Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THE GREATNEES

PART. 4



SUMANGGOR


ARGO N


ANUM



* HIDUPLAH DENGAN KE IKHLASAN DAN RASA SUKUR. SEHINGGA APA YANG KAU DAPATKAN AKAN TERASA CUKUP TANPA KELUHAN"*



Aku menempati sebuah rumah kecil bersama istri dan anakku. Rumah dengan ukuran 6×8, yang kubeli dari hasil menjual rumah peninggalan orang tuaku di kampung, isinya tidak ada yang berharga. didapur hanya ada peralatan memasak secukupnya dan rak piring yang berisikan 4 piring, 5 gelas beserta sendok secukupnya.

Di kamar ada rak baju dan kasur tanpa ranjang, sedangkan ruang tamu hanya berisikan dua kursi plastik dan meja.

Sore ini langit tampak mendung, aku bisa perkirakan nanti malam bakal turun hujan lebat. Diruang tamu, aku sibuk menghitung uang recehan seribuan yang kuterima tadi siang. Upah bulananku dari hasil bongkar muat buah kelapa sawit.

Aku bekerja dengan seorang agen sawit besar. Sang agen membeli buah kelapa sawit milik para warga sekitar hingga ke pelosok pelosok kampung. kemudian di kumpulkan di gudang penampungan untuk disortir sebelum di jual kepabrik pengolahan. Ada 10 orang pekerjanya sebagai tukang bongka muat penyortiran, dan aku adalah salah satunya.

"Ayah..!! Ni kopiinya di minum dulu...! Istriku meletakkan secangkir kopi di atas meja.

" Tadi bang Sumanggor datang nanyain, Kapan kita bayar cicilan uang yang kita pinjam darinya.!!??" Lanjut istriku yang kemudian duduk di kursi yang berada di sampingku.

Kulipat uang yang sudah kuhitung, dan memberikannya ke istriku.

"Ini duit 1.680.000rp. Pinter pinter kamu deh ngaturnya. Masalah bang Sumanggor, biar besok aku ke rumahnya." jelasku ke istriku.


TIK...TIK..RRRRR...BRRRRR!!!!!!


Hujan turun dengan lebat. Ternyata aku salah perkiraan, belum malam ternyata hujannya sudah turun.

Mataku tidak sengaja melihat kebaju kaos istriku. Ternyata dia ngga' pakai BH, putingnya yang sebesar guli (kelereng) nampak jelas tebentuk di kaosnya.

Langsung kurangkul leher istriku, dan tanganku menyelinap ke payudaranya yang masih sekal, walau tiap hari suda di sedot anakku.

" Kamu udah suntik KB kan" ujarku ke
Istriku yang menoleh kearahku dengan senyum jahil.

"Ngentot yuk dek!! Udah hampir setahun loh, masak ia cuma di kocok ama di isap doang. Emang kamu ga pengen apa.??? Bisikku ketelinganya yang langsung menjilat daun telinga istriku.

"Ayah..!! jangan ah, tuh pintu belom ditutup, ntar ada orang yang lihat." Dengan semangat empat 45 aku berdiri dan langsung menuju pintu untuk ditutup.

"Mandi dulu sana..!!. Aku mau netein si ade dulu..!! Perintah istriku yang langsung melenggang masuk kekamar, tanpa memperdulikan raut wajahku yang KENTANG.

aku langsung menuju ke kamar mandi. Tidak butuh waktu lama untuk aku mandi dan membersihkan diri. Setelah selesai, aku masuk ke kamar dengan handuk yang melilit di pinggangku.

Aku terkejut bercampur horni. Istriku sedang nete in anakku dengan posisi miring kekanan ditempat tidur tanpa sehelai benangpun.

Aku mendekat dan duduk diatas kasur, tepat disampingnya dengan menyenderkan punggungku ke dinding kamar. Kulihat kearah anakku yang lagi netek, ternyata dia belum tidur.

"Dek...! Teringatnya, gi mana tanggapan temanmu yang dirumah biru hari tu.? Udah 8 bulan ko' ga ada tanggapannya.!! Kamu bilang dia baek, dan bakalan mau nolongin kita.!!. Tanyaku pajang lebar.

Sedangkan tanganku sudah menarik tangan kirinya dan mengarahkannya ke penisku untuk kemudian mengocok dengan pelan.

"Sebenarnya dia sih mau bantu, tapi dia minta syarat agar kita mau ngasih si dede untuk di adopsi ama dia,! Aku terkejut mendengar penuturan istriku.

" Ko' adek ga bilang sama aku..?

"Emang ayah mau ngasih anak kita ke dia.?

" ya nggak lah.!!!.Jawabku tegas

"Tapi kok dia tega sih misahin ade ama anak kita.Padahal kamu bilang kalian sahabat baik." Lanjutku dengan mendongakkan kepalaku karna merasakan nikmat akibat kocokan tangannya di penisku.

"Nggak gitu juga.! justru karna aku sahabatnya dia minta seperti itu. kalau ke panti asuhan atau orang lain. dia takut kalau orang tua anak yang di asuhnya nanti, bakalan minta yang macam macam. Sedangkan kalau kita. karna aku shabat karibnya dari SMA, bahkan dia sudah anggap seperti saudaranya, sehingga nggak keberatan dengan sarat apapun yang bakalan kita minta, toh sama saudara sendiri, katanya gitu.,!! Jelas istriku panjang lebar.

Setelah merasa anakku sudah tidur. Istriku membalikkan badannya, sehingga kami saling berhadapan. Tangannya masih tetap mengocok batang penisku, tapi sekarang sudah berganti dengan tangan kanannya.

"Kalau kita ga setuju memberikan anak kita untuk di adobsinya, dia ngasih pilihan yang lain." Lanjut istriku.

"Apa pilihannya." Tanyaku cepat. Istriku diam sesaat, wajah berubah murung.

"udalah Yah.! Aku ga mau bahas yang satu ini." ujarnya dengan wajah sedih.
Kulihat matanya sudah berkaca kaca.

"Yaudah.. ngga' apa apa, jangan sedih gitu dong..! Masa ia ngentot pake acara nangis..!! kan ngga' lucu,, kesannya aku memperkosa kamu." Ucapku mencoba menghiburnya.

Walaupun aku masih penasaran dengan pilihan lain yang diajukan dari wanita penghuni rumah biru.

Istriku tersenyum hingga tampak lesung pipit di pipi kanannya. ku cium bibirnya yang agak tebal dengan lembut.

Sedangkan tanganku sudah meraba raba memeknya dengan lembut. Ciuman kami semakin panas, lidah kami sudah beradu di mulutku, layaknya sepasang Ninja bermain pedang.

"Hmmmmm..." Desah istriku ketika jari tengahku sedang memainkan klitorisnya.

Digigitnya bibirku yang bagian bawah, bukannya merasa sakit, aku malah semakin bernafsu, dengan lembut pula ku gigit bibir istriku yang bagian atas.

Hampir lima menit kami saling pagut dan gigit. Kini ciumanku turun ke payudaranya yang masih sekal. Kujilati putingnya yang sebesar Guli.

"hhhh..uuuhhhh... Hisap yah... hhhiiisaap putingku." Perintah istriku dengan mendesah panjang.

Tanpa menunggu perintah untuk kedua kalinya. Lasung ku hisap putingnya, ku sedot dengan kuat diiringi dengan permainan lidahku.

"Aaaaaahhhhhh........Teeerrruuuusss yyannngggg kkuuat hisaaapnyaaa.."
Jerit istriku dengan suara tertahan.

Sedangkan jariku tengahku sudah keluar masuk kedalam memeknya. Cukup lama aku mengobok obok lubang memeknya. Sa'at tanganku berhenti bergerak. sedangkan jari tengahku masih berada menggelitik daging memeknya bagian dalam. Inilah kelemahan istriku.Tanpa sadar istriku menjambak rambutku,

"Ooohhhh ...kontol..nikmatnya..!!!!!!" Maki istriku.

Kemudian tubuh istriku gemetar, tangannya masih menjambak rambutku dan menariknya kearahnya, sehingga wajah kami sejajar. Dengan cepat dikulumnya bibirku dengan gigitan gigitan kecil.

"Ccccssssssssss.! Aku bisa mendengar suara kencing istriku, dan merasakan hangatnya air seninya membasahi lenganku.

Kudiamkan jari tengahku untuk memberikan kesempatan pada istriku untuk menikmati orgasme yang bercampur dengan air kencingnya.

Setelah mengatur nafas. Istriku melepas genggamannya di batang penisku. Kemudian dia bergerak kearah selangkanganku. Dengan posisiku yang telentang, aku masih bisa melihat dengan jelas bagaimana istriku menjilati bagian kepala penisku, lidahnya begitu lihai mempermainkan kepala penisku, sedangkan tangannya dengan lembut mengocok dengan naik turun dipenisku.

"Udah dek.. langsung ngentot aja. Udah kangen ngerasain memekmu."

Aku duduk, dan membalikkan badan istriku hingga telentang. Kuarahkan batang penisku dan menggesekkan ke klitoris istriku.Ku lihat matanya merem melek menahan sensasi di klitorisnya.
Setelah puas mempermainkan klitorisnya. Langsung ku arahkan batang penisku kelubang memeknya. Tanpa basa basi kutekan pantatku sehingga seluruh batang penisku amblas kedalam memek istriku.

" Uuuhhhhh... " kami berbarengan mengerang penuh nikmat.

Perlahan tempo genjotanku di memeknya semakin cepat. suara kenikmatan keluar saling sahut sahutan dari mulut kami.

Ketika ritme genjotanku semakin cepat istriku mengerang dengan pelan.

"Yahhhh... aaakuuu mmauuu piipiiis."

Mendengar itu, aku langsung mencabut penisku dan berdiri.


CCUUUUSSSSSS......


Air kencing istriku keluar seperti air mancur di ikuti dengan tubuh gemetar seperti Ayam yang habis dipotong.

Untung anakku tidur di ayunan. Kalau tidak, pasti dia sudah bangun akibat kasur yang basah dari rembesan air kencing istriku. Apalagi ini yang kedua kali.

"Yahh...ohhhh. nikmatnya..!Terdengar erangan istriku penuh kepuasan.

Melihat istriku mulai tenang, aku langsung kembali menggenjot memeknya yang sudah basah kuyup.

" Oooooooohhhhhhh..!!!!

"huguuuhhhhhhhh..!!!

Kembali mulai terdengar suara suara nafsu dari mulut kami.
25 menit sudah kami memacu nafsu dengan gaya misionoris hingga akhirnya.

" Uhbb dek.. aku mau keluaaaaaarrr."

"Barengaaaaaannn" Genjotanku semakin cepat.Tiba tiba istriku kencing lagi, tanpa perduli genjotanku semakin kupercepat.

"CKPAAASSS....CCKKPPAAASSS"

Suara genjotanku terdengar nyaring akibat bercampur dengan air kencing istriku.

Akupun merasakan akan mencapai puncak, istriku memelukku erat, dengan kakinya dilingkarkan dipinggangku. pinggulnya kemudian memutar kekiri kekanan, membuat penisku semakin puyeng dan.

"CRROOOOOOTTTTTT... CROOOOTTT..

Muntahan spermaku langsung ditelan memek istriku.

Lalu kami berpelukan dan berciuman..
Ku cabut penisku dan kemudian telentang di samping istriku. melepaskan lelah yang penuh nikmat.



********* ************



Kemarin sepulang kerja aku sempat bertemu dengan Bang Gorgor di warung kopi, salah satu warga yang memiliki kebun sawit pribadi. Dan memintaku memanen sawitnya hari ini.

Tentu saja aku menyanggupinya. Aku tidak akan melepaskan pekerjaan sekecil apapun itu. Apalagi sekarang Bang Sumanggor sudah menagih duitnya yang aku pinjam.

Bang sumanggor adalah seorang rentenir di kelurahan ini. Aku meminjam uang padanya sebesar 30 juta dengan jaminan surat tanahku. Uang itu kupergunakan untuk membayar operasi istriku dan juga membayar ruang ingkubator anakku selama sepuluh hari.

Bayangkan, duit 30 juta yang ku pinjam dari bang Sumanggor, baru kubayar 3 juta selama 11 bulan ini. Padahal perjanjiannya aku harus membayar cicilan sebesar 700 ribu tiap bulannya. Jika dihitung, seharusnya aku sudah membayar cicilan sebesar 7.700.000rp.
Karna itu bang Sumanggor selama seminggu ini, hampir tiap hari datang kerumah untuk menagih.

Untuk itulah aku matian matian kerja cari duit, jika ada kerjaan dari pagi ke pagi, pasti aku akan mengerjakannya, tapi di sini nggak ada pekerjaan malam hingga pagi, apalagi hanya seorang tamatan SMP, selain hanya menjadi NINJA BUAH ( PENCURI BUAH).

"Aku tau kau sudah meyelamatkan nyawaku waktu aku di rampok di kota, tapi Gon posisiku pun sekarang lagi mepet. Aku butuh uang itu untuk biaya kuliah anakku. Jadi aku bukan tidak tau terima kasih, kuharap kau maklum." Katanya dua hari lalu dengan perasaan tidak enak hati, waktu aku mendatangi rumahnya.

Aku memang pernah menyelamatkan nyawanya.

Waktu itu aku belum menikah dengan istriku. atau bisa di bilang 2 bulan sebelum menikahi istriku. Aku bekerja sebagai tukang parkir cabutan di Bank BCA yang berada di kota. Sore itu, ketika aku pulang ke kosan yang berada di terminal.

Sa'at itulah aku melihat bang Sumanggor dikeroyok oleh tiga orang disebuah gang yang tidak jauh dari terminal. Awalnya aku tidak ingin ikut campur, tapi melihat bang Sumanggor yang babak belur di hajar mereka, aku menjadi merasa kasihan. Akupun menghampiri mereka.
Melihatku datang, ketiga orang itu menghentikan Serangan mereka kepada bang Sumanggor.

Kulihat wajah mereka ketakutan ketika melihatku datang.

"Eh..Itu bang Gon.!!!

" Iya...Benar, mending kita cabut aja.!!

Aku mendengar bisik bisik mereka.
Merasa menang mental, aku langsung membentak mereka untuk melepaskan bang Sumanggor, dan merekapun pergi begitu saja tanpa ada perlawanan sedikitpun.

Terus terang, di terminal ini aku termasuk salah satu orang yang ditakuti.
Semenjak tragedi pembunuhan dan pemerkosaan belasan tahun silam, aku melanglang buana dari kota ke kota, dan mencoba untuk hidup dengan baik baik.

Tapi yang namanya kehidupan jalanan itu, sangatlah keras. Aku memang mencoba untuk tidak pernah membuat masalah dengan orang lain, tapi setiap ada orang membuat masalah denganku, maka aku akan langsung menghajar habis habisan, jika akupun kalah hingga masuk rumah sakit, setelah sembuh aku akan kembali membalas dan mengahajar orang yang menjadi musuhku itu, apapun caranya, sampai aku benar benar bisa menghancurkannya.

Kalupun tidak bisa juga, maka aku akan main belakang, atau menunggu waktu lawanku lengah. Intinya, Aku pemburu yang pantang menyerah, atau kata lain, jika aku harus mengorbankan nyawaku untuk membunuh musuhku, maka akan aku lakukan. Karena itulah orang orang takut dan berpikir dua kali jika mau berurusan denganku.

Sebenarnya, 5 bulan semenjak pembunuhan itu, aku sudah ditangkap polisi. Tapi karna masih dibawah umur, aku tidak dipenjara. Tapi di masukkan ke panti rehabilitas, untuk dibina selama 3 tahun.



Bang Sumanggor..!!!



Sejak sa'at itu bang Sumanggor sering berkunjung ke kosanku, terkadang dia datang hanya sekedar ngobrol ngalor ngidul.

Bang sumanggor juga sering mengajakku untuk menagih utang piutang ketempat nasabahnya. Hingga sa'at itu hubungan kamipun semakin lama semakin akrab.

Setelah aku menikah, bang Sumanggor sering mengajakku atau menyuruhku untuk menagih utang pada nasabahnya, lebih tepatnya jadi Depkolektornya.

Tapi aku selalu menolaknya dengan halus. karna aku sangat faham, hidup sebagai Depkolektor itu penuh dengan kekerasan. Dan yang namanya kekerasan pasti dekat dengan DENDAM. Dan aku tidak menginginkan itu..



Lanjut ke bawah
 
Terakhir diubah:
Mantap2... Lanzzzzuuuttttkan lae.... :beer:

Lompatan timelinenya agak beselemak lae... Agak2 dirapikan biar awak ngerti...


Agak2 jaoh loncatnya lae buat...


Pelan pelan asal mantab lae.. :jempol:
 
Malam minggu, cuaca sangat cerah, bintang bintang terhampar di langit malam tanpa rembulan, seakan mengajak manusia hidup dengan damai.

Aku dan keluarga kecilku memasuki kawasan pasar malam yang berada di komplek kelurahanku. Letaknya tidak jauh dari rumahku, hanya sekitar 300m.
Kulihat wajah anakku yang berada digendongan istriku begitu gembira.

Ada rasa damai melihat anak istriku bahagia, walau terkadang aku sering merasa sedih, karena aku belum bisa memberikan kehidupan mapan pada mereka, Tapi ketika melihat tawa dan senyum mereka seperti malam ini, seakan siksa'an dunia ini tidak ada terasa apa apanya.
Sepertinya bukan hanya aku saja, setiap orang tua "mungkin" akan merasakan seperti apa yang kurasakan.

Atau bahkan setiap orang tua akan rela menjalani takdir atau mengubah takdirnya dari yang buruk sekalipun menjadi hal positif. Dan sebaliknya, dari kehidupan positif menjadi kehidupan yang hitam kelam sekalipun.

Di dalam hati, aku sudah berjanji pada diri sendiri. Aku akan membuat anakku bangga telah memiliki Ayah sepertiku. Dan suatu saat dia akan berkata dihadapan dunia.


" Ini Ayahku, My Hero. Aku bangga menjadi anaknya, Dan inilah keberuntunganku sebagai anaknya."
Aku hanya bisa berdo'a agar sa'at sa'at seperti itu akan tiba.


Dua jam sudah kami jalan jalan dipasar malam, pasar yang diadakan dalam setahun sekali, tentu saja para penduduk setempat dan sekitarnya berbondong bondong datang untuk menikmati segala permainan yang telah disediakan, dari yang tua hingga anak anak.

" Eh... Gon...!! Terdengar sura sesorang menyapaku dengan sebuah tepukan dibahu kiriku.

" Bang manggor..! Bikin gaket aja.. Sama siapa Bang kemari.?? Sapaku balik setelah mengetahui orang yang menyapaku ternyata bang Sumanggor.

" Sendiri Gon...!" Jawan bang Sumanggor.

Kemudian bang Sumanggor merangkul bahuku dan menarikku menjauh dari istriku sekitar sepuluh langkah.

" Ada apa bang... Mukanya.. kok jadi serius gitu.!" Tanyaku heran yang melihat wajahnya seakan menunjukkan ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikannya padaku.

Atau mungkin dia mau bahas uang yang kupinjam darinya.

"Santai Gon..! Aku bukan mau bahas utang kau. Aku cuma mau minta tolong sama kau." Bang manggor menjelaskan seperti mengetahui isi otakku.!

Dan aku sedikit lega mendengar penjelasannya. Kalau tidak, bisa nyut - nyut kepalaku mikirin gimana cara bayar utang sama bang Sumanggor.

" Emang apa yang bisa ku bantu buat abang..?" Tanyaku yang kemudian melihat ketempat anak istriku yang sudah menaiki Komedi Putar.

"Besok sore, kau temani aku ngutip uang, sekalian ada rumah yang mau kusita...!"

" Kalau nemani ngutip aja, aku mau bang. Tapi......!! Kalau nyita rumah orang, kenapa abang nggak ngajak anggota abang yang lain, kan.. Abang banyak anggota yang bisa diandalkan. Kalau nggak... abang nyewa jasa polisi aja, biar cepat selesai urusannya." Aku mencoba memberi saran. Lebih tepatnya menolak secara halus.

" Kau ini Gon....! tak usalah kau menghindar gitu dengan saran bodohmu itu" Ujar bang Sumanggor.

Aku hanya tersenyum masam dan menggarut garut kepalaku yang tidak gatal dan tidak berkutu.

Sebenar aku tau kalau bang Sumanggor paling malas berurusan dengan Polisi. Aku sangat ingat betul dengan ucapannya tentang dua hal yang harus dihindari di Dunia ini. Yaitu berurusan dengan Polisi dan Rumah Sakit, karna dua wilayah ini menurutnya adalah wilayah terhebat dalam menguras duit, otak dan juga tenaga.

Tapi setelah dipikir pikir Akupun menyetujui ajakannya. apalagi setelah bang Sumanggor menjanjikan akan memberikan upah yang lumayan besar, walupun tetap saja dipotong utang.

Dan ini membuktikan bahwa prinsip akan terbenam jika disandingkan dengan kebutuhan.

" Ya sudah.. sana kau temani anakmu dulu, dan jangn lupa jam 6 sore. Awas.....Kalau kau nggak datang" Ancam bang Sumanggor.

Kemudian bang Sumanggor pun pergi, sedangkan aku langsung menghampiri istriku yang sudah turun dari wahana Komedi Putar bersama anakku untuk mengajak mereka pulang. Tapi istriku menolak, dia masih kepengen main permaian berhadiah, kamipun menuju ketempat permainan lempar gelang.

Dalam permainan ini, kami harus melemparkan gelang dari jarak 2m dan harus melingkar kesalah satu botol yang tersusun rapi diatas sebuah meja. Dari sepuluh gelang, aku dan istriku hanya mampu melingkarkan dua gelang. Dan dari setiap gelang yang bisa melingkar, kami mendapat hadiah Gayung dan Baskom.

Lumayanlah....!!!

Setelah merasa puas bermain, kamipun memutuskan untuk pulang..



®®®®®®®®®®®®®®




Esok sorenya, sesuai janji, aku berangkat menuju rumah bang Sumanggor dengan mengendarai kereta LEGEN andalanku.

Sesampai di rumah bang Sumanggor, seorang wanita yang tak lain adalah istri bang Sumanggor tengah asik merawat tanaman hias di halaman rumahnya.

" Mat sore kak Ewi. Bang Sumanggor ada....?"

" Eh... Argon....!.Abangmu lagi mandi, duduk aja dulu..!"

Kemudian akupun duduk diteras rumahnya menunggu bang Sumanggor, sesekali memperhatikan kak Ewi yang begitu telaten merawat tanaman hiasnya.

Ketika tubuhnya membungkuk untuk mengguntingi daun daun yang tua dari salah satu tanaman hiasnya. Ibarat layar tancep, bulatan bongkahan pantatnya yang cukup besar dan padat. menjadi sebuah tontonan yang membuat kedua kepalaku yang atas dan bawah jadi salah urat.


Aduuuhhh .....jadi pengen di urut..!!!


" Woooooi...... Kok bengong pula kau sore sore gini..!"

Sontak aku terkejut mendengar suara bang Sumanggor yang entah sejak kapan sudah berada di sampingku.

" Dasar tuyul kau bang.. Nongol nggak bilang bilang, untung jantungku masih muda." Umpatku spontan karna terkejut.

" Jadi gi mana..Langsung berangkat..?" Tanyaku lanjut, mencoba mengalihkan isi otakku yang sedikit eror akibat pemandangan pantat istrinya tadi.

" Sabarla kau.. Kita tunggu dulu si Posan sama si Longgeng,"

" Bah.. ku kira cuma kita berdua"

" Rencananya sih seperti itu. Tapi ini untuk jaga jaga aja.. kan mana tauuu....!!!!"

Beberapa menit kemudian, orang yang di tunggupun akhirnya nongol dari sebuah Betor yang berhenti didepan rumah bang Sumanggor, dan langsung menghampiri kami dan saling menyapa ala kadarnya tanpa ada kopi dan Snake.

" Yu' Kita berangkat terus, takutnya nanti kita kemalaman." Ajak bang sumanggor setelah berpamitan dengan Ewi istrinya. Kemudian kami menaiki mobil Katananya yang terparkir di garasi rumahnya
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd