Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

THE HIMAWAN FAMS

Minggu, 23 Januari 2021, 10:11
Kami tiba dirumah kembali. Suasana penuh tawa dan canda.
Saat tiba didalam kulihat ada tamu.
" Eh.. Rexy... Weuh... Pasti ibu ya...?" tanyaku lalu aku mencium tangannya
" Iya bang. Ibu pengen ketemu Rani. Sekalian mau ke rumah paman di Cilegon." jawab Rexy.
" Ibuu... " panggil Rani riang.
" Ooo.. Ada ibuu..." ucap istriku.
" Ibu maaf nungguiin..." ucap istriku lalu memcium tangan ibu.
" Wah ngga apa apa kok.. Mohon maaf ngga ngasih kabar. Dadakan sekalian mau ke pamannya Rani.." ucap ibu
" Hmm.. Nanti lagi kasihlah kabar. Biar kami jemput bu... Eh ibu udah sarapan belum? " tanya istriku
" Tadi sarapan di tol nak. Ngga ibu kok jadi pangling sama Rani ya..." ucap ibu
" Gimana ngga pangling. Sama teteh dirawat kok... " ucap Rexy.
" Habis dari Cilegon kamu mau kemana Rex? " tanyaku
" Rncananya sih mau ngirim barang ke toko. Ibu nginep di Cilegon pulangnya saya jemput bang.." jawab Rexy
" Ah ribed... Mending gini. Ke Cilegon nih. Make mobil apanja. Mobil elu disini. Nah ibu nginep disini aja. Besok lu beres dari toko meeting dulu sama gua.. Darurot.." ucap Budi
" Oh iya... Buat Sudirman.. Sama interior lighting graha.." ucapku
" Gimana bu? " tanya Budi
" Nanti malah ngerepotin abang.." ucap ibu
" Ya repot lah kalo ibu tidurnya sambil kayang.." canda Budi sekenanya
Ibu tertawa sambil memukul lengan Budi.
" Ya ibu nurut ajalah..." jawab ibu menyerah
" Yess..." jawab istriku
" Kubil.. Lu ambil apanja. Mau dipake ke Cilegon gitu.." ucap Budi
" Ke Cilegon ada acara bu? " tanyaku
" Iya... Adik sepupu Rani mau nikah bulan April. Nah dia minta ibu buat datang sekalian minta restu..." jawab Ibu
" Oo..." jawabku
" Taraa... Bu ini cemilannya..." ucap Kania
" Itu mbaknya kok tangannya digendong? " tanya Rexy
" Kecelakaan... " jawab Arhan singkat.
Rexy mengangguk.
" Kamu mau ikut nong? Kalo mau ikut yaudah sama om Herdi aja..." usul istriku
" Ngga ah.. Nanti aja pas acara nikahannya..." jawab Rani sambil manja kepada istriku
" Yaudah atuh..." ucap istriku
" Abang makan apa? " tanya Eka
" ini..." ucapku sambil menunjukkan kue sagu kelapa
" A.." pinta Rani
Kusuapi Rani... Ternyata gulanya belepetan..
" Ya Allah nong... Sini.." ucap istriku spontan. Lalu di bersihkannya bibir Rani.
Bu Hafidz terlongong takjub melihat perlakuanku dan istriku.
" Mobil udah siap bu..." ucap Kubil
" Ayo bu.. Biar ngga terlalu siang.." ucap Rexy
" Iya hayo.." jawab bu Hafidz
" Ireeex.... " panggil Rani lalu mereka seperti sedang berbicara. Lalu tertawa berdua.
Akhirnya keduanya berangkat ke Cilegon.
" Bil... Mobilnya Irex dibawa ke mesa aja.." ucapku
" Siap pak.." jawab Kubil
Suasana di rumah kembali diwarnai canda dan tawa. Bahkan Arhan yang biasanya pendiam pun mulai terbawa.
" Haaaiii... " seru istriku pada Evelyn
" Ka... Cici mana? " ucao Evelyn
" Ini ada.." jawab istriku. Lalu ia memanggil Cici
" Mamaaa..." sapa Cici sambil gelendotan manja pada istriku.
Lalu mereka terlibat obrolan.
" 阿姨……你好嗎……你什麼時候去印度尼西亞?
( Āyí……nǐ hǎo ma……nǐ shénme shíhòu qù yìndùníxīyà? / bibi.. apa kabar.. kapan mau ke Indonesia? )
" 好消息阿姨。如果有時間,我姑姑肯定會去印度尼西亞。媽媽說茜茜選擇參加物理奧賽,不是嗎,兒子?
( Hǎo xiāoxī āyí. Rúguǒ yǒu shíjiān, wǒ gūgū kěndìng huì qù yìndùníxīyà. Māmā shuō qiàn qiàn xuǎnzé cānjiā wùlǐ àosài, bùshì ma, érzi? / kabar bibi baik baik saja. kalo ada waktu bibi pasti ke Indonesia. kata mama Cici kepilih ikut olimpiade Fisika ya nak ? )
" 是的,阿姨……和 Cici 的兩個朋友。但不知道是在台北還是文萊實施
( Shì de, āyí……hé Cici de liǎng gè péngyǒu. Dàn bù zhīdào shì zài táiběi háishì wén lái shíshī / Iya bibi.. sama 2 orang teman Cici. Tapi belum tau dilaksanain di Taipei atau di Brunei darussalam )
" 哦..是的。呃,Cici媽媽又是一樣的..
( Ó.. Shì de. È,Cici māmā yòu shì yīyàng de.. / Oo.. ya sudah. eh ini sama mama Cici lagi ya.. )
" Mereka ingin liat Cici sekarang... Wiyh pada rame ngomongin Cici..." ucap Evelyn
Lalu istriku menceritakan keputusan Teteh soal Cici.
" Aku setuju banget. Aku nurut aja.." ucap Evelyn semangat.
" Terus itu Ev. Followers nya Cici manggil aku Mama Citra terus ke si Ayah manggil papa Citra. Aku takut kalian kesinggung Ev." ucap istriku
" Ka.. Wajar mereka manggil gitu. Toh Cici anak kalian juga. Biarlah followers manggil sesuka mereka. Yang penting kita tau yang sebenarnya." jawab Sammy kalem
Obrolan masih berlanjut hingga beberapa menit kedepan. Sesekali disertai candaan. Hingga VC berakhir.
" Assalaamu'alaikum... Laundry..." ucap seorang pria
Vilda keluar menemuinya. Lalu ia menyerahkan pembayaran ditambah sedikit untuk rokoknya.
Slamet membantu membawakan pakaian yang sudah di laundry. Sesampai di dalam semua memilih pakaiannya masing masing. Termasuk yang digantung memakai hanger.
" Kaya yang sedang bongkar kiriman baju second ya..." komen Revka
" Hahahahaha....." Arhan dan Cipot ngakak, sementara aku hanya tersenyum.
Waktu beranjak siang, kami bersiap untuk sahalat dzuhur. Kecuali Vilda yang sedang datang bulan.
Setelah selesai kami bersiap untuk makan siang. Kami ingin mencoba menu baru yang kami beli di GOR tadi.
Kalio kepala tenggiri menggoda selera kami. Kuah kuning dan cabai rawit geluntungan menggoda lidah.
Aku sengaja menyuapi Vilda dan Rani. Karena aku ragu sama Vilda soal bongkar kepala ikan.
" A.." ucapku pada Rani. Rani menyantap suapan dariku. Lalu disusul Vilda.
" Hmm... Ini kuah sama aromanya Sumbar banget..." komentarku
" Kalo dikasih cengek enak da yah..." ucap istriku.
Cici kali ini anteng menikmati makan siangnya.
Arhan mulai mengucurkan keringat karena kepedasan.
" Shh.. Hah.. Weuh.. Alhamdulillah... Enak banget... Bener ngga om? " ucap Arhan
Om Marwan mengangguk setuju sambil tetap menikmati ikannya. Sementara Sari sibuk mencomoti daging yang sudah diambil oleh om Marwan dari kepala ikan. Sementara bibi terlihat khusyu menikmati makan siang ini.
Kali ini makan siang berlangsung tanpa insiden. Nikmat kebersamaan lebih utama daripada rasa masakan. Walaupun penting juga sih soal rasa..
Akhirnya acara makan siang selesai. Tapi tak ada seorangpun yang mengeluh kekenyangan.
Vilda melangkah ke dapur mengambil jamu kunyit asem yang disiapkan bibi dikulkas. Setelah diminum ia kembali berkumpul bersama kami.
" Nanti kita beli lagi ah yah..." ucap istriku sambil bersandar diantara pahaku.
" Sama Nasi biryani.." tambah Rani yang nemplok di punggungku
" Aku mah pengen nasi padangnya yang deket tempat si Syahnaz...." ucap Terry
" Itu nasi Kapau hun... Beda sama nasi padang.." ucap Budi
" Yaa.. Insya Allah ada rezekinya..." jawabku
Makin lama mata kami makin lemah. Hingga akhirnya semua terlelap.

Minggu, 23 Januari 2021, 15:21
Jam biologis ditubuhku secara alami membangunkan aku dari tidur. Aku duduk sejenak dan membangunkan satu persatu anggota keluarga yang masih nyenyak.
" Mmmwh... Ashar dulu ya bun..." ucapku membangunan istriku. Ia tersenyum dan menggeliat sejenak. Lalu bangkit menuju tempat wudhu.
" Vilda, Nong... Bangun yo... Ashar..." ucapku
keduanya menggeliat nikmat lali duduk. Dahi Rani agak berkerut karena berusaha fokus. Kuberikan kacamatanya lalu ia pakai
Selesai shalat kami berkumpul di teras depan.
" Bang abis maghrib kami pulang ya..." ucap Eka
" Hlah... Ngapain pulang? " ucap Budi
" Besok kan harus dines bang.." jawab Nirina
" Oo.. Okay... " jawabku
" Dari sekarang aku minta izin, kamis besok aku mau info digging dari bang Johan. Pertamyaan ringan aja sih bang.." ucap Eka
" Okay.. Kayanya dia udah mulai siap kalo pertanyaan ringan mah." jawabku
" Assalaamu'alaikuum... " suara teteh mengucap salaam yang spontan kami jawab.
" Uwaa..." teriak cici girang sambil menyambut teteh dan memeluknya
" Aaaaaaw.. Wawawaw.... Nininih.... Uuu.. Tuu... Tetetete... Niih..." ajeng ikut ramai
Spontan kami terbahak melihat polah Ajeng.
" Waddduh punya mainan... Bagus ya nak..." ucap teteh sambil mencium Ajeng. Kami semua mencium tangan teteh.
" Ai ini...?" tanya teteh
" Ini Arhan Prayogo teh, Insya Allah calon suami Eka.." ucap Eka
" Nah tinggal si demplon yang harus teteh cariin..." ucap teteh sambil tersenyum
" Rina mah nurut aja pokonya lah..." ucap Nirina
" Hey.. Ferry.. Sama itu kamu Sumanto... Tidur Dimess ya.." ucap teteh
" Baik bu.." jawab mereka. Lalu kuminta bantuan Jarot untuk mengantarkan
" Perasaan Sumanto nama aslinya Zarlan deh teh " aku mencoba mengingat
" Emang iya Zarlan.." jawab teteh
Arhan terbahak mendengar jawaban teteh.
" Wadduh.. Kacau nih... " gumam Arhan
" Cici.. Itu oleh olehnya..." ucap teteh
Cici sibuk membuka oleh oleh dari teteh.
Dan ia menemukan pesanannya.
" Teh Moniq mau kesini seminggu lagi. " ucap teteh. Cici menyambut kabar itu dengan riang.
" Itu Eka gimana hasil operasinya ?" tanya teteh
" Alhamdulillah sukses. Cuman selama 2 bulan ini mesti digendong dulu tangannya. Tulang bahu juga patah soalnya teh.." jawab Eka
" Alhamdulillah... Eh eta si demplon.. Dipotongin atuh bageur... " ucap teteh kepada Nirina
" Hehehe... Iya teh..." jawab Nirina
Vilda yang baru keluar setelah mandi langsung memeluk teteh. Dan ia dihujani ciuman sayang dari teteh.
" Baru mandi..?" tanya teteh
" Iya teh... Gerah..." jawab Vilda
" Teteh Eka pulang dulu ya.. Besok kerja soalnya..." ucap Eka
" Hlaah... Ah ngga rame.. Kapan mau kesini lagi...?" tanya teteh
" Pulang aja belum udah ditanya kapan mau kesini lagi..." ucap Budi
Spontan semua tertawa.
" Rencananya kamis kesini lagi sambil ada obrolan sama bang Jo." ucap Eka
" Iya atuh. Itu Arfan... Jagain Eka ya..." ucap teteh
" Arhan teh.. Arhan..." ucap Cipot sambil telungkup santai
" Oh.. Arhan.. Kirain Arfan.. Hehehe.." ucap teteh
" Cape cape orang tuanya selametan malah diganti..." keluh Cipot
Tawa kami kian riuh. Dan tak lama kemudian mereka pamit pulang.
Hari makin senja..
" Tetetete... Wawawaw.. Niih uuu... Da.. Da..." celoteh Ajeng
" Itu kaya ngomong ke siapa ya Ajeng.." tanya teteh heran
Opik menjelaskan kepada teteh kejadian yang sedang dialami Ajeng. Dan ini wajar terjadi. Karena menurut keterangan para ulama ruh orang yang meninggal akan berada dantara kita selama 40 hari sebelum kembali ke alam barzah. Lalu Opik mengalihkan fokus pembicaraan.
" Jo.. Ai struktur tahan hempa kaya gimana sih? " tanya teteh
" Aah.. Gini teh.. Teteh pasti tau P6-ATAV ? Kaki kakinya independen 100% untuk.membagi dan.mengadaptasi perbedaan ketinggian. Jadi si body ngga terlalu miring atau terguncang. Nah prinsip shockbreaker semodel itu yang di pake di struktur tahan gempa teh. Ditambah dengan weight spreader untuk membagi sebaran beban ke tanah. Intinya steuktur tahan gempa itunadalah pondasi yang mampu mereduksi resiko akibat gempa." papar Johan.
Aku terkesima melihat Johan masih mampu menjelaskan hal hal seperti itu. Dan mengasah kembali kemampuan memorinya.
" Ooh... Ntar deh kita diskusiin lagi. Sekarang mah gua pengen mandi." ucap teteh
Kami masuk kedalam rumah untuk mempersiapkan shalat maghrib.
Adzan maghrib bergema. Memanggil ummat untuk melaksanakan kewajibannya.
Kami serentak melaksanakan shalat dimusholla dipimpin Opik. Seperti biasa selesai shalat kami melaksanakan wirid.
Selesai shalat kami berkumpul di ruang keluarga.
" Slamet.. Met.. Punten ke mang Yana gih... Beli ayam bakar. " pinta teteh
" Siap bu.. " jawab Slamet.
" Sama Kubil gih." ucapku.
Slamet mengangguk. Setelah menerima pesanan dan uang. Lalu ia berangkat bersama Kubil memakai pariyoh.
Tak lama sebuah salam terdengar. Rupanya bu Hafidz sudah kembali.
" Teteh... Ini bu Hafidz ibunya Nong dan ini Rexy kakaknya Nong...." ucapku memperkenalkan mereka
" Oo... Iya iya.. Alhamdulillah bisa ketemu.." jawab teteh. Lalu kami ngobrol santai sambil menunggi Slamet dan Kubil.
40 menit kemudian keduanya tiba. Lalu menyiapkan ayam bakar yang sudah dipotong ke piring.
" Bu ayo makan.." ajak teteh
" Iya teh..." jawab bu Hafidz
Kami.makan dengan ( tumben ) tertib. Dan seperti biasa Rani disuapi isteiku sementara Cici disuapi teteh.
" Rani.. Kok ngga ambil sendiri ?" tanya bu Hafidz
" Biar aja bu.. Daripada Nong ngga mau makan... Toh Pipit juga ngga keberatan..." jawab teteh
" Padahal di rumah ngga semanja itu.." ucap bu Hafidz lagi
Teteh hanya tertawa lalu bercerita apa yang ia tahu soal Rani
" Uhuk... Uhuk..!" Cici terbatuk
" Bongbong.... Bongbong.." ucap teteh sambil mengelus punggung Cici.
Rupanya Cici keselek nasi. Kami tertawa melihatnya.
Acara makan malam hari ini berakhir. Kami masih ngobrol santai.
" Bu... Ini teh hangatnya " ucap Fikri
" Wikwiw... Calon mantu sempurna..." ledek Revka
" Perjuangan Rev... Perjuangan..." sambung Cipot
Tawa kami bergema mendengar komentar usil kedua biang jail. Sementara Fikri tersenyum malu.
" Ini buat dipake besok. Kemejanya ini. Pakaian dalemnya yang ini. Ini Selasa, Rabu, Kamis, Jum'at." ucap istriku sambil menata baju Rani. Lalu Rani menuliskan label dan dilekatkan pada hanger
" Vilda... Mana baju kamu ?" tanya istriku
Keduanya memilah baju kerja dan menyusunnya untuk 1 minggu kedepan
" Cici besok pake ini... " ucap istriku sambil menyiapkan baju untuk dipakai Cici besok
" Sampai ke baju sama pakaian dalam diperhatiin." ucap bu Hafidz
Hingga akhirnya waktu istirahat pun tiba.
 
mantap hu .. tapi saran hu agar di percepat time line critanya masak kayak hidup harian mau berapa lama nunggu dan berapa lembar lagi buru bosan nunggunya hu hehehe maaf hanya saran saja
 
Senin, 24 Januari 2021, 04:20
Desah nafas istriku kian memburu. Goyangan pinggulnya makin liar...
" Mmmmmwh... Aaahh.... Hayaah.. Eumm.. Memek bundah shesek bhangeet.... Aah..." racaunya
Aku ngga menjawab. Tapi tanganku merayap meremas buah dadanya yang indah menggantung.
" Aaahhh.. Ayaaah.... Aaaaa....." racau istrku lalu tubuhnya bergetar dan matanya membeliak hanya memperlihatkan bagian putihnya. Aku masih mengocok kontolku di Memeknya hingga akhirnya semburan air maniku bercampur dengan cairan memeknya.
istriku menelungkup diatas dadaku dengan nafas masih memburu.
" Bunda.. I love you..." ucapku sambil mengecup lembut keningnya.
" I Love you too ayah.." ucapnya
Mata kami saling tatap dalam hangatnya cinta dan panasnya gairah. Tak ada kata, tapi makna yang tersampaikan sangat dalam. Tentang hati kami yang telah tertaut dan saling memiliki, mencintai dan menyayangi.
" mmm.. Linuu.." keluh manja istriku saat melepaskan kontolku dari memeknya.
Bibir kami kembali bertaut dan lidah saling lilit. Hingga...
" Mandi dulu yu... Bentar lagi subuh. " ajakku
Kami berdua melangkah ke kamar mandi. Dan kembali mereguk indahnya cinta dalam hasrat dan kasih sayang.
Selesai mandi dan shalat. Kami salin mengenakan pakaian kerja. Lalu melongok ke arah putriku. Wajahnya tampak cantik terlelap tenang dalam buaian. Di tangannya teether pemberian almh. Ika erat dipegang. Seolah bisa merasakan kasih sayang Ika.
" Cintaku... Sayangku... Bidadari bunda.. Gugah yuu.. Kita mamam.." ucap istriku
" Hhhhh... Hmmmhh.." desah nafasnya lucu sambil merobah posisi tidurnya
" Eee... Kok bobo lagi ya..." ucap istriku
" Mmm... Bububu... Naah uuu... Ngging.. Nah.." ucap putriku masih sambil merem
" Ooh.. Mau nen.. Hayuu.. Kita ke bawah atuh yu.. Eh belum aca doa.. Alhamdulillah hilladzi ahyaana Ba'da maa amattanaa wailaihinusyuuro... " ajak istriku sambil menghendong Ajeng
" Hnnng... Mmmm... Mmmm..." gumam Ajeng seperti menirukan pembacaan doa.
Lalu Ajeng memeluk istriku dan meletakkan kepalanya dibahu istriku.
Kami keluar dari kamar menuju ruang keluarga. Sesampai diruang keluarga...
" Naaah... Wawawaw mamamm uu.. Nininih uuuu.." teriaknya
" Ya Allah... Hahahaha..." ucap istriku
" Iyaa... Uwanya juga masih dikamar belum mamam kok..." jawab Nenah
Teteh yang sudah bangun dan masih memakai pakaian tidur keluar dari kamar.
" Haaay... Anak uwaaa... Panggilin uwa sayang? Iya? " tanya teteh
" Mmmmwh... Bau oded... Mmmmwh... Belum ibak..." ucap teteh
" Mmm... Wawawaw...." ucap Ajeng sambil menciumi pipi teteh..
" Ouu makasih naak.. Uwa di sun sama Ajeng..." ucap teteh.
" Hehehehe... Uuuu... Cicici... Ninih uu... Mamam Wawawaw..." panggil Ajeng
" Oo... Iya bentar yaa... Bunda bangunin Cicinya dulu..." ucap istriku
Lalu istriku melangkah ke kamar.
" Cintaaa... Bangun nak... Ayo udah jam 5..." ucap istriku
" Hmmmmrrgh..." Cici menggeliat nikmat. Lalu ia menatap istriku.
" Kenapa Cici ngga dicium sama uwa ? " protes Cici
" Ouww.. Iya uwa lupa... Mmmwh... Mmmwh... Ayo mandi dulu. " ucap istriku.
Cici bangkit dari tidurnya dan langsung ke kamar mandi.
Istriku memeriksa pakaian untuk Cici. Setelah yakin ia keluar dan membangunkan Vilda dan Kania.
Saat istriku keluar dari kamar Vilda. Rani sudah berada diruang keluarga.
" Mmmmwh.. Sibungsu bungsu bungsu.. Mmmmwh..." ucap istriku sambil memeluk dan mencium kening dan pipi Rani.
" De Ajeng cari ateu...." ucap Nenah
" Uuh... Nah... Da.. Da.." ucap Ajeng dengan mimik wajah yang lucu mengajak teteh mencari Nenah.
" Hahahaha... Haduuh anak uwaa.. Pinter banget ih... Mmmmwh " ucap teteh sambil berdiri menuju tempat Nenah bersembunyi.
" Baaa... Adaa..." ucap Nenah
" Haaaaa... Hahaha.... Nah nininih.. Ngging uuu..." ucap Ajeng.
" Ayuu... Kita bikin susu duluu..." ucap Nenah sambil mengambil Ajeng dari gendongan teteh.
Teteh kembali ketempatnya semula dan menikmati teh hangat.
Istriku melihat ke kamar Cici. Ia heran kenapa Cici agak lama. Lalu istriku melangkah ke kamar Cici.
" Hmmm.. Udah bers sayangnya uwa? " tanya istriku pada Cici
" Udah wa..." jawb Cici
" Yu kita sarapan..." ajak istriku
" Gendong..." rengeknya manja. Istriku menuruti maunya Cici
Sampai di ruang keluarga...
" Ya Allah boneka gede uwaaa..." ucap Terry
" Masya Allah.. Masih mau gendong gendong nak Fitri...?" tanya bu Hafidz
Kami tertawa melihat perilaku Cici dan istriku.
" Minum dulu..." ucap teteh kepada Cici.
Cici meminum teh hangat dari gelas teteh.
" Cici mau sarapan apa nak? " tanya Terry
" Toast bread coklat kacang wa..." jawab Cici
" Aku Mauuuu... " ucap Rani
Dan ternyata hampir semua memesan roti bakar kepada Terry.
Pesanan Cici dan Rani selesai lebih dulu. Rani kusuapi dengan penuh kasih sayang seorang kakak bergantian dengan istriku.
" Abang hari ini ada pencairan lho.. Yong Xin progress software kedua sama DP Fase 2 " ucap Rani kepadaku.
" Fase 2 nya hardware kan? Udah buka PO? " tanyaku
" Untuk Yong Xin belum. Kan baru DP nya juga. Yang udah buka PO kedua buat Sapta sama Bina Bedebah." jawab Rani
" OK.. Kalo gitu A Yahya sama teh Ita abang minta nanganin." ucapku
" Waaah.. Cuan dong..." goda teteh.
Rani tertawa sambil memeluk teteh. Dan sedikit bercerita soal rencananya.
" Bu, sepertinya kalo Rani udah nikah, Rani kami minta tinggal dekat kami." ucap teteh
" ibu dan bapaknya Rani menyerahkan keputusan sepenuhnya sama tetehnya Rani. Kok saya malah merasa Rani ada dalam perlindungan yang aman ya..." jawab bu Hafidz. Lalu teteh dan bu Hafidz terlibat dalam obrolan agak serius. Sambil ngobrol sesekali bu Hafidz mengusap airmatanya yang menetes karena bahagia.
" Pit... Si siapa itu yang pernah ngejar si Nong? " tanya Teteh
" Oo. Ferin.. Udah P21 kata Silvia..." jawab istriku
" Berarti udah ke kejaksaan... Yasudah.. Nanti teteh pantau. Ibu jangan pusing lavi mikirin si Nong. Karena dia ada sama kami. Kalo ibu mau kesini, teteh dan Dicky akan sangat menyambut bahagia.." ucap Teteh
" Ibu manut aja sama kalian..." ucap bu Hafidz dengan tangis bahagia.
" Bule.. Le... Dikamar Cici ada dus coklat polos. Dilakban biru. Punten... Bawa sini..." ucap teteh
Vilda mengambil barang yang teteh minta.
" Euh berat..." ucap Vilda bercanda.
Lalu teteh membuka dus tersebut.
" Pit.. Pipit... Ini Gucci, kamu Hugo Boss ky.. Terry YSL... Butek nih 212 Men... " ucap teteh sambil memberikan parfum.
" Aaaa makasih teteh.. " ucap istriku juga Terry.
" Nong.. Ini.. J Lo... Bulee.. Bulgari. Cici ini Tommy Girl. " sambung teteh
Dan yang lainnya juga kebagian termasuk Rexy dan bu Hafidz.
Saat sarapan sudah selesai. Kami berangkat menuju kantor.

Senin, 24 Januari 2021, 07:39
Kami tiba dikantor. Beberapa pegawai mengangguk hormat saat bertemu kami.
" Bu Rani... Bu.. Ini e mail dari vendor PC :
1. Motherboard minimal Gygabite 80 Unit
2. RAM 8 GB DDR 4 80 Unit
3. HDD 500 GB SATA 3 Western digital 80 unit
4. Monitor LCD 14" 80 unit
5. Key mouse standard 80 unit
Discount 2,5%.
Delivery schedule Monday, Jan 24, 2021 " ucap Syahnaz.
" Eummm.. Aseek... Makasih Naaz...." ucap Rani
" Sama sama bu Rani..." ucap Syahnaz.
Rani berlalu menuju ruangan A Yahya
" A.. Teh... Ini dari pihak Vendor peripheral PC. Mereka kasih discount 2,5% " ucap Rani.
" Alhamdulillah. Nanti aa bicara sama bang Dicky ya." ucap A Yahya
" Iya A..." jawab Rani. Dan ia pun kembali ke ruangannya.
Sementara itu di ruangan lain aku dan Budi membahas soal adanya penambahan desain rooftop untuk proyek Sudirman. Anggodo memberitahukan bahwa owner ingin sebagian rooftop bisa difungsikan sebagai open space untuk bersantai. Dan ini merubah total fasilitas dan rencana instalasi yang akan ditempatkan disana.
" Kalo itu kita coba ngobrol sama si Dinar cs ya cuy. " ucapku
" Siip... " jawab Budi enteng.
" Tapi kalo memang akan dipake sebagai recreation area. Pasti perlu pemadatan di sisi ini sama ini. Konsekuensinya plumbing dan cabling akan berubah di lantai bawahnya. Nah mumpung belum ada toping off untuk last level. Kita bisa push planning change buat rooftop." ucap istriku.
" Bener bun, ini kaitannya sama finalisasi engineering untuk AC, Trafo dan water circulation. Sementara sih ayah bilang kita ngga nemu masalah untuk yang lain. Hanya... Ini akhirnya akan lari ke sisi estetika dan comfortable. Kaya view dan lainnya.." tambahku
" Berarti kita harus site walk yah.." ucap istriku
" Deal... Kita site walk Rabu ini sekalian bawa Dinar " ucap Budi
Kami setuju karena pada saatnya Dinar yang akan menginterpretasikan desain dan imaging melalui goresan kreatifnya.
Pembicaraan kami selesai dan kami memiliki sisa waktu.
" Assalaamu'alaikum... Pak.. Bu... Maaf ada tamu, gurunya mbak Cici sama orang tua siswa katanya.." ucap Euis
" Oh.. Iya iya... Makasih ya Euis.. Eh tolong kasih tau Cici di ruangan uwanya yaaa..." jawab istriku sekalian minta tolong
" Ayah ayu yah..." ajak istriku
Kami turun menuju lobby. Sesaat sebelum tiba di lobby...
" Pak... Maaf pak. Kami ada perlu sebentar.... " ucap Nurdin
" Iya gimana mas? " tanyaku
" Ini pak. Kalo ikut gambar yang udah di aprove sama bu Sulung dan pihak Pakistan. Ketebalan Armor external itu diangka 200mm. Sementara armor yang ada 250 mm pak. Interior juga miss. Harusnya ketebalan 150 jadi 175 pak. " ucap Nurdin
" Iya pak. Ini melenceng jauh dari oferring spec dan pasti aneh saat homologasi pak." tambah Yatimin.
" Hmm. Kok kenapa ya bisa miss kaya gini. ? Tapi kalo dari sisi safety test dan uji balistiknya gimana mas? " tanyaku
" Ya kalo dari sisi safety jelas menang banyak pak. Juga balistik retencies. Rencananya kan hanya akan menghadapi 7,62x19 mm. Kalo pake armor ini malah bisa tahan cal .50 pak..." papar Nurdin
" OK. Kalo gitu saya, Opik, pak Zarlan, pak Ferry dan kalian meeting sore ini. OK? " tanyaku
" Siap pak.." jawab keduanya.
Saat aku akan melanutkan langkah menuju lobby, putri giok kesayangan kami menyusul dan menggandeng tanganku
Ia sedikit merengek menyampaikan keinginannya.
" Uwaa... Sekalii aja wa.... Yaaa..?" pintanya
" Tapi bener bener hanya sekali uwa kasih izin. Dan besok besok ngga lagi ya nak... Sayangku.." ucapku lembut
" Iya... Makasih uwa.." ucapnya sambil tersenyum.
" Ibu ibu kenapa ngga kabarin kami ? Kan bisa kami jemput. " ucap istriku
Bu Diah mamanya Nabila menjawab..
" Ya kami ngga enak kalo belum apa apa udah langsung jemput... Nanti malah merepotkan." jawabnya. Sementara bu Atun mamanya Hendri menatap sekeliling ruangan dengan sikap sombong.
" Ya sudah sekarang kita ke ruangan bimbingan yu..." ajakku
Kami melangkah menuju sebuah ruangan yang telah di set oleh Budi jadi tempat bimbingan bagi Cici dan kawan kawannya.
" Nur.... Yati... Gimana? Masih ada yang kurang ngga? " tanyaku
" Siap.. Semua udah pas. Tinggal nanti Nur akan bilang kalo mau pake fasilitas lain." jawab Nursalim puas.
" Hmm.. Oke... Carry on..." ucapku
" Ky.. Our Vendor make a mistake. They send some materials for another purpose. And what we have to do? " tanya teteh
" Just keep those materials. And ask them the right materials for Paki project. That's all. But I want to check it first and comparing with the shop drawing..." jawabku
" So simple like that...?? Why I'm not think like you before..." keluh teteh
" Hahaha... " aku tertawa mendengar keluhan teteh.
Kami meninggalkan Cici dan kawannya untuk memulai bimbingan bersama Nursalim dan Mulyati.
Saat sampai di lobby..
" Maaf, usaha anda bergerak dibidang apa saja sih sampe sesibuk ini ?" tanya bu Atun.
" Yaa... Usaha sederhana. Ngga ada yang istimewa..." jawabku malas.
" Kami bergerak dibidang kontraktor bu.." jawab Fitri sambil tersenyum.
" Maaf pak... Najla menganggu... Najla disuruh pak Yahya minta paraf bapak buat PO ini. Soalnya pak Yahya belum yakin..." jaab Najla.
Kubaca sebentar. Ternyata untuk snack goyang lidah. Kuparaf PO tersebut dan kuserahkan kembali kepada Najla. Najla mengucapkan terima kasih dan kembali keruangan A Yahya
" Cuy, sapta masuk 45 + 18 M " ucap Budi sambil lewat.
Aku mengangkat jempol kepadanya.
Rani mendatangi aku dan istriku. Sedikit diskusi terjadi perihal perubahan desain rooftop Sudirman. Dan Ini bisa diselesaikan
" Punten panggilin Vilda ya sayang..." ucap istriku. Rani mengangguk sambil membaca gambar.
" Mama Citra, itu adiknya mama Citra? " tanya bu Diah
" Iya bu... Si bontot.." jawab istriku sambil tersenyum
" Cantik cantik ya keluarga mama Citra. Pantes aja kalo Cici juga cantik." ucap bu Diah.
" Ah... Biasa aja.." bu Atun berkomentar.
Aku nyaris tertawa mendengarnya. Tapi kutahan.
" Iya bun.. Eh ibu..." ucap Vilda
" Kita makan siang diluar ya. Sama ibu ibu dan gurunya Cici. " ucap istriku
" Iya bun.. Vilda reservasi dulu ya..." ucap Vilda
Kami mengangguk.
" Cari yang mewah sekalian di tempat teteh biasa menjamu tamunya." pesanku melalui WA.
" Iya yah. Pasti mau bales mamanya Hendri." balas Vilda ditambah emot tertawa.
Obrolan berlangsung antara kami dengan kedua orangtua siswa itu. Hingga akhirnya bu Atun menyadari bahwa tempat kerja suaminya hanya subcon di proyek kami.
Sikapnya berubah yang tadinya sombong menjadi memuji muji kami. Muak mendengarnya.
Akhirnya waktu makan siang tiba. Kami berangkat menuju restoran yang sudah disepakati.
" Waah.. Tempat makan siang keluarga pak Dicky mewah banget. " puji bu Atun menjilatku
" Hmm... Ngga selalu bu. Saya dan keluarga sebenarnya jauh lebih nyaman menikmati makanan di kantin. Karena bisa interaksi dan mengukur diri kita saat bersama bawahan.." ucapku
Vilda tersenyum penuh arti atas ucapanku. Dan dia menatap bu Atun sekilas.
" Silahkan ini daftar menunya.." ucap waitress
Aku memilih menu favoritku, sementara istriku juga melakukan hal yang sama.
Bu Atun tampak kebingungan saat akan memilih menu. Untung bu Yulia membantunya.
Obrolan kami dengan bu Yulia dan bu Diah berlangsung wajar dan sesekali diwarnai canda. Hinga menu pesanan kami tiba
" Mbak. Aku pesan iced lemon tea ya mbak..." ucap Cici
" Oh.. Boleh.. Boleh..." jawab waitress ramah
" Tapi jangan make gula biasa ya mbak, make madu atau gula rendah kalori aja " pinta istriku.
" Baik bu..." jawab waitress
Dan seperti biasa Cici mesti disuapi oleh istriku. Sementara aku agak leluasa karena Rani tidak ikut kali ini.
" Cici... Ini minumnya nak.. Diminum dulu sayangku... Cintaku.. Bidadariku.." ucap istriku membujuk Cici.
" Bentar wa..." jawab Cici merengek manja sambil matanya menatap hp.
" Naak Sayang.. Nurut nak.." ucapku lembut
" Iya.. " jawabya sambil tersenyum dan meminum minumannya.
" alhamdulillah.." ucap istriku saat Cici sudah menghabiskan makan minumnya.
Sementara bu Yulia dan kedua orangtua siswa menatap perlakuan sayang isteiku dengan tatapan dan perasaan bercampur campur.
Setelah makan siang usai. Kami kembali ke kantor. Karena cici dan kawannya masih harus melanjutkan bimbingan mereka. Sepanjang perjalanan Cici seperti memamerkan kemanjaan dan perhatian kami untuknya. Sambil sesekali mengecup pipi uwanya diiringi tawanya.
Sesampai dikantor, ketiga wanita itu menunggu di lobby, walaupun begitu kami persilahkan kepada mereka untuk melihat kegiatan siswa yang sedang bimbingan.
" Kamu makan sama apa tadi nong? " tanya istriku saat berjumpa dengan Rani diruangannya.
Ia menggeleng...
" Belum makan hehehe..." jawabnya
" Hloooh..! Kokgitu ???" ucap istriku kaget
" Ya abis teteh sama abang ngga ada..." ucapnya manja.
" Ya Allah... Maafin teteh sayang.. Maafin..." ucap istriku sambil memeluk Rani
" Sekarang makan ya nong... Hayu kita ke mbak Mar.." ajak istriku
" Aaa... Pengen bakso tapi makannya disini..." ucapnya sambil matanya tertuju pada layar laptopnya.
" Iya.. Iya.. Hallo.. Euis.... Punten bis kesini ngga? " panggil istriku melalui Aiphone
" Iya bu.." jawab Euis. Tak lama Euis datang
" Is... Punten pesenin bakso buat Rani, yang di sebelah bang Jedow ya..." pinta istriku
" Ooh.. Bakso nya mau bakso biasa apa bakso urat bu? Soalnya sma enaknya sih.." ucap Euis.
" Bakso biasa aja.." pinta Rani lalu ia menambahkan apa yang harus Euis tambahkan. Setelah itu Euis segera menuju tukang bakso.
Agak lama istriku menunggu. Karena ternyata ada beberapa pembeli dari luar yang datang juga kesana.
" Hmmm.. Gajih ini jangan ya..." ucap istriku.
Rani mengangguk. Sementara tatapan matanya tetap fokus ke laptopnya
Suap demi suap dinikmati Rani. Walaupun kadang istriku ikut menikmati.
Tak terasa semangkok habis dinikmati. Rasa baksonya memang enak. Apalagi kaldu tulangnya.. Mantaaap...
" Teteeeh... Selesai deh gant chart buat sampe beres resepsi " ucap Rani. Lalu ia menjelaskan gant chart yang ia buat.
Tak terasa jam kerja telah berakhir. Para sudah selesai. Para siswa serta guru dan orangtuanya sudah diantarkan tadi jam 14 oleh Ardi.
Kami pulang berjalan kaki ke rumah sebagai selingan. Sambil bercanda kami berjalan membuat seolah langkah kami tak terasa.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd