Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Sentuhan Bidadari (Angel’s Touch)

Episode 2

Suster Dewi sangat santai. Ia mencuci kontolku sedikit sebelum mengganti saluran kencing. Aku berusaha tenang. Aku menengokkan wajahku ke samping namun aku selalu ingin menengok wajahnya. Wajahku memerah. Kontolku berkedut dan aku tidak sengaja ejakulasi keras sambil memandangi wajahnya. Ia mulanya terkejut. Ia menutupi kepala kontolku dengan tisu. Ia membiarkan penisku ejakulasi lalu membersihkan bagian palkon dengan tisu basah dan semua pahaku, kaki dan kasur yang tersiram sperma. Ia membersihkan kontolku dan aku diam karena sangat malu.

“ ah keluar ya”

Suster Dewi tersenyum malu. Ia melihat kontolku yang ejakulasi keras itu dengan wajah memerah dan mulut ternganga. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Ia menyentuh kontolku sedikit dengan sarung tangan karet dan aku kembali ejakulasi. Kali ini air maniku memuncrat menyembur seragam, hijab hingga menyembur wajahnya beberapa kali. Aku hendak minta maaf namun ia meminta maaf lebih dulu

“ maaf ya Mister. Saya bersihkan lagi kemaluannya”

Ia membersihkan wajahnya dari air maniku. Wajahnya makin memerah. Bekas sperma itu masih menempel di hijabnya. Ia lalu kembali membersihkan sisa-sisa spermaku. Suster Dewi menyadari sesuatu. Ia melihat ekspresi wajahku dan sadar jika aku hampir ejakulasi untuk kesekian kalinya. Kali ini ia sengaja menyentuh, menutupi kontolku dengan handuk dan ternyata benar aku kembali ejakulasi.

“ maaf Mister, kemaluannya sepertinya sensitif sekali ya”

Aku hanya mengangguk. Ia membersihkan kontolku dengan sangat pelan dan hati-hati. Aku tidak ejakulasi kali ini. Aku dengan keras menahan agar aku tidak lagi-lagi malu di depan Suster Dewi. Ia memasangkan aku celana lalu membantuku mengenakan selimut.

“ sebentar lagi kita pemeriksaan dengan Dokter Sari ya Mister. Nanti kita sama-sama periksa semua keluhan mister”

Aku mengangguk. Aku melihat jam dan menunjukkan jam 8 pagi. Suster Dewi keluar dan tak lama membawakan sarapan bersama dengan suster Siska. Mereka memiringkan kasurku hingga aku dapat duduk. Aku raih sendok itu dan sepertinya aku sudah bisa makan.

“ Selamat Pagi Pak. Saya Dokter Sari. Karena di sini belum tertulis mama Bapak, kalau boleh tahu, apa Bapak Ingat nama Bapak.”



Sari


Aku hendak menyebutkan namaku namun aku baru ingat wujudku mungkin sudah berubah. Aku lalu mengarang nama baru

“ William Strong”

Dokter Sari menulis namaku seolah ia percaya. Itu artinya aku memang berubah menyerupai orang Kulit putih.

“ Bapak WNI atau”

“ Amerika, saya WN Amerika Serikat”

Dokter Sari kembali mengangguk

“ tanggal kelahiran?”

“ 15 Maret 2004”

Suster Dewi tersenyum senang. Suster Siska sampai bertepuk tangan

“ masih muda sekali”

Ucapnya. Teman-temannya tertawa. Dokter Sari ikut tertawa. Sebenarnya aku berumur 26 tahun dan belum menikah. Aku bertemu Dina di umur 24 tahun. Ia lebih muda 2 tahun dariku.

“ kamu ingat apa yang terakhir terjadi?”

Aku menggeleng kepala. Dokter Sari menulis apa yang kukatakan.

“ Anda ingat nama Anda Tapi tidak ingat kejadian beberapa bulan terakhir”

Dokter Sari menulis semuanya. Ia membisikkan sesuatu lalu Suster Dewi dan Suster Siska mendorong kasurku keluar. Mereka memeriksa tubuhku dengan MRI scan. Dokter Sari di sana dengan beberapa suster dan petugas. Aku berada cukup lama di sana bugil tanpa busana. Aku lalu keluar dan mereka kembali membantuku kembali berbaring

Jantung, paru-paru dan banyak organ di tubuhku sempat kritis. Namun aku sudah lebih baik. Sebagian besar organ tubuhku sudah normal namun aku masih barus mengenakan tabung oksigen dan masih beberapa hari lagi sebelum aku boleh terapi berjalan. Dokter Sari membacakan keluhan yang lain dan ia juga mengatakan sesuatu tentang kelaminku

Aku mengalami ejakulasi prematur karena kondisi kritisku. Kontolku mudah mengeras dan akan ejakulasi karena rangsangan yang sangat ringan. Ini kasus yang sangat langkah dan tidak bisa disembuhkan dengan sendirinya. Aku akan dijadwalkan untuk operasi cedera kelamin dan harus meminum obat dengan rutin setelahnya

Seluruh tubuhku sempat kritis namun kini sembuh berkat kerja keras dokter dan suster di rumah sakit. Aku ternyata sudah di sana berbulan-bulan. Aku sempat koma. Tapi kini semua membaik dan aku harus melewati satu operasi lagi.

Beberapa hari kemudian. Suster Dewi ditugaskan mengurusku selama di rumah sakit. Seperti memandikan, menyiapkan makan, mengajakku jalan-jalan, dan menemaniku terapi berjalan. Suster Dewi bergantian dengan suster Siska ketika malam hari. Suster Dewi belum menikah dan 15 tahun lebih tua dariku. Ia sudah 33 tahun tapi masih cantik. Begitu juga dengan Suster Siska

Aku sudah melewati operasi kelamin. Aku masih meminum obat demi memperbaiki kondisi kelaminku. Dokter Sari juga mengecek kualitas spermaku dan hasilnya spermaku tetap luar biasa. Aku selalu ejakulasi ketika Suster Dewi membersihkan kontolku sebelum operasi namun sesudah operasi, aku sudah tidak lagi mudah ejakulasi. Wajahnya selalu memerah ketika ia membersihkannya. Aku sudah tidak memakai keteter namun Suster Dewi masih menemaniku buang air. Bisa dibilang aku cukup merepotkan seperti kakek-kakek karena suster Dewi masih harus mengurus pasien yang lain juga

“ Kasian ya, masih muda, tapi kritis begitu”

“ iya, tapi katanya sudah baikan kok. Udah kelihatan gantengnya. Inget ga dulu sempet koma dan ampir mati”

“ dari dulu ganteng kok, sekarang si Mbak Dewi menang banyak”

Aku mendengar celotehan suster lain ketika jalan-jalan pagi dengan suster Dewi. Pendengaranku jauh menjadi lebih baik. Aku masih belum lurus berjalan karena tubuhku belum begitu pulih

Aku berdiri di tamat rumah sakit. Suster Dewi menemaniku selama 15 menit. Sebelum mengantarku ke kamar dan mengurus pasien lain

“ suster?”

Tanyaku pelan

“ Ya Billy?”

Mereka memanggilku Billy di rumah sakit itu.

“ apa suster ingat pertama aku datang ke rumah sakit ini?”

Suster Dewi menggeleng kepala. Ia tidak melihat bagaimana aku datang. Ia hanya mendengar cerita. Mereka bilang petugas ugd membawaku dari ambulan dan mereka bilang aku ditemukan tanpa busana di pinggir jalan. Aku sudah kembali ke Jakarta dan ditemukan di pinggir jalan. Sebelumnya aku tidak ingat apa yang terjadi setelah aku pingsan. Aku ingat aku pingsan di tahun 2021 bulan November, dan ditemukan April 2022. Aku ditemukan tidak sadarkan diri di pinggir jalan dan seseorang menelpon ambulan

“ Terima kasih Suster”

Ucapku. Aku menoleh untuk melihat ekspresi wajahnya. Suster Dewi terlihat malu-malu.


“ ah sudah jadi tugas saya”

Jawabnya. Tidak lama seorang suster berlari ke arah kami

“ suster Dewi, ada pasien kritis.”

Ucapnya. Suster Dewi mengangguk

“ Billy, saya tinggal dulu ya”

Aku mengangguk. Suster Dewi lalu berlari buru-buru bersama temannya. Aku menunggu di taman itu. Aku termenung mengingat apa yang terjadi sebelum aku di sini.

Aku menemukan candi itu. Candi di belantara hutan Kalimantan selatan. Aku menemukan telaga itu yang ternyata terkubur di bawah tanah. Aku bertemu seorang gadis, lalu aku memeluknya, dan ejakulasi, kemudian….. aku berada di rumah sakit ini

Aku sempat melihat wajah baruku di kamar mandi, ketika Suster Dewi membantuku buang air. Aku sangat tempan. Aku tampak seperti pemain bola, dengan tubuh tinggi sempurna. Aku jauh lebih tinggi dari semula. Dari tidak sampai 170 aku tinggi hingga 180an. Rambutku pun berubah pirang. Ini sungguh di luar nalar, tapi nyata terjadi

“ Jika kau meminta harta maka kau akan mendapat kemiskinan….”

Aku ingat setiap bait relief itu. Aku selalu berharap aku lebih sempurna lagi. Aku ingin tinggi, tampan, kuat dan punya kontol besar. Permintaanku yang lain aku ingin Dina, tapi aku belum bertemu dia sampai saat ini.

“ Billy, saya ditugaskan sama kamu hari ini”

Suster Siska muncul. Aku tersenyum. Aku ingat satu permintaanku lagi adalah aku ingin dipuja wanita. Aku bisa lihat itu terwujud saat Suster Siska tersenyum lebar saat mendekatiku.

“ iya sus”

Aku mengangguk. Suster Siska membawaku dengan kursi roda ke kamar. Ia membantuku duduk di kasurku. Aku masih tidak bisa mandi sendiri jadi ia memandikan ku pagi itu. Biasanya suster Dewi yang biasa memandikanku.

Suster Siska tidak sengaja menatap wajahku. Kami saling berpandangan. Aku menatap wajahnya serius. Aku mendekati bibirku ke wajahnya dan suster Siska hanya diam pasrah. Aku mengecup bibirnya pelan lalu mulai menyepat dan penuh nafsu

Suster Siska membalas ciumanku. Kami bercumbu liar. Ia pejamkan mata dan kami pun makin bercumbu dengan liar. Kulilit lidahnya gemas dan ia mengecup lidahku liar. Cumbuan itu perlahan semakin cepat dan liar.

Aku membuka pakaian suster Siska. Suster membuka celanaku. Penisku berdiri keras dan tegang. Kami bergerak cepat. Ia membuka hijab, bra dan cd hitamnya lalu menutup kasur itu dengan tirai.

“ ohhhhh”

Ia mendongakkan kepala dan mengerang keras. Penisku menyeruduk memeknya. Ia masih perawan di umur 33 tahun. Aku mengoyak keperawanannya dengan kontol besarku. Darahnya menetes ke kasur. Aku pegang kedua pahanya dan mulai menggenjotnya pelan dari bawah

Suster Siska meletakkan kedua tangannya di dadaku. Ia membalas genjotanku dari atas. Ia menggoyang pinggul perawannya. Hanya dalam hitungan detik ia menjelma menjadi sangat binal. Aku mendesah dan kasur itu berdecit-decit hebat karena goyangan kami.

Aku meremas buah dada Suster Siska dari bawah. Ia memekik kuat. Kasur itu semakin berdecit. Wajahnya memerah dan ia tersenyum genit kepadaku. Kontolku berkedut hebat. Aku menggoyang pinggulku dari bawah. Aku remas buah dadanya sambil memainkan putingnya. Aku lampiaskan segala nafsuku. Itu pertama kalinya sejak sekian lama aku merasakan memek wanita cantik.

Suster Siska memekik kuat. Ia menghadiahiku dengan ejakulasi hebat di dalam memeknya. Kontolku berdenyut-denyut di dalam memeknya, memuntahkan tetes demi tetes air maniku. Wajahku memerah. Aku lelah. Namun rasanya nikmat sekali karena telah menikmati keperawanan dan ejakulasi keras di dalam memeknya

“ makasi Sus”

Bisikku. Suster Siska mengangguk.

Seseorang membuka pintu. Tirai masih tertutup. Suster Siska sudah mengenakan hijab, lengkap dengan seragam dan pakaian dalamnya. Ia sedang memandikanku di atas kasur

“ semangat mbak Siska! Mau dibantu ga?”

Ucap seorang suster muda.
“ ga, jatah gua nih”

Goda suster Siska. Aku tertawa kecil. Suster itu ikut tertawa. Ia membuka tirai dan

“ wow surga dunia”

Ia terpukau melihat tubuh bugilku yang sempurna. Matanya melirik abs lalu turun ke kontolku yang masih memerah

“ hus, lu ya”

Tegur Suster Siska kesal. Wajah suster itu memerah. Ia lalu masuk dan berdiri di samping Suster Siska

“ harusnya perawat cowok yang urus dia. Mbak harus makasi sama aku karena aku alihin dia ke pasien lain”

Ucap suster muda itu.

“ jadi gitu. Si Dewi ternyata ga ikhlas cewek lain mandiin Billy”

Suster muda itu menatap wajahku lalu tertawa malu

“ maaf ya Billy. Suster sini ganjen-ganjen”

Ucapnya. Aku tertawa. Kurasa itu hanya berlaku untuk Bule brondong yang sangat tampan.

“ kalo menurut aku Suster sini paling baik”

Jawabku. Mereka berdua tertawa.

“ eh aku Caca”



Caca

Suster muda itu memperkenalkan namanya. Aku hendak menjabat tangannya namun ia justru mengambil handuk dan membasuh kepala hingga batang kontolku yang masih mengeras

“ aku 26 tahun dan belum nikah lho. Pacar aja ga pernah. Masih single perawan ting ting”

Ucapnya lagi. Suster Siska menatapnya sinis. Ia menepis tangan Caca yang asik memegangi kontolku dengan handuk

“ sudah, lu bawah baju kotor Billy sana”

Suster itu mengambil pakaianku dan menyadari ada sesuatu.

“ uh oh”

Ucapnya. Aku menatap Suster Caca panik. Suster Caca melirikku dan Suster Siska dengan tatapan curiga

“ kenapa lagi?”

Sahut Suster Siska sinis

“ ga, jarang aja ketemu pasien ganteng. Biasanya kakek-kakek semua”

Jawab Caca

“ sana lu sana”

Suster Caca lalu pergi. Ia pasti menyadari jika ada bekas sperma atau cairan orgasme Siska di pakaianku

“ Bule yang ditemuka pingsan ternyata warga negara Amerika, kini sudah sadarkan diri”

Aku mendengar berita siang itu. Aku viral di TV. Aku tidak punya hp jadi aku tidak tahu kabar apapun. Aku melihat mereka mewawancarai dokter Sari di lobby rumah sakit

“ William Strong sudah sadarkan diri dan sekarang kondisinya sudah mulai pulih. Pasien sendiri baru 18 tahun dan sempat koma beberapa bulan. Kami sampai saat ini sedang menghubungi pihak kedutaan tentang keluarga William Strong ini karena ingatan pasien masih belum pulih”

Mereka bahkan menghubungi kedutaan. Astaga,aku hanya mengarang aku warga negara Amerika. Ini gawat. Bagaimana jika mereka tahu aku bukan warga Amerika.

“ oh Billy”

Tidak lama pintu kamar terbuka dan suster Caca muncul.

“ tebak siapa yang datang?”

Aku hanya diam bingung. Suster Caca menyingkir dan seorang wanita masuk. Aku seketika terkejut

“ kamu?”

Ucapku kaget

“ hei Bill”

Wanita itu. Bidadari berambut merah itu. Dia di sini. Dia datang dengan rambut merah dan pakaian biasa. Ia memakai sweater kuning dan celana jeans putih.

“ kakak kamu dateng”

Aku menatap bidadari berambut merah itu dengan tatapan tak percaya. Aku menatapnya bingung seraya bertanya

“ siapa kau?”

Bidadari itu masuk bersama suster Caca.

“ Jessica Strong. Aku kakakmu, ingat?”

Ucapnya. Aku masih terdiam. Suster Caca hanya tersenyum

“ Ah dia masih belum begitu pulih ingatannya. Jadi, harap maklum.”

Ucapnya pelan. Bidadari itu ikut tersenyum.

“ Terima kasih telah mengurus adikku.”

Ia lalu memeluk Suster Caca.

“ ah sama-sama sudah jadi tugas kami”

Jawabnya. Bidadari itu memelukku. Suster Caca mendekat dan ikut memelukku.

“ aku bawa paspor kamu”

Bidadari itu membawakanku sebuah buku yang sepertinya adalah pasporku. Tanggal lahirku bahkan persis seperti yang aku sebutkan. Bagaimana bisa?

“ bahkan di foto paspornya ganteng, saya tinggal ya”

Suster Caca lalu keluar. Aku berdua saja dengan bidadari itu. Ia menggerakkan jemarinya dan seluruh pakaiannya seketika lenyap. Ia seketika bugil dan tak lama aku pun ikut bugil

“ kau suka hidup barumu? Manusia?”

Tanyanya. Aku mengangguk

“ tapi, apa kau nyata?”

Ia lalu tertawa. Ia duduk dipangkuan dan saat itu juga aku merasakan kenikmatan yang teramat sangat. Kontolku menancap dalam ke memek sempitnya. Jepitan memeknya sangat becek dan luar biasa sempitnya. Bahkan melebihi gadis yang masih perawan. Pinggulku bergoyang dengan sendiri, menggenjot bidadari itu dari kursi rodaku.

“ apa itu penting?”

Tanyanya. Aku mendesah keenakan. Ia tertawa genit. Aku terus menggenjotkan kontolku dan ia menuntun kedua tanganku ke toketnya. Aku remas toket itu dari belakang dan menggenjotnya

“ aku suka kau manusia, kau layak mendapat apa yang kau mau”
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd