang kali ikut kelas ini. Namun sebelum menaruh kepala di atas meja aku dikagetkan dengan sesosok bidadari yang sangat indah menyapa ku:
“hai kak! Ini tadi uangnya kelempar waktu taruh tas tadi” sapanya dengan senyuman yang manis
“Ohh i... iyaa terima kasih! Jawab ku dengan sedikit terbata-bata
“ohh iya kak kenalin aku Alice”
“A. Aku Reynald”
Aku tidak menyangka kali ini ada seorang perempuan yang benar-benar bisa membuatku terpana. Sudah sering aku bermain dengan para ayam kampus ataupun bookingan yang lainnya, tapi semuanya itu hanya pelampiasan seksual tanpa rasa cinta. Tapi kali ini bebeda! Aku benar-benar terpana. Seorang perempuan dengan kulit putih mulus, pipi yang menggemaskan, hidung yang indah, mata yang berkilau, buah dada yang cenderung kecil tapi padat (kutaksir 34B), serta tubuh dengan liuk yang indah.
Rutinitasku pun berubah, yang semula akan tidur, menjadi curi-curi pandang terhadap alice, berharap mencari kesempatan untuk dapat mengenal ia lebih jauh lagi. Kelas pun terasa cepat berakhir dan aku pun mulai beberes dan ingin menghampiri Alice yang ada di belakang.
R: ehh, Lice habis ini mau ke mana?
A: hmhm mau makan sihi kak, tapi bingung mau makan apa
R: makan di luar yuk gw bayarin, boleh request deh
A: wah baik banget kak! Yakin kak boleh request?
R: iya apa aja, itung2 aja ucapan terimakasih sama salam perkenalan
A: gw pingin sushi sih kak di sushi ***
R: yukk cuss, naik mobil gw aja (yess umpan disambar)
Kami pun akhirnya berjalan menuju parkiran, aku mengeluarkan kunci dan membukakan pintu pajero sport ku untuk alice dan membantunya naik. Maklum mobilku agak tinggi, jadi aka susah kalau pertama kali naik. Kisah pun berlanjut dalam perjalanan, kami pun mengobrolkan banyak hal mulai dari pelajaran tadi, hobby, berlanjut saat kita makan di sushi *** kami pun saling bercanda tawa. Sembari bercerita pun aku selalu memandangi wajah cantik dan manisnya itu dan dari makan bersama tersebut hubungan kami makin intens hari demi hari dan dari situ aku tahu bahwa Alice pun ternyata masih cukup polos dan tidak pernah pacaran sekalipun karena tidak diizinakan oleh orang tuannya. Bahkan tidak jarang kami pun duduk berdua saat kelas bersama, sekali-kali ia pun bermanja kepadaku.
Pulang hari itu, sang dosen killer itu memberi tugas kepada pada mahasiswanya, mereka meminta kami untuk berkelompok berdua-dua untuk menyelesaikan tugasnya. Sudah pasti aku dan alice pun berkelompok.
R: Lice, kerja kelompoknya di rumah gw aja gmana? (aku mulai mencoba untuk memikirkan ide)
A: emang lo nganter pulang?
R: ya elah, tiap hari kan gw anter jemput lu Lice, tar ku masakin yang enak deh . . . (maklum gw jago masak)
A: ohh iya hehehe, ya udah deh, udah lama juga ngga di bawain bekel sama lu
R: giliran makan aja langsung semangat -.-
Pulang kuliah pun aku dan alice pun langsung menuju ke rumah. Ku masukan mobil ke garasi dan mengajak alice turun.
R: Anggep aja rumah sendiri, selo aja
A: wah gede banget Rey, lo sendirian rey?
R: iya sendiri, ini orang tua tinggal di bandung, jadi ini cuma buat gw aja.
A: Gila ya, rumah segede ini bisa rapi, jarang ada cowo yang bisa jaga rumah gini.
R: hehehe, ya udah lu duduk aja di sana nonton TV, gw mau masakin lu dulu.
A: Oke BOOSSS
Aku melihat stok bahan yang ada dan sepertinya aku akan masak udang saus telur asin. Aku mempersiapkan makanan tersebut dengan penuh semangat karena untuk Alice dan tak terasa hampir satu jam makanan pun hampir siap. Karena begitu asiknya memasak, akupun hampir lupa akan ide ku tadi siang. Buru-buru aku naik ke kamar ku, mengambil sebuah obat perangsang yang dicampurkan pada minuman. Obat ini ku dapat dari amerika efeknya cukup kuat dan lama bahkan bisa hingga 3 jam. Aku pun memasukkan 2 butir, hmhmhm 3 butir kedalam minuman Alice. Aku sangat senang ketika melihat perempuan saat sedang horny-horny nya. Tak jarang ayam kampus yang biasa kupakai pun kelelahan karena efek obat yang gw pakai Rencana awal ku aku akan membuat Alice benar-benar terangsang sebelum menuju hidangan utamanya.
Aku pun mengambil makanan tersebut, beserta minuman yang sudah ‘dipersiapkan’ dan memberikannya kepada Alice.Alice pun sangat lahap memakannya karena ia begitu lapar. Momen ketika ia maka itu sangat menggemaskan dan tanpa sadar adikku sudah mulai menegang. Setelah makan pun ia langsung menghabiskan minuman tersebut dalam sekali minum. Pada saat meminumnya, aku agak khawatir, jika Alice nantinya overdosis obat tersebut. namun batinku, “ahh sudah terlanjur”.
R: gimana? Enak ngga masakan gw?
A: enak rey, emang ya kamu ini jago masak
R: iya dong, emang cewe doang yang bisa masak
A: Hahaha jadi malu gw ngga bs masak
R: ya udah sini gw beresin piringnya tuan putri (sambil memperagakan seorang pelayan)
A: oke mas, ini tolong di beresin mas
Aku pun kembali menuju ke dapur mencuci piring, gelas, sekaligus alat masak yang kupakai tadi. Saat kembali dari dapur aku mengamati terlebih dahulu. Aku melihat ekspresi wajah alice yang terlihat merah merona karena kuliat aslinya yang bening. Aku pun duduk di sampingnya pura-pura tidak tahu apapun. aku pun meletakkan tangan ku ke belakang nya sambil bersender di sofa, aku sengaja untuk tidak memberikan rangsangan apapun kepadanya.
Suatu hal yang kebetulan ternyata film yang ditonton alice ternyata film kategori dewasa “50 shades of grey”. Ketika memulai adegan panas, aku merasakan alice mulai mendekatkan badannya pada ku. Aku pun dapat mendengar nafasnya yang sangat berad dari hidungnya serta bibirnya yang terlihat sedikit basah. Alice pun terus mendekati ku dan lalu menyenderkan badannya kepada ku. Terdengar sedikit suara desahan ketika ia menggerakkan tubuhnya sendiri, kurasa ia terangsang oleh gesekan bajunya sendiri terhadap daerah sensitifnya. Namun tetap saja aku sengaja untuk jual mahal dan membuatnya semakin horny.
R: Lice, bentar ya gw mau ke atas
A: nggghh kak rey mau ke mana – tanyanya manja
R: ini mau angkatin jemuran
A: nanti ajjjaaaa
R: klo nanti keburu hujan lice
Aku pun ke atas dan sengaja aku berlama-lama hampir 30 menit. Saat kembali aku tetap melihat Alice dengan muka yang merah padam, ia meletakkan bantalan sofa ku sebagai guling dan terlihat cukup lemas dan mengeluarkan sedikit suara erangan. Aku tahu, dia pasti lagi puncak-puncaknya horny, namun karena dia masih polos dia tidak tahu caranya menggaruk selangkangan yang gatal tersebut. aku pun duduk di sampingnya dia kembali bersender kepadaku. Posisi wajahnya sangat dekat denganku dan aku pun perlahan mendekatkan bibir ku pada bibirnya yang basah tersebut. ketika bibir kami bersentuhan, tanpa disangka, alice pun seperti singa yang haus, ia menghisap dengan penuh erotis bibir ku, aku pun tidak mau kalah, lidah ku pun bermain di dalam mulutnya. Suara TV yang kami setel pun kalah dengan suara kecupan-kecupan silat lidah kami.
Aku pun melepaskan ciumanku, beralih pada leher jenjangnya, yang seksi itu, perlahan ku hembuskan pelan nafasku ke lehernya dan ia pun mengeluh “nngggghhhhh kkkaaakk, geellliiiiii”. Tubuh alice bergeliat menahan entah geli atau rangsangan, saat aku mulai menjilat lehernya tersebut, ia pun langsung menegang kembali “uuuugghhhhhhh”. Badannya terhentak ke atas dan bawah, aku pun mulai memainkan mulut dan lidah ku di leher alice yang mulus dan tidak lama kemudian badanya menegang, kakinya pun mengapit kaki ku “nnggghh uudddhhhaaa kaakkk geliiii” aku pun langsung menjauhkan mulut ku dari lehernya, dan membuat alice berada diambang orgasme pertama yang hampir diraihnya pertama kali dalam hidupnya. Ia gagal orgasme untuk yang pertama
Aku tidak mau terburu-buru, aku ingin menikmati momen ini, ak ingin menyiksa alice dengan rangsangan-raangsangan. Aku mulai memberanikan diri untuk meremas payudaranya yang pas ditangan tersebut. tangannya menggenggam tangan ku, kupikir dia masih ada kekuatan melawan, ternyata tidak, justru ia ikut meremas-remas dadanya sendiri. kubuka bajunya, kebetulan dia hanya memakai singlet yang ditutupi kemeja tak dikancing, sehingga memudahkan ku untuk melepasnya. Aku mempermainkannya dengan merabanya dengan sangat lembut di area dadanya. Kulihat putingnya sudah sangat menegang, bahkan areola nya hingga berbintik. Aku memutar-mutar jariku di sekitar areola, dan menyentuh sekejap ujung putingnya. “ngggghhh”
Perlahan aku memilin kedua putingnya tersebut dan aku melihat alice menggeleiat kegelian dan aku menyerang dengan tiba-tiba. Aku menghisap puting kiri alice dan pinggangnya pun menegang ke atas. Ku lepaskan, lalu sekali lagi aku mengisapnya dengan penuh kelembutan, alice pun terus menggeliat, aku memainkan lidahku menari-nari bersama putingnya. “nnnnggggghhh aaaahhhhhh” ia mendesah berat, badannya mulai kembali menegang untuk mencapai puncak. Namun ketika ia hampir bergetar, aku pun melepaskannya, tubunya seperti jatuh dari ketinggian dan sedikit bergetar, namun ia gagal kedua kalinya untuk mencapai orgasme.
Aku pindah menuju dada kanannya, namun tidak seintens tadi, hanya sekali-kali, meskipun demikian, alice terus bergetar tiap kali lidah ku menyentuh ujung putingnya. Sembari memainkan putingnya, aku melepaskan celanan leggingnya yang sudah basah keringat tersebut sekaligus dengan dalaman berwarna biru muda yang lucu. Terlihat garis kemaluan yang begitu sempit, dengan buru yang jarang menyelimuti kemaluannya. Aku mengarahkan tangan ku ke rambut kemaluannya, sedikit bermain di situ, sekali-kali menjambak lembut untuk memberikan efek pijatan rangsangan, lalu turun sedikit dan aku merasakan sebuah garis yang begitu lembab, licin, dan berlendiri. Efek obat perangsang tersebut sangatla kuat bahkan sekali sentuh kecil pun alice langsung mengejang.
Aku mencoba bergerak selembut mungkin, meskipun sangat licin, aku dapat merasakan sempitnya kemaluan alice ini, jariku terus menjelajah dan akhirnya aku menemukan klitoris alice. Aku memainkan klitorisnya dengan begitu lembut, selembut mungkin agar ia tidak mendapatkan orgasme terlebih dahulu. Jariku bergerak memutari, menyentil-nyentil klit alice, bahkan maju mundur seperti seseorang sedang coli, namun ini dengan skala yang jauh lebih kecil. Aku terus merangsangnya, lendirnya terus mengalir keluar dari vaginanya. Aku pun turun membuka kaki alice lebih lebar lagi, dan mulai menjilati vagina alice. Sembari menjilati kemaluan alice, akupun terus memilin puting tersebut.
Pada saat inilah aku ingin alice melampiaskan orgasmenya. Aku terus menjilati klitnya, menghisap cairan-cairan yang keluar dari vaginanya dan juga menyedot-nyedot clit alice. Aku dapat melihat bagaimana paha alice terus menegang-negang menahan rangsangan. Tangan ku pun berusaha menahan agar kaki alice terus mengangkang. Hingga akhirnya
“khhakk sthoopp khaaak, ghheliii khhaaakk, pingin phiiiphiiisss, iyaaa khhhaaaak di ssiitttuuuu”
Cccrrrrtttttt tubuh alice pun menegang kuat, pahanya menjepit kepalaku, aku membuka mulutku dan meminum semua cairan yang keluar dari tubuh alice. Ia mengenjang begitu lama, terhentak-hentak, pahanya terus bergetar hingga akhirnya tubuhnya pun terkulai lemas tanpa tenaga.
Saat ini alice terlihat sangat lemah bahkan tidak mampu menggerakkan badannya. Ia pun masih tersadar. Aku langsung mengarahkan adikku yang dari tadi menahan diri menuju pada gerbang vaginanya.
“khhaaaakkk sakiiiitt”
Meskipun sudah sangat licin dan basah, akupun masih kesulitan membobol pertahanan Alice. Aku mencoba memundurkan sedikit dan dengan satu hentakan aku mendorong. Dddrrrrtttttt, aku pun menembus selaput daranya, aku dapat melihat ada bercak darah pada adik ku tersebut. aku mendiamkan adik ku di dalam vagina alice, aku merasakan nikmatnya vagina alice yang begitu hangat tersebut meremas-remas adikku. Kalau tidak kutahan, bisa saja hanya dengan remasan ini aku langsung KO.
Setelah cukup tenang, aku pun mulai menggerakkan perlahan adikku di dalam vagina alice. Suara kesakitan pun berganti menjadi lenguhan kenikmatan. Desahnya terus terdengar mengikuti tempo gerakanku. Tentu obat perangsang yang ku berikan belum habis efeknya. Aku terus menggenjot dengan tempo yang stabil dan lambat, lima menit kemudian, alice mendapatkan orgasmenya yang kedua. Di dalamnya, yang kurasakan adalah remasan dan kehangatan dari cairan alice tersebut, au terus menggenjot. Hampir setiap lima menit, alice terus mendapatkan orgasmenya dan ia sudah terlihat sangat lelah. Aku sendiri sudah mulai kehilangan pertahanan, dan aku mulai mempercepat gerakanku untuk mengejar puncak.
Aku memompanya dengan sangat kencang, alice pun terus mengerang dan mendesah kenikmatan
A: Aaahh ahhh ahhh enggghhh enggghh enggghhhh
R: Lice, kakak mau keluar hhmmpffhhh kita bareng yaaa
Aku terus memompa dan di saat bersamaan aku dan alice pun orgasme, aku menembakkan semua maniku ke dalam rahimnya. Aku merebahkan tubuhku ke atas alice namun tetap membiarkan adikku menancap pada vagina alice. Aku merasakan sisa-sisa kenikmatan dari vagina alice.
Setelah lima menit, aku pun bangkit, aku membopong tubuh alice ke dalam kamar mandi, aku meletakkannya dalam bathtub dan mengisi air dalam bathtub tersebut. aku memandikan alice, sambil sekali-kali menyetuh area sensitif alice. Alice pun sudah tergolek lemas, ia hanya bisa mendesah pelan.
Ilustrasi hanya pemanis, mohon no. PK
The Slavery of Alice
INDEX (Langsung klik)
Season 1
Part 1 hlm 1 -A Trap-
Part 2 hlm 1 -A Challenge-
Part 3 hlm 2 -First Game-
Part 4 hlm 3 -Second Game-
Part 5 hlm 4 -Torture-
Part 6 hlm 5 -Reward and Punishment-
Part 7 hlm 7 -Observation-
Part 8 hlm 8 -Treatment-
Part 9 hlm 9 -Call from the Past-
Part 10 hlm 11 - First Round-
Part 11 hlm 12 -Disappointment-
Part 12 hlm 15 -END SEASON 1-
Season 2
Part 1 hlm 17
Part 2 hlm 19 -First Lesson-
Boleh dong like and cendolnya
Part 1 - A Trap-
Namaku Reynald, pada saat ini aku sedang kuliah memasuki semester 10 dan entah kapan aku biasa keluar dari neraka yang namanya kuliah ini. Aku terjebak pada satu mata kuliah wajib dan berulang kali aku gagal karena relasi ku dengan sang dosen yang sangat tidak baik, ditambah lagi aku sering bolos hanya karena hangover sehabis minum malam harinya. Memasuki semester yang baru ini, ini ketiga kalinya aku harus masuk kelas ini bersama adek tingkat yang polos-polos. Di satu sisi kelas ini serasa bagi neraka bagi ku karena aku terpaksa berulang kali mengikutinya, namun tidak jarang juga aku menikmatinya karena aku bisa menikmati pemandangan dari adik-adik kelas yang cantik-cantik. Salah satunya Alice.
Ketika memasuki pertemuan pertama kelas ini, aku datang terlambat sekitar 10 menit, sudah bukan hal yang aneh bagi orang lain bahwa aku terlambat. Ketika aku membuka pintu dan masuk, kelas pun belum dimulai dan baru memasuki sesi absensi. Aku duduk paling belakang, menaruh tas dan kunci mobil di atas meja bersiap-siap untuk tidur, ya! Tidur! sudah bosan aku berulang kali ikut kelas ini. Namun sebelum menaruh kepala di atas meja aku dikagetkan dengan sesosok bidadari yang sangat indah menyapa ku:
“hai kak! Ini tadi uangnya kelempar waktu taruh tas tadi” sapanya dengan senyuman yang manis
“Ohh i... iyaa terima kasih! Jawab ku dengan sedikit terbata-bata
“ohh iya kak kenalin aku Alice”
“A. Aku Reynald”
Aku tidak menyangka kali ini ada seorang perempuan yang benar-benar bisa membuatku terpana. Sudah sering aku bermain dengan para ayam kampus ataupun bookingan yang lainnya, tapi semuanya itu hanya pelampiasan seksual tanpa rasa cinta. Tapi kali ini bebeda! Aku benar-benar terpana. Seorang perempuan dengan kulit putih mulus, pipi yang menggemaskan, hidung yang indah, mata yang berkilau, buah dada yang cenderung kecil tapi padat (kutaksir 34B), serta tubuh dengan liuk yang indah.
Rutinitasku pun berubah, yang semula akan tidur, menjadi curi-curi pandang terhadap alice, berharap mencari kesempatan untuk dapat mengenal ia lebih jauh lagi. Kelas pun terasa cepat berakhir dan aku pun mulai beberes dan ingin menghampiri Alice yang ada di belakang.
R: ehh, Lice habis ini mau ke mana?
A: hmhm mau makan sihi kak, tapi bingung mau makan apa
R: makan di luar yuk gw bayarin, boleh request deh
A: wah baik banget kak! Yakin kak boleh request?
R: iya apa aja, itung2 aja ucapan terimakasih sama salam perkenalan
A: gw pingin sushi sih kak di sushi ***
R: yukk cuss, naik mobil gw aja (yess umpan disambar)
Kami pun akhirnya berjalan menuju parkiran, aku mengeluarkan kunci dan membukakan pintu pajero sport ku untuk alice dan membantunya naik. Maklum mobilku agak tinggi, jadi aka susah kalau pertama kali naik. Kisah pun berlanjut dalam perjalanan, kami pun mengobrolkan banyak hal mulai dari pelajaran tadi, hobby, berlanjut saat kita makan di sushi *** kami pun saling bercanda tawa. Sembari bercerita pun aku selalu memandangi wajah cantik dan manisnya itu dan dari makan bersama tersebut hubungan kami makin intens hari demi hari dan dari situ aku tahu bahwa Alice pun ternyata masih cukup polos dan tidak pernah pacaran sekalipun karena tidak diizinakan oleh orang tuannya. Bahkan tidak jarang kami pun duduk berdua saat kelas bersama, sekali-kali ia pun bermanja kepadaku.
Pulang hari itu, sang dosen killer itu memberi tugas kepada pada mahasiswanya, mereka meminta kami untuk berkelompok berdua-dua untuk menyelesaikan tugasnya. Sudah pasti aku dan alice pun berkelompok.
R: Lice, kerja kelompoknya di rumah gw aja gmana? (aku mulai mencoba untuk memikirkan ide)
A: emang lo nganter pulang?
R: ya elah, tiap hari kan gw anter jemput lu Lice, tar ku masakin yang enak deh . . . (maklum gw jago masak)
A: ohh iya hehehe, ya udah deh, udah lama juga ngga di bawain bekel sama lu
R: giliran makan aja langsung semangat -.-
Pulang kuliah pun aku dan alice pun langsung menuju ke rumah. Ku masukan mobil ke garasi dan mengajak alice turun.
R: Anggep aja rumah sendiri, selo aja
A: wah gede banget Rey, lo sendirian rey?
R: iya sendiri, ini orang tua tinggal di bandung, jadi ini cuma buat gw aja.
A: Gila ya, rumah segede ini bisa rapi, jarang ada cowo yang bisa jaga rumah gini.
R: hehehe, ya udah lu duduk aja di sana nonton TV, gw mau masakin lu dulu.
A: Oke BOOSSS
Aku melihat stok bahan yang ada dan sepertinya aku akan masak udang saus telur asin. Aku mempersiapkan makanan tersebut dengan penuh semangat karena untuk Alice dan tak terasa hampir satu jam makanan pun hampir siap. Karena begitu asiknya memasak, akupun hampir lupa akan ide ku tadi siang. Buru-buru aku naik ke kamar ku, mengambil sebuah obat perangsang yang dicampurkan pada minuman. Obat ini ku dapat dari amerika efeknya cukup kuat dan lama bahkan bisa hingga 3 jam. Aku pun memasukkan 2 butir, hmhmhm 3 butir kedalam minuman Alice. Aku sangat senang ketika melihat perempuan saat sedang horny-horny nya. Tak jarang ayam kampus yang biasa kupakai pun kelelahan karena efek obat yang gw pakai Rencana awal ku aku akan membuat Alice benar-benar terangsang sebelum menuju hidangan utamanya.
Aku pun mengambil makanan tersebut, beserta minuman yang sudah ‘dipersiapkan’ dan memberikannya kepada Alice.Alice pun sangat lahap memakannya karena ia begitu lapar. Momen ketika ia maka itu sangat menggemaskan dan tanpa sadar adikku sudah mulai menegang. Setelah makan pun ia langsung menghabiskan minuman tersebut dalam sekali minum. Pada saat meminumnya, aku agak khawatir, jika Alice nantinya overdosis obat tersebut. namun batinku, “ahh sudah terlanjur”.
R: gimana? Enak ngga masakan gw?
A: enak rey, emang ya kamu ini jago masak
R: iya dong, emang cewe doang yang bisa masak
A: Hahaha jadi malu gw ngga bs masak
R: ya udah sini gw beresin piringnya tuan putri (sambil memperagakan seorang pelayan)
A: oke mas, ini tolong di beresin mas
Aku pun kembali menuju ke dapur mencuci piring, gelas, sekaligus alat masak yang kupakai tadi. Saat kembali dari dapur aku mengamati terlebih dahulu. Aku melihat ekspresi wajah alice yang terlihat merah merona karena kuliat aslinya yang bening. Aku pun duduk di sampingnya pura-pura tidak tahu apapun. aku pun meletakkan tangan ku ke belakang nya sambil bersender di sofa, aku sengaja untuk tidak memberikan rangsangan apapun kepadanya.
Suatu hal yang kebetulan ternyata film yang ditonton alice ternyata film kategori dewasa “50 shades of grey”. Ketika memulai adegan panas, aku merasakan alice mulai mendekatkan badannya pada ku. Aku pun dapat mendengar nafasnya yang sangat berad dari hidungnya serta bibirnya yang terlihat sedikit basah. Alice pun terus mendekati ku dan lalu menyenderkan badannya kepada ku. Terdengar sedikit suara desahan ketika ia menggerakkan tubuhnya sendiri, kurasa ia terangsang oleh gesekan bajunya sendiri terhadap daerah sensitifnya. Namun tetap saja aku sengaja untuk jual mahal dan membuatnya semakin horny.
R: Lice, bentar ya gw mau ke atas
A: nggghh kak rey mau ke mana – tanyanya manja
R: ini mau angkatin jemuran
A: nanti ajjjaaaa
R: klo nanti keburu hujan lice
Aku pun ke atas dan sengaja aku berlama-lama hampir 30 menit. Saat kembali aku tetap melihat Alice dengan muka yang merah padam, ia meletakkan bantalan sofa ku sebagai guling dan terlihat cukup lemas dan mengeluarkan sedikit suara erangan. Aku tahu, dia pasti lagi puncak-puncaknya horny, namun karena dia masih polos dia tidak tahu caranya menggaruk selangkangan yang gatal tersebut. aku pun duduk di sampingnya dia kembali bersender kepadaku. Posisi wajahnya sangat dekat denganku dan aku pun perlahan mendekatkan bibir ku pada bibirnya yang basah tersebut. ketika bibir kami bersentuhan, tanpa disangka, alice pun seperti singa yang haus, ia menghisap dengan penuh erotis bibir ku, aku pun tidak mau kalah, lidah ku pun bermain di dalam mulutnya. Suara TV yang kami setel pun kalah dengan suara kecupan-kecupan silat lidah kami.
Aku pun melepaskan ciumanku, beralih pada leher jenjangnya, yang seksi itu, perlahan ku hembuskan pelan nafasku ke lehernya dan ia pun mengeluh “nngggghhhhh kkkaaakk, geellliiiiii”. Tubuh alice bergeliat menahan entah geli atau rangsangan, saat aku mulai menjilat lehernya tersebut, ia pun langsung menegang kembali “uuuugghhhhhhh”. Badannya terhentak ke atas dan bawah, aku pun mulai memainkan mulut dan lidah ku di leher alice yang mulus dan tidak lama kemudian badanya menegang, kakinya pun mengapit kaki ku “nnggghh uudddhhhaaa kaakkk geliiii” aku pun langsung menjauhkan mulut ku dari lehernya, dan membuat alice berada diambang orgasme pertama yang hampir diraihnya pertama kali dalam hidupnya. Ia gagal orgasme untuk yang pertama
Aku tidak mau terburu-buru, aku ingin menikmati momen ini, ak ingin menyiksa alice dengan rangsangan-raangsangan. Aku mulai memberanikan diri untuk meremas payudaranya yang pas ditangan tersebut. tangannya menggenggam tangan ku, kupikir dia masih ada kekuatan melawan, ternyata tidak, justru ia ikut meremas-remas dadanya sendiri. kubuka bajunya, kebetulan dia hanya memakai singlet yang ditutupi kemeja tak dikancing, sehingga memudahkan ku untuk melepasnya. Aku mempermainkannya dengan merabanya dengan sangat lembut di area dadanya. Kulihat putingnya sudah sangat menegang, bahkan areola nya hingga berbintik. Aku memutar-mutar jariku di sekitar areola, dan menyentuh sekejap ujung putingnya. “ngggghhh”
Perlahan aku memilin kedua putingnya tersebut dan aku melihat alice menggeleiat kegelian dan aku menyerang dengan tiba-tiba. Aku menghisap puting kiri alice dan pinggangnya pun menegang ke atas. Ku lepaskan, lalu sekali lagi aku mengisapnya dengan penuh kelembutan, alice pun terus menggeliat, aku memainkan lidahku menari-nari bersama putingnya. “nnnnggggghhh aaaahhhhhh” ia mendesah berat, badannya mulai kembali menegang untuk mencapai puncak. Namun ketika ia hampir bergetar, aku pun melepaskannya, tubunya seperti jatuh dari ketinggian dan sedikit bergetar, namun ia gagal kedua kalinya untuk mencapai orgasme.
Aku pindah menuju dada kanannya, namun tidak seintens tadi, hanya sekali-kali, meskipun demikian, alice terus bergetar tiap kali lidah ku menyentuh ujung putingnya. Sembari memainkan putingnya, aku melepaskan celanan leggingnya yang sudah basah keringat tersebut sekaligus dengan dalaman berwarna biru muda yang lucu. Terlihat garis kemaluan yang begitu sempit, dengan buru yang jarang menyelimuti kemaluannya. Aku mengarahkan tangan ku ke rambut kemaluannya, sedikit bermain di situ, sekali-kali menjambak lembut untuk memberikan efek pijatan rangsangan, lalu turun sedikit dan aku merasakan sebuah garis yang begitu lembab, licin, dan berlendiri. Efek obat perangsang tersebut sangatla kuat bahkan sekali sentuh kecil pun alice langsung mengejang.
Aku mencoba bergerak selembut mungkin, meskipun sangat licin, aku dapat merasakan sempitnya kemaluan alice ini, jariku terus menjelajah dan akhirnya aku menemukan klitoris alice. Aku memainkan klitorisnya dengan begitu lembut, selembut mungkin agar ia tidak mendapatkan orgasme terlebih dahulu. Jariku bergerak memutari, menyentil-nyentil klit alice, bahkan maju mundur seperti seseorang sedang coli, namun ini dengan skala yang jauh lebih kecil. Aku terus merangsangnya, lendirnya terus mengalir keluar dari vaginanya. Aku pun turun membuka kaki alice lebih lebar lagi, dan mulai menjilati vagina alice. Sembari menjilati kemaluan alice, akupun terus memilin puting tersebut.
Pada saat inilah aku ingin alice melampiaskan orgasmenya. Aku terus menjilati klitnya, menghisap cairan-cairan yang keluar dari vaginanya dan juga menyedot-nyedot clit alice. Aku dapat melihat bagaimana paha alice terus menegang-negang menahan rangsangan. Tangan ku pun berusaha menahan agar kaki alice terus mengangkang. Hingga akhirnya
“khhakk sthoopp khaaak, ghheliii khhaaakk, pingin phiiiphiiisss, iyaaa khhhaaaak di ssiitttuuuu”
Cccrrrrtttttt tubuh alice pun menegang kuat, pahanya menjepit kepalaku, aku membuka mulutku dan meminum semua cairan yang keluar dari tubuh alice. Ia mengenjang begitu lama, terhentak-hentak, pahanya terus bergetar hingga akhirnya tubuhnya pun terkulai lemas tanpa tenaga.
Saat ini alice terlihat sangat lemah bahkan tidak mampu menggerakkan badannya. Ia pun masih tersadar. Aku langsung mengarahkan adikku yang dari tadi menahan diri menuju pada gerbang vaginanya.
“khhaaaakkk sakiiiitt”
Meskipun sudah sangat licin dan basah, akupun masih kesulitan membobol pertahanan Alice. Aku mencoba memundurkan sedikit dan dengan satu hentakan aku mendorong. Dddrrrrtttttt, aku pun menembus selaput daranya, aku dapat melihat ada bercak darah pada adik ku tersebut. aku mendiamkan adik ku di dalam vagina alice, aku merasakan nikmatnya vagina alice yang begitu hangat tersebut meremas-remas adikku. Kalau tidak kutahan, bisa saja hanya dengan remasan ini aku langsung KO.
Setelah cukup tenang, aku pun mulai menggerakkan perlahan adikku di dalam vagina alice. Suara kesakitan pun berganti menjadi lenguhan kenikmatan. Desahnya terus terdengar mengikuti tempo gerakanku. Tentu obat perangsang yang ku berikan belum habis efeknya. Aku terus menggenjot dengan tempo yang stabil dan lambat, lima menit kemudian, alice mendapatkan orgasmenya yang kedua. Di dalamnya, yang kurasakan adalah remasan dan kehangatan dari cairan alice tersebut, au terus menggenjot. Hampir setiap lima menit, alice terus mendapatkan orgasmenya dan ia sudah terlihat sangat lelah. Aku sendiri sudah mulai kehilangan pertahanan, dan aku mulai mempercepat gerakanku untuk mengejar puncak.
Aku memompanya dengan sangat kencang, alice pun terus mengerang dan mendesah kenikmatan
A: Aaahh ahhh ahhh enggghhh enggghh enggghhhh
R: Lice, kakak mau keluar hhmmpffhhh kita bareng yaaa
Aku terus memompa dan di saat bersamaan aku dan alice pun orgasme, aku menembakkan semua maniku ke dalam rahimnya. Aku merebahkan tubuhku ke atas alice namun tetap membiarkan adikku menancap pada vagina alice. Aku merasakan sisa-sisa kenikmatan dari vagina alice.
Setelah lima menit, aku pun bangkit, aku membopong tubuh alice ke dalam kamar mandi, aku meletakkannya dalam bathtub dan mengisi air dalam bathtub tersebut. aku memandikan alice, sambil sekali-kali menyetuh area sensitif alice. Alice pun sudah tergolek lemas, ia hanya bisa mendesah pelan.
Terakhir diubah: