Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Chapter 21 : Hidup Baru

"Mmhhh......ahhh......enakkkk Cepppp"

"Prap......aku mau ngecrot Prappp...."

"Udahhhh di dalemmm aja.....aku mau disemprottt yang banyakkkkk owhhhh enakkk cepppp"

"Prappp......meteng kamuuuu Prapppp......aku cintaaaa padamuuuuu Prappppp"

Nafas yang terengah engah memenuhi isi kamar Prapti malam itu. Tubuh telanjang Prapti dan Cecep masih berpelukan bertautan dikelaminnya.

Cecep memandang mesra wajah cantik Prapti yang terkuali lemas terpejam dibawahnya.

"Prap....nek kamu hamil pie? Tadi aku ngecrot di dalem lo" buka Cepi memecah keheningan itu.

"Ya kawin to kita Cep, kamu emang ndak mau jadi suami ku?" Balas Prapti dengan muka dibuat seakan cemberut.

"Yooo mau Prap, aku seneng banget kalo kamu mau jadi istriku, tapi kamu bener mau terima aku ini Prap?"

"Kalo bener kapan kamu mau dateng ke rumah Prap, aku tak bilang ke orang tua ku kalo aku mau dilamar" Cepi berbinar binar bahagia mendengar perkataan Prapti.

"Cep, aku mau nikah sama kamu. Aku suka kalo kita kentu gini. Burungmu itu enak banget, aku suka. Cuma aku punya syarat Cep"

"Nanti saat malam pertama pernikahan kita, aku minta untuk terakhir kalinya, aku mau disetubuhi Barkah sampai puas. Dan aku mau Barkah menyemburkan pejunya ke dalam memekku ini Cep. Kamu keberatan ndak Cep"

Cepi menyadari bahwa burungnya tidak sebesar milik Barkah. Wajar jika Prapti rindu kenikmatan dari burung Barkah. Cepi sama sekali tidak cemburu. Karena selama ini setelah berpacaran kembali dengan Prapti, setiap kali mereka berhubungan dia selalu bisa memberikan kenikmatan bagi Prapti.

Memek Prapti selalu berhasil dibuat becek dan orgasme menggunakan burung Cepi. Tapi bagaimanapun ada yang berbeda antara burungnya dan burung Barkah. Tidak akan pernah bisa disamakan.

Cepi pun menanggapi dengan anggukan kepala tanda setuju. "Boleh Prap kalo kamu mau seperti itu. Asal kamu puas, aku juga bahagia"

"Makasih Cepiiii......aku makin cintaaaa deh sama kamuuuu" Prapti pun menutup pembicaraan itu dengan mencium panas bibir Cepi yang kemudian berlanjut dengan mereka kembali mengulang pergumulan panas untuk kedua kalinya malam itu. Cepi kembali menyemburkan spermanya ke rahim Prapti. Prapti seakan tidak mau melepaskan Cepi. Ketika Cepi sudah bilang mau ejakulasi, Prapti justru mengalungkan kedua kakinya dipinggang Cepi agar batang penisnya makin menusuk dalam ke rongga memeknya.

Keesokan harinya,

Cepi dengan segar bugar berjalan ringan. Tubuhnya seperti melayang dengan muka yang dihiasi senyum membuat wajahnya tampak makin bodoh. Cepi pagi itu hendak mencari Barkah sahabatnya untuk mengabarkan kabar baik ini. Cepi dengan segera berjalan ke arah rumah Bu Marsih. Cepi sudah tahu bahwa selama ini Barkah sering menginap di rumah Bu Marsih. Oleh karena itu lebih mudah menemukan Barkah di rumah Bu Marsih ketimbang di rumahnya sendiri.

Sesampainya di depan rumah Bu Marsih, nampak pintu rumah depan Bu Marsih terbuka. Ada orang yang sedang bertamu di ruang tamu Bu Marsih.

Cepi pun segan jika langsung masuk, jadi dia mengendap endap mengintip dari celah jendela. Nampak Bu Marsih dan Harni sedang duduk di ruang tamu. Wajah Harni kini semakin cerah. Kesehatannya makin membaik dan sudah sepenuhnya bisa beraktivitas. Satu orang lagi yaitu sang tamu duduk menghadap ke mereka. Cepi pun penasaran siapa tamu tersebut.

Cepi makin berusaha mengintip siapa orang tersebut.

"Lohhh......Warti....kok ada di sini" batin Cecep dalam hati.

Percakapan Warti dengan Harni dan Bu Marsih,

"Ya syukurlah Har kalo kamu baik baik saja. Aku waktu itu khawatir banget. Pingin rasanya aku nemenin kamu. Tapi kamu tau sendiri kan Koh Welly gimana"

"Iya War, aku paham. Ndak papa kok War. Si kokoh gimana kabarnya?" Balas Harni.

"Ya gitu Har, si kokoh kangen berat sama kamu. Setelah kamu resign. Si kokoh dapet terapis baru. Masih muda, badannya kenceng, susunya gede banget. Namanya Sutiyem, tapi sok sok an pake nama panggung Shinta. Sekarang dia tiap siang sama sore dikelonin sama Koh Welly di ruangannya"

"Aku sudah ndak begitu laku Har, jarang ada tamu yang milih aku. Maklum ya Har, mungkin badanku udah ndak menarik lagi. Jadi ya aku memutuskan udahlah, tabunganku juga udah cukup, aku mau tinggal di kampung aja Har sekarang"

"Lalu apa rencanamu sekarang War?" Tanya Harni lagi.

"Yaaa.....aku mau bersantai aja, menikmati masa pensiun. Mungkin aku mau beli sawah aja Har dengan uang hasil kerjaku jadi terapis"

Pembicaraan itupun tak lama usai dan Warti meninggalkan rumah Bu Marsih. Ketika mengantar Warti pulang Bu Marsih yang ikut mengantar ke depan pintu melihat bahwa si Cepi ada di balik jendel bersembunyi.

"Hehhhh Cep, ngopo kamu ngumpet ngumpet di situ... nguping orang ngobrol yooo??!!" Bentak Bu Marsih kepada Cepi.

"Endak.....nganu Bu.....saya mau nyariin Barkah, cuma kok saya lihat ada tamu.....saya mau ngganggu takut" jawab Cepi sambil terbata bata.

"Si Barkah belum ke sini Cep. Dia lagi sibuk, mau apa to, dah sini sini masuk sek ae"

Akhirnya Cepi pun gantian masuk bertamu ke rumah Bu Marsih. Cepi akhirnya menceritakan kepada Bu Marsih rencana kalau Prapti hendak melamar dirinya.

"Jadi gitu Bu Mar, nganu, selain itu saya mau tanya. Saya kan denger dari rumor rumor orang. Nganu....bu...duh aku jan e malu ngomong gini di depan Harni...bisa nggak Bu Mar aku ini mbok ya dibantu, biar burungku itu bisa perkasa gitu lo Bu Mar, aku takut nek nanti si Prapti ndak isa puas terus dia malah nyeraiin aku Bu Mar"

"Hummmm......aku mudeng kenapa kamu kayak gini Cep. Pasti kamu udah denger cerita dari Barkah, tapi kalo kamu berharap bisa kayak Barkah aku jujur aja ndak bisa" jawab Bu Marsih tegas.

"Cuma, kalo kamu mau, aku bisa bantu dikit" seraya berujar, Bu Marsih masuk kedalam. Tak lama dia keluar dan membawa botol kaca kecil yang kemudian diserahkan ke Cecep.

"Nih Cep. Ini minyak ekstrak dari ramuan yang sudah aku simpan. Asal burung mu sehat, minyak ini akan bisa membantu. Oleskan sedikit saja tiap malam selama seminggu, niscaya burungmu akan memiliki stamina yang perkasa. Tapi ukurannya tidak akan berubah banyak"

Bu Marsih tidak mau sembarangan melalukan terapi seperti yang dilakukan kepada Barkah. Karena ramuan rahasianya benar benar dia jaga dan dia sangat berhati hati dalam memilih orang. Bukan hanya dari kondisi fisik tapi juga hatinya. Dia tidak yakin Cepi akan tetap lugu dan baik hati jika dia merubah ukuran penisnya.

Menerima minyak dari Bu Marsih saja, si Cepi sudah begitu bahagia. Matanya berbinar binar dan sangat sumringah.
"Baik Bu, terima kasih, terima kasih banyak lo Bu. Saya bayar berapa ini Bu Mar?"

"Dah ndak usah, kamu kan sahabat nya Barkah, apalagi kamu mau menikah, pasti butuh duit, simpen aja duitmu, anggep ini hadiah pernikahan buat kamu" tutup Bu Marsih mengakhiri pembicaraan ini.

Setelah Cepi pulang, tinggallah Bu Marsih dan Harni berdua saja.


"Bu.....jadi Barkah berubah seperti sekarang ini berkat Ibu ya?" Kata Harni membuka percakapan.

"Hah, berubah gimana to Har?" Tanya Bu Marsih kebingungan.

"Itu lo, itunya jadi gede banget"

"Ibu ndak usah nutup nutupi. Saya pernah ketika malem, mau pipis, ndak sengaja lihat ibu lagi main sama Barkah di kamar. Waktu itu pintunya lupa ibu tutup rapat. Saya bisa lihat, burungnya Barkah itu gede banget" lanjut Harni.

"Hahahahahaha......wah jadi kamu udah tahu ya Har, ya memang, aku yang mengobati Barkah sampe burungnya bisa segede sekarang. Barkah itu dulu kalo nggak ada aku, duh kasihan"

"Setelah kamu tahu soal ibu dan Barkah, bagaimana pandangan mu Har?" Tanya Bu Marsih penuh selidik.

"Pandangan saya tidak berubah bu, saya tetap melihat Barkah itu sebagai pria yang baik dan perhatian. Bahkan makin lama rasanya aku mulai jatuh cinta bu sama dia" jawab Harni sambil malu malu.

Perhatian dan ketelatenan Barkah yang merawat Harni selama ini membuahkan hasil. Harni jatuh cinta pada pemuda yang telaten menemani dirinya, tanpa sekalipun meminta untuk mencicipi dirinya. Padahal jika Barkah meminta, Harni akan dengan sukarela memberikan tubuhnya kepada Barkah.

Tapi di setiap pertemuan mereka Barkah selalu menahan diri. Meskipun disuguhin tubuh molek dan payudara besar Harni yang mengintip dari celah baju, Barkah tidak melakukan hal tersebut. Barkah hanya duduk ngobrol dan sesekali bercanda berusaha menghibur Harni. Hal ini lah yang menajdikan Barkah sebagai sosok pria terbaik yang tak pernah ditemui oleh Harni.

"Ahahahahhahaha.....bagusss.....bagusss..."
"Ibu mau cerita Har sama kamu"

Akhirnya Bu Marsih menceritakan semuanya kepada Harni, tentang pesan dari buyutnya dan tentang apa harapan dia akan Desa Banjadowo.

"Har, kalo kamu bisa menikah dengan Barkah, ibu akan sangat bahagia. Karena tidak selamanya Ibu bisa memberikan kepuasan batin kepada Barkah"

"Kalo kamu mau nih Har, ibu bisa bantu kamu. Ilmu pengobatan ibu bukan hanya bisa diterapkan pada pria saja. Tapi ibu juga bisa mengobati kamu sebagai wanita agar bisa memuaskan Barkah kelak ketika jadi suami mu" jawab Bu Marsih sambil matanya berbinar binar.

"Betulan Bu? Harni mau bu, Harni mau jadi istri yang bisa memuaskan Barkah kelak"

Keduanya tertawa bersama, menambah kehangatan mereka yang kini hidup bersama bagai ibu dan anak.

Hari pernikahan Cecep dan Prapti,

Akhirnya hari pernikahan Cecep dengan Prapti pun tiba. Acara digelar meriah karena Pak Samsul ayah Prapti merupakan juragan yang terpandang di Desa Banjardowo.

Acara dangdutan digelar dengan meriah. Semua warga desa diundang. Biduan dangdut paling cantik dari desa sebelah dipanggil untuk memeriahkan suasana. Tubuh gemulai dengan pakaian seronok nan seksi bergoyang panas bernyanyi untuk menghibur para tamu.

Bersambung
 
Terima kasih atas dukungan teman teman sekalian. Berkat kalian cerita ini bisa bertengger terus di halaman 1.

Nantikan kelanjutan kisah Barkah, dan karena TS sedang sibuk dengan agenda akhir tahun mungkin update agak tersendat. Tapi TS janjikan ada update setidaknya 1-3 hari sekali.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd