Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THE GREATNEES

PART 3

"Terkadang siksaan hidup membuat kita mempertaruhakan karakter kita, tidak ada pilihan, yang ada hanya sebuah tuntutan"

Satu tahun semenjak Ibuku meninggal dunia.

Kehidupanku benar benar berantakan.aku sudah di keluarkan dari sekolah, D.O.

Dikarnakan aku sering bolos sekolah, bahkan sudah tujuh bulan tidak membayar uang SPP, Untuk mendapatkan beasiswa tentu saja otakku tidak mampu,

Demi menyambung hidup, aku melakukan apa saja yang aku bisa, hingga terjun kedunia MEPET ( mencuri dan nyopet), dan hasilnya kutabung.

Tapi. semenjak kejadian malam itu. telah merubah arah hidupku yang lebih jauh terperosok kedalam kegelapan.

Malam itu.

01: 30

Aku terbangun setelah merasakan perutku melilit akibat rasa lapar. Benarlah kata orang, rasa lapar mampu menghancur mimpimu.

Dirumah aku tidak pernah menyimpan makanan, aku selalu membeli nasi bungkus jika sudah merasa lapar, tapi malam ini mana ada warung nasi buka, kalaupun ada pasti nasinya sudah basi.

Ku ambil senterku, dan melangkah keluar rumah, berharap aku menemukan buah buahan yang matang milik penduuk desa.

Desa kecilku terletak dipinggiran salah satu kota di Sumatera Utara, desa kecil yang penduduknya rata rata bekerja sebagai petani. Sedangkan konstruksi rumah mereka terbuat dari kulit bambu yang di jalin seperti model ketupat sebagai dindingnya, atapnya terbuat dari daun rumbia, tiangnya dari batang pohon yang sudah dipotong sesuai kebutuhan, sedangkan lantainya beralaskan tanah.

Ada juga rumah yang yang terbuat dari bahan pohon jati dengan gaya panggung. Dan orang orang yang memiliki rumah seperti itu adalah orang orang kaya di desaku. Jarak rumah dari rumah yang satunya juga cukup jauh. jaraknya mencapai 10m bahkan labih.

Aku terus berjalan menyusuri jalan desa, tapi aku belum menemukan sesuatu yang bisa ku makan.
Langkahku berhenti didepan sebuah rumah panggung yang lumayan besar, kuperhatikan rumah tersebut. hanya satu ruangan yang masih mengeluarkan cahaya. Dan aku merasa yakin kalau di rumah itu ada sesuatu yang bisa kumakan.

Lampu senter kumatikan, dengan langkah pelan aku megendap ngendap dari samping rumahnya menuju kebagian belakang.
Sesampainya di belakang rumah, mataku
tertuju kesatu pintu yang diatasnya mempunyai fentilasi dengan ukuran lebar 1m dan tinggi 50 cm.

Dengan pelan kupanjat pintu itu. karna postur tubuhku yang kurus. dengan mudah aku menyelinap melewati fentilasi pintu yang lumayan kecil. Dan masuk kedalam ruangan bagian belakang rumah, yang aku yakin itu dapur.

Kuhidupkan lampu senterku, dengan pelan aku melangkah menuju meja makan, diatasnya ada tudung saji, kemudian kubuka. Sebuah piring yang berisikan sambal telor yang hanya tinggal satu. langsung saja kucomot.

Tiba tiba

" Kliiikk" Ruangan dapur yang gelap berubah jadi terang

"BHHUUUKKK""

Aku tersungkur menabrak sisi meja makan. Kupengang pinggangku dengan tangan kanan, aku merasakan ngilu yang sangat menyakitkan. Dengan cepat sebuah tangan mencengkram tubuhku, dan melemparkan tubuhku.

"BRRAAAKKKCC""

Tubuhku terbanting menghantam sebuah lemari.

"TRAAANG....PLLAAAKKK ......TRAAAIIINGG"

Piring piring dan sendok berjatuhan, sebagian menimpa tubuhku, reflek kusilangkan kedua tangan untuk melindungi wajahku.

Belum sempat aku berdiri, Pria gemuk hitam dan wajah bopeng dan " HIDUP" itu, dengan kedua tangannya yang besar, sudah berjongkok didepanku dan langsung mencengkram leherku.

Aku berusaha berontak membebaskan diri, tapi tenagaku yang kecil tidak mampu melawan tenaga pria besar itu. Aku mulai kesulitan bernafas, tanganku bergerak kesana kemari, berharap menemukan sesuatu yang bisa kujadikan senjata, tangankupun menyentuh sesuatu. kulirik kearah benda tersebut, ternyata sebuah sendok garpuk. Kugenggam kuat kuat sendok garpu tersebut.

"CHHAAASSS....CHHAAASSS....CHAAAS.
"

Tiga kali kuayunkan tanganku menancapkan sendok garpu itu keleher kanannya, sehingga membuat mata pria itu melotot. Bibirnya gemetar, 10 detik kemudian, tubuhnya mulai kaku dan dingin. Kudorong tubuhnya hingga jatuh kelantai, akupun berdiri setelah mengatur nafas.

Tiba tiba aku terkejut. Seorang wanita paroh baya berdiri dipintu penghubung dapur dengan ruang tamu. tubuh atas tidak terbalut apa apa, membuat payudaranya yang sudah melor dengan puting hitam sebesar kacang kedelai terpajang jelas dimataku. Sedangkan bagian bawah hanya memakai celana dalam merah jambu dengan gambar Spongbob dibagian belahan memeknya.

Rambutnya sebahu dengan kondisi acak acakan, seperti orang yang bangun tidur. Wajahnya pucat dengan butir butir keringat didahi dan pipinya.
Sebelum wanita itu sempat berteriak. Dengan sigap kudekati wanita itu dan menodongkan sendok garpu yang masih berlumuran darah ke lehernya.

" Jika kau teriak, kuhabisi kau." Bentakku dengan sura pelan.

Air matanya mulai deras keluar membasahi pipinya, bibirnya gemetar menahan suara tangisa agar tidak keluar.

Sejenak aku terpaku melihat gundukan payudaranya.
Bagaimana tidak. Seorang bocah 17 tahun, yang belum pernah melihat penampakan seperti itu. apa kagak ketar ketir tu si OTONG.

Kutarik nafasku pelan pelan agar aku bisa berfikir dengan tenang.

"Dimana uang dan perhiasannmu" ancamku.

Aku sudah niat untuk kabur dari desa ini. untuk itu aku memerlukan uang yang cukup. walaupun aku punya simpanan, tapi itu tidaklah mencukupi.

"Aa..a.. ada.. di... di.. kamar" Jawab wanita itu dengan gugup.

Kudorong tubuhnya untuk berjalan menuju kamarnya, sendok garpu ditanganku sudah pindah kebagian belakang pinggangnya.

Setelah kami memasuki kamarnya. wanita itu berjalan kearah lemari, aku masih menempel dibelakangnya, aku tidak mau membuat kesalahan yang bisa memberi kesempatan untuk wanita itu bisa kabur.

Setelah membuka lemari, wanita itu menarik sebuah laci kecil, tampaklah perhiasan dan beberap ikat uang. Kemudian kuperintahkan untuk membungkus perhiasan dan uang tersebut dengan kain sarung yang ada di lemari.

Agar wanita itu tidak berteriak dan keluar rumah sa'at nanti aku meninggalkan TKP, maka kuikat tangannya kebelakang pinggangnya dengan kain selendang, setelah itu ku dorong tubuhnya kearah ranjang hingga dia telentang, kusekap mulutnya dengan BH yang ketemukan diatas kasur.

Kutarik kain seprei, dan mengikat kaki kirinya dengan ujung kain tersebut, sedangkan ujung kain yang satunya kuikatkan kekaki ranjang, begitu juga sebaliknya dengan kaki kanannya kuikat dengan kain gorden.

Sejenak aku perhatikan wajahnya yang masih pucat, kemudian payudaranya yang melor, dan ketika tatapanku jatuh ke bagian bawah pusarnya, rasa penasaran akan apa yang dibalik wajah Spongbob itu, membuatku merangkak naik keatas kasur.

Dengan sekuat tenaga kurobek wajah si Spongbob itu. Tampaklah memek dengan bulu bulu tipis. Jariku refleks menyentuh bibir memeknya, kulihat kepala wanita itu menggeleng gelengkan kepalanya.

Nafsuku ternyata sudah diubun ubun, langsung kubuka celanaku, sebagai bocah ingusan aku tidak tau harus berbuat apa, yang aku tau sa' at itu. Aku harus memasukkan penisku ke memek wanita itu.

Karna kakinya sudah melebar akibat terikat, maka dengan jelas aku melihat belahan memeknya, kuarahkan penisku yang suda tegang kememeknya, kemudian kugesek gesek, terasa geli dibagian kepala penisku.

Dengan tidak sabar aku mulai menekan penisku kearah lubang memeknya.

"Ayah... Kok belum tidur."

BWWAAAAARRR....

Aku terkejut, suara istriku membuyarkan lamunanku.


UP DET BERIKUTNYA DI PAGE 3


Sampai jumpa di PART berikutnya
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd