Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Sentuhan Bidadari (Angel’s Touch)

Terima kasih kepada suhu-suhu :ampun:
Nubi mau umumin kalo serial Billy diperbarui ke season 2.
Karakter Billy sendiri sebenarnya mau dibuat tetep orang Indonesia tapi Ganteng, tapi karena ketertarikan Cewek-cewek indo terhadap Bule itu sangat tinggi, ga peduli Ukhti bahkan Chindo, maka dibuatlah Billy ini Bule.
 
Episode 10

New York, 4 tahun kemudian

Aku terbangun di taman kampusku. Aku kuliah tidak lama sejak aku lari dari Indonesia dan pindah ke Amerika. Aku mengambil jurusan Bisnis dan mendapat beasiswa. Aku tamat dalam kurun waktu 3 setengah tahun dan sekarang sedang menjalani beasiswa MBA di kampus yang sama

Bahkan di Amerika, pesonaku tidak luntur. Banyak bule yang tergila-gila padaku. Aku ingat waktu baru pindah aku menyewa di sebuah apartemen dan mendapat diskon cukup besar oleh tuan tanahnya. Lalu aku mendaftar bekerja sebagai kasir di supermarket dan malah diminta menjadi Manager. Aku juga tiba-tiba lancar bahasa Inggris. Salah satu hadiah pemberian Jessika

Aku melihat handphoneku. Aku tertidur selama satu setengah jam di taman. Aku sudah jarang lapar jarang haus tapi aku sering tertidur. Bukan karena kelelahan tapi karena aku ingin mampir ke telaga mimpi.

“ Hai Bill!”

Seorang cewek Bule mendekatiku. Dia Kathrine atau Kathy, artis Hollywood yang juga kuliah di sini. Dia sangat cantik sexy dan dia idolaku dulu. Kami sangat dekat tapi aku belum pernah mengentot dengannya. Aku jarang menggunakan kekuatanku untuk mengentot belakangan ini

“ Kathy, kamu ga ada kelas?”

Ia menggeleng kepala

“ baru selesai. Eh kamu tidur di sini rupanya. Kamu suka ketiduran terus di taman ini? Kamu kerja lembur?”

Aku memang suka tidur di taman ini. Suasananya taman dan sejuk. Aku hanya tidur untuk mampir di telaga mimpi

“ ah aku lupa kalau kau hobinya tidur”

sahut Kathy. Aku melihat jam. Aku ada kelas setengah jam lagi. Aku berdiri dan mengatakan ke Kathy aku harus ke kelas

“ kamu ga mau makan dulu?”

Tanya Kathy. Aku menggeleng kepala

“ aku ga laper. Aku ke kelas dulu ya”

Aku selalu menahan nafsu ketika di dekat Kathy. Ia pun selalu menempel seolah menawarkan diri padaku. Tapi aku tidak bisa melakukan sex pada sembarang orang lagi. Sejak pindah ke New York, tiba-tiba saja aku ingin serius

Kuliah hari itu selesai. Aku ke parkiran dan naik mobil chevroletku. Aku pulang ke apartemenku, tidak jauh dari kampusku. Aku tiba di apartemen, memarkirkan mobilku di gedung parkir, lalu naik lift ke apartemenku.

“ aku pulang”

Aku membuka pintu dan mengucapkan salam. Sari segera muncul

“ Honey, sudah makan?”

Tanya Sari. Aku menggeleng kepala.

“ lho kamu ga makan lagi? Nanti lama-lama kamu sakit. Yuk makan dulu sedikit”

Jawabnya khawatir

“ aku ingin makan masakan kamu”

Ia mencubit tanganku kuat

“ aduuuh!”

“ gombal!”

Kami duduk di meja makan. Aku mulai menyantap makanan yang ia siapkan. Ia duduk di sana, menatapku makan dengan lahap. Ia menyiapkan nasi, sup ayam, sayur khas Indonesia, meski kami tinggal di Amerika. Aku tersenyum sambil mengusap gemas kepalanya

Sari tidak bekerja lagi sejak kami pindah ke Amerika. Sejak saat itu ia mengurus rumah sedangkan aku kuliah sambil bekerja. Ia pasangan yang sempurna. Ia menolongku selama kuliah, tetap sabar ramah dan kepala dingin. Ia dahulu seorang dokter Spesialis namun sekarang ia bukan siapa-siapa di Amerika. Tapi ia tidak pernah tertekan. Justru ia tidak pernah lelah membantuku

“ kamu ga genit kan di kampus?”

Tanyanya cemas. Aku tersenyum sambil menggeleng kepala

“ habisnya aku lihat cewek-cewek di sana mereka semua genit banget sama kamu. Apalagi si Kathy, aktris Hollywood itu”

Aku tertawa kecil aku raih dagunya lalu aku cumbu gemas.

“ mana mungkin aku ninggalin kamu buat wanita kayak mereka”

Sahutku. Sari tersenyum geli lalu kami pun bercumbu.

Kami saling berkedapan mesra. Kami memejamkan mata dan terus bercumbu mesra. Aku lahap bibir dan lidahnya gemas. Ia membalas cumbuanku dengan mesra. Cumbuan kami semakin liar. Aku melepas pakaiannya dan ia mulai melepas pakaianku.

Aku kembali duduk di kursi. Sari berlutut diantara selangkanganku. Ia genggam kontolku yang sudah memerah dengan kedua tangannya. Ia jilat kepala kontolku lalu mulai mengocoknya. Aku mendongakkan kepala dan mendesah. Kocokan kedua tangannya semakin ganas. Ia jilat ujung kepala kontolku dan terus memanjakannya dengan lidahnya.

Ia buka mulutnya lebar dan mulai mengulum kepala kontolku. Kedua tangannya kini berada di pahaku. Ia pejamkan matanya dan melahap kontolku. Ia tenggelamkan kontol besarku hingga menyentuh tenggorokannya. Ia diamkan sejenak Kulumannya lalu mulai memompa penisku ganas.

Aku meremas rambutnya. Sari memompa kontolku ganas. Ia menyapu bersih kontolku dengan kecepatan penuh. Sesekali ia mengocok pangkalnya dengan kedua tangannya. Ia jilat kepala kontolku dengan lidahnya lalu kembali mengulumnya kencang

Kontolku mulai berkedut. Sari mempercepat kulumannya. Aku meremas kepalanya dan menggenjot bibirnya ganas. Aku mendongakkan kepala, mendesah keras, dan tak lama memuntahkan sperma sebanyak-banyaknya di dalam mulutnya

Sari mendiamkan kontolku di dalam bibirnya. Kontolku berkedut memuntahkan sperma sebanyak-banyaknya di dalam bibirnya. Sari melakukan keahliannya. Ia membiarkan kontolku terus berkedut memuntahkan sperma lalu mengulumnya pelan sambil mengocoknya, menelan lebih banyak sperma di dalam mulutnya

Ia melepas kontolku dari bibirnya. Ia tersenyum genit. Ia menelan semua spermaku hingga kontolku kembali bersih. Kami berpindah ke sofa. Sari menungging di atas sofa dan siap untuk permainan kedua. Aku remas pinggulnya dan memasukkan penisku ke memeknya dari belakang

Sari mendesah keras. Aku menggenjotnya dari belakang. Selangkanganku menepuk-nepuk pinggulnya keras. Aku mendesah kencang sambil menghujam-hujam kemaluannya dari belakang. Aku remas pinggulnya dan mendesah lebih kencang

Sari memekik kencang. Aku terus menghujamnya tanpa ampun. Tak butuh waktu lama untuk dia mencapai puncak. Wajahnya memerah dan ia hampir mencapai klimaks. Hujamanku makin kencang dan tak lama, Sari memekik panjang dan mencapai puncak kenikmatan

Memeknya menyemburkan cairan kenikmatan sebanyak-banyaknya. Sofa itu basah. Kontolku merasakan cairan hangat dari memeknya. Aku cabut kontolku, dan ia pun orgasme hebat di atas sofa.

Kami berganti posisi. Aku menindihnya di atas sofa yang basah itu. Aku cumbu dia liar sambil menggenjotnya kasar. Sari hanya pasrah. Aku remas toketnya kasar sambil terus menghujamnya liar. Kedua selangkangan kami saling bertepuk hebat. Ia melepas cumbuannya dan sambil memekik kencang, ia memeluk tubuh erat.

Kami keluar bersama-sama. Aku keluar sebanyak-banyaknya di dalam memeknya. Spermaku menyembur deras, membanjiri kemaluannya. Aku seketika segar. Sari bernafas terengah-engah dan seketika lemas. Aku cabut kontolku dan memeluknya mesra di atas sofa

Kami tertidur di atas kasur. Ia memelukku mesra. Aku terbangun di telaga mimpi. Sari tertidur di sana dan aku pun berdiri. Jessika di sana. Ia berendam di dalam telaga. Aku masuk ke dalam telaga dan berdiri di dekatnya. Ia menoleh lalu memelukku mesra

“ sudah 4 tahun kau di negeri orang”

Bisiknya aku mengangguk. Aku tidak menyangka aku suka tinggal di Amerika. Aku mulai hidup sebagai Billy, bukan Santo. Aku mulai mendapat banyak ilmu baru selama kuliah di dunia bisnis. Dan aku mulai melupakan hidupku sebagai Santo

“ itu bagus, hidup lamamu itu, ingat yang indahnya saja, lupakan kenangan buruknya”

Kami lalu bercumbu. Sensasi cumbuan Jessika jauh lebih nikmat dari cumbuan gadis manapun. Termasuk Sari. Cumbuannya pelan, berirama namun penuh emosi dan terasa nikmat. Cumbuan itu dapat bertahan cukup lama dan mampu menenangkan pikiran.

Tak sadar aku ejakulasi di tangannya. Spermaku memuncrat di tangan Jessika. Sambil mencumbuku ia mengeluarkan sperma dari kontolku ke tangan dan beberapa mengalir ke dalam telaga. Ia menuangkan spermaku ke dua tangannya dan mulai melihatnya

“ spermamu luar biasa sehat. Kau bukan manusia biasa lagi. Sungguh luar biasa kau bertahan dengan satu wanita.”

Ucap Jessika. Jessika lalu menungging. Aku remas pinggulnya dan mulai menggenjotnya dari belakang. Jessika memejamkan mata dan mendesah. Memeknya sudah sangat basah. Wajahnya memerah. Ia mencengkeram pinggir telaga dengan kedua tangannya. Aku semakin menggenjotnya liar

“ ohhhhh”

Teriaknya liar

“ aku masih punya kamu, Jessika. Kau tidak ternilai”

Jessika menggigit bibir bawahnya. Wajahnya semakin memerah. Aku remas buah dadanya dengan tangan kiriku, memainkan putingnya kasar dan terus menggenjotnya. Memeknya semakin basah dan tidak waktu lama bagi Jessika untuk mencapai kenikmatannya

Cairan kenikmatannya menyembur deras kontolku. Cairan itu mengalir di dalam telaga. Aku merasakan hangatnya cairan cinta Jessika. Wajahnya semakin memerah dan ia melolong panjang. Ia sangat puas

Jessika lalu berbalik menghadapku. Aku hisap buah dadanya dan semakin menggenjotnya. Ia terus mendesah. Wajahnya semakin memerah. Jessika memeluk kepalaku erat agar tidak beranjak dari buah dadanya. Aku menggenjotnya kasar sambil melahap liar buah dadanya.

Kontolku berkedut. Aku lepaskan kepalaku dari buah dadanya dan mencumbunya liar. Kontolku semakin tegang merah berurat. Aku lahap bibirnya hingga tak lama kontolku menyembur deras di dalam memeknya.

Kami keluar bersama-sama. Jessika sangat lemas. Ia menyandarkan tubuhnya di pelukanku sambil terengah-engah. Aku duduk di pinggir telaga, dan ia mulai mengulum-ngulumi kontolku, menelan sisa sperma yang keluar.

Jessika terkulai lemas. Nafasnya terengah-engah. Kontolku kembali berdiri dan ia menatapnya sambil menghela nafas. Aku menindih tubuhnya dan mulai mengguyurinya berkali-kali di telaga mimpi

Jessika tertidur di telaga mimpi. Sekujur tubuh dan lubang kemaluannya kini penuh dengan spermaku. Aku berdiri. Aku juga lemas. Aku tidak sengaja melihat Suster Dewi. Sudah lama sekali sejak aku masuk ke alam sadarnya. Aku menghampirinya, memegang tangannya lalu masuk ke dalam alam bawah sadarnya

Ia tertidur di rumahnya. Aku sebenarnya tidak mau mengganggunya lagi. Aku usap kepalanya lalu mencium bibirnya sekilas. Ia selamanya milikku karena aku merenggut keperawanannya. Aku tidak bisa melepasnya.

“ maafkan aku, Dewi”

Ia lalu terbangun. Ia menatapku dan aku menatapnya serius. Kami saling bertatapan. Ia lalu memelukku. Air matanya berurai

“ kapan kau kembali, Billy. Kenapa kau menghilang?”

Aku tidak menjawabnya. Aku kembali ke telaga mimpi meninggalkan alam bawah sadarnya.

“ pagi sayang, nyenyak sekali tidurnya”

Aku terbangun. Sari menyapaku dengan senyum manisnya. Ia selalu terbangun lebih dahulu. Ia sudah menyiapkan aku sarapan. Aku memeluknya mesra.

“ aku dah buat sarapan, aku ke kamar mandi dulu ya. Kamu sarapan aja duluan”

Aku mengangguk. Aku tidak mengenakan pakaian apa pun saat itu. Aku keluar kamar masih dalam keadaan bugil. Aku berjalan ke ruang tengah dan sesuatu terjadi

“ Billy!”

“ astaga!”

Aku ternyata tidak sendiri. Lima suster yang di rumah sakit dahulu, mereka di sana. Mereka entah bagaimana si rumahku dan sedang sarapan. Mereka semua terdiam melihat tubuh bugilku. Mereka seharusnya sudah 20-an sekarang namun mereka tidak berubah. Mata mereka tertuju ke batang kemaluanku yang berdiri tegak dengan gagah

“ ah sorry”

Aku berbalik dan Sari melihat semuanya. Mereka semua panik

“ maaf ya Mbak, soalnya tadi Billy tahu-tahu muncul gitu aja”

“ ganteng kan pacar gue?”

Mereka semua tertawa. Sari tertawa paling kuat. Aku beruntung Sari tidak mempermasalahkannya. Ia hanya menegurku karena keluar tanpa pakaian. Aku memakai kaos dan celana lalu ikut sarapan bersama mereka

“ jadi kalian karya wisata sampai kapan?”

Tanya Sari

“ sebenarnya sih dua hari lagi kita baru sampe di AS. Tapi kita bersembilan sama suster dan dokter lain berangkat duluan. Kita 10 hari di AS.”

Mereka di sini untuk karya wisata. Dewi masih di Indonesia saat aku mengunjunginya di alam bawah sadarnya. Kurasa ia tidak ikut.

“ kalo kalian butuh guide sama aku aja. Aku ga ada kegiatan di sini”

Ujar Sari. Mereka semua setuju

“ kita jalan yuk. Rame-rame. Tapi ga usah ajak Billy.”

Mereka mengajak Sari jalan-jalan keliling New York. Sari tersenyum semangat.

“ boleh! Aku siap-siap yah!”

“ Ntar calling kita ya mbak Sari!”

Mereka semua keluar. Sari memelukku dari belakang. Ia menyandarkan kepalanya dan berbisik

“ kamu bikin aku insecure! Ga boleh kayak gitu lagi”

Bisiknya sedih. Aku memegang tangannya yang memelukku dari belakang

“ iya sayang, tadi aku ga sengaja kok. Aku ga tahu ada orang”

Aku berbalik lalu mencumbunya mesra.

Sari jalan-jalan bersama lima suster muda yang dahulu menjadi teman kerjanya. Aku di rumah bersantai sambil mengurus tugas. Sari sudah menyiapkan makan siang namun aku tidak lapar. Aku hanya makan makanan itu sebagai kudapan saja. Aku hampir tidak pernah lapar dan tidak merasa kenyang meski makan sebanyak-banyaknya. Aku juga tidak merasa haus.

Aku menghidupkan Tv dan menelepon video dosenku tentang tugasku. Saat itu Sore namun Sari belum pulang. Aku tutup laptop dan mulai makan karena aku bosan. Aku menghabiskan makanan itu, mencuci piring, lalu aku duduk dan terlelap karena aku bosan. Aku kembali ke telaga mimpi

Jessika sedang mengurus tanaman. Aku memanggilnya dan ia menoleh lalu tersenyum. Ia kembali mengurus tanaman itu, menatanya dengan rapi lalu menyiraminya. Telaga saat itu kosong, saat ini sore pukul 6 di New York, jadi artinya sekarang jam 6 pagi di Indonesia. Aku menghampiri Dewi saat ia tidur siang di rumahnya namun sepertinya saat ini ia sedang terjaga.

“ kamu rindu wanita itu?”

Jessika tiba-tiba menghampiriku. Aku menoleh lalu menggeleng kepala

“ Tidak juga, aku hanya ingin melihatnya saja

Jawabnya. Jessika tersenyum menahan tertawanya

“ itu artinya kau rindu, bodoh”

Ia lalu menepuk pundakku pelan. Ia masuk ke telaga dan bersantai di pinggirnya. Aku masuk ke telaga dan diam bersantai dipelukan Jessika.

Aku bangun jam 12 malam. Sari masih belum pulang. Aku membuka handphoneku dan ia bilang ia mungkin akan pulang telat. Ia mengirim foto kalau ia sedang minum-minum dengan kelima gadis itu. Ia tidak muncul di telaga mimpi jadi ia mungkin masih terjaga.

Jessika lalu muncul di apartemenku. Sudah lama sekali sejak ia menampakkan diri di dunia nyata. Jessika lebih suka di telaga mimpi. Ia membuka jendela dan minat ke pemandangan malam New York

“ jadi mau di bawa ke mana hidup barumu ini, Billy?”

Aku selalu bingung kenapa ia selalu bertanya seperti itu. Aku berdiri di sampingnya sambil meminum soda dari lemari es

“ aku hanya ingin hidup normal Jessika, itu saja. Aku tidak punya ambisi lagi. Aku mendapat apa yang aku mau. Aku sudah puas”

Jessika hanya diam. Ia seperti tidak pernah bosan dengan pertanyaan itu dan selalu bertanya lagi dan lagi meski ia sudah tahu jawabannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd