Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Terbukanya Wawasan Setelah 15 Tahun Menduda

Walau dikit tapi usaha untuk membuat tag Tamat semoga lancar RLnya biar lancar juga update nya
 
Update terbaru gan. Jangan terlalu berharap ada ekse, karena ini nggak ada eksenya. Hehe. Yang update selanjutnya ada eksenya kok. terutama yang kangen tante marin, harus mantengin. Mohon diramaikan threads nya ya gan biar saya semangat hehehehehe. silahkan dinikmati

___

Seperti biasa, saya sampai kantor pukul 10 yang kemudian langsung dimulai dengan rapat harian kepada tim mengenai apa yang dikerjakan hari ini dan juga mengenai prioritas utama pada hari tersebut. Rapat tidak berlangsung lama karena rapat harian hanya membahas hal-hal yang tidak besar. setelah rapat selama sepuluh menit, giliran Tania yang memberikan saya arahan. Pagi ini seperti biasa Tania tampak cantik. menggunakan jins ketat serta kemeja putih yang dua kancingnya telah ia lepaskan. Bukan bermaksud menggoda siapa-siapa, memang itu gaya yang ia pilih. Pun sebenarnya belahannya belum terlihat, tetapi putihnya kulit membuat semua pria pasti menengok ketika ia melihat, berharap adanya garis belahan yang muncul. Kami memang menjadi orang yang sangat berbeda jika benar-benar membahas pekerjaan. Seolah memang tak pernah ada yang terjadi di antara kita. Padahal di ruangan yang sama ia pernah merengkuh nikmat di atas saya.

Selesai memberikan pengarahan, seperti biasa giliran saya yang bertanya beberapa masalah di kantor. Termasuk masalah yang saya temui semalam. sebagai sosok yang lebih sering berada di kantor ketimbang saya, Tania mengaku sudah tau lama mengenai kelakuan Dewi. Namun ia tak pernah bercerita pada saya karena memang Dewi berbeda perusahaan dengan kami. Tak ada gunanya, itu kata Tania. Namun saya menjadi penasaran ketika Dewi mengatakan bahwa itu adalah hal yang lumrah terjadi di tv tersebut. Pekerjaan yang terkadang tak mengenal waktu membuat para pegawai terkadang jarang bertemu keluarga. Akhirnya hal itu terjadi. Namun kata Tania, Dewi memang terkenal menjual tubuhnya untuk jabatan. Seperti yang sudah saya ceritakan di update sebelumnya, Dewi memang bukan presenter yang pandai. Tapi ia berusaha untuk tetap bertahan di tv tersebut. Tania juga menceritakan gosip bahwa Dewi sempat ingin dijadikan reporter kembali yang jam kerjanya benar-benar tidak menentu dan itu sempat membuatnya khawatir. Namun karena beralasan sedang program dengan suami untuk punya anak, Dewi berhasil mengelabuhi HRD. Ia pun juga sempat menjual tubuhnya untuk sang produser. Tetapi, rupanya Dewi ketagihan dengan gaya hidup yang berbeda tersebut. Ia terkenal sering main dengan dua produser yakni Paul dan Rico di tangga.

saya juga jadi penasaran dengan kantor yang saya pimpin. Apakah ada affair semacam itu? Jika ya saya akan sangat terpukul, karena selama ini saya sudah berusaha sedemikian rupa agar para reporter tak perlu sampai melupakan keluarga. Piket malam adalah kewajiban, tetapi bagaimana caranya saya minta pada pimpinan untuk terus memberikan jatah libur yang sesuai dengan pekerjaan. Namun betapa terkejutnya saya dengan jawaban Tania.

“Ada! Lebih para lagi! Mainnya di ruangan kantor!” ujar Tania semangat sambil menakuti.

“Siapa?” tanya saya sambil memajukan posisi duduk tanda penasaran.

“KITA! hahahahaha,” astagah. Benar juga pikir saya. Dari semalam berusaha untuk memberikan efek jera pada dua sejoli itu tapi ternyata saya juga salah satu pelaku affair di kantor.

Kemudian Tania melangkah ke belakang meja tempat saya duduk, ia menghampiri saya dan duduk di pangkuan saya. Sambil menaruh buku catatannya di meja, ia kemudian mengalungkan tangannya di leher saya. kami berciuman sejenak.
“Jadi jatah ku kapan lagi?” buka Tania sambil tersenyum.

“Lho, kan kamu yang selama ini ngasih jadwal. Kamu juga yang bikin jadwal. tapi sebenernya kamu bisa kapan aja sih, sekarang juga bisa kan?” ujar saya berusaha menghibur sambil merapikan rambut lurusnya ke belakang bahu.

“Nggak deh, kamu kan lusa mau ke bali bareng bu Marin. Nanti kalau aku kuras sekarang, bu Marin nggak dapet apa-apa lagi,” kata Tania sambil cemberut seperti anak kecil.

“Oooh ada yang mulai cemburu nih ceritanya? Hmm? Emang apa sih yang dikangenin?”

“Ini,” balas Tania.

“Ini apa namanya?” tanya saya.

“Nggak usah jorok deh ah!” kata Tania sambil meremas penis saya dari luar. Jujur saya langsung bergejolak. Rasanya ingin menggarap dia saat ini juga.

“Yuk gapapa sekarang main sebentar. Mau ya?” bujuk saya agar Tania berhenti cemberutnya.

“Aku ada janji mau ke pusat buat koordinasi ultah kantor. Aku isep aja ya?” balas Tania dengan senyum.

Tania kemudian berdiri menutup tirai jendela di belakang saya. Sementara saya sibuk menurunkan celana penghalang yang saya kenakan untuk mempersingkat waktu. Tania kembali ke pangkuan saya, ia mengelus-elus penis saya yang masih belum maksimal berdiri dan kami kembari berciuman. Namun berkali-kali Tania menyingkirkan tangan saya yang berusaha meremas payudaranya. Ia enggan untuk diremas karena takut pakaiannya berantakan. Ia tak punya waktu banya untuk berbenah sebelum rapat koordinasi. Ia kemudian berjongkok di depan saya yang masih duduk di kursi. dengan sigap ia meludahi penis saya dan mengocok dengan tangan kananya. Sambil senyum-senyum seperti anak kecil yang sudah lama minta di belikan es krim.

“Halo ganteng. Kangen niih, sudah lama tak ketemu. Kamu main sama bu Marin terus sih ya?” ujar Tania mengajak ngomong penis saya sambil terus menaik-turunkan tangannya. Saya yang menikmati hal ini hanya bisa tersenyum.

“Gemes!” kata Tania lagi yang kemudian langsung menjulurkan lidahnya. Seperti biasa, gerakan andalan Tania. ujung lidahnya yang ia perkeras kemudian melingkari, menyisir, dan menekan-nekan lubang penis saya. Seolah-olah memancing agar cairan yang dinanti bisa keluar lebih cepat. kemudian jilatan terus memutar sampai seluruh kepala penis saya basah. Tak hanya menjilat tetapi juga mendapat tekanan. Seolah-olah dipijat. ketika kepala penis saya sudah basah dan merasa cukup pemanasan, Tania kemudian memasukan seluruh penis saya ke mulutnya hanya untuk mengukur. di dalam, lidahnya terus menyapu setiap daging yang berhasil ia raih. sebenarnya masih ada bagian penis saya yang tak bisa masuk ke mulutnya, tetapi saya sudah merasa puas, karena sensasi di isep Tania memang berbeda jika dibandingkan dengan lainnya.

Tania kemudian menaik-turunkan mulutnya, ia dengan terampil mengolah bibir nya sehingga saya tidak hanya merasakan basah-basah menyapu penis saya, tetapi juga merasa di empot, seperti ada gripnya.

“Hmmm enak sayang. Kamu emang pintr banget!” puji saya. Tania hanya menatap ke arah mata saya, tetapi mulutnya terus naik dan turun. Satu lagi yang saya suka dari Tania, ia sangat pintar menggunakan giginya. Ya betul, saya termasuk suka jika ada permainan gigi, bagi saya tanpa permainan gigi dan empotan maksimal, blowjob hanya untuk membasahi penis dengan ludah. Tetapi gigi yang dimainkan Tania membawa blowjob ke level yang lebih tinggi. setiap gigitan kecil yang ia berikan rasanya seperti vagina perawan yang terus berusaha menekan penis saya.

“orgh orgh orgh orgh” suara yang dikeluarkan Tania sambil semakin cepat menaik turunkan mulutnya di atas penis saya. sementara itu saya semakin menggila menikmati sesi singkat ini. saya kemudian berdiri sambil tetap membuat Tania mengisap saya. Saya pegang kepala Tania dan memintanya untuk diam saja sambil mempersiapkan giginya. Kemudian mulai pelan saya maju mundurkan pinggung saya. Persis seperti saat menggarap Tania saat dogie style. saya bayangkan kepalanya adalah bokongnya, sementara bibirnya adalah vaginanya.

semakin waktu saya semakin cepatkan gerakan saya. Tania yang awalnya terlihat menafsukan justru seperti kesakitan karena kecepatan yang saya berikan. ia juga beberapa kali seperti akan tersedak. saya sadar apa yang saya lakukan membuatnya sedikit sakit, tetapi saya harus cepat agar bisa melanjutkan jadwal selanjutnya.

Tak beberapa lama, saya pun ingin mengeluarkan peju. tanpa aba-aba saya langsung menujamkan secara keras dan dalam penis ke mulut Tania sampai mentok. Saya keluarkan peju yang sudah beberapa hari tak diolah

“Argghhhhhhhh!”, erang saya.

Tania pun sangat kaget dan sempat menarik kepalanya. tetapi saya tetap memaksa sampai tetes akhir agar semuanya bisa masuk ke mulut Tania. setelah selesai saya mencabut penis saya dari mulut Tania.

“Kalau mau keluarin di dalem nggak papa! Tapi jangan mentok-mentok. Kesedek akunya!” ujar Tania protes sambil mengelap beberapa peju yang keluar dari bibirnya. Kemudian ia masukan kembali kemulut lalu menelannya.

“Yaudah maaf sayang, habis mulut kamu enak banget. Maaf ya,” sambil saya kecup keningnya.

“Nggakpapa, aku seneng banget dapet jatah dari kamu. Makasih ya!” Senyum Tania yang kemudian meninggalkan saya dari ruangan. Senyumnya adalah semangat buat saya. sementara saya masih lemas di kursi.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd