Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The Nameless

Part 6


Seorang gadis berambut lurus panjang tengah duduk di depan cermin rias. Make-up gaya natural ia terapkan di wajahnya, dengan sentuhan akhir memberi sebuah titik hitam di bawah mata kirinya.

"Hmm, video terakhir viewsnya sudah 184k... Lumayan... Umm, Enaknya buat video apa lagi ya?"

Gadis itu adalah Gisela, seorang wowtuber cantik dengan 809k subscriber. Selain itu, follower Lintasgramnya sudah mencapai 1,2juta akun.

Maka dari itu dia memerlukan penyamaran untuk bisa jalan keluar tanpa ada yang meminta foto.

"Nah, pikirin nanti aja deh, sekarang watunya shopping.!"

Ia pamit kepada orang tuanya dan meminta sopir untuk mengantarkannya ke Zii Street. (kawasan pertokoan mirip maliororo.)

"Mobilnya diparkirin dulu pak, nanti kalo udah selese aku telpon."

"Siap non."

Gisela menutup pintu mobil, dan mulai mangkahkan kakinya di pedestrian.

Mata lelaki tak berkedip melihatnya. Beberapa bahkan berhenti sesaat untuk menghayati cantiknya. Ada juga yang menyapa, menggoda atau mengajaknya kenalan.

Hal itu sudah biasa bagi Gisela, ia tak begitu menanggapinya.

Ia tengok kanannya, kaca tembus pandang yang menampilkan beberapa dress membuatnya sedikit terpikat.

Ia menggelengkan kepala.

"Gak, lebih baik aku keliling dulu."

"Hmm ~ hmm ~ "

Ia mendengungkan lagu favorit sambil menikmati waktunya window shopping.

Tanpa Gisela sadari, seseorang telah mengamatinya.

Ketika ia hendak menyebrang jalan, sebuah van berhenti di depannya dengan pintu terbuka.

"Ehm mm!"

Orang yang membututinya segera membiusnya dan memasukkannya ke Van itu.

Peristiwa itu terjadi begitu cepat hingga orang-orang yang di sekitarnya tidak bisa berbuat banyak.

Van itu kemudian melaju dengan cepat dan menghilang di tikungan dari pandangan orang-orang.

///////////////////////////////////////////////////////////////


Di sebuah gedung,...

seroang pria berdasi sedang berdiri menatap keluar jendela, menikmati pemandangan kota dari ketinggian.

Terdengar bunyi sang penyiar yang membacakan berita di layar Televisi.

"Kasus penculikan sedang marak terjadi, delapanbelas gadis dilaporkan menghilang. Kini polis tengah membentuk tim penyelidik..."

TringTring!

Ia segera menjawab panggilan telpon itu.

"Apa semuanya sudah beres?" Kata dari ujung telepon.

"Semuanya sesuai rencana."

"Bagus, setelah selesai segera tinggalkan kota."

"Baik."

"Jangan sampai ada bukti yang tertinggal."

"Aku mengerti."

Telpon terputus.

Si pria kemudian menelpon bawahannya.

"Lakukan tahap berikutnya."

//////////////////////////////////////////////////////////////


Raka duduk di pinggir kolam renang, kakinya yang mengayun-ayun dalam air menciptakan gelombang. Pandangan matanya kosong. Ia masih mengelola emosinya dan mengatur ulang pikirannya.

Ia mendedikasikan hidupnya untuk balas dendam. namun sayang, orang yang jadi targetnya telah tiada. Kini ia merasa hampa, tak tahu harus berbuat apa.

Mungkin Tuhan punya rencana lain...

"Huft..."
Ia mengeluarkan nafas panjang.

"Mew meow~"
Disampingnya, maomao memiringkan kepala sambil menatapnya.

"Entahlah, aku tak punya tujuan lagi. Aku kehilangan motivasi"

"Meow meow meow~"

Ucapan maomao benar juga.

Dirinya tak akan bisa mengubah masa lalu, tapi hari esok adalah lembaran putih yang siap ia hiasi dengan apapun.

Orang tuanya juga pasti tidak ingin melihat dirinya seperti ini. mereka pasti ingin melihat dirinya bisa sukses dan melanjutkan garis keturunannya ke generasi berikutnya.

"Kau belajar kata - kata itu dari mana hhuh?"

"Meow"

"Dari paktua? Ah, sepertinya aku terlalu banyak ketiduran saat paktua menjelaskan. Aku tak punya pilihan lain bukan, selain melajutkan hidupku."

Raka lalu bangkit. "Kau mau ikut?"

"Meow?"

"Ku rasa kau sudah cukup dewasa untuk kawin."

"Meow!" Maomao protes.

"Iya iya. Kau tahu kan, sebentar lagi aku akan kuliah dan kau akan kesepian disini. Jadi aku akan membelikanmu pasangan."

"Meow~"
Maomao menggosokkan tubuhnya pada kaki Raka.

"Sekarang kau bertingkah seperti kucing sungguhan, hah?

Raka kemudian mandi dan berganti pakaian. mereka pun pergi ke petshop.

Raka berjalan mengikuti petunjuk jugel maps.

" Kelihatannya, sekitar sini..."

Ia lihat sekitarnya, tapi tak menemukan petsop. Ia menyesali tindakannya yang terhasut tukang parkir untuk memakirkan motornya di ujung pertokoan tadi.

"Aplikasinya sesat nih..."

Ia lanjut melangkahkan kakinya.

"Copet! Copet!"

Ia mendengar teriakan dari belakang, Ia segera membalikkan badan dan mendapati sesorang berlari ke arahnya dengan membawa tas perempuan ditangannya.

Raka menjulurkan kakinya.

Bugh!
Si percuri tersandung kaki Raka dan terjatuh.

"Kena kau!"
"Rasain nih!"
Orang-orang yang mengejarnya lalu memberinya bogem mentah, melampiaskan rasa kekesalan mereka.

Pihak keamanan yang datang segera melerai masa dan mengamankan pelaku yang sudah babak belur.

Di tengah-tengah kerumunan itu, maomao melihat kucing betina berwarna putih tengah melintas. Naluri binatangnya muncul dan secara spontan mengejar kucing tersebut tanpa sepengetahuan Raka.

"Selamat datang kakak, ada yang bisa saya bantu..." Ucap si pelayan ramah, diikuti senyuman di wajahnya.

"Petshop bunda dimana yah?"

"..."
Expresi muka si pelayan berubah, bibirnya yang semula melengkung keatas kini jadi melengkung kebawah. Ia terlihat jengkel.

"Tau Petshop bunda gak??" Raka merogoh sakunya dan mengeluarkan 10WD. "Tak kasih ini kalau mbaknya kasih tahu aku.."

Si pelayan cepat-cepat menyambar uang itu, dengan senyuman terbaik ia menjawab pertanyaan Raka.

"Kok gak bilang dari tadi, Petshop Bunda ada di blok belakang. Dari sini kamu pergi kenan, jalan sekirar 50meter akan ada tikungan di kanan. Kamu belok kesana terus jalan sampe ketemu jalan raya, terus belok kanan lagi. Jalan sebentar ntar ada toko dengan tulisan petshop bunda."

Raka mengangguk-ngangguk.

"Kalo perlu apa-apa tanya lagi ya, aku siap jawab kok"

-_-'
Habis uang aku kalo nanya teros, batin Raka.

Mengikuti arahan yang di berikan, Raka akhirnya sampai di tempat tujuan. Ia mengecek ponselnya.

"Kenapa sekarang mapsnya bener..." Keluhnya.

Cling cling...
Lonceng yang menempel pintu berbunyi tatkala Raka mendorong pintu ke dalam.

Di dalam petshop bunda ruangannya cukup besar. Ada rak yang terisi penuh dengan kotak makanan kucing dan anjing. Mainan dan pakaian untuk hewan peliharaan juga terpajang rapi. Dan yang menarik perhatian Raka adalah sebuah aquarium besar yang berisi ikan warna warni.

Ia pun melihat rak pakaian kucing lebih dekat.

"Maomao, kau suka yang mana?"

"..."

"Maomao?"
Raka mengecek sekitarnya namun tidak menemukan maomao "Eh, kemana lagi dia?"

"Maaf kami sedang istirahat."

Kata seorang wanita yang baru saja keluar dari dalam. Ia mengenakan blazer putih dengan dalaman warna hitam serta celana panjang warna hitam. Rambutnya yang panjang dan bergelombang di ujung dia biarkan terurai. Semuanya terlihat sempurna bagi Raka, dia cantik.

Badum badum...
Jantung Raka berdetak kencang.Dunianya seakan berhenti, dimatanya hanya ada wanita itu, yang lainnya jadi blur. Ingin rasanya bisa memilikinya dalam pelukan.

"Y-ya?"

"Kami sedang istirahat, kamu bisa kembali lagi nanti." Katanya sambil menunjuk papan penanda yang menempel di kaca.

"Ah, maaf... Aku tidak melihatnya."

"Tak apa, sudah terlanjur."

"Apa disini menjual kucing?"

"Ya, ada di lantai dua."

"Kalau begitu aku akan datang lagi nanti."

"Tentu."

"Maaf, sudah menganggu."

Raka kemudian keluar toko.

"Huft, kenapa jadi deg-degan gini ya? Apakah ini yang namanya nafsu?"

Raks segera mengalihkan pikirannya.

"Aku lebih baik menemukan maomao dulu."

Raka mencari sambil memanggil-manggil maomao.

Setelah berkeliling pusat pertokaan dan tak menemukan maomao Raka jadi khawatir. Pikiran buruk mulai bermunculan dalam kepalanya.

Jangan-jangan maomao diambil orang, terus dijadiin bahan experimen buat dikloning.

Tidak!

Atau jangan-jangan maomao dipelet kucing genit.

tidak akan ia biarkan!

Raka memejamkan mata dan mulai memfokuskan tenaga dalamnya.

Snif snif..

Raka mengendus-endus bau maomao yang tertinggal.

Snif snif..

Raka berlari mengikuti jejak bau tersebut.

///////////////////////////////////////////////////////////

Sementara itu,

Maomao mengejar si betina putih hingga jauh masuk ke kawasan hiburan malam.

"Meow"

Ia memperlambat jalannya saat ia melihat ekor panjang si betina putih yang badannya tertutupi tembok.

Ia mendekatinya.

Saat ia tengok, matanya terbelalak, mulutnya terbuka lebar, ia begitu terkejut. Ternyata si putih sedang di tindih kucing garong. Keduanya sedang melakukan ritual sakral diantara dua kucing.

Harapannya musnah, hatinya hancur.

Ia pulang dengan kepala tertunduk lesu.

Tanpa maomao ketahui seseoranh berdiri di belakangnha dan kemudian menangkap dirinya.

"Meow!!"

Maomao meronta, ia melakukan perlawanan. Ia keluarkan cakarnya dan mengarahkan ke tangan si pelaku.

"Arghh!!" Rintih si pelaku.

Si pelaku menjatuhkan maomao.

"Dasar kucing sialan!!"

Si pelaku mengeluarkan pistol dan menembakkannya ke maomao.

Peshh

Peluru dari pistol berperedam itu mengenai maomao dan membuatnya terjatuh ditempat.

"Mampus kau!"

Si pelaku menedang tubuh maomao.

Dari belakang pelaku, seorang pria baruh baya berbekara. "Tuan muda, sebaiknya kita tidak membuat kekacuan."

"Cih" Si pelaku meludah. "Moodku sedang buruk, carikan aku mainan baru."

"Aku dengar malam ini akan ada pelelangan. Apakah tuan muda ingin berpartipasi?"

"Ho, kedengarannya menyenangkan."

Keduanya kemudian masuk di salah satu bangunan club.

/////////////////////////////////////////////////////////////

Snif snif...

Bau ini, darah?

Raka mempercepat larinya.

Sesampainya di ujung bau tersebut ia menemukan maomao terbaring tak berdaya, tubuhnya banyak mengeluarkan darah. Matanya terpejam, nafasnya perlahan melemah.

"Meo.."

Raka berlutut, ia mengeluarkan jarum akupuntur dengan tanganya yang gemetaran.

"Tenang tenang."
Katanya menenangkan dirinya yang penuh amarah.

Ia menusuk dan mengalirkan tenaga dalamnya ke memlalui jarum untuk menghentikan pendarahan.

"Bertahanlah maomao." Kata Raka dengan suara parau.

Ia kemudian berlari secepat mungkin membawa maomao ke Pershop Bunda.

Cling cling

"Tolong!"

Ia segera masuk ke ruangan dokter hewan.

"Apa-"

Wanita berblazer putih itu terkejut dengan kedatangan Raka.

"Tolong, selamatkan dia."

Wanita itu melihat kucing dipelukan Raka.

"Cepat bawa ke ruang operasi."

Raka kemudian meletakkan maomao di meja operasi. Wanita itu menyuruh Raka keluar.

Raka mengepalkan erat tangannya. Nafasnya kian memburu, hidungnya kembang kempis, matanya yang merah melotot tajam.

Ia pergi ke club itu.

Bang!

Ia membuka pintu club itu dengan paksa.

Ia melepaakan amarahnya.
"Minggir, atau kalian akan ku bunuh!"


/////////////////////////

Bersambung...






Masih newbie tolong beri komen saran dan masukan supaya cerita lebih menarik.

Tengkyu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd