Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Chapter 29

Kembali Sejenak Ke Kamar Nomer 1


Barkah yang sudah ngaceng maksimal segera membuka kaosnya, kini dia sudah telanjang bulat. Dibawah sinar temaram cahaya bulan, Warti bisa melihat bayangan otot otot perkasa disekujur tubuh Barkah, ditambah ada batang tegak nan menjulang yang kini mengacung dengan keras siap menusuk dirinya.

Warti jadi gemetar ketakutan, tidak bisa dia bayangkan akan sesakit apa jika batang sebesar itu masuk merobek memeknya. Meskipun warti sudah sering merasakan berbagai macam bentuk dan ukuran penis milik pria pria pelanggannya, tapi tidak pernah ada yang sebesar itu. Apalagi penis milik Pak Samsul, mungkin ukuran dan diameternya hanya setengah dari milik Barkah.

Selain ketakutan ada juga rasa penasaran akan senikmat apa jika disodok penis Barkah. Tak terasa selain gemetar takut, memeknya mulai berkedut kedut bersiap menerima tusukan batang penis besar itu.

Posisi Warti kini sudah terlentang pasrah sambil tubuhnya bertumpu pada kedua siku. Kaki nya sudah terbuka lebar, mengangkang menunjukan celana dalamnya yang masih melekat. Kemejanya sudah sobek membuat payudaranya menyembul keluar dibalik behanya.

Perlahan Barkah menyibakkan kesamping celana dalam milik Warti, dicolek memek Warti dengan jarinya. Memeknya mulus tanpa bulu karena Warti rajin mencukurnya.

Satu jari mulai masuk mengobel memek Warti, membuat lendir mulai membanjiri. Warti hanya bisa diam menggigit bibir bawahnya, berusaha untuk meredam suara sebisa mungkin karena dia menyadari ada suara orang yang masuk ke villa.

"Duh gusti enakkk.......itu pasti suara Pak Samsul dan yang lain udah masuk ke villa" batin Warti sambil berusaha menutup mulutnya dengan tangan.

Sementara itu Barkah masih mengobel memek Warti, bahkan kini sudah dua jari yang masuk mengocek ngocek rongga memek nya. Lendirnya makin membanjir, sementara Warti hanya bisa tergolek pasrah menikmati permainan jari Barkah.

Matanya terpejam, tangannya mengeluarkan sendiri payudaranya dari balik cup beha nya. Warti meremas remas dan memilin puting payudara nya sendiri.

Tiba tiba terasa oleh Warti bahwa ada benda keras yang menempel di bibir memeknya. Kepala benda itu mulai mencoba menerobos masuk ke bibir memeknya. Baru masuk sedikit kepalanya saja membuat Warti langsung terbelalak dan kaget sehingga dia tak sengaja kelepasan mengeluarkan lenguhan kecil tertahan.

Kembali ke Pak Samsul dan Dua Wanita,


"Ah nanti aja aku cek, sekarang fokus urus dua wewe gombel ini dulu aja"
Batin Pak Samsul ketika mendengar lirih suara desahan dari kamar nomer 1

"Mari masuk ibu ibu" kata Pak Samsul seraya membuka pintu kamar dan mempersilahkan masuk Sarmi dan Gita.

Sarmi dan Gita pun masuk terlebih dahulu. Kondisi kamar sangat remang. Cahaya yang ada hanya dari cahaya bulan yang masuk melalui kaca jendela. Kebetulan malam itu bulan purnama. Sehingga cahaya bulan cukup terang. Tapi meskipun begitu tetap saja membuat pencahayaan di kamar nomer 2 itu begitu redup.

"Pak, kok gelap men to ya, mbok ya dinyalain lampunya to Pak, nanti nek pas nyoblos salah masuk malah masuk ke silit ku pie pakkkk, kan malah inuk to aku"
Kata Sarmi sambil terkekeh cabul.

"Nggak papa Bu Sarmi, biar gini aja, kan jadi lebih romantis, kita kentu sambil diterangi cahaya bulan. Lagian saya ini pemalu, he he he he, nggak papa ya" jawab Pak Samsul

"Uwis gak papa Sar, ngene wae, aku yo isin nek padang padang" bisik Gita ke Sarmi.

Gita berbeda dengan Sarmi yang sering berbuat cabul dengan banyak pria. Belum pernah dirinya melalukan perselingkuhan atau percabulan selain dengan suaminya. Saat ini Gita mau ikut karena bujuk rayu Sarmi dan karena dirinya sudah lama tak mereguk kenikmatan seksual dari suaminya.

Otomatis saat ini Gita bingung mesti ngapain dan juga merasa malu jika harus berbuat cabul di tempat yang terang. Alhasil Gita hanya diam mematung sementara Sarmi mulai goyang goyang kayak ulet keket kepanasan.

"Wis Git, kamu duduk dulu, aku tak mulai sek, nanti nek udah panas, kamu baru ikut gabung main inuk inuk yo" kata Sarmi setengah berbisik.

Sarmi pun mulai mendekat ke arah Pak Samsul. Tampak dirinya mulai memegang lengan Pak Samsul. Sentuhan tangan berubah menjadi elusan lembut. Pak Samsul paham jika Sarmi saat ini ingin menagih janjinya.

Pak Samsul pun mulai mendekat ke arah Sarmi, dipegang nya pinggang Sarmi. Perlahan lahan dielus mesra sampai ke arah pantat.

"Wuih.....gedi tenan bokong e" kata Pak Samsul dalam hati.

Rabaan pun berubah menjadi remasan lembut. Mendapat perlakuan seperti itu, Sarmi langsung nyosor bibir Pak Samsul dan mencium dengan buas, bibir Sarmi yang seperti ikan mas koki kehabisan napas maju dan nyonyor mencari cari bibir Pak Samsul. Karena kondisi sangat remang, bukan mendarat dibibir malah bibir sarmi mendarat di hidung Pak Samsul.

Seperti tak peduli itu hidung atau mulut, Sarmi terus saja mengokop dan menjilat jilat wajah Pak Samsul. Alhasil wajah Pak Samsul penuh dengan liur Sarmi.

"Badalah, kok malah irung ku diklamuti ki lo"
Kata Pak Samsul dalam hati. Tak ingin berlama lama kena liur Sarmi, Pak Samsul segera menarik kaos Sarmi ke atas.

Banyaknya pengalaman dengan wanita membuat Pak Samsul dapat dengan mudah menelanjangi wanita. Dalam sekejap sudah telanjanglah bagian atas tubuh Sarmi. Menyisakan bagian bawah yang masih mengenakan celana jeans. Pak Samsul segera meraba payudara Sarmi yang berukuran jumbo.

"Uedan, iki susu opo bantal to yo? Kok guediii tenan"
Memegang payudara sebesar itu otomatis membuat Pak Samsul ngaceng juga. Untung saja cahaya di ruangan ini begitu remang, mungkin jika sekarang kondisinya terang, burung Pak Samsul udah batal ngaceng melihat muka Sarmi yang nampak seperti ikan mas koki dengan bibir monyong.

Daripada harus berciuman dengan Sarmi, Pak Samsul pun segera menyosor payudara Sarmi sebelah kanan. Mulutnya menyucup ke puting payudaranya dan sesekali menjilati seluruh permukaan payudara Sarmi. Sementara tangan nya sibuk meremas remas payudara sebelah kiri Sarmi.

Masih dalam kondisi berdiri dan diperlakukan seperti itu membuat Sarmi sudah tidak tahan. Sebagai wanita paling gatel di Desa Banjardowo, Sarmi terkenal gampang becek.

Memeknya saat ini sudah becek, sampai sampai celana dalamnya mulai terasa basah. Tak tahan dengan birahinya sendiri, Sarmi langsung melepas sendiri celana jeans nya. Kemudian Sarmi balik menelanjangi Pak Samsul dan berlutut di depan penis Pak Samsul.

Dimasukkan penis Pak Samsul ke mulutnya, dikulum kulum dari kepala hingga ke batang membuat Pak Samsul merasakan kenikmatan.

"Uaduhhh enakkkk Sarrrr, coba mukamu cantikan dikit, sudah tak keloni kamu Sar" batin Pak Samsul dalam hati.

Pak Samsul sebenarnya sudah hampir terbawa arus kenikmatan, tapi dia ingat bahwa sekarang bukan saatnya mencari kenikmatan lendir. Nama baik dan harga dirinya sebagai seorang pria harus dijaga.

Pak Samsul pun buru buru mencegah Sarmi lebih jauh mengoral burungnya. Diangkatnya pundak Sarmi dan didudukan ke kasur.

"Sar, bentar aku kebelet pipis. Kamu duduk kasur dulu sambil ngobel memekmu sendiri dulu. Aku tak pipis sekalian bersih bersih biar makin enak kita mainnya" kata Pak Samsul mencari alasan.

Sarmi yang sebetulnya enggan menyudahi terpaksa menuruti karena sedikit dipaksa. Sarmi pun naik berbaring di kasur dan memasukkan kedua jarinya mengobel ngobel memek nya sendiri.

Sementara Gita masih duduk dengan tatapan bingung tapi juga kepingin setelah mendengar desahan panas dari Sarmi. Meskipun tidak bisa melihat dengan jelas karena keremangan malam, tapi suara suara mesum di kamar itu terdengar jelas. Membuat Gita hanya duduk dengan tidak nyaman. Antara risih dan juga kepingin.

Pak Samsul yang sudah bebas dari bibir monyong Sarmi segera bergegas ke connecting door yang sudah tertutup lemari pakaian. Kondisi gelap membuat Sarmi dan Gita tak bisa memperhatikan dengan jelas kemana Pak Samsul pergi.

"Bar.....ayo giliranmu" kata Pak Samsul berbisik pelan agar tidak terdengar.

Dalam kamar nomer 1 Warti sedang terbaring pasrah, tangannya meremas remas sprei sambil kepalanya bergeleng geleng kekanan dan ke kiri, meresapi setiap kenikmatan proses penetrasi ini.

Memeknya sudah menganga tersumpal hampir setengah penis Barkah. Sedang enak enaknya meneros memek Warti, mendengar bisikan dari Pak Samsul, Barkah segera mencabut penis nya dari memek Warti

"Ploppp......" Warti merasa kecewa karena kenikmatan yang akan dia rasakan malah terhenti. Dia hanya bisa diam dan pasrah terbaring sambil kedua kakinya masih terbuka lebar seakan menanti untuk ada batang penis lain menyumpal memeknya.

Barkah yang tahu saatnya dia bertugas tak banyak bicara, dia segera menelanjangi dirinya dan bergegas menuju kamar nomer 2 tempat Sarmi dan Gita berada, meninggalkan Warti yang masih tergolek pasrah dan Pak Samsul yang kebingungan apa yang terjadi di kamar nomer 1

Barkah seperti seorang prajurit Spartan yang hendak maju bertempur. Tubuhnya telanjang berotot sambil burungnya mengacung keras dan tegak, nampak sangat besar mengancam semua memek wanita.

Ketika langkah Barkah sudah sampai ke kamar nomer 2, dibantu hanya dengan cahaya bulan purnama malam itu, barkah bisa melihat ada dua wanita di sana. Satu wanita terbaring di kasur sedang mengobel memeknya sendiri. Satu wanita duduk mematung di kursi seakan bingung mau apa.

Barkah langsung menuju ke arah Sarmi terlebih dahulu. Seakan sudah dipersiapkan semuanya untuk pertempuran ini Barkah langsung menuju ke tengah selakangan Sarmi. Diarahkan batang penis nya ke selakangan Sarmi. Sedari tadi dia hanya berhasil masuk sedikit saja di memek Warti. Tak ayal nafsu Barkah sudah diubun ubun. Hendak dilampiaskan semuanya kepada dua wanita ini.

Sarmi yang masih sibuk mengobel memeknya sampai banjir luber tak tahu jika Barkah sudah masuk. Sedangkan Gita yang duduk tampak terbelalak lebar matanya, tangannya menutupi mulutnya. Bermandikan cahaya remang dari rembulan tampak siluet batang penis yang mengacung tegak dihadapannya.
Belum pernah dirinya melihat batang sebesar ini. Dia tak percaya jika ada pria di muka bumi ini yang memilik batang sebesar itu.

Kepala penis Barkah sudah menempel di bibir memek Sarmi. Spontan Sarmi menarik kedua jarinya dari dalam rongga memeknya dan melebarkan bibir memek nya bersiap menerima tusukan.

Sarmi sangat gembira karena sebentar lagi kegatelan memeknya akhirnya akan digaruk dengan nikmat

"Ayooo Ommm Samsul, aku wis gak sabar"
Sarmi masih mengira bahwa pria itu adalah Pak Samsul.

Dengan sekali hentakan, Barkah menusuk memek Sarmi hingga masuk hampir setengah.

Serangan tiba tiba ini membuat Sarmi kaget bukan main. Belum pernah ada batang sebesar itu menusuk memek nya.

"Wadaooowww......opo iki Pak Samsul.....memek ku mbok sumpelin timun opo pie to!!!"


Sarmi yang kaget langsung berteriak dan berusaha bangun, meskipun memeknya sudah becek berlendir tetap saja terasa kaget dimasukin penis sebesar itu. Tangannya berusaha menggapai benda apa yang masuk ke memeknya. Ketika tangannya kena ke bagian perut dan pangkal paha Barkah, barulah dia sadar bahwa itu bukan timun tapi memang batang penis seorang pria.

"Ladalah.....iki emang manuk, ladalah.....kok gedi men to ya" ucap Sarmi dalam hati.

Barkah langsung merangsek maju, didorongnya tubuh Sarmi agar kembali tidur terlentang. Ditahan kedua tangan Sarmi di samping kepala sambil mulut Barkah menjilati sekujur payudara berukuran brutal milik Sarmi.

Dibawah Barkah menarik sedikit batang penis nya dan berusaha melesak kan kembali ke dalam.

"Owhhhhh......pakkkk.....yaowohhh gede neee.....pakkkk.....kalem pakkk kalemmm"

Sarmi tak dapat menahan teriakan nya, dia begitu terbuai dalam setiap serangan Barkah. Memeknya mulai melar dan melebar ditusuk batang penis sebesar itu. Kini Barkah hampir memasukkan semua batang penisnya. Membuat mata sarmi membelalak lebar. Nikmat bercampur kaget bukan kepalang menjadi satu.

Gita yang terduduk diam hanya bisa ternganga sambil menutup mulutnya, nampak olehnya siluet seorang pria bertubuh gagah perkasa tengah meniduri temannya. Teriakan dan desahan temannya membuat bulu kuduknya merinding. Dalam benaknya nampak bagaikan Sarmi saat ini seperti tengah diperkosa oleh sesosok hewan buas dengan batang penis begitu besar.

Teriakan dan raungan suara Sarmi tak ayal membuat Gita juga perlahan menjadi terangsang. Memeknya mulai terasa lembab sehingga dia pun merapatkan kedua pahanya.

Di kasur Barkah merasakan bahwa cengkraman memek Sarmi agak mulai rileks. Terasa bahwa Sarmi mulai terbiasa dengan ukuran penis Barkah. Bahkan Sarmi secara tak sadar mulai menggerak gerakan sendiri pantatnya naik turun. Menuntut agar dipompa memeknya dengan batang besar itu.

Bagai mendapat lampu hijau, barkah mulai memompa perlahan, satu....dua....tiga....empat.....lima.....tiba tiba seperti ada suatu rasa yang meledak dari dalam tubuh Sarmi,

"Ougghhhhhh yaaaa gustiiii enakkkk eee....."

"Nggghhhh......ooohhhh.....ahhhhhhhh lagiiii lagiiiii"

"Sodokkkk yang kencenggg Pakkkk.....uenakkkk tenannnn memek ku"

Barkah seperti banteng yang dilepas, dihentak hentak kan dengan keras berkali kali penisnya. Dia bangkit setengah duduk, dan dicengkeram erat pinggul Sarmi.

Sarmi yang dipompa dengan keras bagaikan terlonjak lonjak. Payudara jumbo nya terpental ke atas dan bawah tak beraturan.

Tangan perkasa Barkah berpindah meremas remas payudara besar itu sambil sesekali memilik puting nya yang besar.

Mendapat rangsangan bertubi tubi seperti itu makin kelojotan lah Sarmi. Memeknya sudah tak tahan lagi, ingin memancurkan lendir kenikmatan.

"Pakkkkk.....akuuu metuuuuu Pakkkk"

Plok....plok.....plok....
Plok....plok....plok....
Plok....plok...plok.....

Suara benturan berkali kali dengan kecepatan tinggi bergaung dikamar itu. Bunyi nyarin benturan paha Barkah dengan paha Sarmi terus mengiringi bagaikan tepukan tangan yang menyemangati untuk terus menerus memompa.

Seperti tak perduli Barkah terus menggenjot menusuk nusukan penisnya ke memek Sarmi. Hingga akhirnya tubuh Sarmi menegang dan seketika tak bergerak. Sesingkat itu orgasme pertamanya telah dicapai. Merasa bahwa Sarmi telah orgasme, Barkah berhenti sesaat memompa memek Sarmi. Didiamkan batang penisnya tetap menyumpal memek Sarmi. Terasa ada cairan lendir yang seakan berontak ingin keluar tapi tertahan dan hanya bisa meleleh melalu sela sela belaka.

Setelah memberikan waktu sejenak bagi Sarmi untuk meresapi puncak kenikmatan, Barkah mencabut batang penisnya.

"Ploppppp......" Nampak lelehan lendir mengalir dari dalam memek Sarmi yang kini menganga lebar.

Sarmi pun bangkit dari posisinya yang masih terlentang. Dia ingin turun dari kasur dan bergantian dengan Gita pikirnya. Tapi tak disangka, tiba tiba ada lengan berotot yang menggamit pinggang nya dari belakang dan menariknya ke pinggir kasur. Memposisikan dirinya menungging.

Tubuh bagian atas Sarmi didorong agar tersungkur di kasur. Sementara kakinya diposisikan menekuk sehingga menonjolkan bongkahan pantat besarnya, menungging ke atas. Posisinya kini bagai orang bersujud dengan kaki yang berlutut di atas kasur, terbuka lebar mengekspos belahan memeknya.

Barkah kembali mengarahkan kepala penis nya ke arah memek Sarmi. Digesek gesekan terlebih dahulu kepala penisnya ke bibir memek dan lubang anus Sarmi seakan ingin menggoda Sarmi.

"Lo...lo...eh eh...wis pak....wis...***ntian si Gita aja, lo lo....pak ojo masuk silitku pak, iso suwek pak silitku"

Barkah sebenarnya hampir tertawa mendengar perkataan Sarmi yang panik. Tangan Sarmi melambai lambai di udara ke arah Barkah seakan ingin menghentikan laju tubuhnya tapi tidak sampai.

Barkah kemudian kembali melesakkan penisnya masuk ke lubang memek Sarmi dengan tiba tiba

"Ooowwhhhhhhhh.......pakkkk pakkkkk.......aduhhh enakkkk pakkkk, aduhhh pakkkk ngiluuuuu.....ampunnn ampunnnn pak uwisss pakkkk.....kok enak bangetttt pakkkkk"

Plak...plak...plak....
Plak...plak...plak....
Plak...plak...plak....
Plak...plak...plak....

Bunyi nyaring itu terdengar lagi, kali ini tercipta dari benturan dengan pantat jumbo Sarmi yang bergetar tiap kali terhentak oleh Barkah.

Kembali Barkah memompa memek Sarmi dari belakang sambil diremas remas bongkahan pantat Sarmi. Sesekali saking gemasnya ditampar tampat pantat Sarmi sampai memerah membekas telapak tangan Barkah.

Meskipun muka Sarmi ini tidak cantik tapi tidak bisa dipungkiri jika tubuh Sarmi ini begitu nikmat untuk digauli. Mungkin inilah bentuk nyata dari istilah "Muka kaya setan tapi memek legit kaya ketan"

Barkah pun menikmati setiap tusukan yang merangsang di sekujur penisnya. Terasa hangat, erat mencengkeram dengan gerinjal gerinjal yang ada dalam rongga memek. Begitu licin berlendir tapi terasa rapet menyedot seperti ingin menelan seluruh batang penis nya.

Ditegakkan sedikit badan atas Sarmi agar dirinya bisa meraih dua payudara jumbo tersebut. Sambil sesekali diciumi pundak dan punggung Sarmi membuat sang pemilik tubuh makin melayang terbuai kenikmatan.

"Awhhhh.....awahhhhhhh.... yaowohhh Pak......enakkk eee....kentu ni aku terusss yooo pakkkk......oowwhhhhh" teriakan teriakan dan desahan membahan memenuhi ruangan itu.

Kamar Nomer 1 Mulai Ikut Memanas,

Pak Samsul mendengar setiap teriakan dan desahan menjerit Sarmi, membuat burungnya ngaceng begitu keras. Dirinya tersenyum puas mendengar Sarmi yang begitu genit dan urakan dihajar sampai ampun ampun oleh Barkah.

Mendengar desahan tak berdaya tak ayal membuat dirinya juga menjadi birahi. Warti yang saat itu masih terduduk di kasur dalam kondisi acak acakan dihampiri oleh Pak Samsul.

Burungnya yang sudah ngaceng maksimal seakan menuntut untuk dipuaskan. Ditariknya tubuh Warti membelakangi dirinya, dipepetkan ke arah tembok dan ditarik sedikit pantat Warti hingga agak menungging. Warti yang sudah tak mengenakan apapun dibagian bawah paham bahwa Pak Samsul akan melakukan penetrasi terhadap dirinya.

Dengan sangat bernafsu dan tidak sabar Pak Samsul melesakkan penisnya yang sudah ngaceng. Sebelum datang ke villa dirinya sudah minum obat kuat terlebih dahulu. Jaga jaga jika Barkah ingkar janji. Sehingga alhasil saat ini burung nya lebih perkasa dari biasanya.

Pak Samsul tanpa membuang waktu langsung memompa begitu keras memek Warti. Mencoba meraih kenikmatan sambil diiringi desahan dan teriakan Sarmi dari kamar sebelah yang masih dihajar oleh Barkah.

Suasana pun makin memanas di kamar nomer 2.

Sarmi sudah tersungkur tengkurap dipinggir kasur sambil terengah engah. Penis Barkah sudah tidak tertancap di memeknya. Sarmi hanya bisa terdiam lemas sambil memejamkan mata berusaha mengistirahatkan dirinya. Memeknya tampak makin mengangs lebar.

Saat ini Barkah sedang berusaha menggauli Gita. Dari pertempuran dengan Sarmi dirinya belum mendapatkan ejakulasi sama sekali. Gita sudah terbaring tak berdaya di ranjang sementara Barkah menindih nya dari atas membuat tubuh Gita tak bisa bergerak. Leher Gita sedang dicumbu mesra oleh Barkah membuat Gita jadi tak berdaya karena geli.

Bagian bawah Gita telah ditelanjangi oleh Barkah pakaiannya dibuang entah kemana. Bagian atas Gita sudah tersingkap sampai sedada menunjukan payudaranya yang kendor karena pernah menyusui dua anak.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd