Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ternyata Adek Gue Jadi Avail BO

Status
Please reply by conversation.
Part 4


Aku menyeruput sirup ABC jeruk buatan Yuni untuk menenangkan kekagetanku, jantungku masih berdegup kencang. Hampir saja aku kepergok sedang meremas payudara adik kandungku sendiri, kalau aku tertangkap basah, entah mau ditaruh dimana muka dan harga diriku nanti, kali ini keberuntungan masih menaungiku.

Dea masuk kembali ke kamar dengan wajah lebih segar, dia mencuci wajahnya setelah bangun tadi sambil membawa segelas susu coklat dan sepiring brownies kukus coklat.

“nih kak ada cemilan, kemaren aku dapet oleh-oleh dari Nadia” wajahnya nampak cerah, taka da rasa curiga. Aku bisa bernapas lega, namun tetap heran, padahal ketika dibangunkan oleh Yuni tadi dua kancing bajunya terlepas akibat ulahku, namun tak ada rasa curiga yang kudapat dari wajahnya sejak tadi. ah, Sudahlah, yang penting aku selamat kali ini, aku mengambil sepotong brownies yang disajikan oleh Dea.

“nih jatah bulanan mu, pake yang bener ya.. jangan dihambur-hamburin”

“yeeey, asiiikkk.. makasih ya mas ku.. hehehehe” wajahnya berbinar menerima amplop coklat yg aku berikan. Aku menanyakan bagaimana kuliahnya, bagaimana nilai-nilainya, serta ada masalah apa yang mungkin bisa mengganggu konsentrasi studynya. Adikku banyak bercerita, dia memang dasarnya ramai, ceriwis dan suka ngobrol, tidak heran dia punya banyak teman, bahkan para pria sering antri menjadi kekasihnya, sejak SMP jarang dia berlama-lama menjomblo, kalau sekarang sepengetahuanku dia belum punya kekasih, alasannya waktu kutanya adalah ingin fokus kuliah.

Namun ada yg aneh dengan diriku, kali ini aku melihat adikku dengan cara yg lain. Aku sejak dulu menyadari kalau Dea memiliki wajah yg menarik dan tubuh yg aduhai, namun baru saat ini gairahku berbicara, remasan pada dadanya barusan seolah jadi pemicunya. Aku mengamati tubuh Dea inci demi inci dari kepala sampai kaki, gila benar, dia benar-benar wanita yg menawan gairah, rambutnya hitam legam sebahu, matanya menarik dengan alis tebal, bibirnya amboi, tebal dan ranum, dadanya tak usah ditanya, tonjolannya menantang membuat jakun naik turun, tubuhnya yang montok padat berisi, tinggi semampai, dan pantatnya bisa membiat mata pria manapun menaruh perhatian, penisku lagi-lagi menengang. Apa hanya aku seorang kakak di dunia ini yang menatap adiknya dengan tatapan penuh nafsu?

“mas, oi? Kok ngelamun aja sih? Gak dengerin deh pasti dari tadi aku ngomong.. ih kesel ih”

“haah? Apa enggak kok, mas denger..”

“ooh, tapi kok kayak ngelamun gitu sih sambil ngeliatin aku? Aku cantik ya? Hehehehehe”

“idiih amit-amit”

Sekitar 30 menit sebelum adzan zuhur berkumandang aku pamit pulang, tepat ketika aku baru keluar pagar, Nadia datang. Nadia adalah sepupu Yuni, ibunya adik dari ibu Yuni. Namun berbeda dengan Yuni, Nadia adalah gadis yg menarik, wajahnya bundar dengan hidung mancung, rambutnya juga ikal seperti Yuni, namun rambut Nadia panjang sepunggung, tubuhnya tidak semontok adikku Dea memang, namun tonjolan dada dan pantatnya tetap menggoda iman. Kalau boleh jujur, aku menaruh hati pada Nadia ini.

“eh ada kak Tio, apa kabar kak? Kok udah mau pulang?”

“aku sehat nad.. iya nih Nad, udah dari pagi soalnya.. baru pulang nih?”

“iya nih kak, hehehehe.. aku masuk dulu deh kak, kak Tio ati-ati dijalan ya”
“ok nad, thanx”

Aku menyalakan Honda megapro ku dan bergegas pulang. Sepanjang perjalanan pulang aku masih bingung dengan diriku, bagaimana bisa seorang kakak begitu bernafsunya melihat adik sendiri, apa ini normal. Belum lagi tiba-tiba bayangan pergumulan antara mas damar dan adikku muncul lagi dalam kepalaku, membuat gairahku naik lagi. Namun tak sedikitpun ada amarah dalam diriku, jangan-jangan aku punya kelainan orientasi seksual.



******


Aku asik dengan pikiranku sendiri dibalik kemudi, pun dengan mas Damar. Obrolan kami kemarin jadi menciptakan suasana awkward, mas damar masih ada rasa tidak enak setelah mengetahui bahwa dia akan menikmati tubuh seorang mahasiswi yg ternyata adalah kenalanku dekatku. Sedangkan aku sendiri tak tahu harus bersikap apa, jadi aku memutuskan untuk menikmati pikiranku sendiri.. Mobil Nissan X-trail milik Mas Damar masih melaju kencang dijalan tol, tak lama kami sampai dipintu tol sebelah timur ibukota provinsi ini, dekat dengan kampus dan hotel yg akan menjadi lokasi pertemuan antara kami dan si mahasiswi. Jam menunjukan pukul setengah sepuluh, janji kami adalah jam 10 malam.

Jarak dari hotel dengan pintu tol tak sampai sepuluh menit, tak lama kemudian kami tiba dan menemukan tempat parkir dengan mudah. Kami segera masuk ke Gedung hotel dan menuju ke restoran. Sesuai janjiku dengan mas Damar, aku hanya ingin melihatnya, dan tak mengganggu pertemuan mereka. Didepan restoran kami berpisah, mas Damar masuk ke restoran, sedangkan aku masuk ke caffe yang terletak diseberang restoran tersebut, hatiku berdegup kencang, tak sabar untuk segera mendapatkan kebenerannnya, apakah mahasiswi bispak tersebut benar-benar Dea adikku atau bukan. Aku memesan es moccacino untuk mengurangi rasa berdebar ini, sambil kunyalakan sebatang rokok. Dari sini aku dapat melihat mas Damar didalam restoran, memang caffe dan restoran ini hanya ditutupi oleh dinding kaca, jadi aktivitas kami didalam bisa terlihat dari luar.

Sekitar 40 menit kami menunggu, aku menikmati siaran liga inggris yang disiarkan lewat televise didalam caffe. Sebelum akhirnya aku lihat mas Damar berdiri, aku langsung mengerjap, membetulkan posisi badanku dan memfokuskan mataku, tak lama kemudian aku melihat seorang gadis masuk ke restoran dia membelakangiku, sekilas postur tubuhnya memang Dea, ah belum tentu. Tampak dia mengenakan T-shirt biru cerah lengan pendek dibalut balero abu-abu dileher, dan jeans hitam ketat membuat lekukan tubuhnya nampak indah. Baju ini tak pernah kulihat dipakai oleh Dea, ada sedikit ruang untukku berharap kalau itu bukan adikku, namun saat dia berbalik menghadap ke arahku, jantungku mau copot, mulutku menganga, pemandangan ini benar-benar tak kuharapkan, namun ternyata inilah kenyataannya. Walau wajahnya dibalut make up namun tetap terlihat natural, mudah sekali buatku untuk mengenalinya, wanita bispak itu ternyata memang benar Dea adik kandungku sendiri. Aku merasa tubuhku kaku, aku hanya menatap hampa saat mas Damar dan adikku berjalan bergandengan tangan bak sepasang kekasih, jelas mereka langsung menuju kamar yang sudah dibooking oleh mas Damar.

Aku merasa tak betah, ingin buru-buru pulang, atau pergi entah kemana mencari tempat untuk menenagkan pikiranku yang kacau balau. Namun baru selesai aku membayar moccacino ku, hp ku berdering, kulihat dari mas Damar. Walau sebenarnya enggan namun aku tak enak kalau tidak kuangkat.

“Halo mas Damar”

“Yo, gimana? Bener ini wadon (bhs jawa serang berarti wanita) kenalan mu?”

Aku menghela napas, walau hatiku sedih aku menjawab apa adanya.

“iya mas bener, dia kenalanku.. yaudah mas gak apa-apa.. aku pamit duluan ya mas”

“Yo, kamu jangan pulang, sekarang kamu ke resepsionis kamu ambil kunci kamar, aku udah pesenin kamar buat mu, kamu ambil, masuk tunggu disitu. Nanti tunggu kabar dariku”

“haah? Maksudnya gimana mas? Aku gak ngerti ini”

“udah pokoknya kamu ambil kunci dulu diresepsionis, bilangnya kamar pesenan Damar Syailendra gitu.. wes kamu nurut toh sama aku, aku gak niat nyesatin kamu kok”

“terus aku dikamar nanti ngapain? Masa nunggu doang mas”

“kamu ini susah banget kalo dikasih tau, yowes aku ndak maksa, kalo kamu mau ambil ya ambil kalo kamu mau pulang ya pulang..” nada mas Damar agak terdengar agak tinggi.

Klik! Telpon diputus. Aku bingung, apa yg mas Damar persiapkan buatku, ah jangan-jangan dia bookingin cewek juga buatku, jadi aku disuruh nunggu dikamar. Hmmm.. boleh juga sih, aku memang belom pernah main didunia lender sebelumnya, paling-paling aku Cuma sesekali nonton Jav, tidak sering, aku bukan maniak hal seperti itu. Namun ada perasaan ingin mencoba juga, yah kalau aku tidak melakukannya minimal dia mau jadi teman ngobrolku. Aku memutuskan untuk mengambil kunci dari resepsionis dan segera menuju ke kamar yg dipesan oleh Mas Damar, kamar ini ada dilantai tiga.


******


Aku merebahkan diriku dikasur hotel yang empuk. Aku harap-harap cemas, benarkah mas Damar sudah menyiapkan wanita lain buatku. aku menunggu dengan jantung berdegup kencang.

Selama berbaring bayangan persetubuhan antara Dea dan mas Damar muncul lagi dalam kepalaku, lagi-lagi membayangkan tubuh mas Damar yg tambun, hitam legam bergelut dengan tubuh aduhai adikku membuat gairahku terbangun dengan cepat. Namun disisi lain ada rasa penyesalan yang berkecamuk dalam diriku, kenapa aku membiarkan adikku bisa terjebak didunia seperti ini, kenapa aku bisa sedemikian lengah, apa uang yang selama ini aku berikan padanya kurang? Lalu rasa bersalah kini timbul, rasa bersalah karena tak mampu menjaga amanah dari kedua orangtua ku untuk menjaga adikku. Dan kini, aku dengan akal sehat mengetahui bahwa atasanku sedang menikmati tubuh adikku, tanpa aku cegah sama sekali. Aku mengutuki diri sendiri, aku adalah kakak paling idiot dimuka bumi. Tak terasa air mataku meleleh. Maafkan mas mu dek.

Setengah jam, satu jam, satu setengah jam sudah berlalu, waktu sudah tengah malam. Tak ada satupun wanita yg datang, apalagi kabar dari mas Damar. Janc*k kon mas, jelas aku diminta menunggu supaya besok dia tak perlu menyupir lagi waktu pulang, ini sih sudah kelewatan fikirku, dia hanya memanfaatkan aku untuk jadi juru kemudinya. Pikiran kacau ditambah rasa kesal membuatku berniat langsung pulang, peduli setan dengan mas Damar.

Tiba-tiba hp ku kembali berdering, mas Damar.

“Yo, kamu dikamar apa udah pulang?” suaranya terdengar berat seperti orang kelelahan.

“dikamar mas.. mas sebenernya aku harus ngapain sih?”

“ooh.. ok. Sekarang kamu keluar kamar terus masuk kekamar sebelah kamu.. aku didalem sini. Buruan ya” klik! Telpon langsung diputus. Aku disuruh masuk ke kamar mereka? Apa sih yang sebenernya mas Damar rencanakan. Aku segera keluar kamar dan mengetuk kamar yg dimaksud mas Damar, tak lama pintu terbuka.

“Mas ada ap… emmmh?!!!” Kata-kataku terputus, mas damar menutup mulutku, lalu dia berbisik, “wes koe meneng ndisik.. lepas kelambi mu”

Deg!! Apa? Belum selesai kagetku aku menengok kearah kasur, aku hanya bisa melotot, disana tubuh telanjang adikku sedang membentuk huruf X, tangan kanannya terikat diujung atas kasur, dan matanya tertutup oleh suatu kain. Birahiku langsung naik dengan cepat. Ini pertamakalinya aku melihat tubuh telanjang seorang wanita secara langsung, dan gilanya wanita itu adalah adikku sendiri.


Bersambung…
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mantab hu, updatenya, selalu bikin deg-degan hu ceritanya... Lanjut terus hu, manteb pokoknya,.g
 
waduh......nanggung gan
udah mulai bangun malah bersambung,
ditunggu gan kelanjutannya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd