Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tetangga Kosanku Yang Cantik, Ternyata...

Menurut para suhu yang sudah baca, karakter mana yang paling kalian sukai?? (maksimal 2 pilihan)

  • Michelle (Misel)

    Votes: 433 46,5%
  • Mbak Bella

    Votes: 267 28,6%
  • Sindy

    Votes: 311 33,4%
  • Wulan

    Votes: 190 20,4%
  • Vebri

    Votes: 161 17,3%

  • Total voters
    932
Update 21


Mulustrasi Michelle Stephanie Gunawan (Misel)



3 bulan telah berlalu....


Tak terasa kini sudah lebih dari 3 bulan Michelle menjadi kekasih gw, hari - hari gw selalu dihiasi oleh dirinya.. Selama ini gak ada masalah besar yang terjadi dan semoga juga jangan sampai ada. Kehidupan sex gw dengan Misel masih sangat rutin dilakukan seperti orang yang baru menikah hehe.. Mbak Bella juga walaupun gak sering tapi beberapa kali gw masih berhubungan sex dengan dia, tentunya dengan main aman agar Misel tak mencium hubungan terlarang kita.


Gimana dengan Wulan? Setelah kejadian di kosan wulan pada hari itu, semuanya tampak normal. Wulan dan gw bersikap seperti biasa tak ada yang berubah, kita tetap akrab dan tetap suka berantem lucu seperti biasa.. Namun setelah kejadian tsb, gw udah gak pernah main ke kosan Wulan lagi karena Wulan sedang sibuk mengurusi bisnis nya, gw juga ikut membantu ketika Wulan sedang buntu dalam mengurusi kerjaan nya itu, karena memang sedari Wulan membeberkan tentang siapa dia, dia sering meminta masukan dan bantuan gw. Tapi.. gw juga mempunyai rasa bersalah yang mendalam karena menghianati kesetiaan Misel pada kejadian di kosan Wulan itu. Akhirnya sampai sekarang gw gak pernah bercinta lagi dengan Wulan. Sebenarnya sempat beberapa kali Wulan mengajak gw main ke kosan nya tapi gw selalu menolak dengan halus dan selalu mencari alasan - alasan agar Wulan memaklumi.


Pukul 17.00
Suara desahan merdu dari cewek cantik memenuhi kamar kosan gw di sore hari. Misel sangat bernafsu menaik turunkan tubuhnya diatas gw.. Genjotan Misel sangat liar, sebab dari kemarin hingga semalam selalu gagal untuk berhubungan sex dengan gw, akhirnya dia melampiaskan semuanya di sore ini setelah kegiatan perkuliahan dia..


"Ahhhh sayanggghh enakkhh bangetthh kontol kamuuuhh ahhhh" racau Misel di sela-sela desahan nya karena genjotan nya sendiri diatas penis gw

"Ahhh sayang" gw pun ikut mendesah menikmati permainan Misel

"Ahhh sayanggghh aku keluar ohhhhhhh" lenguhan Misel diiringi badan dia yang melengkung hingga kepala nya mendongak keatas. Cairan cinta Misel menghujani penis gw yang masih berada di dalam vagina nya. Misel mendapatkan orgasme yang ke dua di sore hari ini.


Beberapa saat kemudian gw peluk tubuh Misel lalu gw dorong hingga dia rebahan terlentang tanpa melepas penis gw di dalam vagina Misel.

Gw lumat bibir tipis Misel lalu dibalas lumatan bernafsu dia.. Gw mulai memaju mundurkan pinggang hingga membuat Misel mendesah - desah tertahan karena bibir nya masih dihujani lumatan gw..


"Ohhh sayanghh ahhhh enak banget ohhhh" desah Misel setelah lidah gw berhenti mencumbu dia namun kini berada di payudara indah nya..

"Aku mau keluar sayang" ujar gw yang udah gak tahan sekarang fokus untuk meningkatkan tempo penetrasi gw di vagina nya

"Ohhhh sayanghh aku juga ohhhh" balas Misel sambil mendesah - desah makin tak karuan karena genjotan gw yang makin cepat


Beberapa menit kemudian gw merasakan kontol gw terasa seperti dihisap - hisap oleh dinding vagina Misel.


"Ohhhhhhhhh sayang" lenguhan Misel kemudian badan nya bergetar hebat menandakan dia mendapatkan orgasme yang ketiga


Gw yang merasa udah diujung langsung melepaskan penis gw dari lubang vagina Misel lalu mengarahkan ke muka dia...


Crot... Crot... Crot..
Gw muntahkan semua sperma gw di muka Misel yang sedang ngos - ngosan setelah menikmati orgasme nya itu.. Gw arahkan penis gw diatas mulut Misel lalu langsung dilahap olehnya untuk membersihkan sisa sisa sperma yang tertinggal.


Terlihat tubuh Misel yang penuh keringat lemas telentang dengan kedua kaki yang mengangkang di kasur gw. Payudara nya banyak tanda merah hasil karya gw sore ini, wajahnya yang cantik kini tertutup oleh sperma gw yang cukup banyak. Gw ambil tisu lalu gw bersihkan wajahnya sehingga wajah cantik nya kembali terlihat.


"Mwahhh puas sayang?" tanya gw setelah mengecup kening Misel, langsung dibalas oleh senyuman nya yang cantik banget bagi gw.. Gw ikut merebahkan diri hingga kita berdua saling rebahan tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi.

"Bangeeetttt sayangg kamu emang paling terbaik kalo soal memuaskan aku hihihi" jawab Misel sembari mengubah posisinya jadi memeluk gw dari samping.

"Berarti selain sex, aku gak baik ya?" tanya gw dengan tatapan serius untuk mengerjai Misel.

"ihhhhh gak gitu sayang ihhhh kamu mahh" rengek Misel sambil tangan nya memukul - mukul manja dada gw.

"hahaha becanda sayang" ucap gw lalu membalas pelukan dia.

"Tau ah" balas Misel sok jutek


Gw kelitik pinggang dia hingga dia tertawa - tawa sambil menghindari serangan tangan gw.. Ahhh bahagia banget rasanya haha.


"Sayang udah yuk mandi, udah maghrib tuh aku mau sholat" ajak gw setelah kita selesai bercanda

"Yuk yang" jawab Misel sambil bangkit berlalu ke kamar mandi diikuti gw di belakang nya


Setelah mandi bareng, gw memakai baju dan bersiap untuk sholat. Misel juga memakai baju dirinya yang sengaja dia tinggalkan beberapa stel di lemari gw. Misel pakai baju tidur berwarna hitam yang sangat kontras dengan kulit nya yang berwarna putih mulus, dada baju nya yang rendah juga sedikit menampakkan mulus nya kulit leher hingga sebagian dada dia.. Setelah sholat, gw duduk diatas kasur menyender tembok sedangkan Misel menyenderkan tubuhnya ke dada bagian kanan gw sambil memainkan hape masing-masing.


Hingga tiba-tiba....


Tokk.. Tokk.. Tok...
"Maaass.. Maaass Dika" terdengar suara bapak2 yang memanggil gw diluar pintu, gw sama Misel agak terkejut tentunya karena itu bukan suara dari penghuni kosan sini.

"Eh pak Karto.. Ada apa pak?" tanya gw kepada orang yang mengetuk pintu kamar gw ternyata adalah pak Karto (bokap nya Sindy)

"Anuu mas.. Ehmmm nu.. nuwun sewu" ucap pak Karto terbatah - batah dengan muka yang terlihat khawatir.

"Eh kenapa pak? Tenang pak, ada apa?" tanya gw lagi yang kaget melihat wajah khawatir pak Karto.

"Ada apa yang.. Eh pak Karto kenapa pak?" timpal Misel yang ikut menghampiri gw.

"Sindy mas.. Sindy sakit mas.. demam nya tinggi banget, mau tak bawa ke rumah sakit pake motor takut bahaya soalnya disuruh bangun aja gabisa" ujar pak Karto dengan wajah khawatir nya

"Mas Dika sibuk gak? Saya mau minta tolong antar Sindy ke rumah sakit pake mobil mas Dika" lanjut nya.

"Astagaaaaa.. Cepet anter Sindy pake mobil aku yang" sahut Misel panik.

"Ya ampun, yaudah pak Karto tenang ya, saya kesana sekarang" timpal gw

"Maaf ya mas.. ci Misel, yaudah tak tunggu di rumah ya" ucap pak Karto lalu kembali ke rumahnya
.
.
"Kamu ikut gak yang?" tanya gw sambil pakai celana panjang karena gw masih pake boxer.

"Ikut lah yang.. Aku juga khawatir sama keadaan Sindy" jawab Misel lalu makai hoodie gw


Akhirnya gw menyiapkan mobil Misel lalu langsung memarkirkan di halaman rumah Sindy, sedangkan Misel udah duluan ke rumah Sindy jalan kaki.


"Sindyyy.." panggil gw pelan setelah masuk kamar Sindy melihat dia lemas sambil kepalanya sedang dielus-elus Misel. Sindy melihat ke gw dengan wajah nya yang udah pucat.

"Tuh Sin, ada kak Dika tuh" ucap Misel penuh perhatian sembari terus mengelus kepala Sindy

"Sindy cepet sehat yaa" ucap gw lembut sembari mengelus - elus pipi chubby dia, terasa badannya panas banget

"Yaudah yuk pak, bu langsung dibawa sekarang aja kasian udah pucat banget Sindy nya" ujar gw kepada kedua orangtua Sindy

"Nggih mas" jawab bu Minah dengan wajah yang lebih khawatir dari pak Karto

"Nanti bu Minah duduk dibelakang mangku Sindy ya terus pak karto pakai motor aja, buat bolak-balik juga nanti motornya pasti perlu" perintah gw

"Iya mas siap" jawab pak Karto

"Sindy, bisa bangun gak dek?" tanya gw sambil mencoba membangunkan Sindy agar duduk

"Pak, bopong Sindy ke mobil aja pak, gabisa jalan kayaknya Sindy lemes banget" ucap gw ke pak Karto

"Nggih mas" pak Karto membopong Sindy ke mobil Misel, di kursi belakang udah ada bu Minah yang siap menerima Sindy..


Akhirnya kami berjalan menuju rumah sakit, setelah 15 menit kami sampai di rumah sakit lalu langsung gw arahkan mobil ke pintu IGD. Pak Karto kembali membopong Sindy ke ranjang yang udah disiapkan security ruang IGD, akhirnya Sindy masuk ke ruang IGD diiringi pak Karto, bu Minah dan Misel.


"Gimana yang?" tanya gw ke Misel yang berdiri di luar pintu IGD setelah gw memarkirkan mobil Misel di parkiran mobil.

"Lagi ditangani yang" jawab nya

"Kamu kenapa keluar lagi?" tanya gw

"Gapapa yang, ruangan nya penuh gaenakan aku, biarin aku nunggu kabar Sindy disini sama kamu" jawab Misel


Gw sama Misel kini duduk di kursi ruang tunggu depan ruang IGD.. Walaupun kursi di ruangan ini banyak tapi disini hanya ada kita berdua..


"Kamu khawatir juga ya sama Sindy?" tanya gw lalu Misel menyenderkan kepalanya di bahu kiri gw

"Iyalah yang! Kan Sindy juga udah kayak adik aku sendiri, gimana sih kamu!" omel Misel sambil menepak-nepak paha gw kesal

"Hehehe maaf ya sayang, aku seneng banget loh kalo kamu menganggap Sindy juga adik kamu sama kayak aku" jawab gw

"Iyalah.. Kan adik kamu berarti adik aku juga dong" ucap Misel


Satu jam kemudian pak Karto keluar menghampiri kami mengajak gw untuk merokok di luar area rumah sakit (soalnya kalo di area rumah sakit dilarang merokok), sedangkan Misel masuk ke ruang IGD untuk menemani bu Minah. Kita berdua duduk di warung kopi yang berada di seberang rumah sakit.


"Gimana pak Sindy nya?" tanya gw sambil menyeruput kopi cappuccino pesanan gw

"Alhamdulilah udah mendingan mas" jawab pak Karto yang juga menyuruput kopi hitam pesanan nya

"Syukur deh kalo gitu.. Emang sakit apa pak?" tanya gw

"Tipes mas.. Kata dokter nya sih kemungkinan dari makanan yang dikonsumsi" jawab pak Karto

"Oalahh.. Berarti harus rawat inap ya?" tanya gw

"Iya mas seenggaknya rawat inap 3 hari" jawab pak Karto

"Hmmm yaudah gapapa kalo gitu pak, nanti biar saya ikut jaga Sindy juga" ucap gw

"Aduhhh gausah mas, biar mamah nya aja yang jaga Sindy.. Saya gamau ngerepotin mas Dika lagi, ini aja saya udah makasih banget mas Dika udah bantuin kita" ucap pak Karto merasa sungkan

"Astagfirullah kayak sama siapa aja pak.. Saya kan udah nganggep keluarga pak Karto tuh seperti keluarga saya sendiri. Sindy juga kan udah kayak adik kandung saya sendiri. Segini doang mah wajar pak, nanti saya ikut jaga Sindy juga biar kerjaan - kerjaan pak Karto dan bu Minah gak keteteran." ucap gw

"Makasih yaaa mass... Makasih banget.. Jujur tadi itu saya bingung mau minta bantuan ke siapa, tapi dipikiran saya cuma ada mas Dika yang paling dekat sama Sindy. Jadi saya langsung minta tolong mas Dika" ujar pak Karto sambil menundukan kepalanya ke gw

"Iya pak sama-sama, udah pak udah jangan gitu gaenak diliat banyak orang" sahut gw sembari memegang bahu nya agar tegak kembali gak menunduk ke gw

"Dokumen - dokumen sama asuransi (bp*s) nya udah dibawa kan pak?" tanya gw

"Nggih mas aman, udah saya bawa semua tadi" jawab pak Karto


Setelah menghabiskan kopi, kita berdua kembali melangkah ke dalam rumah sakit, tak lupa gw beliin minuman teh dingin buat gw dan Misel, lalu 3 botol air mineral dan beberapa roti gw serahin ke pak Karto siapa tau Sindy juga butuh minum dan mengisi perut.


Pukul 21.00
Kurang lebih udah 3 jam gw menunggu setelah Sindy masuk ke ruangan IGD, kini gw dan Misel lagi duduk di kursi pintu belakang ruangan IGD untuk menunggu Sindy yang akan dipindahkan ke ruang rawat inap.. Beberapa saat kemudian pun muncul pak Karto, bu Minah serta Sindy yang sedang terbaring diatas ranjang pasien. Satu perawat wanita mengantar mereka sambil mendorong ranjang Sindy..


"Kak" panggil Sindy pelan setelah melihat gw


Terlihat wajahnya kini udah gak se pucat tadi namun badannya masih terlihat sangat lemas.. Mendengar itu, gw langsung hampiri dan berjalan di samping tubuh Sindy.


"Kak" panggil lemah nya lagi lalu tangan nya mencoba meraih tangan gw yang berada di sebelah tangan dia

"Itu yang" kode Misel yang lebih peka karena sama-sama wanita

"Sindy sekarang istirahat yaa.. Biar besok bisa langsung sembuh" ucap gw sambil meraih telapak tangan Sindy lalu mengusap - usap nya lembut


Akhirnya terlihat sekilas senyum Sindy sambil menatap gw dengan wajah pucat nya.. Misel juga nampak tersenyum di samping sambil tetap merangkul lengan kiri gw.


(ruangan kelas 1)



Setelah sampai di ruangan kelas 1 yang hanya berisi dua orang pasien, namun ruangan ini nampak kosong hingga Sindy adalah pasien satu satunya di ruangan ini. pak Karto kembali membopong tubuh Sindy hingga kini tubuh Sindy sudah berbaring diatas salah satu ranjang di ruangan itu. Sebenarnya gw dan Misel mengusulkan agar ruangan nya dinaikkan ke kelas VIP biar lebih nyaman buat Sindy memulihkan diri, biaya buat naik kelas nya biar gw sama Misel yang urus, namun pak Karto dan bu Minah menolak dengan tegas karena gak mau merepotkan kita berdua lebih dari ini.


"Semoga cepet sembuh ya dek, saya pamit dulu" pamit perawat ramah kemudian berlalu meninggalkan ruangan


Tak berselang lama, Sindy udah terlelap karena efek obat yang dia minum waktu masih di IGD tadi. Terlihat tubuh Sindy yang lemah dengan infus yang terpasang di tangan kirinya membuat gw semakin gak tega meninggalkan dia.. Sindy yang biasanya ramah, aktif dan selalu manja ke gw, kini hanya terbaring lemah tak berdaya.


Setelah satu jam kemudian akhirnya gw dan Misel berpamitan untuk kembali ke kosan dan berjanji akan kembali lagi esok hari..


"Udah sayang gapapa.. Jangan sedih terus dong, besok juga Sindy sembuh kok" ujar Misel membuka obrolan karena melihat gw yang menyetir dengan wajah yang sedikit muram, tangan halus Misel membelai - belai pipi gw sehingga membuat gw yang tadi selalu kepikiran Sindy kini mulai tenang.

"Aku nanti pagi langsung ke rs ya yang.. Tadi dapet info katanya cuma ngumpulin tugas doang, jadi aku bisa nitip absen ke Ilham atau Udin" ucap gw sembari mengambil tangan Misel yang berada di pipi gw kemudian gw genggam erat diatas paha gw.

"Hmmm tapi kamu gak capek kan yang? Aku gamau loh nanti kamu yang jadinya malah sakit" balas Misel perhatian

"Iya aman kok yang, aku pasti bakal jaga kesehatan juga kok" jawab gw

"Yaudah iya boleh yang, btw aku tidur sama kamu lagi ya" ucap Misel

"Boleh hayuk.. Tapi nanti pagi jangan perkosa aku lagi ya.. Kamu kan ada kelas pagi, aku juga mau ke rs nanti malah kita berdua kecapekan" sahut gw meledek kebiasaan Misel yang tiap pagi selalu memberikan serangan fajar ke gw.

"Iiihhhh sayang.. Perkosa perkosa, emang aku cewek apaan ih" Misel kesel lalu menjewer kuping gw

"Hahahaha" kita berdua tertawa lepas


Setelah sampai di kosan, mbak Bella berdiri di depan pintu kamar nya seperti menunggu kami datang. Misel menjelaskan semuanya sedangkan gw berlalu ke kamar meninggalkan mereka berdua yang sedang ngobrol.



Pukul 7.30
Misel menghampiri kamar gw, dia udah terlihat rapih dan sangat cantik setelah berdandan di kamarnya..


"Sayang.. Kamu yakin gamau pake mobil aku aja?" tanya Misel menghampiri gw

"Nggak yang gapapa, siapa tau nanti perlu beli ini itu jadi gampang kalo pake motor" jawab gw


Misel pun berlalu berangkat kuliah setelah mencium punggung tangan gw lalu gw kecup kening nya.


Mulustrasi Sindy Ariani (Sindy)




Pukul 08.30
Gw udah mandi dan siap - siap buat ke rumah sakit. Setelah gw menitip absen ke Ilham dan menjelaskan semuanya, gw akhirnya beranjak menuju rumah sakit. Di jalan gw membeli dua makanan untuk sarapan gw dan bu Minah, tak lupa juga jus buah naga kegemaran Sindy.


"Sindy..." panggil gw pelan ketika berjalan masuk ke ruangan, Sindy terlihat sedang rebahan setengah duduk memandang ke arah jendela, sedangkan bu Minah sedang merapihkan tempat makan.

"Kak Dikaaaa" sahut Sindy setengah teriak ketika tau yang datang adalah gw. Kedua tangannya juga direntangkan mengode ingin dipeluk.

"Tuhh udah sehat kaannn" ucap gw lalu mengusap - usap kepalanya

"ihhh kak peluuuukk" rengek Sindy karena gw mengabaikan kode rentangan tangan nya

"Hahahaha iyaiya" gw peluk Sindy dengan perasaan sayang sebagai kakak

"Maaf ya mas Dika, Sindy manja terus kalo sama mas Dika" sahut bu Minah melihat kelakuan anak semata wayang nya

"Haha gapapa bu, Sindy udah saya anggap sebagai adik kandung juga kok" jawab gw sambil melepaskan pelukan Sindy

"Tuhhh mah gapapa kan... Kak Dika ini baik banget kan, makasih ya kak udah mau jadi kakak aku" celetuk Sindy

"Nduuukk ndukkk" bu Minah tertawa kecil sambil menggeleng - gelengkan kepalanya

"Bu.. Saya bawa makanan nih, bu Minah pasti blm sarapan kan" ucap gw sambil menaruh makanan di meja sebelah ranjang Sindy

"Waduuuhhh gak usah repot repot mas.. Ibu makan nya siang juga gapapa kok" sahut bu Minah

"Jangan gitu bu, bu Minah juga harus makan nanti malah bu Minah yang sakit, terus yang merawat Sindy siapa lagi kan.. Ini juga saya bawa dua bu, saya mau sarapan juga sambil nemenin Sindy" ucap gw

"Kamu udah makan kan?" tanya gw ke Sindy

"Udah dong kak" jawab Sindy sambil nyengir

"Udah apanya, kamu loh makan cuma 3 sendok sayang.. Tuh sisa nya masih banyak" timpal bu Minah menanggapi ucapan anaknya

"Gaenak mahhh hambar.. Trs juga mulut Sindy kan pahit" rengek Sindy

"Yaudah yaudah minum jus aja nih yaaa.. Kak Dika udah beliin jus kesukaan Sindy" ucap gw sambil menusuk sedotan lalu menyerahkan jus ke Sindy. Tapi Sindy gak meraih jus nya, jadi gw yang pegang.

"Enak?" tanya gw sambil tetap memegang jus yang sedang diminum Sindy

"Enak kak hehe" jawab nya dengan senyum menggemaskan


"Kalo aja gada bu Minah, udah gw cubit ni pipi Sindy" batin gw


"Yaudah bu yuk makan, saya udah laper banget bu haha" ajak gw lalu makan di kursi sebelah kanan Sindy, sedangkan bu Minah di sofa yang hanya cukup buat 1 orang sebelah kiri Sindy atau seberang gw.

"Ngihh mas monggo.. Makasih banyak yaa" sahut bu Minah


Gw yang makan sambil terus - terusan dipandang Sindy merasa kek gimana gitu hahaha..


"Kamu mau Sin? Enak loh" tawar gw ke Sindy yang sedang memandangi gw

"Emang boleh kak?" tanya Sindy

"Boleh dong.. Tapi jangan pake sambel ya" jawab gw

"Sini sayang.. Mamah suapin" timpal bu Minah lalu menyerahkan tangan nya

"iihhh gamau mahhh.. Kan Sindy mau nya disuapin kak Dika" tolak Sindy ke mamah nya

"Astagfirullah ini anak ya.. Maaf ya mas Dika, maklum anak satu - satunya jadi manja nya kebangetan" sahut bu Minah mengomentari kelakuan anaknya

"Hahaha iya gapapa bu.. Saya seneng malah kalo Sindy manja gini, tanda nya dia bakal cepet sembuh" jawab gw lalu menyuapi Sindy

"Pak Karto kerja bu?" tanya gw ke bu Minah sembari menyuapi Sindy

"Iya mas, lagi ada proyek soalnya.. Nanti paling abis maghrib kesini lagi sambil bawa baju ibu sama Sindy" jawab bu Minah

"Tuh papah kamu kerja keras buat siapa lagi kalo bukan buat kamu kan.. Kamu cepet sehat ya" ucap gw ke Sindy

"Iya kak" jawab Sindy sambil mengunyah makanan


Setelah selesai makan, bu Minah membereskan bungkus makanan kami lalu kembali ke sofa tadi.. Walaupun gak banyak tapi lumayan dapet 5 suapan makanan yang masuk ke mulut Sindy, seenggaknya perutnya gak kosong..


"Bu.. Kalo bu Minah mau ambil baju dll sekarang juga gapapa kok bu. Biar saya yang nemenin Sindy disini.." ucap gw setelah melihat baju daster yang bu Minah kenakan masih sama seperti kemarin malam

"Iya sih mas.. Ibu juga niatnya mau beres - beres rumah dulu, nyuci piring, nyuci baju biar tenang pikiran nya.. Tapi emang gak papa mas Dika disini yang nungguin Sindy?" ucap bu Minah

"Gapapa kok bu.. Lagian Sindy udah minum obat juga kan? Paling sebentar lagi juga dia tidur... Biar saya yang jagain dia" balas gw sambil melihat Sindy yang menguap

"Gapapa sayang mamah tinggal dulu sebentar?" tanya bu Minah ke Sindy

"Iyaa gak papa mah.. Hoaammm.. Aku dijaga kak Dika kok" jawab Sindy sambil menguap

"Yaudah saya pesenin ojek online ya bu, biar cepat juga kalo naik angkot kan harus 2 kali" ucap gw lalu memesan ojol

"Iya mas makasih banyak yaa.." jawab bu Minah lalu bersiap-siap untuk pulang terlebih dahulu



Setelah ojol nya dapet, gw chat ke mamang ojol nya..
Gw : Pak nanti yang naik namanya bu Minah, pakai baju biru ya pak.. Nanti jemput nya di depan lobby rumah sakit aja, untuk uang parkir nya udah saya masukin lewat tip *sambil memberi tip 10k*
Mamang ojol : Oke siap mas makasih, saya meluncur ke titik jemput


"Nanti gausah bayar lagi ya bu.. Udah saya bayar pake aplikasi sama uang parkir masuk nya juga udah" ucap gw ke bu Minah

"Waduh saya ganti aja ya uang nya mas" balas bu minah sembari membuka dompet dia

"Udah bu gausah, gak seberapa kok ini, uang nya disimpan aja ya buat keperluan lain.. Nanti kalo bu Minah mau kesini telpon saya aja ya, nanti saya pesenin ojek online nya dari sini" jawab gw

"Makasih banyak yaa mas.. Mas Dika baik banget sama kami sampai segini nya.. Semoga makin dilimpahkan ya rejeki mas Dika" ucap bu Minah sambil matanya berkaca-kaca

"Iyaa bu aminnn.. Lagian bu Minah kan udah saya anggap sebagai keluarga sendiri juga" jawab gw sehingga membuat air mata bu Minah seperti ingin tumpah

"Eh bu, ojek online nya udah sampai tuh.. Dia nunggu di depan pintu lobby ya bu" lanjut gw setelah mendapat notif dari mamang ojol, bu Minah yang kaget langsung mengusap air matanya.

"Eh i.. iya.. mas saya tinggal dulu ya, makasih udah bantu jagain Sindy... Sayang, mamah pulang dulu ya sebentar.. Paling sejam dua jam udah kesini lagi, mwaahh" pamit bu Minah ke gw dan Sindy lalu diakhiri kecupan di kening Sindy

"Iya mahh" jawab Sindy

"Iya bu hati - hati ya.. Kalo ada apa-apa kabarin saya aja" timpal gw kemudian bu Minah berlalu meninggalkan ruangan

"Kak.. Aku ngantuk tapi sakit banget kepala aku" Ucap Sindy lemah.. Dia merasakan kantuk akibat reaksi obat sambil memegang telapak tangan gw.

"Iya Sin sok bobo ya.. Istirahat yang banyak biar cepet sembuh.. Sini aku elus - elus biar reda pusing nya" jawab gw dengan penuh perhatian ke Sindy.. Kurasakan suhu tubuh Sindy udah mulai turun namun sepertinya harus banyak istirahat biar cepat pulih.


Beberapa saat kemudian Sindy udah tertidur lelap sambil tangan kanan nya terus menggenggam gw. Melihat tubuh Sindy yang masih lemas dengan tangan kiri terpasang infus namun berusaha sok kuat di depan gw bikin hati gw terenyuh tentunya..


"Semoga cepat sembuh ya adikku sayang.. Mwaahh" ucap gw pelan banget lalu mencium kening dia


15 menit kemudian pintu ruangan terbuka lalu masuklah dua orang wanita ke arah gw.


.........................................................................................

B E R S A M B U N G

.........................................................................................
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd