Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Sentuhan Bidadari (Angel’s Touch)

Bimabet
Episode 18

Aku keluar sebentar dari apartemen Caca. Dokter Sari menunggu sebentar. Aku turun ke lobby dengan lift, mencari kamar mandi, dan aku melepas cincin itu. Aku mungkin lebih aman ketika menjadi Santo

Aku kembali ke apartemen Caca. Caca membuka pintu dan raut wajahnya berubah. Ia sangat ramah ketika aku menjadi Billy namun sangat jutek ketika melihat Santo

“ masuk”

Ucapnya dingin. Ia bahkan memundurkan badannya cukup jauh untuk menghindariku. Dokter Sari menoleh. Ia berdiri dan mendekatiku

“ Mas Santo?”

Aku mengangguk.

“ Mana Billy?”

Tanyanya.

“ Dia pergi. Dia sudah cerita semuanya. Ia meminta bantuan saya karena mereka tidak mengenali saya”

Dokter Sari mengangguk pasrah. Ia mendekat dan meraih tanganku

“ mohon bantuannya ya mas”

Aku mengangguk. Caca lalu mendekat dan menatapku bingung

“ mas ini beneran temenan deket dengan Billy?”

Tanyanya heran.

“ kami berdua seperti saudara”

Jawabku. Raut wajah Caca seketika ramah

“ wah, boleh pinjem Mas Santo bentar ga kak? Ga buru-buru kan?”

Sari mulai menatap Caca heran. Ia melepas tanganku dan hanya mengangguk. Caca tertawa lalu mengajakku ke kamarnya

“ ke sini mas”

Ia menutup dan mengunci pintu. Ia lalu mengajakku duduk di kasurnya dan menatapku serius

“ mas, coba ceritain. Sebenarnya ada apa antara mbak Sari dan Billy? Mereka nikah? Pacaran? Atau cuma deket aja?”

Aku sempat diam. Aku lalu mengatakan kalau Billy dan Sari lebih dari sekedar pacaran

“ Billy. Dasar Playboy”

Ucapnya kecewa

“ terus, bener kalau Billy juga tidur dengan Suster Dewi dan Suster Siska? Mereka cerita sama aku dan “

Ia seperti menahan tangisnya

“ rasanya sedih. Aku…. Aku….”

Aku mengangguk

“ Kenapa Dokter Sari ga tahu?”

Tanyanya

“ ia percaya dengan Billy”

Ia tiba-tiba menggenggam tanganku dan menatapku dengan wajah yang penuh dengan air mata

“ mas, aku sebenarnya pengen ngomong ini tapi aku takut dengan Dokter Sari. Aku….. aku tergila-gila dengan Billy. Bertahun-tahun ini aku bener-bener terobsesi. Ia pernah buat janji tapi dia pergi. Aku mau maafin dia asal dia balik. Aku pengen kami deket dan hidup sama-sama. Atau paling ga….”

Ia ingin hamil anak Billy. Ia benar-benar hampir gila karena Billy. Handphone penuh dengan foto Billy sewaktu aku di Indonesia dulu. Bahkan foto bugilku banyak sekali di sana.

“ itu tujuan hidup aku. Aku ga bisa bayangin hidupku tanpa Billy. Paling ga, aku pengen punya anak dari dia.”

Aku hanya diam. Suster Dewi juga sangat sedih saat aku meninggalkannya. Ia seperti kehilangan jati dirinya juga. Hanya Suster Siska yang cukup normal tanpa Billy. Apa kekuatan ini benar-benar membuat wanita tergila-gila sampai kehilangan akal sehat dan harga diri mereka? Suster Caca tiba-tiba memegang tanganku erat

“ aku siap bayar berapa aja. Aku siap kasih mas apa aja. Atau, aku juga siap layani mas Santo”

Kurasa Suster Caca benar-benar tergila-gila karena Billy

“ ga usah mbak, setelah masalah dengan Dokter Sari selesai, saya ajak Billy ke sini”

Ia tersenyum. Ia lalu memelukku erat. Lucu karena mulanya ia sangat jutek dan sekarang ia sangat ramah bahkan memelukku erat.

“ maaf aku salah nilai mas. Aku jijik karena mas seperti cowok mesum dan aku…. Aku ga suka penampilan mas. Tapi aku salah. Mas ternyata jauh lebih baik dari yang aku kira. Bahkan…. Mas lebih baik dari Billy karena mas ga mesum. Aku nangis waktu tahu Billy tidur dengan Suster Dewi, Suster Siska dan Dokter Sari”

Aku tersenyum malu. Andai ia tahu kalau aku juga Billy. Dokter Sari tertidur di sofa. Awalnya Caca mengajak tidur dan ia mengizinkan aku tidur di mana saja. Termasuk sekasur dengannya. Namun aku berpikir ini mungkin saat yang tepat untuk pergi.

Caca meminjamkan mobilnya padaku. Ia bilang jika aku butuh seseorang, ia siap menolong dan melayaniku. Ia juga siap mengenalkan aku pada siapa saja jika aku mencari istri perawan. Aku membangunkan Dokter Sari dan ia terbangun. Ia menggandeng tanganku erat dan kami permisi kepada Caca

“ makasih ya Ca. Kami hutang budi sama kamu. Sampe dipinjemin mobil”

Ucap Dokter Sari. Caca langsung memeluk Dokter Sari.

“ gapapa mbak aku seneng bisa nolong”

Ucapnya. Kami berpisah. Aku dan Dokter Sari naik ke mobil

“ mas”

Dokter Sari tiba-tiba memegang tanganku saat kami keluar parkiran apartemen

“ apa bener Billy tidur dengan Suster Caca?”

Aku dengan tegas menggeleng kepala. Entah kenapa aku tidak ingin Caca tahu

“ syukurlah. Aku tahu Billy ga gitu. Ya emang sih. Terkadang cewek sekali pun pasti pikiran jorok waktu lihat Billy. Aku…aku juga gitu soalnya”

Aku menahan tertawa mendengar ucapan Dokter Sari

“ kok ketawa?”

Tanyanya heran

“ ga, aku ga tahu kalau cewek juga suka pikiran jorok”

Jawabku. Dokter Sari tertawa

“ Cowok cewek itu cuma beda kelamin doang. Kita sama-sama manusia. Malah kadang cewek lebih nafsu dari cowok. Cuma kita mainnya halus aja”

Jawabnya. Aku senang Dokter Sari mulai berbicara santai dan tidak tertekan lagi. Aku tertawa pelan

“ kok ketawa lagi?”

Tanyanya geram

“ gapapa baru tahu aja”

Jawabku. Ia pun ikut tertawa

“ mas udah nikah?”

Aku menggeleng kepala

“ belum Dok, saya ga laku. Jelek gini mana ada yang mau”

Jawabku lagi

“ jangan gitu lah, harus percaya diri. Aku lihat Mas Santo rapih sopan. Coba kalo agak wangi lagii. Belum ketemu aja. Coba aja buka diri dan cari kenalan di luar sana. Apalagi cowok itu perlu ejakulasi 21 kali sebulan lho”

Aku tercengang aku tidak tahu pria harus ejakulasi sesering itu

“ iya bener. Emang sih banyak dokter yang meragukan teori ini. Tapi paling ga nurunin resiko kanker prostat, nurunin stress, ningkatkan kualitas tidur, ningkatkan kekebalan tubuh, ningkatkan kualitas sperma juga. Banyak kan? Tapi kalo bisa jangan coli juga”

Ia sangat terbuka. Aku senang sikapnya sama seperti saat bersama Billy walaupun aku kini sebagai Santo

“ kamu sama Billy cara ngomongnya mirip ya. Kok aku kayak lagi ngomong sama Billy. Jadi nyaman aja”

Aku tertawa kaget. Aku tidak tahu Dokter Sari menyadarinya

“ iya banyak orang ngomong gitu”

Tidak lama polisi melintas. Kami terdiam. Kami teringat apa yang terjadi sebelum berpindah ke rumah Caca. Raut wajah Sari seketika ketakutan. Aku pegang tangannya dan ia melihat tanganku. Ia lalu sadar kalau kontolku berdiri sangat tegang di balik celanaku

“ mas Santo?”

Tanyanya heran

“ ah maaf mbak”

Aku melepaskan tanganku. Aku berusaha menutupi kontol tegangku tapi tidak bisa. Dokter Sari terus melihatnya. Ia tiba-tiba menggenggam tanganku

“ aku belum sempet makasih. Mas udah nyelamatin aku dan temuin aku ke Billy yang asli. Itu ga ternilai. Tapi aku ga bisa layanin mas. Aku ga mau khianati Billy. Aku mohon mas ngerti”

Aku menggenggam tangannya. Ia menarik nagas panjang. Ia memejamkan dan berbisik

“ maaf ya Billy”

Andai ia tahu kalau kami orang yang sama. Tangannya sangat halus. Aura dan kecantikan Sari kini hampir menyamai bidadari karena telaga mimpi. Sesuatu makin berdiri dari balik celanaku. Aku berusaha menutupinya. Dokter Sari menyadarinya. Pipinya memerah dan ia membiarkannya.

Kami meninggalkan Jakarta. Kami berkendara ke daerah di mana Dokter Sari curiga di sanalah orang tuanya pindah. Aku masuk tol dan berkendara ke arah Jawa. Saat itu Sore. Aku pacu gas ke kecepatan tinggi. Sari mengenakan hijab dan masker untuk menghindari cctv

Kami mampir ke rest area. Tidak ada polisi di sana. Sari menundukkan wajahnya. Aku turun dari mobil dan mengisi ulang mobil. Aku baru sadar uangku tinggal 10 ribu dan aku tidak ada uang lagi. Sebuah mobil mengantri di belakangku

“ mbak nanti yang bayar kakak saya ya yang dibelakang”

“ hah?”

Mbak itu mulai curiga. Aku segera mengangkat tangan dan berteriak

“ makasi bang”

Tidak ada respon dari mobil itu namun mbak itu seperti percaya. Manager mulai mendekat namun aku masuk mobil dan langsung gas kecepatan tinggi. Dokter Sari tidak sadar apa yang terjadi. Aku melaju dengan kecepatan tinggi. Dokter Sari kembali tertidur. Aku tiba di pintu tol dan hendak keluar

“ lho? Kartunya mana mas?”

“ patah mas. Makanya saya muter lagi. Deket kok saya dari deket sini bukan dari Jakarta”

Tanpa banyak bicara mas penjaga pintu tol itu membukakan kami pintu tol. Dokter Sari tertidur. Aku keluar tol itu gratis tanpa membayar sedikit pun.

Aku masuk ke sebuah jalan gang. Dokter Sari terbangun. Ia sadar kami keluar dari tol. Ia membuka masker dan hijabnya. Ia kembali menjadi dirinya.

“ ini alamatnya mas”

Ucapnya sambil memberikan alamat yang tertulis di kertas. Jalan itu tiba-tiba menjadi jalan tanah. Aku beruntung SUV compact Honda suster Caca masih mampu melewati jalan ini. Tidak ada rumah warga lagi. Kami terus masuk melewati jalan yang gelap gulita itu. Dokter Sari masih berusaha tenang.

Kami tiba di sebuah rumah gubuk. Aku parkir mobilku namun belum mematikan mesin. Aku keluar dari mobil dan Dokter Sari menunggu di dalam. Ada warung di gubuk itu namun sudah tutup. Tidak lama pintu itu terbuka

“ cari siapa ya mas?”

Seorang gadis cantik putih bersih keluar dengan kaos dan celana pendek. Perawakannya seperti super model. Kulitnya putih bersih seperti cewek Asia timur dan bodynya langsing tinggi seperti model. Hanya saja gayanya sederhana. Sari keluar dari mobil dan gadis itu seperti terkejut melihat Sari ada di sana

“ kak Sari!”

Teriaknya kaget

“ Hani!”

Sari segera memeluknya. Sepasang bapak dan ibu muncul ke depan rumah. Mata Sari berkaca-kaca.



Hani

“ Sari!”

Mereka langsung ikut memeluk Sari.

“ Ma! Pa!”

Mereka menghidupkan lampu. Aku perlahan mundur. Aku letakkan kunci mobil itu di saku Dokter Sari. Aku hendak pejamkan mata, melarikan diri ke telaga mimpi namun

“ Mas Santo!”

Dokter Sari memanggilku.

Mereka mengajakku ke dalam rumah. Sari menceritakan apa yang terjadi. Orang tuanya sudah tidak ada apa-apa lagi dan bertahun-tahun ini hidup di gubuk tua di tanah lama mereka

“ ini Mas Santo Pak. Dia yang nyelamatin aku di Amerika.”

Ayah Sari langsung melihatku. Ia mendekat dan langsung memelukku.

“ saya hutang Budi sama kamu”

Ibu Sari lalu mendekat dan menjabat tanganku. Adik Sari, Hani hanya melihat apa yang terjadi. Rumah itu jadi penuh isak tangis

“ mana Billy yang udah meras dan nipu kamu?”

Sari terdiam

“ itu bukan Billy pa. Mereka kembar. Aku ga kenal sama kembarannya.”

Jawab Sari.

“ kembar? Ga betul keluarga itu. Papa kira Papa ga pernah ketemu kamu lagi. Entah hidup, mati, Papa Mama ga tahu kabar kamu”

Sari masih menangis. Mereka lalu berpindah ke kamar orang tua mereka. Hani masih diluar bersamaku. Wajahnya masih penuh air mata. Ada tikar, kasul dan bantal wanita di ruang tengah. Sepertinya ia tidur di ruang tengah

“ saya permisi tidur di teras ya”

Hani menggeleng dan memegang tanganku.

“ gapapa kak tidur di kasur aku aja. Mama Papa ga marah kok”

Hani berdiri dan ikut masuk ke kamar orang tuanya. Aku berbaring di kasur dan tertidur. Aku terbangun di telaga mimpi

Telaga itu sepi. Semua orang terbangun di malam itu dan bekerja. Caca bekerja, Dewi selalu sibuk belakangan ini jadi aku sendiri di telaga itu. Aku membuka seluruh pakaian dan masuk ke dalam telaga, sebagai Santo.

Aku masih belum menemukan Eros. Cermin itu tidak pernah berfungsi. Ia hanya membantuku kembali ke telaga mimpi. Aku juga mencari jejak digital Eros atau Billy palsu. Namun seolah tahu orang akan mencarinya, ia pandai menyembunyikannya sehingga aku tidak menemukannya. Sari hanya tahu ia bos dari banyak perusahaan tapi tidak ada satu pun jejak digitalnya. Ia hanya sesekali disebutkan di berita namun itu saja. Tidak ada akun media sosial, foto jelas atau kenalan yang mengenalinya

Aku terbangun pagi itu di ruang tengah rumah Dokter Sari. Aku terkejut Hani sudah buka warung dan berjualan sepagi ini. Aku melihat jam kini belum pukul setengah 6 tapi warga lumayan banyak yang mengantri. Beberapa melihat mobil Honda yang terparkir di depan

“ ini mas yang punya mobil?”

Tanya salah satu warga sambil menunjukku

“ iya mbak, bener. Temennya pacar kakak aku”

Jawab Hani. Ia masih mengenakan baju yang ia kenakan semalam

“ udah bangun mas?”

Sapanya ramah. Aku mengangguk. Ia mengambil cangkir dan teh lalu secepat kilat membuatkan aku teh.

“ ini ada teh buat mas”

Aku meminumnya. Teh itu sangat segar. Hani tersenyum saat aku meminum teh itu. Ia kembali melayani warga yang membeli sayur dan jajanan pasar untuk sarapan.

“ mas, boleh lihat dalam mobilnya?”

Tanya warga itu lagi

“ boleh Bu,”

Aku membuka pintu mobil dan anak-anak itu berteriak

“ yeee”

“ mas, apa ga takut kotor mobilnya?”

Aku menggeleng kepala sambil tersenyum.

“ ya tinggal bersihin lagi”

Hani kembali tersenyum. Aku menghabiskan teh itu dan sedikit membantunya melayani pelanggan

Sari masih tidur di kamarnya. Warga itu meminjam mobil Caca untuk mengantar anaknya ke sekolah. Aku ke belakang rumah dan melihat tanaman yang mereka tanam. Ada banyak sayur, ada juga buah seperti jambu jeruk dan mangga.

Mobil itu kembali. Warga itu berterima kasih padaku. Hani sudah agak santai dan ia terus tersenyum. Ia sangat manis. Aku duduk di sampingnya dan ia tidak keberatan kami duduk berdampingan

“ istri mas ga marah mas ke sini nganterin kakak aku?”

Tanyanya polos

“ saya belum nikah mbak”

Jawabku. Ia sedikit terkejut

“ ah masa! Kok belum nikah?”

Aku bilang aku belum terlalu mapan dan tidak ada wanita yang menerimaku.

“ mas di kota sih. Ga mau cari jodoh dari pinggiran kota aja?”

Aku bingung apakah ia sekedar iseng bertanya atau sedang menggodaku

“ saya mau kalo ada yang mau”

Jawabku

“ ya udah ayok”

Goda Hani. Aku terdiam. Hani seketika tertawa

“ kok kaget? Santai aja”

Ia makin tertawa. Aku ikut tertawa.

“ aku kira aku ga pernah ketemu lagi sama Kak Sari. Kami ga tahu mau dari di mana, tapi ternyata, Kak Sari datang sendiri. Dan mas yang bawa dia”

Suasana menjadi hening. Aku hanya diam. Kami sempat terdiam berdua di depan warung itu

“ aku sama Kak Sari itu udah kayak saudara kandung. Walaupun aku hanya keponakan Papa. Aku lama di kampung dan Kak Sari tinggal di kota. Tapi kami sangat deket. Waktu mama Papa aku meninggal, selain warga kampung, mereka satu-satunya keluarga aku. Jadi waktu mereka jatuh, aku dengan seneng hati ngerawat mereka di sini”

Tidak lama ayah dan ibu Sari muncul. Wajah Hani kembali santai. Mereka memanggil Hani dan ia langsung berdiri lalu masuk ke dalam.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd