Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Bimabet
Ikut absen di pinggir aja ...masih paud om jangan di galakin nangisan saya mah😀
 
Berikutnya mungkin Ambar yg kena sial kalo masih saja berbuat buruk mengganggu Dicky
 
Jumat 6 November 2020 03:51
" Polisi !!! Berhenti !!!" Sebuah teriakan terdengar di luar
Beberapa suara tembakan menyusul memecah malam
"Bunda bangun !" Kataku
Ku ambil Ajeng dari box. Fitri dan Ajeng kubawa menuju balik dinding agar terlindung dari ancaman peluru kaliber kecil.
Aku masih sempat mengambil celana legging milik Fitri yang tergeletak di kasur
Sejenak terdengar suara ramai diluar. Kuduga bapak bapak dan pemuda berhamburan menuju lokasi kejadian
" Kondisi aman .. aman...." Ucap ajudan kang Pri
Aku menarik nafas lega.
" Bun pake jaket" kataku
Ia masuk ke kamar dan mengambil jaket dan susu Ajeng.
" Tok.. tok... Tok.... Assalamu'alaikum " ucap suara yang kukenal. Suara Aiptu Jaelani
" Wa'alaikumsalaam." Jawab kami
" Mohon maaf... Mengganggu.. pak Dicky ada mas ?" Tanya Pak Jaelani kepada Budi
" Ada... " Jawab budi
" Cuy...Polisi " kata budi
Aku menghampiri mereka. Kulihat ada sepasang manusia tertangkap.
" Silahkan pak. Silahkan perhatikan apakah orang ini bapak kenal sesuai dengan TO yamg pernah kami perlihatkan fotonya ke bapak.?" Ucap.pak Jaelani
Kedua orang itu dibawa ke pos keamanan yang memang terang.
" Yang ini kalo ngga salah sopir angkutan umum. Dia tinggal diseberang proyek... Saya ngga kenal dia lebih jauh pak " jawabku
" Kalo yang ini ?" Tanya pak Jaelani
" Diah.... Ini diah pak... Dia bekerja di proyek tempat kami dan beberapa hari ini memang ngga masuk kerja. Menurut rekannya ngga ada penjelasan apapun" jawabku
Wajah diah pucat bagai bagai mayat. Dugaan kami mungkin dia ketakutan
" Untuk tahap awal pemeriksaan kita bawa ke rumah sakit terdekat. Pak Dicky kami meminta bapak datang ke kantor kami pagi ini bisa ?" Tanya pak Jaelani
" Baik pak..." Jawabku tegas
Kedua TSK dimasukkan kedalam mobil patroli.
Dan kami membubarkan diri ke rumah masing masing
Pertama kucari ketiga anakku
" Ayah... Dorr... Dorr..." Teriak Maher dan Mahesh
" Aaaa.... Ayah ketembak...aaaa " kataku meladeni kedua jagoan kami. Sementara Ajeng tampak nyenyak dipelukan Fitri.
" Gimana yah....?" Tanya fitri
Raut ketakutan masih tampak. Dan kuceritakan kejadian tadi serta permintaan agar kami datang ke kantor polisi pagi ini.
" Datangin aja... Biar sekalian kena tindak. " Jawab teteh. Lalu ia mengirim wa ke beberapa orang
Kami masih meneruskan obrolan tadi hingga adzan subuh memanggil.
Aku pergi mandi berdua dengan Fitri dan mengganti pakaian kami. Lalu kulaksanakan shalat subuh berjamaah dengan Fitri.
Selesai shalat kuperiksa Ajeng. Ternyata pampersnya penuh dengan ompol. E e nya sedikit dan segera diganti semua agar ia tidak rewel.
" Abang.... Kaka... Udah sikat gigi belum ?" Tanya Fitri
" Belum...." Jawab Maher
" Sikat gigi dulu yu sayangnya bunda " bujuk Fitri
Kedua bintang kembarku mengikuti langkah Fitri
Selesai rutinitas kedua kembar kami bergabung dengan kami
" Ayah. Nen Ajeng dimana yah ?" Tanya Fitri
" Nempel..." Jawabku
" Ayah !" Fitri melotot
" Itu dijepit ditangan kanan bunda..." Jawabku
" Ooh.... Hahahaha..." Fitri tertawa malu
" Pipit... Itu mata apa aksesoris ? " Canda teh Minah
" Pemantes doang " jawab budi sekenanya
Tawa Fitri makin menjadi.
" Sini Ajeng sama gua pit...." Pinta teh Minah
" Iih.. Nanti dulu " kata Fitri
" Elu bikinin laki lu kopi dulu pit... " Kata teh Minah
" Kang pri juga mau" ucap kang pri.
A Dudi dan a Wawan menyusul
Fitri menyerahkan Ajeng ke teh Minah. Tak hanya teh Minah, Teh Ervin juga sibuk mencandai Ajeng.
Suasana tetap hangat. Aku harus memandikan Ajeng dan Fitri memandikan kedua kesayanganku.
Selesai memandikan mereka. Fitri terlibat percakapan dengan pak Yosep. Dijelaskannya bahwa kami harus datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan tambahan sebagai saksi. Pak Yosep memerintahkan kepada kami untuk ke proyek hanya untuk absen masuk dan pulang saja.
Selesai telepon Fitri mempersiapkan diri mengganti pakaiannya. Seperti biasa jeans pensil warna biru, kemeja dan jilbab. Lalu ia mengambil baju Ajeng untuk salin. Keluarga kami bertahan hingga hari Minggu. Termasuk, Budi, Yahya, Aidil, Iandi, Terry, Kania, Dinda, Wulan dan lainnya.

Jumat 6 November 2020 08:10
Kami meluncur menuju Polres. Kami hanya bertiga saja karena si kembar tidak kami bawa.
Sampai di gerbang polres kami melapor akan menghadap Iptu Drajat.
Kami diantarkan ke ruang reskrim. Disana tampak pula Ipda Handayani dari satuan PPA.
" Selamat pagi pak Drajat " sapaku
" Oh.. eh... Selamat pagi pak bu... Silahkan silahkan " ucapnya
Lalu kami duduk di kursi tamu ruang reskrim
" Hey.. matiin rokok... Ada keponakan saya !" Perintah pak Drajat
" Siap..." Jawab semuanya sambil mematikan rokok
Kipas dinyalakan agar ruangan terbebas dari asap rokok.
Lalu petugas dari sat PPA menanyai kami yang kami jawab dengan apa adanya. Kami ceritakan kronologis dari kejadian ditemukannya Ajeng hingga saat penangkapan.
" Hmm.. dinamai ajeng ya pak... " Tanya Ipda Handayani
" Iya bu " jawabku
" Lengkapnya ?" Tanyanya lagi
" Ajeng Pramesthi Himawan " jawab istriku
" Waddaw.... Izin bu... Saya dan Istri saya sedang nunggu nunggu kelahiran anak kami, boleh dong minta di cariin nama yang bagus" ucap Bripka Syuhada
Fitri tertawa malu. Lalu ia mengusulkan nama anak laki dan perempuan untuk Bripka Syuhada.
Dari Ipda Handayani kami.memperoleh kabar bahwa Diah memang sudah melahirkan. Dari visum yang dikeluarkan oleh rumah sakit, Diah melahirkan secara normal. Tanpa ditangani tenaga pembantu kelahiran manapun
Aku kaget mendengarnya dan berkali kali mengucap istighfar sambil marah
Sekitar 1,5 jam kami di ruangan sat reskrim. Karena semua keterangan telah lengkap. Maka kami izin pulang.
" Pak... Itu bayinya diah ya ?" Tanya seorang laki laki bertampang preman
" Bapak siapa ??" Tanyaku
" Saya kakaknya pacar Diah !" Jawabnya
" Maaf... Anak ini dilindungi oleh hukum. Saat ini sedang berada dalam pengawasan kami reskrim dan sat PPA Polri. Kami menunjuk bapak ini untuk merawat bayi ini. Jadi maaf yang boleh menggendong hanya keluarga inti bapak ini saja " jawab Bripka Syuhada dan Bripka Ivana
" Tapi itu kan anak dari adik saya ?? Saya mau ambil !" Sergahnya sambil maju hendak mengambil ajeng
2 orang petugas Sabhara menahan pria tersebut agar tak terjadi hal hal yang tidak diinginkan
Kami berlalu dari situ dikawal oleh petugas Polri.
Akhirnya kami bisa melaju pulang dengan aman.

Jumat 6 November 2020 11:04
Setibanya di rumah. Aku bersiap shalat Jum'at. Setelah semua siap kami berjalan kaki menuju masjid
" Cuy... Surat pemecatan Diah udah jadi... " Ucap Budi
" Mmm... Alasannya ?" Tanyaku
" Mangkir lebih dari 3 hari dan terlibat kasus kriminal " ucap Budi
Aku ngga memikirkan lebih jauh. Karena semua merupakan aturan perusahaan.
Kami tiba dimasjid dan mengikuti urutan pelaksanaan ibadah Jum'at hingga selesai.
Saat pulang kami masih berombongan.

Jumat 6 November 2020 12:40
" Assalamu'alaikum" ucap kami yang dijawab oleh kaum wanita
Fitri menghampiri papap dan mencium tangannya lalu menghampiriku
Ia mencium tanganku
" Bunda.. maafkan kesalahan ayah yang kerasa maupun ngga disengaja ya bunda. Jangan pernah berhenti mencintai ayah " kataku
" Iya ayah... Maafin sikap bunda yang kurang berkenan di hati ayah ya" katanya sambil memelukku. Kukecup dahinya dan kupeluk tubuhnya
" Ayah... Salim lagi...." Ucap maher
" Mm.... Abang udah punya adik 2. Jangan manja ua nak " kataku
" Iya " maher menjawab
" Kaka.... Kakak punya de ajeng... Jagain ya " kataku kepada mahesh
" Siap ayaaah..." Katanya lucu
Lalu mereka memeluk bundanya
Waktu makan siang tiba. Dan kami menikmati makan tersebut dengan lahap. Sesekali omelan Budi terdengar karena menggigit cabai rawit yang diselipkan Iandi atau Aidil. Kami tertawa melihat wajah Budi dipenuhi keringat
" Hey.... Malam minggu nginep nya di papap atuh...." Pinta papap
" Boleh pap... Kita bakar bakaran aja malemnya " ucap teteh
" Bakar apaan nih yang rame ?" Tanya Valdi
" Bakar pos satpam...." Ujar Budi
" Mmm.... spion kanan dikasih nyawa ya gini " ucap Iandi
" Deuh... Spakbor ninja komen...." Budi membalas
Kami semua tertawa melihat situasi tersebut.
" Kita bakar ikan aja atuh... Terry... Dinda.,.. Kania.... Anak bungsu kebagian tugas belanja.... "Ucap teteh
" Siap teh...." Jawab mereka
Wulan, teh Uzy, teh Minah kebagian membuat bumbu.
Ikan akan diurus oleh Slamet.

Jumat 6 November 2020 13:07
Kami menuju proyek. Saat sampai site office, Ambar mendatangiku
" Pak... Apa maksudnya nuduh Diah membuang bayi itu ? Jangan mentang mentang kaya pak... Enak aja nuduh orang" sergahnya
Aku bengong
" Maksudnya apa nanya kaya gitu ?" Tanyaku
" Disitu mitnah temen saya maksudnya apa ?" Ucapnya dengan nada tinggi
" Polisi punya bukti visum dari rumah sakit. Jadi ngga mungkin saya memfitnah Diah. Lagipula apa keuntungannya buat saya ?" Kataku santai
" Apaan nih pak ?" Tanya Wiryo pekerja seniorku
" Itu bu Ambar lupa pintu keluar... Bisa tolong anterin mas ?" Kataku
Wiryo tanggap
" Jalan sini bu..." Ucap Wiryo
" Tunggu balasan dari kami !!!" Ancamnya lalu ia keluar. Di pintu ia berpapasan dengan Budi.
" Ngapa lagi titisan keranda mayat itu cuy ?" Tanya Budi
" Ngga tau...." Jawabku santai
" Biasa pak... Kabel Alimax dikasih jiwa ya kaya gitu... Ngawur..." Ucap Wiryo santuy
" Ya udahlah..." Kataku menutup kejadian itu.
Walaupun begitu kuceritakan juga kejadian tadi kepada Budi sambil bercanda agar ia tidak terbawa emosi.
" Nih data belanja yang lu minta.... Kapan mau audit ?" Tanya Budi
" Perkiraan gua sih rabu depan cuy. Gua beresin cek ini dulu sampe.senin...." kataku
" Okay...." Jawab Budi
Lalu kami larut dalam kesibukan.

Jumat 6 November 2020 17:11
Dan tak terasa jam kerja telah berakhir. Saat pulang aku bertemu pak Yosep dan pak Mardi. Mereka menanyakan perkembangan kasus ini. Kujelaskan apa adanya dan bagaimana kemungkinan hukuman yang bakal mereka hadapi
Selesai ngobrol aku melangkah pulang. Seperti biasa rusuh dan ramai hingga satpam gerbang kadang kadang sering ingin pulang mendengar canda kami.
" Waaah... Perabot lenong pulang.... " Sapa pak Poniman danru satpam
" Iya pak... Mari pak...." Jawabku sekalian pamit
" Mas Budi... Kapan mancing lagi mas ?" Tanya pak poniman
" Ogah ah gua malu ngajak bapak mah..." Kata Budi
" Emang kenapa cuy...?" Tanyaku
" Ya dia mancing ngga dapet ikan... Ngambek... Diubek kolamnya " jawab Budi
" Ya Allah... " Kataku
Kami melanjutkan langkah kami menuju rumah
Tampak banyak tamu yang berkumpul
" Itu siapa cuy ?" Tanyaku pada Budi
" Ga tau...." Jawabnya dengan wajah bertanya tanya
" Assalamu'alaikum" ucap kami saat memasuki gerbang rumah
" Waalaikumsalaam" jawab semua
" Eh... Pak RT, Pak RW.... Waah maaf pak saya baru pulang nih... Udah lama nunggu ?" tanyaku
" Aah... Ngga apa apa... Lagian kami Baru datang
kok Pak Dicky" jawab pak RW
" Ada apa nih pak ? Agak kaget saya nih " ujar ku
" Ini pak... Ada dua hal.... Yang pertama PHBI pemuda pengen mengajukan permohonan bantuan untuk penyelenggaraan peringatan maulid, ini proposal nya. Rencananya sih kita mau ngundang da'i kondang pak..." Kata pak RT
" Wiiihh... Mantep mantep.... Siap saya akan dukung 100%.... Biar meriah dan sukses pak rete..." Ucapku memanggil pak RT dengan panggilan akrab kami
" Yang kedua masalah bayi Ajeng. Terus terang tadi ada sekelompok orang yang mau meminta Ajeng dari keluarga ini. Keluarga jelas menghalangi apalagi ada surat dari polres yang menyatakan pengurusan dan perawatan bayi diserahkan kepada keluarga ini. Mereka ngotot pak.... Hampir terjadi pengeroyokan terhadap mereka. Makanya kami memutuskan mempercepat penerbitan surat dukungan dan permintaan agar Ajeng disyahkan menjadi putra pak Dicky secara hukum. Surat itu sudah saya serahkan ke kolega saya di kementrian hukum. Ini salinannya pak " pak RW memberikan penjelasan
" Hmm.... Baik pak... Kalo rencana keluarga kami. Senin ini semua kami urus. Dan dokumennya juga sudah kami lengkapi. Diharapkan semuanya akan selesai segera." Jawabku
" Iya kemarin kami meminta pengacara keluarga kami mempercepat urusan ini. Kami menganggap penting hal ini karena menyangkut masa.depan seorang anak yang masih suci. " Kang Pri menambahkan
Suara dering hp terdengar.
" Maaf... Sebentar pak..." Kata Pak RT
" Hallo... Iya iya... Mm.. iya pak..." Suara pak RT sedang berdialog dengan lawan bicaranya
Kami masih melanjutkan pembicaraan mengenai Ajeng.
" Mmm... Pak... Alhamdulillah... Tadi dari pihak keluarga TSK. Saya coba jelaskan apa yang dilakukan pak Dicky adalah wajar. Ajeng diperlakukan seperti sampah, dan pak Dicky mengambil Ajeng karena pak Dicky menganggap Ajeng sangat berharga, karena berharga maka kami semua membela dan mendukung pak Dicky. Syukurlah Mereka menyadari perilaku anak anak mereka termasuk preman kampung yang tadi nyaris dikeroyok. Mereka ngga berharap banyak soal pengembalian Ajeng. Cuman mereka titip. Seandainya disyahkan secara hukum maka suatu hari nanti tolong sampaikan siapa orang tua kandungnya. " Ucap pak RT
" Dan kalo boleh... Pihak keluarga meminta izin bertemu pak Dicky dan Bu Dicky " tambahnya
" Pak... Masalah siapa Ajeng kami sudah komit. Seperti halnya Abang dan Kaka... Biarlah saat ini mereka kami rawat sebagai anak kami sesungguhnya. Biarlah mereka menikmati apa yang harus mereka nikmati. Dan kami akan berusaha menjadikan mereka sebagai putra bangsa yamg berguna bagi agama negara rakyat serta keluarganya" jawabku sesak dengan keharuan
" Jujur saja. Saya dan istri saya sudah merencanakan supaya si kembar bisa jadi perwira TNI, sementara Ajeng akan kami arahkan menjadi pengusaha seperti uwa nya. Insya Allah kami akan rawat mereka sebagai keturunan keluarga besar kami. Bukan sebagai anak sambung " jawab kang pri tegas.
" Alhamdulillah... Kalo gitu saya akan sampaikan apa yang baru saja disampaikan oleh pihak keluarga sini pak. Juga saya akan menekankan kepada mereka agar ada jaminan hitam di atas putih bahwa mereka tidak akan mengganggu Ajeng " jawab pak RT
" Gini aja deh. Saya mengangkat Pak RW sebagai Manager saya dan pak RT sebagai Asmen untuk pak RW sampai kasus ini selesai. " Kataku setengah bercanda
" Bener cuy gua setuju... Jadi kalo mau urusan Ajeng bener bener satu pintu... Ya ngga kang ? Pap ?" Sela Budi
" Papap setuju bud..." Jawab papap antusias
" Dan secara aspek legal pak RW dan pak RW akan kami hubungkan dengan pengacara keluarga kami agar koordinasinya nyaman" kata teteh
" Waah... Kepercayaan besar. Tapi kalo bapak bapak setuju ya kami.pasrah ikut arus aja " jawab Pak RW sambil tertawa
Pembicaraan berlanjut ke hal yamg lebih ringan hingga kudengar Ajeng menangis
" Ayah... Ajeng nyariin..." Ucap Fitri kepadaku
" Mmm... Sini anak ayah...." Kataku
" Ade jangan ayah bau keringet... Acemmm..." Ucap Mahesh
Semua yang mendengar tertawa melihat kelucuan Mahesh
Akhirnya para tamu pamit pulang karena sudah hampir Maghrib.
" Hhh... Semoga lelah ini menjadi Lillah..." Kataku sambil menggendong Ajeng masuk keruang tengah

Jumat 6 November 2020 19:01
Kami semua berkumpul di tengah rumah. Berbagai candaan mengalir ceria hingga saatnya makan malam.
" Heeey... Ayo ini shabu shabu nya udah siap..." Kata teteh
Kami beranjak ke meja makan untuk menikmati shabu shabu.
" Kaleem... Ini ngga akan digerebek BNN... Karena shabu shabu nya organik..." Kata budi sejeplaknya
" Bunda makan duluan gih sayang" kataku
" Mmm... Pengen nyelimit ke ayah...." Katanya manja
" Bentar atuh naro Ajeng di box. Da udah nyenyak ini " kataku sambil menidurkan ajeng di box.
Aku dan fitri melangkah ke meja tempat shabu shabu disajikan. Kutambahkan sawi putih, jamur hioko, jamur kancing, lobak dan daging sukiyaki. Sambil menunggu matang kuracik saus agar rasanya makin mantap
" Hmmm... Udah Mateng... " Ujar ku
Ku sendok sayuran dan daging yang ku masukkan tadi dan kutambahkan kuah kaldu seafood agar rasanya pas
" Abang... Kaka... Mau makan ini ngga ?" Ajak fitri
" Ini lagi mam sama teteh Moniq " jawab Maher
" Good.... Thats my sons " kataku sambil mengacungkan jempol.
3 kali aku menyiapkan shabu. Istriku sedang lahap. Tapi ku batasi konsumsi daging agar lemak ditubuhnya tetap proporsional.
" Ayah.... Kekenyangan...." Keluhnya
Aku tertawa mendengar keluhan fitri
" Ngapa cuy ?" Tanya budi
" Kekenyangan " jawabku
Fitri masih memelukku sambil meringis kekenyangan.
" Tiduran dulu di sofa " perintahku
" Mau ngapain ayah ?" Tanyanya
Aku tak menjawab tapi mengambil sapu kecil dari injuk yang biasa dipakai untuk membersihkan pajangan
Sambil membaca shalawat kusapu perut fitri.menggunakan sapu tersebut.
15 menit kemudian ia sudah merasa nyaman. Kembali
Giliran Maher dan Mahesh harus kutepuk tepuk punggungnya agar sendawa
" Bllllrrppp.... " Suara sendawa Maher panjang lalu aku menepuk punggung Mahesh yang menghasilkan suara yang sama
" Alhamdulillah..." Ucap Fitri lega mendengar anaknya sendawa.
Selesai makan malam kami membicarakan rencana sumbangan untuk Maulid
" Sok lah ngabalakan..... Dicky 1 perak..." Kataku
" Gua Gope Dicky " ucap teh Uzi.
Disambung yang lain hingga akhirnya terkumpul dana cukup besar.
" Alhamdulillah lelang ditutup " ucap Iandi
" Dil... Sebelum berangkat besok lu serahin sumbangan buat PHBI ya..." Perintah teteh tanpa canggung karena merasa sudah dekat.
" Siap teh... " Jawab Aidil sambil tiduran di paha Wulan.

Jumat 6 November 2020 21:32
Entah karena kenyang atau karena lelah. Hari masih sore. Tapi mata sebagian besar dari kami sudah layu. Sehingga kami memutuskan tidur lebih awal. Seperri biasa selain aku Fitri dan Ajeng. Yang lain memilih tidur diruang keluarga menggelar kasur.
Masih terdengar canda dan tawa mereka dibawah.
" Hmmm.... Ajeng Bobonya di box yaa... Bunda sama ayah..." Ucap fitri sambil menyimpan ajeng di box nya
Aku sudah selesai mengganti bajuku. Kupakai boxer lycra yang dibelikan fitri. Kaus putih tipis membungkus bagian atas tubuhku
Fitri pun telah selesai mengganti bajunya.
Hotpants ketat membungkus pinggul rampingnya dan kaus santai tipis tanpa BH membungkus dadanya yang sekal padat.
" Hmmm....." Katanya sambil meraba tubuhku dan mengusap kontolku dari balik boxer..
Kubiarkan ia melakukan apa maunya dengan tubuhku
Ia mulai memasukkan tangannya kedalam kausku. Dan meraba dadaku.
" Mmmm kangen sama ayah.." ucapnya
Satu tangannya mulai masuk ke celana ku dan membelai lembut kontolku yang tegang.
Ku balikkan ia dan kugendong. Aku berjalan ke arah pintu dan menguncinya
" Mmmm pengen digendong terus kaya gini " ucapnya sambil menggelitik kupingku dengan lidahnya
Aku berdiri di samping kasur sambil melumat bibirnya. Kuelus mesra pantat sekalnya sambil sesekali kuremas lembut.
Kuselusupkan tanganku dan mulai membelai belahan pantatnya
" Mmm.. geli sayang..." Rengek Fitri
Kuremas lagi pantatnya sambil kulumat bibir tipis menggoda itu
Tanganku merayap menuju gundukan memeknya yang tembem indah.
" Hhhhhssshhh...." Desahan fitri terdengar saat kujelajahi lehernya dengan bibirku. Tanganku masih sibuk membelai memeknya dari balik hotpant
" Buka yang.... " Pintanya
Aku merosot turun sambil bibirku merayap diperut ratanya.
Kukecup perut itu dan kukelitik dengan lidahku
" Hyyaanghh...." Desahnya
Kuperosotkan perlahan celana fitri. Bulunya makin panjang.
Terlepas sudah celana itu. Kubuka pahanya sedikit agar bisa kulihat memeknya yang menggoda
Tembem... Mulus bersih.... Menarik sekali...
Aku berusaha menjilati itilnya dengan lidahku. Jariku sesekali menerobos masuk mengorek bagian dalam memeknya.
" Mmm... Hyaaanghh" desahnya
" Tetenya isephhhh..." Pintanya
Kubuka kausnya dan kutemui dua gunung kembar mancung dengan puting yang tegang
Kulumat payudara Fitri dan sesekali kusentuh putingnya dengan lidahku.
Jariku menerobos masuk memek fitri
" Mmmhhhhh.... Shayanghhh... Dalemhhnyah laghih saayaaanhhhh..." Pintanya
Kucoba menelusuri bagian mana yang membuatnya begitu menikmati sentuhan jariku
Ada sebuah titik yang saat itu kusentuh membuat fitei terlengak
" Hyaaanghh... Mashukinnhh...." Pintanya
Kuhentikan aktivitasku sesaat. Kulepas kaosku fitri melepaskan boxerku dan melimat sejenak kontolku yang makin tegang
Setelah puas dengan lumatannya ia kembali naik
" Akuhh pengenh dimasukin.... Pengenh sambil digendonghh..." Nafasnya memburu karena nafsu
Ku gendong fitri sambil ia berusaha memasukkan kontolku ke memeknya.
Akhirnya kontolku berhasil menembus memeknya yang sudah sangat basah oleh cairan cintanya.
" Emmmppp..... Mmmm.... Aaaahh.... Enak sayanghh..." Desahnya sambil memelukku
Kugenjot memek fitri perlahan. Bibirku tak lepas melumati bibirnya lidah kami berkelit saling belit.
Tanganku meremas pantat fitri
" Mmmhh.....mmmmhh...... Mmmhh...." Desahnya menikmati persetubuhan malam ini.
" Hyanggghhh... Lhhagiihhh yahngghh.... Aaaah ... Enak hyanghhhggghh... Itilnya kegesekhhh.... Aaaah.... Shayaanghhhh...." Desah fitei
Dengan posisi itu terus terang membuat kontolku maksimal menembus memek Fitri. Kuteruskan genjotan kontolju di memeknya.
Peluhku bercucuran
" Aaah.... Yaaanghh... Akhu shampeeeehhh..... Aaaaahh..... Shayangghhh....." Fitri.mememukku erat sambil menggigit bahuku
Aku yang hampir sampai mendadak drop akibat rasa sakit di bahuku.
Nafas fitei memburu... Memeknya masih berkedut.
Kuletakkan Fitri di kasur karena aku hampir kehabisan tenaga.
" Hhh.... Shayang.... Mmmm... Enak banget tadi.... " Ujarnya sambil tersenyum
Aku tersenyum kulumat bibirnya dan kuremas dadanya.
" Yang... Kok tititnya masih keras ?" Tanyanya dengan tatapan kaget
" Belum sampe ya ?" Tanyanya
" Hampir bun... Cuman pas digigit bunda ayah jadi drop " jawabku sambil tersenyum
" Aaaa... Ayah maaah....." Rengekannya manja
" Coba liat ?" Katanya lagi
Ada sedikit darah di bahuku.
" Atuh ayah.... Gimana atuh....?" Tanyanya
" Ya udah lah bun... Toh pasti sembuh ini lah " kataku sambil memeluknya mesra dan kucium pipinya.
" Maafin bunda ayah... Gimana atuh biar ayah sampe ?" Tanyanya....
" Nanti aja kalo ayah udah siap lagi...." Kataku sambil tersenyum
" Janji...??" Tanyanya
" Ayah janji dan akan ayah penuhin...." Ucapku
" Kapan....??" Desaknya
" Ngga malem ini bunda... Malem ini masih lemesh... Hehehehe...." Kataku sambil menelusupkan kepalaku ke ketiaknya
" Aaa... Ayah jangan jorok... " Rengeknya berbisik
" Mmmm.... Ngga bau kok bunda " ucapku
Aku pindah melumat buah dadanya dengan mesra.
" Mmmm..... Ayah.... Kok bunda lemes ya.... Tadi pas nyampe enaaak banget " katamya
" Pasti. Soalnya bunda panas banget ke ayah tadi hehehehe...." Jawabku
" Nanti bulunya di papas ya bun .. " kataku
Fitri mengangguk sambil yersenyum menatap.mesra kepadaku
" Dah sekarang istirahat dulu... Udah makin malam... " Ajakku. Fitri mengangguk dan memelukku
" Makasih buat hari ini yang luar biasa. Maafin kalo ada ketidak sempurnaan dari ayah ya bun..." Kataku
" Ayah... Jangan bilang gitu. Apapun yang ayah berikan ke bunda setiap harinya adalah kejutan dan kemewahan buat bunda." Jawabnya
" Semuanya sempurna sekali buat bunda " sambungnya
Ada air mata menggenang di pelupuk matanya. Ku usap air mata itu. Dan Kukecup keningnya lembut.
" Ayah sayang bunda..." Kataku
" Bunda sayang ayah... Bunda ngga akan ninggalin ayah kecuali ajal menjemput bunda " katanya
Malam makin larut dan pelukan kami makin erat. Lelap kami tertidur karena lelah. Menghadapi hari penuh tantangan.

Bintang berkelip dengan jenaka
Menghantarkan dua insan yang dimabuk asmara
Kan kami tatap hari esok dengan gembira
Menjawab tantangan meraih asa....
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd