Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA [TAMAT] Pacarku Ternyata HOT (LDR Cuckold)

Saat mengetahui bahwa pacar ternyata binal namun sayang dengan Anda:


  • Total voters
    136
  • Poll closed .
Kesaksian

"Beb.. tadi kan kerjaan tidak terlalu padat. Cenderung kosong, malah. Jadinya melipir lah kemari bareng Omes [video pemandangan sunset di pantai] dan [foto mereka berdua berdiri bersisian]."

"Terus.. tadi kan aku ikuti saranmu. Aku cobalah untuk meminta kejelasan statusku dengannya.. Dia langsung jawab dengan cepat, mau jadi pacarku, Beb. Tapi.. , sesuai dengan saranmu, aku lanjutkan bahwa ada beberapa hal yg mesti kita sama-sama komit lakukan jika kita memang pacaran. Tetiba ekspresinya berubah 🥺 Belum sempat aku lanjutkan dengan hal-hal yg aku inginkan, dia sudah bilang begini: Anya.. aku sebenarnya tidak ingin membangun sebuah hubungan di atas hubungan yg sedang berjalan..

Kan anjir banget dong kalo gitu? Ih.. sebalnya aku, Beb.. Apalah maksudnya selama ini dia minta aku jadi pacarnya? Giliran mau diterima eh.. mundur. Berarti bener dong pikiranku waktu itu? Dia cuma anggap aku sebagai teman tidurnya. Dia gak benar-benar suka denganku..🥺

Jadinya setelah itu aku ajak pulang aja. Kami saling diam di perjalanan. Karena gak tahan, akhirnya aku balik cecar dia. Jadi apa maksudnya selama ini kamu nembak aku? Dia bilang kalo aku pasti tidak akan menerima permintaan dia. Ihh.. Terus kutanya lagi seandainya kalo aku terima waktu itu, terus gmn? Eh.. balik lagi dia bilang kalo dia sudah tahu bahwa aku gak bakalan terima permohonan dia waktu itu. Aaaaaaaa....."

Huft.. desahku dalam hati. Gini amat ya dia ngebetnya sama si Omes itu..

"Sayang.. Saat ini mungkin kamu akan berpikir macam-macam. Bertindak inilah, itulah, sebagai konsekuensi buat Omes karena udah bikin kamu kecewa. Tapi janganlah mengambil keputusan saat kamu marah seperti ini ya. Jangan sampai kamu mengambil keputusan yg malah bikin kamu sedih. Nanti, kalau kamu sudah bisa berpikir dengan tenang, cobalah diskusikan lagi dengan dia. Gimana pun juga sepertinya memang kamu udah terlanjur jatuh hati dengan dia."

Lalu Anya pun kembali diam. Pesanku hanya dibacanya. Terkadang, aku sendiri tidak habis pikir.. kok bisa sih aku sayang Anya segininya? Memang aku baru sadar bahwa aku sangat kehilangan dia sejak kami berpisah setahun yg lalu. Di situ juga aku baru sadar bahwa aku tidak akan mudah bagiku merelakan dia untuk sepenuhnya hilang dari kehidupanku.

Setiap pertengkaran kami akhir-akhir ini sebenarnya lebih diakibatkan oleh sikap Anya yg cenderung mengabaikanku. Ntah karena sibuk kerja ataupun bercinta di sana. Bukan karena aku cemburu dengan keberadaan Omes. Lebih ke kenyataan bahwa rasa sayang Anya kepadaku sudah mulai tergerus. Bisa jadi juga dikarenakan sikap marahku yg kadang berlebihan jika Anya tertidur atau terlambat memberikan kabar. Aku pernah berlebihan mengekspresikan kekesalanku di awal kepindahannya ke kota itu. Dia sudah minta maaf berkali-kali dengan penuh penyesalan ketika itu, tapi karena aku berpikiran buruk jadinya aku tidak menerima penjelasannya. Perlahan, sejak itulah Anya cenderung takut padaku. Bukan, itu yg kumau.

...

Sesampainya di kantor, Anya langsung bergegas meninggalkan Omes di parkiran. Meski Omes memanggil-manggil, Anya terus berlalu. Ia sudah terlampau kesal karena jawaban Omes atas pertanyaannya. Anya bergegas mandi dan mengerjakan tumpukan laporan yg tadi ditinggalkannya karena ia pergi ke pantai bersama Omes.

Seusai ia menyelesaikan beberapa laporan, ia pun bergegas pergi menghadiri acara perpisahan rekan sejawatnya yg akan dipindahkan ke daerah lain. Omes pun hadir di acara tersebut, namun tentu saja Anya sengaja mengacuhkannya. Tak ada pilihan lain bagi Omes untuk bisa berkomunikasi dengan Anya, ia pun mengirimkan pesan singkat kepada Anya, "Nanti seusai acara ini ataupun seusai jam kerjamu kabari aku. Aku mau kita diskusikan hal ini." Anya hanya memandang pesan di HP nya dengan tanpa ekpresi berminat.

Tepat di waktu Anya selesai dengan kerjaannya malam itu, Omes pun menghampiri Anya di meja kerjanya. Lalu mengajak ia untuk ke rooftop kantor mereka. Di sana juga salah satu lokasi favorit Anya untuk melepas penatnya di sela-sela padatnya pekerjaan. Sekedar menyisip secangkir kopi atau memandangi langit cerah penuh bintang.

Anya mendengarkan seluruh pembelaan Omes dengan tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Ia sudah tidak peduli dengan kata-kata lain selama kata-kata itu hanyalah bentuk perubahan frasa atau struktur kalimat yg tetap saja berarti 'Aku tidak siap menjadi pacarmu Anya'. Lalu ketika Omes sedang terdiam memikirkan kata-kata apalagi yg bisa diucapkan untuk membujuknya, Anya menyela, "Bang.. Kurasa kita balik aja temenan biasa ya. Tetap ngobrol dan berbagi perhatian, tanpa seks." Omes terdiam dan ekspresinya tampak sangat menyesal. Omes mengakhiri pembelaannya dengan, "Aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti perasaanmu dengan tidak menjadi pacarmu. Aku benar-benar sudah terlanjur menyayangimu Anya. Kita sudah terlampau sering menghabiskan waktu sehari-hari bersama-sama. Pagi-pagi sekali kadang sudah bertemu dan tatap muka, atau kadang sekedar chatting. Nanti di siang hari kita udah makan siang bareng. Sore dan menjelang malam kita udah ketemu lagi bicarakan bagaimana hari kita. Kadang bahkan kita habiskan waktu bersama hingga pagi lagi. Tidur berpelukan. Aku gak bisa kalo tiba-tiba itu semua hilang. Kamu lebih dari sekedar teman bagiku, Anya."

Bukannya malah membuat Anya terharu atau terhibur, kata-kata itu membuat Anya semakin sedih. Anya pun mulai meneteskan air matanya sambil menatap bintang di langit. Sesekali disekanya air mata yg menetes di pipinya. Tak tahan lagi, Anya pun meledak dan menumpahkan tangisnya sambil tertunduk dan menutup wajahnya denga kedua telapak tangannya. Rasa sesak di dadanya membuatnya ingin berteriak, namun apa daya. Tempat ini bukanlah tempat yg pantas untuknya membuat keributan.

Omes mendekati Anya dan mencoba memeluknya. Anya mendorong Omes menjauhinya. "Aku tidak mau kamu peluk!" Tegasnya. Omes hanya bisa duduk bersisian dengan Anya yg sedang menangis tersedu-sedu. "Ayolah, Anya. Jangan menangis. Aku gak bisa lihat kamu nangis begini.." Bujuk Omes sambil mengelus lembut punggung Anya yg tertutupi rambutnya. Perlahan, tangisannya pun mulai mereda. Tak lama, Anya pun mulai bisa menguasai emosinya.

"Kalau kamu gak mau kita jadi teman biasa aja, oke. Mulai hari ini, no sex unless you wear condom! Itu yg pertama. No. 2, keluarkan aku dari list orang yg bisa melihat setiap update tentangmu di IG mu. Aku tidak tahan melihat statusmu apalagi jika berkaitan dengan pacarmu itu. Dan no. 3, kamu tidak punya hak untuk melarang ku dekat dengan siapapun. Tak berlaku kata cemburu dalam hubungan kita."

"Satu-satunya syarat yg bisa dengan tegas aku jawab ya sekarang hanya syarat no. 2. Syarat no. 1 kenapa begitu, Beb?" Tanya Omes. "Bang.. aku tau kamu cowok yg bagaimana. Kamu sendiri kan mengakui bahwa sebelum bertemu denganku kamu beberapa kali tidur dengan cewek-cewek bayaran dari aplikasi itu kan? Aku gak sama dengan mereka! Aku gak mau nantinya aku sakit gara-gara kamu diam-diam ternyata main di luar sana tanpa sepengetahuanku." Tegas Anya. "Lalu bagaimana dengan syarat no. 3? Kamu boleh cemburu dengan pacarku, lalu kenapa aku tidak bisa cemburu dengan mereka yg mencoba mendekatimu?" Tanya Omes lagi. "Bang.. kamu bukan siapa-siapaku. Kita cuma teman dekat yg tidur bareng. Itu kan status yg kamu mau? Aku sebenarnya juga punya pacar, Bang. Dan dia merelakan aku dekat denganmu hanya karena ia yakin kamu berniat baik dan benar-benar sayang padaku. Bukan hanya ingin tubuhku sesaat."

Omes pun terdiam.

...

"Kira-kira ya gitulah, Beb.. kejadian malam itu di rooftop." Jelas Anya. Ia menumpahkan kekesalannya padaku.

"Beb... I think what happen to us lately is all my fault... I'm sorry...
Aku baru menyadari kemarin, sptnya aku tu punya kecenderungan fokus ke satu hal, sehingga cenderung mengabaikan yg lain... Sama halnya dengan apa yg terjadi skrg, mgkin Krn Omes yg nyata ada d depanku, aku lbh fokus ke dia

Sulit membagi perasaan... Ntah mgkin cowo bisa begitu, tapi aku gak bisa. Apalagi ditambah kerjaan jadi fokusku terpecah-pecah.

Beb bentar ya bukan maksud mengabaikan... Ini ada laporan masuk. Aku harus gantiin rekan kerjaku yg absen.

Maaf.." Demikian pesan Anya selanjutnya.

Ya sudahlah. Udah biasa juga ditinggal-tinggal gini. Toh, cepat atau lambat Anya pasti membalasnya. Kalo lupa pun tinggal ingatkan lagi, pikirku.

Setelah berpikir sejenak akhirnya kuketik, "Syukurlah kamu dalam keadaan baik-baik aja. Dan.. dari caramu bicara & nada bicaramu jauh lebih familiar bagiku dibanding dengan beberapa hari terakhir. Seperti merasakan kamu pulang setelah beberapa hari pergi.

Mengenai Omes.. aku salut dengan dia yg jujur padamu. Dia tidak berani mencoba untuk berpura-pura menjadi seperti yg kamu mau.

If I were him, at his age and his condition, I might have just answered your relationship proposal with yes. Hanya demi memenangkan dirimu sepenuhnya untukku.
Komitmennya? Ya nanti lah itu kupikirkan.

Sementara Omes? Dia jujur dengan kata hatinya.

Aku gak nyangka juga bahwa dia akan begitu. Kukira dia akan sepenuhnya merubah pernyataannya yg menolak mu saat di pantai, menjadi pernyataan yg sesuai dengan keinginanmu. Demi tidak kehilangan "teman tidurnya". Aku salah.

Dia lebih baik dari itu." Jawabku atas curhatan Anya. Aku berusaha untuk netral. Bagiku, mengambil kesempatan untuk menjatuhkan Omes di saat Anya sedang kecewa padanya bukanlah sesuatu yg perlu dilakukan. Aku tidak menginginkan mereka bubar, tidak pernah terbersit dalam benakku.

"Mengenai dirimu yg sempat memusatkan perhatian dan perasaan hanya kepada Omes belakangan ini, aku tidak keberatan, menyalahkan, ataupun membencimu.

Tidak mengurangi perasaan sayangku padamu.

Hanya aku takut kamu terlalu terlena dengan buaian perasaanmu yg selama ini haus akan hubungan yg nyata. Hingga akhirnya kamu bertemu dan menjalin hubungan dengan Omes meski dia jauh dari sosok idealmu.

Dan karena terlena, nantinya berakibat buruk terhadap kesehatan fisik dan mentalmu, mempengaruhi kehidupan pribadimu selama ini yg sudah independen dan selalu bertindak logis.

Menjadi wanita bucin yg mabuk cinta, menutup logika demi memenangkan hati Omes.

Sejujurnya,
Ada rasa pedih setiap kali kamu memilih untuk habiskan waktu luangmu untuknya. Tapi, setiap melihat senyuman mu dalam tiap momen bersama Omes yg kamu tunjukkan padaku, baik foto maupun video, kurasa perih yg kurasakan adalah harga yg pantas.

Aku sepenuhnya memilih untuk nikmati merasakan perih.

Tapi, aku hanya berharap kamu bisa mengerti bahwa ketika kamu tidak berbagi momen bahagia mu dengannya (menutupi kenyataan bahwa sebenarnya kamu sedang menghabiskan waktu bersamanya ketika aku mencari dirimu). Itu berarti kamu membiarkan aku mendapatkan perih tanpa penawarnya, senyuman bahagia mu itu.

Apapun keputusanmu mengenai bagaimana hubungan kamu dan Omes kedepannya, kuharap kamu bisa lebih bijaksana aja.

Kamu bisa memisahkan antara tindakan logis dan bucin.

Silahkan menikmati sepenuhnya perhatian dan kehangatannya, tapi lebih berhati-hati menjaga dirimu sendiri. Karena saat dia memutuskan untuk mengalihkan fokusnya, kamu akan merasakan sakit yg kurasakan. Bedanya, aku tahu penawar untuk rasa sakit ku, aku lebih kuat, aku siap.

Apakah kamu siap?

Memisahkan tindakan logis dan bucin itu maksudnya kurangi kegiatan-kegiatan yg resikonya cenderung berat ke kamu, sementara Omes bisa cari selamat sendiri.

Misalnya:
Ngeseks di lingkungan kantor.
Ngapain coba? Kalian bebas.. bertemu kapan saja dmn saja, punya waktu luang dan uang. Kan konyol jadinya.

Lain ceritanya dengan kekonyolan kita dulu. Aku gak punya banyak pilihan, Beb. Ada kesempatan, yg bagaimanapun ya kumanfaatkan 😅

Omes pria bebas. Jangan karena kamu ngerasa bisa memperkirakan perilakunya lantas yakin dia tidak akan main dengan PSK lagi.
Dia bisa saja menularkan penyakit dan kamu yg rugi karena ngerasa dia pasti setia ngewe denganmu saja."

Demikian akhir pesanku kepada Anya.

...

Maaf teman-teman pembaca, update kali ini tidak mengandung unsur pornoaksi. Karena sebagian besar cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi, mungkin saran dari teman-teman bahwa Anya akan main dengan cowok lain tidak bisa diwujudkan.

Terima kasih sudah terus mengikuti cerita saya sampai sejauh ini.
 
Terakhir diubah:
Suwun apdetnya @teddy1983

Kirain bakal nikahin Anya... ternyata bubar jalan juga ya
Sebenarnya, saya sudah punya pasangan juga saat kenal dan dekat dengan Anya. Dia rekan kerja saya dulunya. So, itulah makanya Anya pun tidak memiliki ekspektasi lebih terhadap hubungan kami ke depannya.
 
Terakhir diubah:
Makasih updatenya hu... 🙏

But request utk endingnya kasih yg spektakuler ho oh nya hu 😁
 
Meski tidak ada unsur pornoaksi, tapi ane bacanya dapet feelnya kok hu. Point penting yang ane dapat adalah cara balasan ente ke Anya mengenai problem solving.

Hal itu masuk ke ane bahkan memberi sebuah pengertian bagi ane bagaimana bersabar dan bersikap ketika sedang ada masalah.
 
Bimabet
Meski tidak ada unsur pornoaksi, tapi ane bacanya dapet feelnya kok hu. Point penting yang ane dapat adalah cara balasan ente ke Anya mengenai problem solving.

Hal itu masuk ke ane bahkan memberi sebuah pengertian bagi ane bagaimana bersabar dan bersikap ketika sedang ada masalah.
Wah ternyata tersampaikan dengan baik pesan ceritanya. Terima kasih, Suhu, atas apresiasinya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd