Cerita ini adalah kelanjutan dari cerita https://v1.semprot.com/threads/sms-operator.1225190/ sebelumnya . Untuk yang belum baca Part 1 nya silahkan dibaca terlebih dahulu agar mengerti jalan ceritanya.
Hari Minggu, 15.00 waktu singapore
Aku yang tidak bisa berkata apa-apa atas kejadian tersebut hanya bisa terdiam seribu bahasa. Kita saling berdiam diri untuk beberapa saat sampai muncul keberanian dalam diriku untuk menenangkan wiwin. Aku sadar apa yang akan aku ucapkan adalah sebuah omong kosong, tapi terpaksa aku ucapkan untuk menenangkannya.
“Win, maafin indra please. Kalo kamu hamil aku akan tanggung jawab. Tapi gimana sama tunangan kamu??” Tanya ku.
“Beneran kamu mau nikahin aku kalo aku hamil?” Tanya wiwin balik kepadaku.
Aku yang dari awal sudah sadar aku tidak akan mampu menikahinya hanya menganggukan kepala tanda setuju. Setelah ku yakinkan aku akan bertanggung jawab raut wajahnya mulai berseri kembali.
“makasih ya sayang, jangan tinggalin aku.” Katanya. Serta disertai dengan pelukan hangat seperti layaknya orang pacaran.
Setelah itu kami saling membersihkan diri di kamar mandi, karena kami harus ke bandara untuk kembali ke tanah air. Kami segera check out dari hotel dan bergegas menuju ke Changi Airport. Kami memilih menggunakan MRT dibandingkan naik taksi online, karena selain lebih murah juga lebih cepat waktu tempuhnya. Ketika di MRT aku menanyakan ke wiwin, berapa hari dia mengajukan cuti?
“kamu cuti berapa hari win? Tanya ku.
2 hari, rabu baru masuk kantor ndra, kalo kamu berapa hari? Tanya wiwin balik.
Mendengar wiwin cuti 2 hari, dan hari rabu baru masuk kantor terbesit di pikiranku untuk ambil cuti dadakan agar bisa extend di singapore. Maklum lagi berasa dapet bidadari dadakan. Tentunya aku berharap wiwin mau.
“Sama win, aku juga 2 hari. Ko kita bisa samaan ya !! gimana kalo kita extend aja win??” pintaku.
“extend?? Ngapain ya kita extend di singapore, mending balik ke jakarta ndra” katanya.
“aku mau ajak jalan jalan dan kulineran, mumpung lagi disini win. Ngapain buru-buru balik toh juga kita masih cuti” kata ku.
Bergegas ku tarik tangan wiwin untuk berdiri dan siap-siap turun di halte MRT Expo. Mumpung belum sampe bandara, kalo udah sampe bisa berubah pikiran takutnya. Dan kita balik lagi ke bugis. Kenapa bugis, karena tempat makannya banyak, dan akses ke MRT nya dekat sehingga kami bisa tidak perlu jalan kaki terlalu jauh ketika mau berpergian.
“Kita nginep di hotel sini aja ya win, sambil menunjuk salah satu hotel di area beach road. Aku udah pernah nginep sini dulu, hotelnya lumayan murah,samping jalan deket hotel kalo malem jadi food area. Nanti malem aku ajak kamu makan disini.” kataku.
Wiwin pun setuju, akhirnya kami menyewa 1 kamar di hotel B ini. Setelah check in kami bergegas ke kamar dan menaruh barang-barang bawaan kami. kita ganti baju dan beristirahat dikamar sambil menunggu waktu untuk makan malam. Kita berdua asyik nonton tv sambil tiduran, karena lumayan capek tadi pagi cari oleh-oleh keliling china town. Sambil tiduran ku coba peluk wiwin dari belakang, aku ingin tau reaksinya, ternyata sudah tidak ada penolakan. Sambil memeluk tubuh indahnya tangan kanan ku coba bergerilya mencari payudaranya. Ku coba menelusup ke balik kaos ketatnya untuk mencari putingnya yg imut itu. Ku pilin-pilin putingnya yg sudah mengeras karena dinginnya AC dikamar. Baru 1 menit ku mainkan putingnya, tangan ku sudah ditarik keluar dari kaosnya.
“udah ah ndra geli, kamu gak bisa romantis dikit apa. Lagi nonton tv juga. Peluk aja yg bener” katanya.
Hari Minggu, Jam 18.00 waktu singapore
Aku mengajak wiwin untuk makan malam di dekat hotel, kira kira 50 meter jaraknya, cukup dekat bukan.
“ayo win cepat, nanti antriannya panjang” kataku.
Hari Minggu, 15.00 waktu singapore
Aku yang tidak bisa berkata apa-apa atas kejadian tersebut hanya bisa terdiam seribu bahasa. Kita saling berdiam diri untuk beberapa saat sampai muncul keberanian dalam diriku untuk menenangkan wiwin. Aku sadar apa yang akan aku ucapkan adalah sebuah omong kosong, tapi terpaksa aku ucapkan untuk menenangkannya.
“Win, maafin indra please. Kalo kamu hamil aku akan tanggung jawab. Tapi gimana sama tunangan kamu??” Tanya ku.
“Beneran kamu mau nikahin aku kalo aku hamil?” Tanya wiwin balik kepadaku.
Aku yang dari awal sudah sadar aku tidak akan mampu menikahinya hanya menganggukan kepala tanda setuju. Setelah ku yakinkan aku akan bertanggung jawab raut wajahnya mulai berseri kembali.
“makasih ya sayang, jangan tinggalin aku.” Katanya. Serta disertai dengan pelukan hangat seperti layaknya orang pacaran.
Setelah itu kami saling membersihkan diri di kamar mandi, karena kami harus ke bandara untuk kembali ke tanah air. Kami segera check out dari hotel dan bergegas menuju ke Changi Airport. Kami memilih menggunakan MRT dibandingkan naik taksi online, karena selain lebih murah juga lebih cepat waktu tempuhnya. Ketika di MRT aku menanyakan ke wiwin, berapa hari dia mengajukan cuti?
“kamu cuti berapa hari win? Tanya ku.
2 hari, rabu baru masuk kantor ndra, kalo kamu berapa hari? Tanya wiwin balik.
Mendengar wiwin cuti 2 hari, dan hari rabu baru masuk kantor terbesit di pikiranku untuk ambil cuti dadakan agar bisa extend di singapore. Maklum lagi berasa dapet bidadari dadakan. Tentunya aku berharap wiwin mau.
“Sama win, aku juga 2 hari. Ko kita bisa samaan ya !! gimana kalo kita extend aja win??” pintaku.
“extend?? Ngapain ya kita extend di singapore, mending balik ke jakarta ndra” katanya.
“aku mau ajak jalan jalan dan kulineran, mumpung lagi disini win. Ngapain buru-buru balik toh juga kita masih cuti” kata ku.
Bergegas ku tarik tangan wiwin untuk berdiri dan siap-siap turun di halte MRT Expo. Mumpung belum sampe bandara, kalo udah sampe bisa berubah pikiran takutnya. Dan kita balik lagi ke bugis. Kenapa bugis, karena tempat makannya banyak, dan akses ke MRT nya dekat sehingga kami bisa tidak perlu jalan kaki terlalu jauh ketika mau berpergian.
“Kita nginep di hotel sini aja ya win, sambil menunjuk salah satu hotel di area beach road. Aku udah pernah nginep sini dulu, hotelnya lumayan murah,samping jalan deket hotel kalo malem jadi food area. Nanti malem aku ajak kamu makan disini.” kataku.
Wiwin pun setuju, akhirnya kami menyewa 1 kamar di hotel B ini. Setelah check in kami bergegas ke kamar dan menaruh barang-barang bawaan kami. kita ganti baju dan beristirahat dikamar sambil menunggu waktu untuk makan malam. Kita berdua asyik nonton tv sambil tiduran, karena lumayan capek tadi pagi cari oleh-oleh keliling china town. Sambil tiduran ku coba peluk wiwin dari belakang, aku ingin tau reaksinya, ternyata sudah tidak ada penolakan. Sambil memeluk tubuh indahnya tangan kanan ku coba bergerilya mencari payudaranya. Ku coba menelusup ke balik kaos ketatnya untuk mencari putingnya yg imut itu. Ku pilin-pilin putingnya yg sudah mengeras karena dinginnya AC dikamar. Baru 1 menit ku mainkan putingnya, tangan ku sudah ditarik keluar dari kaosnya.
“udah ah ndra geli, kamu gak bisa romantis dikit apa. Lagi nonton tv juga. Peluk aja yg bener” katanya.
Hari Minggu, Jam 18.00 waktu singapore
Aku mengajak wiwin untuk makan malam di dekat hotel, kira kira 50 meter jaraknya, cukup dekat bukan.
“ayo win cepat, nanti antriannya panjang” kataku.