Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA "Terpaksa" ku gadai tubuh istriku.

Status
Please reply by conversation.
Lanjutan...


Saat istriku telah beranjak meninggalkan aku dan juga pak prapto di ruang tamu. Sekilas aku sempat memperhatikan pak prapto, tampak ia begitu tajam menatap kearah istriku yang membelakangi kami. Sepertinya perhatiannya saat itu tak lepas dari bulatan bokong istriku. yaahh..memang bagian itu adalah bagian favoritku juga. Tentu aku yang sebagai suaminya saja akan sangat merasa bergairah jika sudah melihat bulatan bokongnya, apalagi jika ia sudah dalam keadaan telanjang dan posisi menungging, begitu bulat dan berdaging sekali.

Sejenak kami berdua tampak sama-sama terdiam sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Sampai akhirnya istriku tak lama kemudian telah kembali dari dapur dan menemui kami diruang tamu kembali. Dari kejauhan aku melihat istriku tampak tersenyum, tetapi bukan mengarah padaku. Lantas aku melirik ke arah pak prapto. Benar saja senyum istriku itu di tujukan untuk pak prapto. Sontak saat itu juga aku merasa suatu keanehan pada diriku, entah kenapa aku merasa sedikit merinding dan bergemuruh jantungku karena berada di situasi ini.

kemudian setelah tiba diruang tamu, istriku tampak kembali tersenyum ramah kearah pak prapto. Seraya ia berkata lembut :


"Ini pakk,, silahkan"

Ucap istriku diikuti gerakan badannya sedikit membungkuk dan akan meletakkan minum dan juga cemilan di meja dekat kami.


Tentu senyuman nya itu di balas oleh pak prapto. Sementara aku hanya diam saja dan terus aku pura-pura santai saja, namun sesekali aku terus memperhatikan gelagat pak prapto. Tampak sebuah senyum gemas di wajahnya, ia tampak begitu gemas terhadap istriku.


"Bahayaa,,, aku tau betul bagaimana pak prapto jika sudah berurusan dengan wanita"

Aku mulai mengkhawatirkan semuanya.

Perasaan kalut menghampiriku, tetapi dengan semua sikapnya yang begitu baik kepadaku, rasanya tidak mungkin dia akan berbuat yang menyakiti keluarga kami.


"Kok pada diem aja sihh ayahh"


Tiba-tiba istriku menyadarkan kami.

Aku: ehhh bunda,, iya-iya bun"

Aku menjawab sekena nya saja, saat istriku mempertanyakan hal itu.

Istriku menoleh kepadaku dan kini dalam posisi sedikit menunduk dan menghadap ke arah pak prapto, ia tampak sedang menata sedikit cemilan di atas meja. Aku yang berada di samping posisi dirinya saja, sekilas tampak bisa melihat bulatan pangkal payudara besar istriku yang sedikit mencuat keluar. Apalagi pak prapto yang berada tepat di depan nya. Sungfuh baju yang ia kenakan saat ini tak kuasa menahan bulatan daging kenyal itu.


"ini di pinggirin aja deh mbak"


Ucap pak prapto. Seraya sedikit bangkit dan meraih hiasan vas bunga yang ada di meja.


Tetapi aku seperti menangkap hal lain dari tingkah itu, dengan posisi ia bangkit dari posisinya saat ini tentu pak prapto akan semakin leluasa melihat kedalam belahan baju istriku.
Dan benar saja, setelah meraih vas bunga tersebut tatapan pak prapto langsung tertuju kembali ke belahan dada istriku yang masih dalam posisinya. Sontak perasaan aneh pada diriku semakin menjadi menjadi-jadi dibuatnya.


"Sudahh sinii pak biar saya pindahkan"


Ucap istriku seraya menegakkan badannya dan meraih vas bunga dari tangan pak prapto.


"Sykurlah"


Ucapku legah, karena tontonan pak prapto telah berakhir.


Pak prapto akhirnya kembali duduk dan begitu juga dengan istriku yang telah memindahkan vas bunga tersebut.
Akhirnya kami membicarakan tentang rencana pak prapto untuk membantu aku dalam menangguhkan kasbon yang belum aku bayarkan. Dengan jaminan sertifikat rumah ini saja dan sesuatu yang mengagetkan aku. Saat telah dalam topik pembicaraan kami, pak prapto malah menawarkan agar sekalian meminjamkan aku modal. Ia akan memberikan 150jt kepadaku dan di potong 90jt kasbon yang terhutang aku padanya. Jadi aku masih nisa mendapatkan sisanya 60jt.


Mendengar hal itu istriku tampak ikut senang sekali dan tentu begitu juga dengan aku. Akhirnya aku bisa sekalian mendapatkan tambahan modal tanpa harus meminjam bank. Dan tak cukup sampai disitu pak prapto mengatakan bahwa tidak perlu pakai bunga segala. Anggap saja dia membantu kami sebagai anaknya, menurutnya usia kami saat ini tidak berbeda jauh dengan usia anak sulungnya. Soal cara pembayarannya bisa dibicarakan nanti tambahnya.


Cukup mencair suasana pembicaraan kami saat ini, tampak kini istriku yang memang mudah bergaul sudah cukup dekat dengan pak prapto. Walapun ini tentu adalah pertemuan pertama mereka, namun hal tersebut sama sekali tidak tampal. Seolah-olah saat ini mereka adalah orang yang sudah saling mengenal lama,, Yahh selain sosok pak prapto yang memang menyenangkan ditambah dengan cara ia membawa arah pembicaraan agar tidak kaku membuat semuanya mengalir begitu saja.

"Yaudahlah win, kalau begitu ayok kita berangkat sekarang aja mumpung belum terlalu siang"


Ucap pak prapto mengakhiri obrolan kami.


Aku: iyaa pakk,, sebetarr pakk,,, bunda tolong ambilkan sertifikatnya di kamar biar di bawa pak prapto aja"


Pak prapto; udahh gampang itu win,, nanti aja.

Istriku: aduhhh jangan pakk,, biar sekalian aja,, gak enak udah banyak di bantu.

Aku: nahh iyaa bener pakk..

Istriku: yaudahh,,, bunda ambil dulu yah.

Istriku kembali meninggalkan kami diruang tamu, dan berlalu ke kamar untuk mengambil sertifikatnya.


Tak lama berselang.


Istriku: ayahh,, kok gak ada dikamar sini??
Apa kemarin belum ayah bawa lagi dari rumah ibu??

Terdengar suara istriku dari dalam kamar.

Aku; ohh iya,,, Aduhh pakk masih dirumah ibu sana,, saya ambil deh sebentar,, dekat sini aja pak paling 10 menit.


Pak prapto: iya..iyaa ambil sekarang aja win,, biar saya disini sama mirna.


"Deggghhh..Degggghh"


Jantungku berdegub mendengar pak prapto mengucapkan hal tersebut.


Aku seperti ingin mengurungkan niatku untuk mengambilnya sekarang, karena aku merasa khawatir harus meninggalkan istriku berduaan saja dengan pak prapto dirumah kami saat ini. Terlebih saat ini memang benar-benar sedang sepi, warga penduduk desa kami yang mayoritas petani tentu tengah sibuk di ladang saat ini. Aku sangat ragu sekali saat itu, hingga istriku kembali keruang tamu dan berkata.


Istriku: ayah aja deh yang ambil. Bunda disini aja temenin pak prapto ngobrol.

Hatiku semakin tidak karuan mendengar hal itu, aku merasa khawatir harus meninggalkan istriku berdua dengan oak prapto.


Aku; iya...ehhh..apa sekalian kita pas pergi aja pak mampir kesana??


Ucapku mencari solusi lain, agar istriku tidak berdua saja dengan pak prapto.

Tetapi bukan pak prapto yang menjawabnya, melainkan istriku.


Istriku: ihh ayahh,, biarin dulu pak prapto belum cobain tuhh bolu buatan mama,, belum di makan dari tadi sibuk ngobrol aja.

Aku: ohhh gitu,, yaudah deh..

Jawabku dengan berat hati.

Pak prapto: ohh iyaa,, iya,, belum di cobain ya tadi,, pasti enak ini mbakk,, kebetulan saya memang suka kue bolu. Apalagi yang keliatanya lembut dan berwarna gini.


Istriku: iyaa pak silahkan,, saya buat sendiri lohh pakk,,,hehe


Pak prapto: aduhh,, sudah pasti enak kalau mbak mirna yang buat,, ya kan win??

Aku; iya pakk,, di coba dulu aja,, saya pergi dulu dehh..

Istriku: iya yahhh,, hati-hati yaa.

Ucap istriku seraya tersenyum.

Lalu aku bergegas menuju keluar rumahku dan juga diantar oleh istriku menuju ke depan pintu. Sementara pak prapto hanya berdiam dan kini tampak mulai mengambil kue bolu yang terletak diatas meja.


Bersambung....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd