Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SI RAMBUT MERAH (by Arczre)

Apakah perlu melanjutkan cerita ini dengan tokoh utamanya Han-Jeong?

  • Ya

  • Tidak


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
Owhh.. Action n spionase cm background yaa..??:ngupil:

lanjuuuut... A like this story..
:papi:

Bumbunyalah, tapi emang ini ngangkatnya tema action koq.

Sedang nulis bagian yang paling sulit nih. bingung dan galau. hiks....
 
kayaknya devita udah ngomong jujur sama faiz neh.. Top banget :mantap:
Mari bersulang dengan kesuksesan misi ini tanpa perlu capek capek segala :beer:
 
kayaknya devita udah ngomong jujur sama faiz neh.. Top banget :mantap:
Mari bersulang dengan kesuksesan misi ini tanpa perlu capek capek segala :beer:

Ada kejutan nanti. Dijamin bakal melongo :D :Peace:
 
BAB XIII

I'm Sorry

NARASI HIRO


Hari sudah malam dan aku terbangun mendapati Moon berada di dalam pelukanku. Kami baru saja bercinta di atas sofa apartemen miliknya. Tidurnya mendengkur halus. Kami sempat tertidur beberapa saat. Aku membelai rambutnya yang berwarna merah itu. Rambut yang natural tidak dicat. Ia terlihat cantik.

Oke saudara-saudara sekalian. Aku baru saja melepaskan status perjakaku. Baru kali ini aku bercinta dan itu pun dengan orang yang aku cintai. Aku tak peduli dengan masa lalunya, aku juga tak peduli dia masih perawan atau tidak. Bagiku sudah luar biasa aku bisa bercinta dengannya. Membolos sekolah, jalan-jalan, kemudian diakhiri dengan bercinta dengan hebat.

"Hiroo...maafkan aku," dia mengigau. Lalu mendengkur lagi.

"Moon?" kataku.

Aku mencium keningnya. Ponselku berdering. Eh, di mana ponselku? Aku menggapai celanaku yang tercecer di lantai. Kemudian aku melihat siapa yang menelpon. Mas Faiz. Oh iya, tadi dia menyuruhku ke gedung M-Tech. Ngapain sih ke sana? Aku lalu mengangkatnya.

"Kamu di mana?" tanyanya.

"Di....apartemen," jawabku.

"Hah? Apartemen siapa?" tanyanya.

"Apartemennya Moon," jawabku.

"Hah? Ngapain kamu di sana? Woi, ini udah malam. Kutunggu di gedung M-Tech," tanya Mas Faiz heran.

"Mas, koq tahu Moon dari mana?" tanyaku.

"Sudahlah, cepat! Waktu kita tak banyak," jawabnya. Ia lalu menutup teleponnya. Heran. Dari mana dia tahu tentang Moon?

Aku lalu menggoyang-goyang Moon.

"Jung Ji Moon? Bangun! bangun!" kataku.

"Hhhmm...bentar dong...masih capek!" ia mengigau lagi.

"Hei, kita harus pergi. Kakakku menyuruhku ke M-Tech Building ama kamu," kataku.

Tiba-tiba matanya terbelalak. Ia langsung bangun begitu saja. Aku menjadi takut sendiri. "Kamu tak apa-apa Moon?"

"I..iya, Hiro. Makasih ya," katanya. Masih dengan telanjang ia segera menuju ke kamar mandi. Dan aku dibiarkannya tanpa busana di ruangan ini.

Aku memunguti bajuku dan memakainya kembali. Tak berapa lama kemudian dia keluar dari kamar mandi. Dia lalu melangkah menuju ke lemari bajunya. Oh iya, Apartemennya ini cuma satu ruangan. Jadi tempat tidur, ruang tamu semuanya satu ruangan. Aku bisa melihat apa yang dia lakukan. Dan dia tak malu-malu ganti baju di hadapanku. Dan dia pakai baju yang super ketat saudara-saudara.

Dia memakai baju full body press. Sebuah boot dipakainya. Dia menatapku sambil tersenyum.

"Aku ingin jujur kepadamu sekarang. Mungkin kakakmu sudah tahu siapa aku. Aku adalah Jung Ji Moon. Aku seorang agen rahasia NIS. Tujuanku ke sini adalah untuk mendekatimu agar aku bisa masuk ke gedung M-Tech. Maafkan aku Hiro," katanya. Aku cuma melongo ketika dia mendorong lemari bajunya dan memperlihatkan banyak senjata berada di sana. Mulai dari pistol sampai senapan.

"Moon??" aku masih tak percaya.

Moon mengambil sebuah pistol dan dikokangnya. Dia kemudian menghampiriku, sekarang aku agak takut. Terlebih dia membawa pistol. Ketika mendekat kepadaku dia memasukkan pistolnya ke sarung pistol yang ada di pinggangnya. Dia mendekatkan wajahnya kepadaku.

"Kau jangan takut, aku tak akan menyakitimu. Aku setidaknya sudah minta maaf karena telah membohongimu selama ini, tapi....," Moon menyentuh dadaku. "Cintaku kepadamu nyata Hiro."

Entah kenapa aku seperti terbius oleh kata-katanya. Aku tak jadi takut, malah semakin penasaran dengan dirinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyaku.

"Sambil di jalan kita bicara, ayo!" katanya.

NARASI MOON

Aku harus akui hal ini tidak mudah bagi Hiro. Apalagi aku harus membuka identitasku sendiri. Aku bercerita kepadanya semua hal. Tentang Genesis, tentang S-Formula, tentang diriku dan apa yang harus kami lakukan. Aku cukup takjub, Hiro tidak marah. Tidak seperti yang aku harapkan sebelumnya. Ia mengerti dan malah makin tertarik kepadaku. Apa gara-gara bercinta denganku barusan membuat otaknya sedikit slang??

Biasanya orang yang mengetahui identitasku seperti ini dia akan terkejut, panik dan akan memarahiku habis-habisan. Terlebih aku tega sekali membohonginya. Tapi dia tidak. Dia lebih dewasa dari apa yang aku duga selama ini. Mungkin juga akulah yang membuatnya dewasa. Tentu saja.

"Kamu tak marah?" tanyaku.

"Buat apa aku marah kepada orang yang jujur?" kata Hiro. "Justru keluargaku sangat menjunjung tinggi kejujuran."

Aku memasang codec ke telingaku. Codec, benda kecil sekecil lubang telinga yang dipasang di telinga. Namun dia bisa memancarkan frekuensi radio dan bisa mengirim dan menerima pesan radio pada gelombang tertentu. Aku memberikan juga kepada Hiro.

"Pasang saja di telinga!" kataku.

"Seperti ini?" Hiro memasangnya.

"Kau bisa dengar suaraku di situ?" tanyaku.

"Iya, jelas sekali," jawabnya.

"Alat itu adalah komunikasi kita sekarang. Aku khawatir kalau-kalau di dalam gedung M-Tech nanti terjadi sesuatu," kataku. "Sebentar..."

Aku menekan frekuensi di sebuah komputer kecil yang terpasang di dashboard mobil. Frekuensi yang biasa aku gunakan untuk berhubungan dengan anggota timku.

"Hello, Peter, Nikolai, John, Devita?! Anyone can hear me?" tanyaku.

"I'm at building Moon. Where the hell are you anyway?" tanya Devita di suara codec.

"Siapa dia? Siapa Nikolai, Peter, dan John?" tanya Hiro.

"Peter dari CIA, John dari MI6, Nikolai dari SVR dan Devita dari BIN. Seperti yang aku jelaskan tadi kami semua adalah utusan PBB untuk mendapatkan S-Formula," jelas Moon.

"Siapa itu? Hiro??" tanya Devita.

"Exactly," jawab Moon.

"Why you give codec to him?" tanya Devita.

"Because I trust him Dev, how about you? You Trust Faiz now?" tanyaku gusar. Sebab tak ada kabar dari dia semalaman.

"Yes, I do. That's why right now I'm here," jawab Devita.

"So it's fine then. But where is the others?" tanyaku.

"I don't know," jawab Devita. "I lost contact with them this morning."

"Lost contact? Something doesn't right," kataku.

"Yeah, stay sharp!" katanya.

Mobil sekarang sudah masuk ke parkiran M-Tech building. Aku langsung keluar dari mobil diikuti oleh Hiro.

"Masuk saja Moon, asalkan ada Hiro para penjaga akan mengijinkannya," kata Devita di codec.

Kami melewati para penjaga dengan mudah. Mereka kenal dengan Hiro. Bahkan aku menggadeng Hiro seperti seorang kekasih pun dibiarkannya masuk. Kami pun pergi ke ruang bawah tanah. Di sana aku sudah melihat Faiz junior yang bersandar di tembok. Bersama Devita. Mereka sepertinya menungguku.

"So?" sapaku ketika melihat mereka berdua.

"Mas Faiz?!" sapa Hiro ke kakaknya.

"Maaf Hiro aku tak terus terang kepadamu. Kamu sudah tahu apa yang terjadi?" tanya Faiz.

"Iya, Moon yang cerita," kata Hiro.

"Baguslah kalau begitu. Paling tidak aku tidak menyesal untuk membuka pintu ini," kata Faiz. "Ayo, kamu di sana!"

Aku dan Devita berdiri berdampingan menyaksikan kedua saudara melangkah menjauh. Mereka mendekati sebuah papan di kedua sisi pintu. Papan itu disentuh oleh mereka.

"SCANNING DNA....." terdengar suara komputer. Tangan keduanya kini seperti discan. Kemudian di papan kecil bawahnya muncul angka-angka. "PLEASE SOLVE THIS ALGORITHM!"

Faiz tampak menekan-nekan beberapa angka. Aku sendiri tak tahu angka apa saja yang mereka tekan. Hiro tampak menggaruk-garuk kepalanya. Di papannya Faiz langsung terdengar bunyi suara komputer, "Key 1 Opened!"

"Lama banget sih?" kata Faiz.

"Wait brother...wait!" kata Hiro. Dia lalu menekan beberapa angka.

Tak berapa lama kemudian terdengar bunyi "Key 2 Opened!"

"Welcome Faiz Hendrajaya Junior! Welcome Hiro Hendrajaya!" suara komputer menyambut mereka berdua.

"Keren ya, ini kedua kalinya aku masuk ke tempat ini," ujar Hiro.

"Norak lu," kata Faiz.

Aku sedikit geli melihat gaya Hiro. Pintu terbuka secara otomatis. Kami berempat mulai masuk ke ruangan server itu. Ruangan itu sangat besar. Yang lebih membuatku takjub adalah ruangan itu penuh dengan kotak-kotak yang panjang. Kabel tertata rapi. Begitu masuk ke tempat itu hawa dingin langsung menusuk kami. Sekarang kita sudah masuk ke tempat penyimpanan data teraman di dunia. Aku diajak Faiz dan Hiro ke tengah ruangan. Di tengah ini ruangannya lebih rendah. Di bawah sana aku bisa melihat kotak-kotak seperti batu bata tertata rapi. Mirip Coleseum. Besar sekali.

Aku melihat Faiz berjalan ke sebuah kontrol panel. Di sana dia memencet beberapa tombol dan sebuah keyboard muncul. Lebih tepatnya keyboard tanpa tuts. Karena itu adalah touchscreen.

"Find S-Formula," kata Faiz. Dia mengetikkan huruf-huruf S-Formula.

Tiba-tiba muncul sebuah layar hologram di depannya. Aku tak pernah menyangka ada tekologi hologram di negara ini. Dan itu berada di gedung ini. Di layar itu menunjukkan banyak sekali file dengan nama S-Formula. Faiz menoleh kepada kami, seolah-olah bertanya, yang mana?

"Coba yang diupload oleh Dr. Edward," kata Devita.

"Searching Dr. Edward," kata Faiz. Kemudian terpilih satu file. Ukurannya cukup besar 2 TB.

"File apa besarnya segini?" gumam Hiro.

"ITu adalah S-Formula, aku sendiri tak tahu fungsinya apa, tapi yang jelas Genesis saat ini sedang menginginkannya. Kami akan mempelajari semua itu. Laporan terakhir mengatakan bahwa itu adalah senjata buatan genesis," jelas Devita.

"Kamu bisa download dan simpan data itu ke harddisk portable?" tanyaku.

"Sure, no problemo," kata Faiz.

Aku berjalan menuju ke Faiz dan menyerahkan sebuah kotak harddisk portable berukuran 10 TB. Cukup tentunya untuk menyimpan file sebesar 2 TB itu.

"Aku juga minta setelah kamu pindah ke HardDisk itu, kamu hapus filenya," kataku.

"Tak masalah," ujar Faiz.

"Makasih Faiz," kata Devita.

Faiz mengedipkan matanya ke Devita. Hiro kemudian berjalan mendekat kepadaku.

"Aku mohon maaf Hiro, sekali lagi," kataku.

"Tak apa-apa, tenang saja. Yang penting, kamu tahu perasaanku. Dan kamu juga sama," katanya.

Aku tersenyum. Dan mencubit pinggangnya. Hiro mengaduh. Aku senang dengan tingkah kekanak-kanakannya itu. Setelah menunggu beberapa saat lamanya Faiz telah selesai memindahkan semuanya ke dalam harddisk itu dan menyerahkannya kepadaku. Dia juga menghapus file S-Formula itu. Akhirnya satu tugas selesai.

Tapi masih ada yang mengganjal. Dan aku tak pernah mengerti sampai sekarang. Kenapa para assasins itu ingin menculik Hiro? Apa sebabnya? Kami pun tak perlu berlama-lama berada di ruang server itu. Tapi begitu kami berempat keluar, sesuatu yang tak terduga terjadi. Dan ini tidak pernah aku sangka-sangka sebelumnya.
 
Terakhir diubah:
BAB XIV

Hello Again





Kami berempat akan keluar dari ruangan. Aku sudah keluar dari pintu, namun tiba-tiba pintu tertutup pintu kaca secara otomatis sehingga Faiz dan Hiro terkunci di dalam. Apa yang terjadi. Aku terkejut ketika tiba-tiba tubuhku dikejutkan oleh sengatan listrik. Aku pun ambruk. Demikian juga Devita. Apa yang terjadi. Mataku mencoba melihat segala hal. Dan aku bisa melihat bagaimana Hiro yang memukul-mukul pintu kaca yang ada di depannya. Begitu juga Faiz. Mereka berusaha menendang, memukul, apapun yang dilakukannya untuk bisa mendobrak pintu kaca yang aku yakin pasti terbuat dari kaca anti peluru.

Aku berguling dan mendapati dua orang berdiri di papan kunci pintu. Ternyata kedua orang itu yang menutup pintu tersebut. Pintu itu hanya bisa dibuka dengan menggunakan DNA dari Faiz dan Hiro. Sekarang sudah tidak mungkin lagi untuk bisa membukanya karena mereka berdua berada di dalam. Devita dan aku menggeliat. Punggungku seperti ada sesuatu yang menancap. Aku mencoba bergerak tapi tiba-tiba secara bersamaan, aku dan Devita terkejut bersama-sama saat listrik 10.000 volt menyengat kami.

"Ahh...maaf maaf, aku seharusnya mengucapkan terima kasih kepada kalian dulu. Apa kabar Moon? Masih ingat aku?" suara itu, tak asing lagi. Lucifer. Dia kemudian tertawa keras.

"Brengsek! Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan terhadap Moon?!" kulihat Hiro tampak marah. Ia terus memukul-mukul kaca anti peluru yang mengurungnya hingga tangannya berdarah. Hiro...dia terlihat sangat....entahlah aku tak bisa menyebutnya.

Faiz kemudian mencegah Hiro melakukan hal itu. Mereka terkurung. Apa yang bisa mereka lakukan?

"S-Formula, sebenarnya punya banyak nama. Bisa bernama Q-Code, X-Code, Equilibrium, J-Etzpada, Y2K, sebut saja apapun yang kalian suka. Aku yakin kalian tidak asing mendengar nama-nama itu. Memang nama-nama itu adalah buatan Genesis. Ada satu hal kenapa aku ada di sini. Moon, mungkin kamu kenal dengan orang itu," kata Lucifer sambil menunjuk ke arah temannya tadi.

Orang itu masih memunggungiku. Sepertinya perawakannya tak asing. Tungu dulu. Jangan bilang....dia...Tidak mungkin. Dia sudah mati! Dia sudah mati!

"Hello Again...Moon!" orang itu membalikkan badannya. Aku tak percaya, aku tak percaya. Aku tak percaya....Tidak. Tidak.. Dia...dia Suni!

"Suni?! Tidak mungkin, kamu sudah mati, bagaimana kamu..?" seketika suaraku tercekat. Aku tak mengerti semua ini. Kenapa? Kenapa Suni ada di sini? Dia sudah mati. Dia sudah mati.

"Kamu tak perlu terkejut kenapa aku ada di sini. Karena hari ini kamu akan menyaksikan sebuah revolusi dari peradaban manusia. Bagaimana semuanya dimulai, bagaimana akhirnya semua manusia bisa mengerti bahwa yang mereka inginkan adalah pemimpin dunia yang tangguh. Orang yang mempunyai pemikiran-pemikiran besar. Bisa kamu bayangkan bagaimana dunia dipimpin oleh orang-orang hebat. Itulah senjata kami sesungguhnya. Inilah S-Formula sesungguhnya," kata Suni.

"Suni....kenapa kamu lakukan ini?" tanyaku. "Aku rindu kamu Suni."

"Sayang sekali Moon, kita sekarang di pihak yang berbeda," katanya. Tidak mungkin hal itu terasa menyakitkan. Suni pun menginjak perutku. Aku diinjak-injaknya berkali-kali. Sakit sekali. Tendangannya mengenai liverku. Membuatku tak bisa bernafas untuk sesaat.

"Moon! Moon! Keparat jangan sakiti Moon, ayo kita duel! Kalau kamu memang jantan!" seru Hiro di dalam sana.

"Aku akui aku tak menyesal kita dulu pernah bersama, menghabiskan waktu bersama. Aku tak akan melupakan itu. Kau juga pastinya. Ada alasan yang jelas kenapa aku harus menarget gedung NIS, merancang skenario ini. Hal itu karena secara personal aku tetarik kepadamu. Secara personal aku dendam kepada ayahmu. Dialah yang telah membuat ayahku tewas. Jadi nyawa dibalas nyawa. Gedung NIS hanyalah salah satunya saja. Hebat bukan skenario kematianku? Sangat dramatis. Aku sampai tak tega melihatmu di pemakamanku dengan deraian air mata," kata Suni.

Aku menangis. Air mataku tak bisa ditahan. Aku kecewa, patah hati, semuanya musnah. Aku rasanya sudah tak ingin hidup lagi. Suniku....dia....dia....aku ingin membunuhnya. Sangat ingin membunuhnya.

"Aku akan bercerita panjang lebar mengenai S-Formula. Aku adalah pemimpin organisasi Genesis. Tujuan kami hanya satu, yaitu menyatukan dunia. Tapi untuk bisa menyatukan dunia dan memimpinnya diperlukan pemimpin yang hebat. Kamu pasti setuju itu. Semua orang pasti setuju. Maka dari itulah gunanya S-Formula ini. Banyangkan saja seluruh orang-orang berpemikiran hebat seperti Aristoteles, Copernicus, atau ilmuwan-ilmuwan seperti Thomas Alfa Edison, Michael Faraday, Al Jabar, Alexander Graham Bell, dan lain sebagainya berada pada satu orang. Apa yang akan terjadi? Dia akan menjadi seorang pemikir dan pemimpin yang hebat. Sayangnya S-Formula ini tak boleh jatuh ke tangan orang-orang yang salah.

"Senjata mereka bilang? Itu cuma isu yang aku sebar. Memang ini senjata tapi kegunaan S-Formula lebih dari sekedar senjata. Senjata hanya bisa dipakai sekali. Peluru cuma bisa ditembakkan sekali. Pisau bisa berkarat, tapi pemikiran, revolusi tak akan mati. Itulah hukum alam yang ada di dunia ini. Inilah kegunaan S-Formula ini. Dan sekarang kita mempunyai kelinci...ah tidak, lebih tepatnya manusia percobaan," Suni tersenyum kepadaku. Sialan. Kalau saja tubuhku bisa digerakkan.

Suni memasang sesuatu ke kepalaku. Aku tak tahu apa itu. Dia juga memasang sesuatu seperti kawat yang melingkar ke kepala devita. Kemudian dia meletakkan harddisk portable itu di antara kami. Suni mengambil sesuatu seperti sebuah earphone yang menempel di telinga.

"Aku sangat senang dengan M-Tech. Mereka menciptakan alat canggih sekecil ini, yang bisa memerintahkan apa yang kita ucapkan ke dalam perlatan portable. Cukup dengan alat ini maka S-Formula akan jadi. Sebelum aku mulai, aku ingin mengatakan kalian kegunaan dari S-Formula. Otak kita mempunyai kapasitas 320 terabyte. Kapasitas sebesar itu ada 80 persen dibuat untuk memory, sisanya adalah untuk menyimpan memory yang lain seperti perasaan dan memerintahkan anggota tubuh. Dan setiap saat otak akan memperbarui sel yang ada di dalamnya. Sel-sel itulah yang disebut sebagai wadah memory. Apabila sel itu mati, maka otak akan kehilangan memorynya. Tapi bagaimana apabila seorang manusia mempunyai ingatan-ingatan dari manusia lainnya. Misalnya 80 persen itu diberikan kepada orang lain? Maka yang terjadi adalah merge memory. Memory mereka akan bertemu satu dengan yang lain. Dalam arti seluruh ingatan yang ada pada seseorang akan dipindahkan ke dalam vesel. Vesel di sini adlaah otak orang lain. Dalam arti aku sama saja memindahkan nyawa dari satu orang ke orang yang lain. Luar biasa bukan? Inilah revolusi. Sekarang, pertanyaanya adalah apa yang akan terjadi kepada orang yang seluruh ingatannya diambil?? Jawabannya adalah BLANK!" jelas Suni.

"Ayolah, aku tak sabar lagi ingin mencobanya," kata Lucifer.

"Tenang, kita sudah setengah jalan," kata Suni. "Mari kita mulai. Devita, setelah ini kamu akan terkejut, karena dia akan bangun di tubuh orang lain."

"Tidaaaak!" Hiro berteriak. Apa yang akan terjadi???

NARASI HIRO

Aku marah. Aku menggedor-gedor pintu kaca anti peluru yang menghalangi aku dan Faiz untuk keluar. Ini benar-benar tak bisa dibiarkan. Aku tak berdaya melihat Moon tergeletak setelah ditembak dengan taser oleh orang yang disebut Lucifer. Kemudian orang yang bernama Suni kini memasang alat di kepala Moon dan Devita.

Hard Disk portable itu berada di bawah dan dipasangi sebuah alat portable yang terhubung dengan M-Tech.

"Mas Faiz, lakukan sesuatu untuk membuka pintu ini!" kataku.

"Tak ada yang bisa kita lakukan!" kata Mas Faiz.

"Ayolah kak! Pasti ada caranya!" kataku.

Mas Faiz menoleh kiri kanan. Dia lalu bergerak ke samping pintu kaca itu. Ada sebuah penutup palka yang menempel di dinding. "Devita bertahanlah!" seru Mas Faiz. DIa lalu menendang bagian itu, dan jebollah dinding itu. Ternyata itu adalah dinding yang terdapat rangkaian papan sirkuit dan kabel-kabel. Mas Faiz dengan tangan kosong menyentuh kabel itu dan mencabut satu per satu. Ia juga tak tahu apa yang harus dilakukannya. Berharap saja kabel yang dicabutnya mampu membuat pintu kaca ini terbuka.

Sementara itu aku melihat Suni memasangkan M-Tech ke telinganya.

"Sekarang, compile!" kata Suni. Entah apa yang terjadi tapi tampak lampu dari M-tech berkedip-kedip berwarna biru. Demikian juga HardDisk portablenya.

"Sekarang, Transfer!" ujar Suni. Tiba-tiba kedua tubuh wanita itu menggelepar seperti ikan yang keluar dari air. Moon mengejang hebat tubuhnya sampai melengkung ke atas. Devita juga demikian. Entah apa yang terjadi. Aku tak tega melihat Moon seperti itu. Aku kembali menendang-nendang pintu kaca anti peluru itu.

Mas Faiz berusaha keras, ia mencabuti kabel dan tiba-tiba air pemadam kebakaran mengucur dari atap dan membasahi kami berdua. Alarm pun berbunyi. Mas Faiz lagi-lagi mencabut kabel, papan rangkaiannya pun dicabut dan ditedang hingga muncul percikan api. Pintu kaca itu terbuka sedikit bergeser ke samping kanan dan kiri. Aku pun mencoba mendorong pintu kaca itu ke kanan. Mas Faiz pun menolongku dengan mendorongnya ke kiri.

"Moon! Apa yang kau lakukan kepada Moon?!" seruku.

Dan sesaat setelah itu tubuh Devita dan Moon berhenti mengejang. Suni telah selesai. Lucifer mengambil hard disk portablenya. Juga kedua alat yang berada di kepala Devita dan Moon.

DOR! tiba-tiba suara letusan senjata terdengar. "AAAARRGGHH!" Suni mengerang. Darah mengucur di wajahnya.

Moon tampak berhasil mengeluarkan pistolnya dari pinggangnya dan menembakkan pelurunya ke pipi kanan Suni. Kini pipi kanan Suni robek, wajahnya kini menjadi sangat jelek dengan luka menganga di pipi sebelah kanannya lanjut ke telinganya. Alat M-Tech yang ada di telinganya terjatuh. Moon kemudian lemas. Dia pingsan.

"Dasar wanita jalang!" Suni menendangi Moon lagi. Aku entah bagaimana tiba-tiba punya kekuatan untuk mendorong pintu kaca ini sehingga bergeser. Segera aku berlari ke arah mereka berdua. Mas Faiz juga demikian. Ia segera menerkam Lucifer tapi Lucifer entah bagaimana ia bisa menghilang dan berpindah tempat. Apa orang ini hantu?? Aku lalu menghujamkan kepalan tinjuku ke arah Suni. Dia malah menerimanya. BUK!

Wajah Suni tidak bergeming dengan pukulanku. "Hohohoho, cuma segini pukulanmu?"

Apa ini? Dia kuat sekali. Mas Faiz ikut memukul Suni. BUK! Pukulan Mas Faiz mengenai perut Suni. Tapi pukulannya sama sekali tak membuat Suni bergeming. Ia kuat sekali. Dengan sekali pukul ia pun memukulku hingga aku terpelanting. Demikian juga Mas Faiz. Dia, kuat sekali. Rasa nyeri langsung menghampiri pipiku. Kami berempat sekarang terkapar di lantai. Hanya melihat Suni dan Lucifer pergi.

Aku segera bergeser merayap ke arah Moon dan kupegang tangannya. Dan setelah itu aku pun tak sadar. Pukulannya benar-benar membuatku pusing. Kuat sekali dia.
 
Terakhir diubah:
mau posting ..... tapi masih mau lihat JKT48 duluw.
sadar diri klo wota :p

halah, nton iclub...

g nton gw gara2 nemenin istri jalan2
 
Kejutannya adalah bagaimana kalau misalnya Jung Ji Moon ML ama Faiz?

:D hihihihi
 
:jempol: :suhu: ngomong2 kenapa harus sama orang korea seh, kok gak ama orang jepang aja :D gak terlalu suka sama korea :ngupil:
 
Kalo komputer kan ada recycle bin n' biasanya data masi ada jadi bisa di cut. . .
Kalo ga' ada masi ada software yang udah dihapus di recycle bin dan lagi baru bener2 delete kalo udah sebulan . . .
Hehe. . .maklum pengalaman master download bokep. .
Jadi intiny S-FORMULA masi bisa di cloning
 
Kalo komputer kan ada recycle bin n' biasanya data masi ada jadi bisa di cut. . .
Kalo ga' ada masi ada software yang udah dihapus di recycle bin dan lagi baru bener2 delete kalo udah sebulan . . .
Hehe. . .maklum pengalaman master download bokep. .
Jadi intiny S-FORMULA masi bisa di cloning

Tenang aja suhu. Ane juga orang IT. Jadi ngerti soal ginian. :Peace:
 
:sendirian: jangan dong...

kasian si Hiro gan, udah ga dapet perawan moon, malah pacarnya di pake arisan..

pengennya sih ditambah char cewe nya, biar rame..hehehehe:alamak:

Cinta itu bukan sekedar dapetin perawan atau tidak gan. Walaupun memang mendapatkan perawan itu adalah suatu kepuasan tersendiri. Tapi cinta sejati lebih daripada itu.
 
  • Like
Reactions: 048
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd