Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Shinta jadi Simpanan

up gan cerita bagus bgt . semangat buat ts terus berkarya gan
 
Lanjutan

Om Liem memintaku tinggal dirumah Om Liem, dan menjadi “simpanannya.” Meski ia tidak memiliki Istri, ia ingin aku menjadi pasangannya. Aku tidak diizin bekerja dan tinggal sendiri dikostku. Om Liem memenuhi kebutuhanku, dan aku mulai terlena dengan Om Liem, sejak pagi setelah persetubuhan. Demikian dengan Selly, aku bangun. Handuk dan pakaian sudah ada. Jam menunjukan pukul 6.00, aku cepat-cepat mandi dan berpakaian, pikirku aku masih berkerja. Aku sadar masih ada dikamar Om Liem, dan akhirnya aku keluar dari kamar. Aku melihat Om Liem, Ivan, dan Selly dimeja. “Shin, sini. Kita makan,” kata Om Liem, aku menghampirinya. “Iya om, selamat pagi,” sapaku pada Om Liem.

Kami makan bersama, “Pa, mulai malam ini. Ivan tinggal di Bali. Buat kendalikan resort kita disana, Cuma 6 bulan aja,” kata Ivan. “Okay, seriusnya. Nanti juga wakil kamu harus kirimin laporan bulanan setelah kamu balik,” kata Om Liem. “Iya pa, oh iya aku bawa Selly. Biar aku ada yang temenin dan urusin,” kata Ivan. Aku terkejut, namun bagimana lagi melawan mereka adalah mencari urusan lebih panjang. Dari 3 anak Om Liem, semua sudah menikah terkecuali Ivan. Maka salahsatu alasan menculik Selly adalah mencari mendampinginya dan melayaninya dalam urusan seks. “Silakan, dia juaga udah punya kamu. Papa juga punya Shinta buat temenin,” kata Om Liem disusul tatapannya yang nakal.

Ketika mereka keluar untuk merokok dan berbicara bisnis, aku bertanya. “Bagimana Sell, aku kok tadi malam nikmati banget main sama Om Liem. Mana obat KB gak ada,” kataku khawatir. “Sama Shin, aku juga kaya gitu. Ivan sama aku mesti pergi.” katanya mata berkaca-kaca. Aku tidak tega bertanya yang terjadi malam itu. ketika kami ngobrol tentang rencana kami, untuk membalas dendam. Rupanya mereka mengamati. “Hehehehe, kalian mau buat rencana kaya gitu. Kaya gak bakal berhasil, Ayo pa, kita buat mereka lupa dengan rencana mereka, dan layanin kita kaya istri,” kata Ivan. “Okay, hari ini Papa juga udah bilang, gak bisa masuk,” kata Om Liem tersenyum nakal, kejadian yang buruk akan menimpa kami.

Om Liem menarikku ke dalam kabar, dan memeluku. Tubuhku ada didepannya, dari belakang ia mencium pipi kananku. Aku berusaha melepaskan ciumannya, dan melepaskan pelukannya. Tetapi tidak berhasil. Disaat aku meronta melepaskan diri, Bandot tua itu berusaha memanfaatkan. Ia langsung menyerang bagian leher dan pipi juga kupingku. Awalnya dengan memiringkan kepalanya, ia mencium tengkukku. Rambutku yang dijepit dengan penyepit rambut mememudahkan melakukan serangan itu. aku meronta berusaha tidak terpengaruh dengan serangan Om Liem. Tetapi Om Liem adalah orang pengalaman. Ketika aku menekankan kekanan. Ia mengecangkan bahu dan lengannya diarah kanan. Sehingga aku suling melepaskan diri, dalam 10 menit aku mulai kehilangan tenaga.

Hal itu dimanfaatkan Om Liem untuk menguasai tubuhku,dia mulai leluasa mendaratkan ciuman dan gigitan kecil pada leher dipipi dan bahuku. “ah..om…oh….mph…ah…ah..le…pas…in..ah…,” desahku ketika memohon pada Om Liem, “Ah…Shin, kita main aja….tidak usah bohong. Mendingan seks dari pada bals dendam,” ucapnya sambil terus mendaratkan ciuman kepadaku. Hal itu membuatku makin mendesah, “oh….om…en…ak..oh…” desahku, menikmati serangannya itu, serangan Om Liem berhasil menguasai diriku. Aku mulai terlena dengan permainan ciuman. Om Liem membalikan tubuhku, posisi kami dekat sekali, meski Om Liem setinggi daguku. Dalam urusan tenaga, aku tidak bisa mengalahkanya. Om Liem membelai kepalaku, aku ketekutan. Ia mendorong kepalaku. Kami berciuman, Om Liem memulai dengan menempelkan kedua bibirnya dengan kedua bibirku.

Dengan cepat bibir Om Liem melumat gemas bibir tipisku, rupanya Om Liem begitu menikmati bibirku. Nafsunya semakin terpompa cepat setelah merasakan lembut dan nikmatnya bibir tipisku, dengan penuh nafsu Om Liem menghisap dengan kuat bibir tipisku itu. “Ja..jangan…Om….Ouhmmhhh… mmmhhhh….”ucapku sambil mendesah,hanya itu kata yang terucap dari bibirku. Karena bibirnya menahan bibirku. Om Liem terus melumat bibirku, mulai dari bibir hingga lidahku. Bandot tua itu, mulai menjelajahi bibirku. Hal itu membuat sesaat memejamkan mata, kemudian membalasnya. Semakin lama, aku makin mencium Om Liem dan menghisap bibirnya tebal itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Semakin lama kedua tanganku bukan berusaha untuk melepaskan dari pegangan tangannya. Tapi seolah mencengkram erat kedua tangannya seperti menahan nikmatnya rangsangan birahi.

Aku mendekap Om Liem, sehingga terjadilah ciumannya yang panas menggelora. Mataku tertutup rapat menikmati ciuman yang diberikan Om Liem. Aku menikmatinya, entah setan apa yang mengendalikanku. Jika tadi malam, aku terlena ditengah persetubuhan. Kini aku sudah terpengaruh diawal. Suara Selly terdengar membuat nafsuku makin terbakar, Sementara bibirnya mencium bibirku dan terkadang leherku. Hal ini membuatku mengelijang, secara perlahan tangan kanannya merayap ke depan tubuhku. Tangannya mulai meremas Payudara sebelah kananku. ”Ouhhh….aahhh…”Aku kembali mengerang penuh rangsangan. Dengan kuat tangan kananku yang sedang meremas Payudaranya. Tangan kananku bergerak keatas tangan kanannya. Secara rifleks aku tidak menjauhkan tanganya, bahkan mengarahkan jarinya pada puting susuku. Aku menjadi ingin Om mempermainkan puting susuku dari luar kaos yang kukenakan.

Secara otomatis tangan Om Liem melakukan hal yang sama, dia memainkan Payudara sebelah kiriku. ouh…ouh…ohhh…..” erangku penuh rangsangan semakin tak terkendali keluar dari mulutku. Telapak tangan Om Liem dengan intens mempermainkan Payudaraku. Walaupun kasar, namun memberikan sesasi tersendiri, aku membuka mataku. Om Liem mulai keringatan, aku tidak bisa mengendalikan tubuhku dengan baik, aku putuskan menyerahkan semua pada birahiku. Dengan gemas, tangan kanannku merengkuh belakang kepala Om Liem dan mengacak-ngacak rambutnya. Aku menundukan wajahku agar ciuman kami semakin rapat. Nafasku semakin memburu dengan desahan dan erangan ku teriakan karena rasa nikmat semakin sering muncul. Tangan kanannya dengan lincah mengeksplorasi Payudaraku.

Kemudian bagian pinggang dan secara perlahan turun ke bawah untuk membelai pingggul serta pantatku. Aku malah merespon dengan gerakan menggelinjang menahan nikmatnya nafsu birahi yang terus menderaku. Tangan kanannya semakin turun dan membelai pahaku aku memakai celana ¾ memudahkannya untuk bergerak terus ke bawah lalu tanganku menyusup ke dalam sehingga telapak tangan Om Liem bisa langsung menyentuh betisku yang jenjang. Karena tinggi bandan, Om Liem mendorongku hingga terduduk dikasur. Om Liem menatapku, kemudian memengang kaus yang kukenakan, kemudian Om Liem merobeknya. “Srek…Srek..Srek,” kaos yang cukup tipis itu robek memperlihatkan bra yang kukenakan. “Om, nanti Shinta gak punya baju lain. Om kok robekin sih?” tanyaku dengan manja.

”Tenang, Om udah pesenin baju buat kamu. Jadi gak usah khawatir…hehehe,” katanya. Permainan dilanjutkan, melihat Payudaraku. Ia tersenyum licik, lalu mencium payudaraku. Tangan kanan Om Liem memeluk, dalam sekejap melepaskan pengait bra yang aku gunakan. Ia melepaskanya, secara refleks aku membantunya. Wajahnya tepat berada di depan Payudaraku yang sekal dan montok. Om Liem lansung membuka mulutnya dan lidahnyya langsung menjilati dan menghisap Payudaraku puting susunya semakin menonjol keras karena birahi. Pada saat itu, aku mengerang karena rasa nikmat. “Auw… Auw… Ouhh… ouhh…ahhh…” desahku karena permainan Om Liem semakin intens. Ketika Om Liem menghisap dan menjilati payudara kananku. Sementara tangan kirinya mempermainkan Payudara kiriku.

Om Liem asyik mempermainkan kedua payudaraku secara bergantian. Kemudian mengengangnya dengan kedua tangannya. Aku kian mendesah dengan permainan Om Liem, aku kian terlena dengan permainan seks pria paruh baya ini. Bibir Om Liem melumat salah satu Payudaraku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas Payudaraku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas Payudara yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku. Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Om Liem menjilat dan melumat puting susuku. Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Om Liem terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak.

Kemudian Om Liem juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu. Tanganku mulai meraba tidak jelas, kemudian mencapai bagian selangkagan Om Liem. Terasa padat dan mengencang, rupanya nafsu Om Liem mulai naik. Om Liem yang semula berlutut bertumpu lutut kemudian bangkit. Didepanku, “Lakuin Shint, kamu pengenkan?” katanya. Aku diam dan menempelkan tanganku dicelana panjangnya. Aku membuka Celana Panjangnya sampai celana dalamnya, Penis terlihat cukup panjang dan besar. Aku diam saja, terpaku menatap Penis Om Liem, kemudian tangan kumengegamnya, dan memasukan kedalam mulutku.”ah…mphhh..” desis Om Liem merasakan kenikmatan saat Penis masuk kedalam mulut.

Kujilati sepanjang urat besar di bagian bawah batang Penis Om Liem, dan kuteruskan sampai ke pelernya, tidak hanya sampai di situ, lidahku terus ke arah duburnya, menjilat dengan liar, tampak menunjukkan hasil, Om Liem menggerakkan pinggulnya ke atas, membuat lidahku bisa semakin jauh menjelajahi daerah selangkangannya. Awalnya aku pelan, kemudian mempercepat, “oh…Shin…teru…soh…mph…..” desah Om Liem merasai permainanku yang semakin lancar dan lihai. Sini sayang, aku ingin mencium kamu Vaginanyamu ” kata Om Liem. “Tapi..ini…,” kataku yang sudah dikendalikan birahi. “Gak papa, nanti bisa lanjut.” kata Om Liem. Om Liem kemudian membuka celana kugunakan dan membuka pakaian yang tersisa ditubuhnya.Aku dan Om Liem naik keranjang, dan memposisikan diri. Aku berputar, sehingga selangkanganku berhadapan dengan wajah Om Liem.

Demikian dengan Om Liem, berhadapan dengan Vaginaku. Kami berposisi 69, dan masing-masing melakukan kegiatan sendiri Saat lidah Om Liem menyapu vaginaku, aku langsung melayang, terasa Om Liem menyapu semua cairan vaginaku, membersihkan semua lendir di celah vaginaku Sangat nikmat terasa, membuatku semakin liar mengulum Penisnya. Aku sangat menikmati setiap kontur penis Om Liem, dengan menggerakkan lidahku mengitari palkon, menelusuri setiap titik di bagian itu membuatku semakin tergila-gila pada benda itu Dengan sedikit mengerahkan tenaga karena harus melawan arah natural penis itu Setiap kali penis itu terlepas dari jepitan bibirku, langsung terpental seolah terbuat dari bahan elastis. Om Liem melipat lututnya, sehingga kepalaku berada di tengah kedua pahanya.

Pada saat berbeda dengan kedua tanganku aku menahan posisi pahanya agar tidak mengurangi daerah pergerakan kepalaku. Sementara di arah yang berlawanan, terasa sangat nikmat Om Liem menjilati Biji Klitorisku. Sementara tangannya masuk ke liang senggamaku, bergerak keluar masuk memberikan rasa yang nikmat. Kami terus menikmatinya, 1 jam lebih kami melakukannya. Aku sudah klimaks,dua kali. Dengan sabar Om Liem menjilati dan menikmatinya. Akhirnya aku makin terpacu untuk, membuat Om Liem klimaks dengan terus mengulum membuat batang Penisnya semakin hangat, kemudian perlahan aku rasakan cairan akan muncul dari ujung penisnya. Aku makin bersemangat, dengan waktu tidak lama “Crot..crot..crot…crot,” penis Om Liem menyemprotkan Sperma dalam mulutku, aku bahagia.

“Shin..cu..kup…,” perintah Om Liem, kemudian dia bangun. Ia mengerakan tanganya untuk menyuruhku beripindah tempat. Kini aku telentang, Om Liem mengegam Penisnya. Bersiap untuk memasukan kedalam Vaginaku. Kemudian ia mencoba memasang badan diatas tubuhku. Aku dengan melihat perlakuan ini berusaha membuka lebar selangkanganku. Agar Om Liem tidak memaksa memasukan penisnya secara paksa. Tanpa bas-basi, “Jlebbb..” Penisnya masuk kedalam Vaginaku, ”Akhhhhhssssss……..” ucapku mengulangi meracau dengan lirih sesaat batang Penis Om Liem masuk. Karena Om Liem lebih pendek dariku. Maka ia memilih mengunakan tanganya untuk membelai wajah dan kepalaku. Om Liem kembali memompa Vaginaku, tiba-tiba perasaanku menjadi bahagia dan puas saat Penisnya mulai memompa Vaginaku.

Perlahan permainan Om Liem semakin cepat, “akhh…om…ter..us…oh…”deahku berulang-ulang. Aku seolah –olah menyemangati Om Liem yang semakin bernafsu menyetubuhiku. Om Liem pun sepertinya sama tidak rela melepaskan kenikmatan in berakhir cepat. Entah memberikan efek vibra atau apa saat keluar masuk Penisnya secara cepat ke dalam Vaginaku. akibatnya tersemburlah teriakan kecil dari mulutku. ”Ohhh….Ommmm..eennnaakkk!!!”, ujarku seakan tidak mempedulikan siapa aku sebenarnya.1,5 jam kemudian dengan posisi yang tidak berubah, terasa sesuatu pada Penis Om Liem dalam Vaginaku. ”Oh.. Shin, aku rasanya mau keluar. Oh…aku keluarin..du..lu,”ujar Om penuh nafsu. ”Akh…akh….tahan dikit oh…aku mau keluar om, kita sama-sama yah” jawabku memelas. Setelah mencoba memompa kembali berberapa menit, …ohhh…ohhh…..Om…aku keluuaarrrrr….” Jerit ku tanpa malu mengimbangi keluhan lirih Om Lirih yang ikut mendesah.

“Crot…crot..crot,” Sperma Om Liem masuk dengan bebasnya kedalam Vaginaku.

Setelah melalui orgasme, perlahan gairahku kembali berkobar, dengan goyangan batang Penisnya di tengah jepitan Vaginaku. Om Liem dengan konstan tetap menstimulasi Vaginaku dengan batang Penisnya. Aku mengangkat badanku, dan memutar membelakangi Om Liem, setelah mengarahkan, Penis Om Liem langsung kududuki, dan menelan habis semua batang Penis Om Liem. Entah gaya apalagi yang diminta Om Liem aku hanya mengikutinya, Tak lama Om Liem kemudian mendorong tubuhku, dan mengambil alih posisi di atas, dengan napasnya yang menderu, ia menyelipkan penisnya ke Vaginaku. Setelah mendiamkan sejenak, Om Liem mulai bergoyang, lututku ditekuk dan agak diangkat sehingga pinggulku ikut terangkat. Sebelah tangannya membantu menahan kedua kakiku, sedangkan yang satunya menyerbu klitoris yang kurang mendapat sentuhan pada posisi ini.

Setelahnya kami tertidur, dan aku dibangunkan pada sore hari. Ivan dan Selly akan pergi ke Bali untuk mengurusi bisnis. Sejak saat itu, aku tinggal dengan Om Liem menemaninya dirumah atau proyek kerjanya. Dalam kehidupan seks, dalam seminggu bisa 3-4 kali terjadi, Kami sering mendiskusikan berbagai posisi, sehingga bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan setiap posisi favorit kami. Aku pun mulai nyaman kehidupan Om Liem, dia mulai tidak mengoda perempuan untuk saat ini. Aku menjadi simpanan Om Liem, meski Om Liem tidak memiliki istri namun hampir sama. Aku pun mulai ikut dalam kehidupan Om Liem. keinginanku adalah bertemu dengan Selly, tetapi bagimana caranya. Rasnya aku mesti bersabar.

bersambung
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Luar biasa ditunggu kelanjutannya hu. kira-kira sinta hamil ga ya?
 
Semoga segera update, atau malah udah beres karena udah jadi simpanan jangan jangan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd