Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Tanaman Makan Pagar

PERGUMULAN PERTAMA

Setelah teh mega pulang, gue langsung mengunci pintu ruang tamu. Gue masuk ke ruang tengah dan terus ke arah dapur, mencari keberadaan Bi Suti. Selain masih kentang, gue juga mesti meyakinkan agar si Bibi tidak akan bercerita atau melaporkan kejadian tadi ke bini gue.. Bahaya juga kalau sampai bini gue atau amang nya tahu.
Saat lewat ruang makan gue sempat melirik ke jam meja yang ada diatas kulkas. jam 11.05.. hmm ada waktu satu jam-an sebelum gue mesti ke toko gue, dan 3 jam menjelang anak-anak pulang sekolah.

Gue tidak menemukan si Bibi di dapur. Gue lirik ke halaman belakang, juga tidak ada.
Gue masuk ke kamar anak gue, anak gue masih tertidur pulas, dan si Bibi juga tidak ada.

"Bi.. lagi dimana?" gue coba memanggil, tapi tidak ada sahutan.

Gue kembali kearah dapur dan ke luar ke halaman belakang. Mungkin si Bibi ada di kamar belakang samping kamar cuci. Kamar itu gue sediain sebagai kamar pembantu dan sekali gus sebagai kamar gosok dan buat menumpuk pakaian habis dicuci. Kamar itu berukuran 3 x 3 m cukup luas untuk ukuran kamar pembantu. Tidak ada tempat tidur dikamar itu, tapi gue pasangi tikar plastik dan kasur busa yang digelar di lantai. Kasur itu biasa digunakan anak-anak si Bibi kalau mereka di rumah gue menunggu mamanya selesai kerja dan pulang ke kontrakan. Kadang-kadang kalau mereka terpaksa menginap si Bibi lebih suka tidur di kamar itu.

Gue bergegas ke kamar belakang itu, pintunya tertutup. Gue coba mengetuk pelan, tidak ada sahutan, dan gue coba buka, ternyata tidak terkunci. Pas gue melongok kedalam, gue menemukan si Bibi lagi tertidur pulas di kasur. Posisi tidurnya biasa, tapi kondisi dasternya membuat gue langsung teransang. Dasternya yang sobek besar di punggung tertarik dan tertindih dibawah pantat bagian kiri, sehingga bagian kanan tersibak mempertontonkan paha kanannya yang putih. Gue benar-benar deg-degan melihatnya. Gue tatap wajah si Bibi yang tertidur pulas, hmm memang udara panas di luar membuat kita cepat lelah dan segera terkantuk kalau ada di kamar. Apa lagi kamar-kamar di rumah gue dirancang dengan sistem sirkulasi udara yang unik, sehingga udara dalam kamar lebih segar dan relatif adem. Apalagi didukung oleh rindangnya pepohonan di halaman rumah gue. Jadi walaupun cuma pakai kipas angin, kita tidak akan merasa gerah. Saat ini si Bibi tidur dengan ditemani tiupan lembut dari kipas angin yang gue pasang di dinding. Pulas banget tidurnya.

Gue mendekat, dan berlutut disamping pinggulnya. Pelan-pelan gue sibakkan potongan dasternya yang menutupi perut dan pahanya. Segera bagian perut ke bawah sudah terbuka total, tersisa celana dalam warna crem yang menutup kemaluannya.
Celana dalamnya lumayan bersih dan masih kelihatan baru. Memang bini gue sering memberi uang lebih untuk si Bibi, untuk membeli pakaian yang layak. Uang itu sepertinya dimanfaatkan si Bibi dengan baik. Gue menyetujui tindakan bini gue tersebut, untuk menjaga agar jangan sampai ada omongan di keluarga kalau kami menjadikan Bibi yang notabene adalah istri paman kandung bini, sebagai pembantu. Kami bersepakat menyebut dia sebagai karyawan rumah tangga kami, dan mendapatkan gaji yang layak.

Gue perhatikan napas si bibi yang teratur.. gue kembali melihat kearah bagian depan kemaluannya yang tertutup celana dalam, hmm tembem juga, ada sedikit bulu-bulu kemaluannya yang terselip keluar pinggir celana nya. Perut si bibi masih lumayan rata dan sedikit berlemak. Mungkin karena dia sering kerja fisik sehingga lemak-lemak nya terbakar sempurna.

Gue ga tahan, akhirnya pelan-pelan mengelus bagian depan kemaluannya yang menggembung. Potongan bajunya pelan-pelan gue tarik ke atas, tapi tidak bisa terlalu atas, karena bagian ketiak dasternya masih tersambung, dan tertidih tangan kanannya yang terlipat setengah. Sambil terus mengusap kemaluan si Bibi, gue mencari akal bagaimana cara menelanjangi si Bibi. Gue mencoba mencari dengan padangan mungkin ada benda yang bisa gue manfaatkan. Gue melihat ada gunting kecil yang masih baru di meja kecil yang ada disudut kamar. Gue segera mengambil gunting itu. Pelan gue pegang bagian depan bajunya yang udah gue singkap. Gue pelan-pelan memotong melintang baju itu dekat perutnya, setelah sampai posisi tengah gue gunting keatas. Pelan-pelan hingga mendekati susunya. Gue aga kesulitan meneruskan, karena susunya yang membusung menyebabkan baju itu menyempit. Agak sulit memotong tanpa menyentuh susunya. Tapi gue tetap coba dengan pelan, dan berhasil memutus baju tsb hingga ke leher..

Hahahaha kini terbuka sudah, gue segera sibakkan pelan, sambil tetap menatap waspada, berjaga-jaga si Bibi jangan sampai terbangun. Gue makin sange melihat susu besar yang masih terbalut bh crem si Bibi. Gue ga tahan, dan segera meloloskan sarung gue dan sekaligus celana dalam gue. Kemaluan gue menegang keras, gue kocok pelan dengan tangan kiri, sementara tangan kanan gue kembali mengusap-usap meki si Bibi. Makin lama usapkan gue makin keras di meki si Bibi. Gue udah mulai tidak peduli kalau dia bangun. 10 menit kemudian tangan gue mulai capek, tapi bagian depan celana dalam si Bibi juga mulai terasa basah. Gue berhenti mengocok, dan mulai berfikir gimana cara melepas bh dia, gue ambil guting dangan ingin guting bh si Bibi. Tapi rada keras karena lipatan bawah bh itu ada tulangnya, mungkin ada kawat. Gue batalin memotong bh nya.

Saat gue lagi berfikir tapi sambil tetap usap meki si bibi, doi menggeliat dan tidur miring ke kiri.. membelakangi gue. baju belakangnya terbuka sempurna. Pelan gue loloskan potongan baju bagian kanannya melalui lengan kanannya. Nyangkut di siku, gue biarkan saja, karena gue sekarang udah bisa melepas pengait bh si Bibi dengan mudah. Pelan gue loloskan bh tersebut melalui lengan kanannya. Pelan gue tarik bahu si Bibi, sehingga dia kembali telentang, dan gue bebas melepas beha dan potongan bajunya.
Jeng-jeeeng... susu yang kanan sekarang terbuka bebas... gila cui.. sebenernya gue ingin segera nenen di susu putih tersebut, cuma gue khawatir si bibi terbangun dan teriak.

Nafsu gue udah di ubun-ubun, gue ga tahan.. gue segera mendekatkan bibir gue ke bibirnya. Gue usapkan lembut bibir gue ke bibir si Bibi, pelan tapi pasti gue mulai mencucut bibir bawahnya, dan dengan sengaja gue banjirkan air liur gue ke bibirnya. Lama-lama bibir si Bibi membuka, seakan meminta diterobos, gue mulai menciumnya dengan lebih kasar, dan tangan gue mulai meraba puting susunya.
"lho kok putingnya keras" bisik gue dalam hati, wah jangan-jangan si Bibi pura-pura tidur nih. Gue mulai mainkan puting itu dan meremas lembut, tangan gue berpindah ke susu kiri, dan meremas pelan. Sementara itu gue coba mengamati mata si Bibi,masih terpejam sih. Tapi sekilas pupil matanya ternyata mengintip.. Hmm, si Bibi pura-pura tidur rupanya, dan artinya dia suka gue kerjain.

Oke lah kalau begitu, mesti dituntaskan sekarang nih, dari pada kena kentang ke tiga.
Gue bangkit dan melepas singlet gue hingga telanjang bulat. Gue kembali menuju bibir si Bibi, dan tanpa ragu gue sedot lembut dan ternyata si Bibi memberi respon dengan balas mengisap. Tangan kiri gue segera gue selusupkan kebawah lehernya dan menarik dia duduk. Tangan kanan gue segera melepaskan bh dan potongan bajunya yang masih tersisa. Si Bibi sekarang tinggal pakai celana dalam saja lagi, sementara saya udah telanjang bulat. Tangan si Bibi balas memeluk gue, fixed pergumulan mesti segera mulai.

Gue tidak ingin lama forplay, untuk kesempatan pertama gue berprinsip mesti masuk dulu.. setelah nancap baru atur tempo dan negosiasi, sehingga tidak ada lagi kesempatan berfikir alternatif.

Ciuman gue turun ke leher si Bibi dan terus ke dadanya. Mula-mula gue jilat dan kecup cuma pinggir-pinggirnya, tapi doi memegang kepala gue dan memaksakan mulut gue di puting nya. Gue ikuti permainannya, gue mainkan puting itu dengan lidah dan sedot tiba-tiba, si Bibi menggelinjang geli dengan melenguh menahan nikmat. Sementara tangan gue mulai gue selusupkan ke dalam celana dalamnya, terasa jembut tembal menutup meki si bibi. Pelan gue cari klitorisnya dan mulai mainkan dengan jari.

"ah enak kang..." desah si bibi mulai bersuara .

Gue makin semangat, celana dalam nya gue tarik agar terlepas, dia membantu dengan mengangkat pinggulnya, dan mendorong sendiri celana tersebut. Gue mencoba mencium meki si bibi, hmm tidak berbau, berarti si bibi rajin membersihkan mekinya. Gue sibak bibir kemaluannya dan mulai menjilat klitorisnya. Si Bibi melenguh nikmati, pahanya mulai bergerak-gerak, tangannya berusaha meraih kontol jumbo gue, dan mencoba mengocoknya, ah gila nikmatnya.
Gue coba colokkan jari ke dalam lubang mekinya, sudah becek ternyata. Karena mekinya sudah siap, gue segera mengambil posisi misionaris, tanpa minta persetujuan kemaluan gue pelan-pelan gue dorong memasuki lubang surganya. Prinsip gue colok dulu baru minta izin.... negosiasi.. Kalau pakai nanya dulu, diskusi dulu.. yang ada malah kentang lagi... hahahaha.

Meki si Bibi lumayan peret, padahal udah melahirkan 2 anak, mungkin karena ukuran kemaluan gue yang lumayan kali ya (panjang 16 cm, diameter aktif 4cm).
Gue tekan pelan-pelan hingga amblas semua.. Gue goyang pelan, belum gue genjot. Gue perhatikan ekspresi si Bibi.. matanya terpejam, si Bibi terlihat mengerinyit, seperti menahat sakit tapi suka. Karena tidak ada upaya penolakan sama sekali, bahkan kakinya mulai dilingkarkan di kakil gue. Gue berhenti bergoyang, kemaluan gue terasa hangat dalam meki si Bibi, gue diamkan sementara sambil menatap si Bibi. Mungkin merasa gue tidak ada reaksi, si Bibi pelan membuka matanya, dan tatapannya bersirobok dengan tatapan mata gue. Gue tatap terus, dan gue tersenyum, doi jadi sedikit malu dan menolehkan mukanya untuk menghindari tatapan gue. Gue tetap diam, dan terus menatap. Merasa ditatap terus, doi jadi salah tingkah, dan mendesah...

"ih akang nakal deh.." bisiknya pelan

Pelan gue kecup pipinya, dia kembali meluruskan wajahnya sambil menatap ganjil.. Gue kembali tersenyum, tanpa ada aksi didunia bawah... Gue terus menatap matanya sambil tersenyum, pelan pelan gue goyangin maju mundur ringan kemaluan gue... sambil tetap menatap mata si Bibi... akhirnya dia nekat membalas tatapan gue dan sama tersenyum.. gue cium bibirnya pelan, dan mata kita tetap saling bertatapan..

"Bibi suka? " tanya gue pelan, sambil tetap manatap lekat matanya..
"ah akang kok nanya terus sih, Bibi jadi malu ih... " balasnya manja

Gue tambahkan berat badan gue ke tubuh si Bibi, dada kita menempel erat, susunya tergencet ringan. Si Bibi kemudian melingkarkan tangannya ke kepala gue, berusaha menarik gue untuk ciuman. Gue ikuti dan kita berciuman lembut.. kemaluan gue mulai gue kocokan dengan aktif di meki si Bibi. Gue genjot teratur naik turun, terasa seret, meki si Bibi cengkramannya lumayan berasa.

Kurang lebih 10 menit gue menggenjot, si Bibi tiba-tiba makin menguatkan jepitan kakinya ke kaki gue. Gue jadi tidak leluasa bergerak. Gue terpaksa mendiamkan terlebih dauhulu. Rupanya ini yang diinginkan oleh si Bibi, agar gue diam dan nikmati hidangan. Si Bibi menggerakkan pinggulnya pelan, dan kurasakan daging di dalam mekinya yang melakukan gerakan menyedot dan memijit. Gue merasakan jepitan mekinya makin kuat namun enak sekali. Gue tidak dapat menarik kemaluan gue untuk lanjut menggenjot. Saat gue berusaha menarik kemaluan gue untuk ancang-ancang menghujam lebih dalam, tiba-tiba gue merasa kemaluan gue seperti dilepas.. dan gue kembali berirama menggenjot si Bibi.

Genjotan gue makin lama makin cepat, gue berada dalam deru badai nikmat yang tidak terkira, si Bibi juga semakin menggila, dia mulai meracau.
"oogghh kang tekan yang dalam...memek aku geliiii" rintihnya..
"iyaaa bi.. terima sodokan kontol ku... agghhhh" gue juga ikut maracau penuh nafsu.

Dan semakin lama gerakan kita makin brutal, nafas kami sudah memburu, keringat sudah mengucur membasahi tubuh kami. Dan kurasakan meki si Bibi mulai berdenyut keras lagi, dan tiba-tiba dia memeluk gue keras sekali dan menggigit bahu kiri gue.. Gue yang sedang berpacu birahi, tidak sempat merasakan gigitan tersebut. Si Bibi kejang-kejang beberapa kali, kemaluan gue terasa seperti disiram tajin hangat, rupanya dia sudah mencapai puncak orgasmenya.
"aku dapettt..aahhh kaaangg" si bibi tersenyum puas dan perlahan melepas pelukan serta jepitan kakinya, dia terbaring lemah..

Disaat yang sama gue merasakan gatal yang amat sangat di sepanjang batang kemaluan gue, gue juga sudah tidak bisa menahan lagi desakan dari dalam itu, "ah bi... aakkuu juggaa.. aarrgghh."
Gue segera mencabut kemaluan gue, dan langsung mengocok cepat, gue arahkan ke muka si Bibi, dan crruaat.... crooottt... sssrrrttt srrtt....... 7 kali semprotan meledak dari kemaluan gue.. .. si Bibi sempat gelagapan... sebelum akhirnya menikmati gue semprot, dan dia mengelus kemaluan gue yang masih berdiri.
Gue ambruk, lemas, kemaluan masih sedikit tegak mengacung walau sudah agak lemas. Gue rebahan disamping si bibi, gue balik badan miring ke arah si Bibi yang masih telentang, pelan kembali Bibi gue tindih.

“"Haaahhh aahhh... akanghhh..." desah si Bibi..
"Mmmhhuah.."” Bibi mencium bibir gue kembali. Kita bercium lembut..
"enak Bi, memek kamuu.. " ”
"“Mmmhh akanghh.. samaaa, kontol kamu gede, berasa genjotannya, bibi puas banget"
”"memangnya kontol si Amang atau papi nya Atik ga gede"
"ah mereka ga ada apa-apanya, apa lagi papi nya Atik, udah kecil, cepat lemas pula"
"oh ya.."
"iya kalau main dia selalu mesti pakai obat, makanya bibi minta cerai"

Gue tersenyum, dan tidak menanggapi lebih jauh.
"eh iya Bi, jangan sampai ada yang tahu ya.. ini rahasia kita berdua"
"beres kang, masak bibi bilang-bilang sama orang.... tapi nanti Bibi boleh minta lagi..." rajuknya manja

Gue tersenyum dan mencium si Bibi sekilas dan terus bangkit. Ada lebih satu jam gue menggenjot si bibi, sekarang udah jam 12 lewat.. Gue udah mesti ke Toko untuk gantiin si Jono yang akan perlu istirahat siang.

"Akang baju bibi gimana ni.. bisa ambilkan baju ke kontrakan bibi ga? atau pinjam daster istrimu sebentar ya"
"pakai ini aja bi" sahut gue sambil mengambil daster bini dari tumpukan pakaian siap disetrika. Si Bibi segera memakai daster bini gue.
"iya deh.. bibi izin sebentar ke kontrakan ya"
"makasih ya Bi..." ucap gue sambil memakai sarung dan berlalu ke dalam. Gue mesti segera mandi dan ke toko.


Oh indah nya pagi ini.... (bersambung)
 
Kayak nya habis ini dengan bu Rt ya...

Teruskan dan lanjutkan hu...

Penasaran dengan kelanjutan nya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd