EPISODE 47 - ENDING
"dik, nanti malam mas pulang, ajak anak ya jemput ke bandara", ujar seorang pria melalui telepon mengabarkan untuk dijemput.
"iya mas, sampai ketemu nanti, aku sedang nyetir mau ke kantor", balas wanita berambut panjang lurus berperawakan langsing tinggi ini.
"iya, hati-hati ya", balasnya singkat.
suami Tasya sudah mulai akan kembali dan menetap dimana mereka tinggal. sedangkan Tasya sudah memasuki babak akhir dari perjalanan karirnya. yg hari lalu ia lalui dengan penuh semangat, lantas mengetahui bahwa ia mengandung beberapa hari lalu membuatnya sedikit gelisah. ia menjadi merasa sangat bersalah terhadap suaminya yg selama ini bangga terhadap dirinya.
di kantor pun perasaan Tasya juga tak menentu, melihat ia mulai berkemas, log out semua akun media sosialnya maupun akun di komputer kantor. Mariska mulai menunjukkan wajah murungnya karena akan ditinggal pergi sahabatnya bertahun-tahun yg mereka jalin.
"beeeeb ahhhh sepi deh ini besok senin", ujar murung Mariska.
"iya nih beb ahh gimana lagi, aku mohon maaf ya misal ada salah sama kamu selama ini", ujar Tasya dengan sangat tulus.
"iya beb", balasnya dengan cukup sedih.
teman kantor, terutama satu unit dengan Tasya mulai mempersiapkan pesta perpisahan kecil-kecilan. pesta yg akan membuat siapapun yg meninggalkan menjadi baper. namun walau begitu, ibu satu anak ini lebih gelisah menghadapi kenyataan bahwa ia akan memiliki tambahan satu anak yg mungkin berasal dari hubungan tak sahnya dengan seorang boss-nya.
setelah menikah, ia hanya berhubungan dengan suaminya, namun akibat godaan setan, pertahanan Tasya runtuh dan akhirnya boss Andri juga turut menikmati tubuhnya. yg membuat ia tak yakin adalah suaminya pulang sebulan sekali, setiap berhubungan pasti keluar dalam dan jumlahnya sangat banyak sekali. namun Andri juga melakukan yg sama namun terkadang Andri keluar di dalam dan di luar, walau proporsi keluar di dalamnya lebih banyak.
"aku mau ke ruang pak Andri bentar", ujar Tasya pada Mariska. Mariska hanya membalas dengan anggukan dan senyuman.
suara sepatu berjalan yg bertatapan dengan suara keramik, jantung berdegup semakin kencang, tatapan Tasya semakin benci namun juga takut. menyadari bahwa si pria dibalik pintu jati mewah ini adalah kemungkinan ayah dari yg ada di dalam kandungannya. Tasya akan berusaha sangat tenang untuk mencurahkan isi hatinya sembari berpamitan secara pribadi sebelum acara nanti sore.
KNOCK KNOCK
"masuk!", teriak tegas dan lantang seorang dibalik pintu.
"eh Tasya, silahkan masuk dan duduk sini", ujar Andri.
jalan dengan anggun seorang Tasya berusaha tegar untuk tidak langsung emosi dan marah. ia tak meminta apa-apa dari seorang Andri, ia hanya ingin memberitahu bahwa kandungan yg di dalamnya kemungkinan anaknya.
"gimana persiapanmu, sudah yakin dengan keputusan ini?", tanya Andri pada Tasya yg sedang duduk dengan posisi kaki tertutup.
"ehm sudah pak, sudah tinggal jalan aja..", balas Tasya.
ia memandangi ruangan pak Andri sambil berperang bathin. salah satu hal yg menarik perhatian Tasya adalah bingkai foto yg berukuran lumayan besar yg ada di belakang kursi pak Andri. ruangan ini sangat familiar bagi Tasya secara di tempat ini dia dengan sangat leluasa bertelanjang dan beradu nafsu dengan orang yg duduk di balik meja seberangnya. ia cukup mengenal ruangan ini, namun ada pemandangan yg berbeda disana.
"itu foto Ibu dan putra bapak?", tanya Tasya.
"iya, baru aku bawa beberapa waktu ini", balas Andri.
melihat foto berempat yg sangat bahagia dan ceria. wajah sang istri yg sangat terpancar kebahagiaannya dan kedua anaknya sangat riang tertawa. hanya saja mereka tak tau kalau ayah atau suami dadi wanita itu sering mengauli pegawainya. rasanya Tasya tak tega untuk memecah berita yg baru saja ia terima.
"bahagia sekali bapak, saya jadi iri..", ujar Tasya yg cukup lirih.
"sebentar lagi kan suamimu pulang, yg jelas tiap hari akan bisa bertemu dengan dirimu dan anakmu, pasti kamu juga akan bahagia", balas pak Andri yg seolah melupakan kalau setiap ketemu Tasya pasti berakhir dengan seks.
"iya pak, saya berterima kasih sekali atas bantuannya", ujar Tasya.
dengan sangat yakin Tasya mengurungkan niat untuk memberitahu pak Andri terkait perubahan dalam tubuhnya. ia nampak pasrah dan harus mau menerima kenyataan bahwa yg ia kandung adalah benih dari sang suami. sekitar 20 menit mereka berdua di dalam ruangan berbasabasi tanpa ada obrolan yg menjurus, akhirnya Tasya memutuskan untuk keluar ruangan.
dengan lumayan lemas, ia berjalan melewati lorong, sambil membelai perutnya.
"nak, maafkan ibumu yg hina ini ya, ibu janji akan membuatmu anak yg paling bersyukur dan bahagia, yg jelas kamu adalah anak ibu", ujar lemas dalam hati sang ibu yg mengalami kekecewaan.
acara perpisahan kecil-kecilan telah berlangsung. Tasya berurai air mata karena akan meninggalkan segala jenis memory yg terkandung di dalam kantor ini. ia berjalan menuju parkiran dan memandangi kembali kantor yg telah membantu mencukupi ekonomi keluarga muda ini.
"huuuh, akhir dari perjalananku yahh..", ujar Tasya pada dirinya sendiri sambil melihat ke atas angkuhnya gedung perusahaan minyak dan mineral ini.
"bu Tasya, sampai jumpa, sampai bertemu lain waktu", hormat satpam pada Tasya yg juga mengetahui kabar ini.
"iya pak terimakasih", balas seorang Tasya.
*
bandara adalah tempat yg paling kejam bagi sebagian orang. mengetahui sebuah fakta dimana seseorang yg masih hidup namun hampir sangat susah untuk ditemui. dimana perpisahan yg perih terjadi namun juga tempat pertemuan yg penuh dengan haru sukaria.
"mana ayaah dik..", ujar Tasya pada anak yg ia gandeng.
"belum kelihatan maaahh...", balas seorang anak itu.
"aaaaa itu ayaaahh", ujar sang anak menunjuk kepada sosok pria berjalan tegap mengenakan pakaian high-vis, kulitnya yg menghitam karena terik matahari dan mineral panas di tempatnya ia bekerja.
"hai adik sayang", ujar sang suami pada Tasya.
dengan penuh haru, Tasya memeluk sang suami bagaikan sudah tidak bertemu dengannya yg sangat lama. dulu waktu sendirian dirumah adalah waktu yg Tasya sering tunggu karena disanalah ia bisa menikmati semburan orgasme yg diberikan oleh bossnya. namun sekarang, bukanlah nafsu yg ia cari, namun keutuhan rumah tangga yg terdiri dari suami, istri dan anak.
"aku gak sabar untuk mengantarmu ke dokter kandungan, melihat si jabang bayi di usg dan menantikan dia lahir di dunia ini", ujar bangga sang suami.
"iya mas hehe", balas Tasya sambil menggandeng tangan kiri suaminya.
"bentar lagi kamu akan jadi kakak, kamu akan punya adik baru..", ujar sang ayah pada anaknya.
Tasya melihat betapa bahagianya sang suami melihat kondisi Tasya yg akan kembali memiliki anak. ia hanya berhadap semoga ini adalah anak suaminya. wanita satu anak ini, memilih untuk move on dan mendedikasikan diri untuk menjadi seorang istri seutuhnya.
*
Andri pulang dari kantor sudah lumayan petang, pada jam inilah anak-anak menjadi sangat aktif dan bermain. sedangkan Bella sibuk dengan menyiapkan makan malamnya.
wajah Bella semakin bersinar dan cerah, bukan karena ia rajin menggunakan obat muka untuk mencerahkan namun akibat terkena air suci yg sudah lama ia tinggalkan bersama sang suami. kecantikannya semakin meningkat. rasa syukur lebih ia agungkan termasuk kebahagiaan diranjang, dimana ia juga semakin menikmatinya.
keluarga ini seolah menjadi sangat positif, weekend mereka sering mereka gunakan untuk berjalan-jalan dengan anak dan istrinya, bahkan kedua pembantu mereka juga turut diajak. kalau diingat yg lalu bahwa weekend selalu habis untuk kegiatan maksiat yg tiada ujung henti. hanya keinginan diri yg bisa mengeluarkan mereka dari jeratan godaan setan. dengan sangat elegan Bella mampu sedikit demi sedikit meninggalkan teman-temannya yg mengajaknya untuk berpetualang birahi. wanita yg kembali berhijrah ini menemukan teman barunya dari lingkungan yg berbeda, lingkungan yg kebetulan seiman dan berperilaku positif, terbalik dengan teman lamanya.
memang, jika teman hanya itu-itu saja untuk waktu yg cukup lama, bisa saja itu karena kita tidak mampu untuk berbenah dan memperbaiki diri. teman adalah cerminan dari diri kita.
seusai menidurkan kedua anaknya, Bella dan Andri berjalan ke kamar untuk biasanya saling bercerita mengenai harinya dan kalau sedang ada energy biasanya bersenggama dengan halal.
"mas, sebelum tidur ibadah dulu yuk, kamu yg mimpin..", ajak Bella pada suami. dibalas dengan anggukan dan senyuman.
Andri mengakiri ibadah malam itu, Bella masih menggunakan mukena terlihat sangat cantik dan lembut, Andri memutar badannya sambil berdoa dan memandangi istrinya yg juga berdoa.
"mas....", tanya Bella pada Andri yg sedang memejamkan mata sambil berdoa.
"iya..", balasnya yg lalu ia membuka mata dengan sangat perlahan.
"aku ingin ke tanah suci, meminta ampunan terhadap segala dosa yg pernah kita lakukan, dan mendekatkan diri pada pemberi hidup", ujarnya sambil berusaha menahan air mata.
"boleh, besok aku carikan travel agent yg cocok dengan keuangan dan waktu kita", balas Andri dengan sangat yakin dan positif.
Bella meraih tangan Andri dan ia taruhnya di kening Bella sebagai tanda hormat serta patuh terhadap suami.
kebahagiaan mereka berlimpah kali lipat, kebahagiaan yg terbungkus dalam nikmat, kesehatan, ekonomi, dan keluarga yg positif. beruntunglah pada kedua pasangan ini karena mereka sadar bahwa selamanya tidak bisa berbuat seenaknya, mereka bisa meloloskan diri dari jeratan yg terbungkus dalam nikmat walau sesekali digoda untuk kembali ke jalan yg berlawanan, namun mereka tersadar dan kembali menata hidupnya sedemikian rupa, kembali ke jalan sesuai norma dan nilai sosial.
(beberapa hari berikutnya)
"mas....aku datang bulan lagi, nampaknya belum diberi kepercayaan untuk punya anak lagi", ujar Bella dengan sedikit menyesal.
"gapapa, kita pasrahkan aja dengan Yang Kuasa, yang penting kita berdoa dan berusaha", balas Andri sambil memeluk erat istrinya diatas kasur.
-THE END-