Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Subarkah

Chapter 19 : Tolong Menolong Sodok Menyodok 1

Malam itu Barkah bersama Darsih jalan berdua menuju rumah Witi. Bagaikan pasangan kekasih Darsih menggamit erat lengan Barkah. Malam itu Darsih tampak beda. Mukanya bersolek sedikit, rambutnya dikuncir rapi. Memunculkan kecantikan yang jarang dia tampakkan ketika berjualan.

Witi sebenarnya dari keluarga yang cukup berada. Suaminya seorang pedagang yang cukup sukses. Saat ini dia tinggal hanya berdua dengan pembantu sekaligus pengasuh anaknya bernama Bu Sarmi. Witi memiliki satu anak yang masih bayi berumur 10 bulan dari pernikahannya. Suaminya sering ke kota untuk berdagang. Terlalu sering ke kota membuat suaminya kecantol dengan SPG rokok, dan memutuskan untuk meninggalkan istrinya di desa.

Sesampainya di rumah Witi, yang membukakan pintu adalah Bu Sarmi pembantunya, tampilan Bu Sarmi ini hanya mengenakan daster, badannya gempal dengan payudara besar, pantat monster. Tingginya hanya 158cm. Sehingga jika dari luar nampak seperti sangat gempal.

"Sar, si Witi mana?"

"Ohhh Bu Darsih, Bu Witi ada di dalam Bu, tapi lagi tidur" jawab Sarmi.

"Oh ya udah kita langsung ke kamarnya aja Bar" kata Darsih kepada Barkah.

Darsih dan Barkah langsung menuju kamar Witi. Di dalam kamar, nampak Witi sedang tertidur di kasurnya. Witi ini usianya masih cukup muda, lebih muda dari Darsih. Nampak mukanya cantik tapi pucat tanpa make up. Witi hanya mengenakan daster tipis tanpa beha. Rambutnya acak acakan tidak tersisir. Barkah memperhatikan baik baik tubuh Witi, posisi tidurnya yang sembarangan membuat dasternya nampak tersingkap sehingga keliatan celana dalam berwarna hijau yang masih melekat. Perutnya tidak lagi mulus, selayaknya seorang wanita yang sudah melahirkan. Pantatnya tidak terlalu besar. Payudaranya menggantung besar, tapi tidak terlalu kencang. Saat ini Witi masih menyusui anak bayinya sehingga bentuknya masih membengkak seperti pepaya.

"Bar, itu Witi, lihat aja dirinya, dulu padahal dia itu cantik dan mempesona. Aku kasihan pada dia. Mumpung dia masih tidur, aku ada ide, coba kamu rangsang dia sekarang. Tapi sebelumnya kamu lucuti dulu bajumu sampe telanjang supaya gampang kalo mau eksekusi si Witi.

Barkah pun menurut, dia menelanjangi dirinya sendiri terlebih dahulu. Setelah itu perlahan dia naik ke ranjang tempat Witi berbaring. Diawali dengan kecupan mesra dari betis, perlahan menjalar hingga ke paha. Semakin lama kecupan ini semakin naik ke arah pangkal paha. Barkah tidak mau terburu buru, dia mengarahkan ciumannya semakin naik ke perut. Witi yang mendapat rangsangan seperti itu di kala tidur melu merasakan sesuatu dalam tidurnya. Badannya mulai bergerak gerak kecil seperti orang gelisah.

Darsih yang sedang berdiri memandangi dari jauh melihat seorang pria perkasa dengan penis menggantung panjang, sedang mencumbui saudaranya itu. Darsih pun mulai terangsang juga. Dia membayangkan jika yang ada di posisi Witi itu adalah dirinya. Dirinya pasti akan pasrah menanti diperkosa dan dihajar oleh batang perkasa itu.

Kini ciuman Barkah telah sampai di leher Witi. Sesekali Barkah menjilati batang leher Witi. Kecupannya makin intens hingga ke pipi dan telinga Witi. Dalam posisi ini, Witi sudah sedikit terbangun. Tapi dia masih bingung apakah ini kenyataan atau hanya mimpi.

Kini Barkah mulai memanas, disingkapkan daster tidur Witi hingga ke leher. Barkah terus menciumi leher Witi, sedangkan tangan nya sibuk meremas payudara besar milik Witi. Mendapatkan remasan seperti itu, payudara Witi pun mulai mengeluarkan asi. Asi yang seharusnya diminum oleh anak bayinya yang saat ini sedang tidur di kamar Bu Sarmi, malah muncrat muncrat akibat remasan Barkah.

Melihat ada asi yang muncrat, mulut Barkah langsung pindah ke puting payudara Witi, dia mengenyot dengan kencang sambil lidahnya menyentil nyentil puting Witi. Witi semakin belingsatan. Rasa yang telah lama tak dirasakan kini hadir kembali. Memeknya mulai menghangat dan lembab. Rasa becek mulai dia rasakan dari dalam.

Akibat birahi yang belum tuntas siang tadi, Barkah sudah ngaceng sekeras kerasnya. Dirinya tak sabar untuk segera mencoblos memek Witi. Diposisikan burungnya tepat didepan memek Witi. Dibuka kedua paha Witi dengan kakinya. Digesek gesekan terlebih dahulu kepala penisnya dibibir memek Witi. Terasa sudah becek tapi masih susah untuk dimasukin. Maklum, memek Witi sudah lama juga tidak dimasuki oleh batang pria.

Meski sudah tak sabar, Barkah tidak terburu buru, dia tidak mau menyakiti Witi. Karena tujuan dia adalah memberikan kenikmatan, bukan memperkosa. Merasa kesusahan dengan proses penetrasi ini, tiba tiba Barkah merasa ada tangan yang membimbing batangnya. Barkah pun sedikit menoleh ke bawah. Nampak ternyata Darsih sudah berada di bawah, membantu dengan mengocok penis Barkah dan mengarahkan ke memek Witi.

Darsih yang sedari tadi terangsang juga akan live show ini sudah melucuti semua bajunya. Dengan telanjang dia berusaha membantu Barkah, sembari sesekali menjilati dua telur Barkah hingga ke lubang anusnya.

Perlahan akhirnya kepala penis itu berhasil masuk. Witi mulai menggeliat geliat lebih sering sambil sesekali membuka mata. Kesadarannya kali ini benar benar kembali dari tidurnya. Witi sangat terkejut dengan kondisi ini. Tubuh nyaris telanjangnya sudah terpampang jelas, diatasnya ada Barkah yang sudah mulai melakukan penetrasi. Darsih saudaranya sedang dalam keadaan telanjang bulat.

Semua kebingungan ini tertutupi oleh rasa nikmat yang dirasakan memeknya. Ingin rasanya dia bertanya apa yang sedang terjadi. Akan tetapi birahinya menuntut untuk dipuaskan. Dia hanya diam dan pasrah sembari mendesah pelan.

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd