Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sekuel : Skandal Sekolah Pelosok

Next Episode Mau Seperti Apa?

  • Lanjutkan Eksekusi Nia dan Ika

  • Perawanin Aliyah

  • Menguak Kembali Kisah Novi


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
[HIDE]
WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
Sekuel : Skandal Sekolah Pelosok

Chapter 12 : Terciduk
***************************************************************************************************************************************
Aliyah

Siang ini aku berkuliah mengenakan gamis putih dipadukan dengan jilbab panjang putih motif bunga, aktifitas perkuliahan seperti biasa.
Jam pulang telah tiba …

Biasanya aku pulang ke kontrakan naik bus kampus, namun sepertinya hari ini aku terlambat ke halte kampus sehingga bus yang biasa kutumpangi sudah tidak ada disitu. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kawasan kampus mencari bus kota yang melalui jalur rumah kontrakanku. Akhirnya kutemukan bus yang kumaksud, dari luar terlihat bus ini sangat sesak namun mau bagaimana lagi, jika aku tidak naik maka aku tidak segera tiba di rumah dan beristirahat. Saat berada di dalam bus, aku celingak-celinguk mencari tempat duduk, namun tidak ada satupun yang kosong sehingga mau tidak mau aku harus berdiri. Setelah 2 halte terlewati penumpang ada yang turun dan naik, terasa bus semakin sesak.

Tiba-tiba dari belakang tubuhku, aku merasakan bahwa ada tangan mengelus pantatku, aku majukan tubuhku, namun lagi-lagi kurasakan tangan itu mengelus pinggulku. Aku tepis tangannya, namun ia terus menerus mengulang perbuatannya. Aku sangat takut dan hendak menangis. Tak berapa lama, aktifitasnya berhenti namun kurasakan ada benda hangat yang menempel disela-sela pantatku yang terlapis cd dan gamis putih, aku benar-benar takut dan hendak berteriak, namun aku ragu, karena bisa saja orang dibelakangku ini berbuat lebih nekat. Melihat aku hanya terdiam, orang tersebut berusaha menempelkan lebih dalam benda hangat itu ke belahan pantatku.

Aku memajukan tubuhku ke depan, karena perlahan suasana di dalam bus sudah mulai lengang. Saat aku menoleh ke belakang sekilas, kulihat disana berdiri seorang pria dengan alat vitalnya keluar dari resleting celananya, betapa terkejutnya aku dan setitik dua titik air mataku mulai membasahi pipiku. “Mbak aliyah..mbak aliyah..” kudengar suara pria menyahut-nyahut dari sisi kanan depan, saat kuperhatikan ternyata mas boby temannya mbak ika dan nia. Aku lekas melangkahkan kakiku menuju bangku disebelah mas boby yang kebetulan kosong.

“Nah duduk aja mbak disini, daripada berdiri” ucapnya singkat. Aku masih sibuk menyeka air mataku dan mencoba membalas dengan senyum tipis. “Loh mbaknya kenapa?” tanyanya khawatir. “Eeenng…eennggak kenapa-kenapa kok” ucapku terbata-bata dan memalingkan wajahku ke sisi lain, betapa malunya aku ditatap oleh pria yang kukagumi. Halte demi halte terlewati, tibalah kini di halte yang dekat dengan rumah kontrakanku. “Mas boby, saya permisi duluan yaa” pamitku ramah. “Ya mbak, hati-hati di jalan” sahutnya singkat.

Setibanya di rumah…

Aku lekas berlari masuk ke kamarku dan hendak menangis sejadi-jadinya mengingat apa yang kualami tadi di bus, sebuah pelecehan seksual. Saat aku tiba di kamar aku lekas mengganti pakaianku dan merebahkan tubuhku di ranjang kesayanganku ini. Aku menangis sejadi-jadinya hingga aku letih dan tertidur. Tak terasa sudah 2 jam aku tertidur, aku terbangun karena mendengar suara aneh dari kamar mbak nia yang kebetulan bersebelahan dengan kamarku.

Kudengar samar-samar suara pria dan suara wanita yang seperti berbisik, aku benar-benar penasaran, dan mengendap keluar menuju jendela kamar mbak nia, “Maaf mbak, aku harus mengintip” ucapku dalam hati. Setibanya aku di jendela kamar mbak nia, betapa terkejutnya aku melihat mbak nia berjongkok di depan seorang pria yang tak lain adalah pak karyo satpam komplek ini, beliau tidak mengenakan sehelai benangpun sementara mbak nia masih berpakaian lengkap, aku merubah sedikit posisiku agar mendapatkan posisi yang pas untuk melihat apa sih yang dilakukan mbak nia dan pak karyo dikamarnya. Dan betapa kagetnya aku melihat dengan jelas mbak nia menggenggam dan menggerakkan tangannya pada alat vital pak karyo berulang-ulang.

Aku yang masih kaget berpikir cepat dan lekas mengambil hp dikocekku, aku akan merekam aktifitas terlarang ini dan melaporkannya ke murrobi kontrakan ini yaitu mbak ika. Adegan demi adegan terekam di hpku, dan tibalah pada adegan suami istri yang sesungguhnya belum pernah kusaksikan dalam hidupku hanya kuketahui dari rumpi-rumpi rekan akhwat yang telah menikah. Kulihat mbak nia melepaskan celana training dan cdnya dan menunggingkan tubuhnya membelakangi pak karyo, terlihat pak karyo mengarahkan alat vitalnya untuk masuk ke belahan pantat mbak nia, sesaat telah masuk, “Ugghh pak” mbak nia mengaduh.

Terlihat pak karyo mulai memaju-mundurkan pinggulnya dan aktifitas mereka tersebut seperti memicu hal lain dalam diriku, namun aku harus berusaha agar tetap sadar dan mengumpulkan bukti-bukti ini dengan baik. Tak berapa lama kulihat tubuh mbak nia mengejang begitu juga dengan pak karyo yang mempercepat gerakan pinggulnya seraya menyebut “Rasain nih punya bapak yang perkasa! Kamu milik bapak wahai Aliyah!!!”.

Betapa terkejutnya aku mendengar teriakan pak karyo tersebut, kulihat beliau mengeluarkan alat vitalnya dari belahan pantat mbak nia lalu seperti mengurut-urut dan diakhiri dengan semburan cairan putih yang cukup banyak ke pantat dan punggung mbak nia. Aku yang masih seperti tidak percaya dengan apa yang kudengar dan kulihat lekas mematikan rekaman video pada hp ku dan berlari kecil menuju kamarku. Setibanya aku di kamar, aku memutar ulang video adegan terlarang yang mbak nia lakukan dengan pak karyo, sekedar memastikan bahwa video itu terekam dengan baik, namun setiap aku melihat alat vital pak karyo rasanya tubuhku memanas dan daerah selangkanganku seperti gatal, entah perasaan apa ini yang kurasakan.

Keesokan harinya …

Aku menemui mbak ika setelah kupastikan bahwa mbak nia telah berangkat ke kampus, “mbak ika, ada yang mau saya bicarakan” sapaku pada mbak nia yang baru saja selesai sarapan. “Mau bicarain tentang apa mbak aliyah?” Tanya mbak ika. “Ini saya kemarin ngeliat adegan terlarang dilakukan oleh mbak nia dan pak karyo satpam komplek kita mbak” ucapku tanpa ragu. “Maksud kamu?!” Tanya mbak ika kaget. “Iya mbak, aku melihat mbak nia dan pak karyo berhubungan intim” jawabku. “Mungkin kamu salah liat kali mbak” ucapnya.

“Beneran mbak, sempat aku rekam nih” ucapku seraya menunjukkan hp ku ke mbak ika, ia lalu memutar video tersebut, kulihat wajahnya merah padam. “Ini ndak bisa dibiarkan mbak, kita harus tegur mbak nia!” ucap mbak ika lantang. “Iya mbak!” sahutku semangat. “Sebelum itu mbak, saya mau nanya nih, normal gak sih kalau kita perempuan melihat alat vital pria lalu merasakan tubuh memanas dan ada yang rasa geli-geli gitu?” tanyaku polos. “Hhmm” desis mbak ika sembari tersenyum padaku, “Itu adalah keadaan dimana ketika terangsang, dan itu normal-normal saja kok” jelasnya seraya tersenyum. “Oo begitu mbak, makasih ilmunya dan jangan lupa nanti kita tegur bareng mbak nia ya!” ucapku seraya meninggalkannya.

Ika

Pagi cerah membangunkan tubuhku yang sudah semalaman terlelap tenang, kurapihkan ranjangku, ya ranjang yang sering kujadikan sebagai tempat pergumulanku dengan pak karyo. Aku sekedar mencuci muka lalu ke dapur hendak membuat sarapan. Sesaat setelah aku menghabiskan sarapanku, aliyah menghampiriku dan menyampaikan kabar yang lumayan mengejutkan bagiku, karena ia memergoki nia sedang ‘bermain’ dengan pak karyo, bukan hanya menyaksikan namun juga ia rekam. Menyadari bahwa ia telah mengetahui skandal aku dan nia di kontrakan ini, sepertinya aku harus membuatnya bungkam, namun aku belum tau caranya. Intinya sekarang aku gunakan hak dan kewajibanku sebagai murrobi di kontrakan ini untuk menegur nia, walaupun hanya pura-pura supaya aliyah tetap percaya padaku.

Sore harinya …

“Assalamualaikum…” nia mengucapkan salam dari luar pintu. Kulihat aliyah bergegas ke pintu depan untuk membukanya sambil berkata “Wa’alaikumsalam mbak..”. “Loh lagi pada ngumpul di ruang tamu ya?” Tanya nia. Kami hanya diam. “Ada apa ya kok ngeliatin saya seperti itu?” Tanya nia lagi. “Coba mbak nia duduk sini dulu deh” ajak aliyah. Nia yang masih kelihatan bingung akhirnya duduk di sofa tepat di sebelahku. Berikutnya kami berdua menjelaskan teguran kami terhadapnya, terlihat wajah nia merah padam, aliyah berkali-kali memarahi nia hingga sesekali aliyah menangis.

Aliyah juga menunjukkan video yang ia rekam ke nia, sehingga tidak mungkin nia bisa mengelak. Akhirnya setelah perdebatan panjang, nia mengakui kesalahannya dan berjanji tidak melakukan hal zina tersebut lagi, dan berakhir kami saling berpelukan. Setelah musyawarah mufakat usai, “Mbak ika dan nia, saya pamit istirahat yaa” ucap aliyah. Setelah kami pastikan bahwa aliyah telah masuk ke kamarnya. “Kalau sampai kabar ini menyebar, mau jadi apa kita ka?” bisik nia padaku.

“Tenang nanti pasti ada caranya kita membuatnya bungkam..” kataku santai. “Oiya ka, di video dan di kejadian kemarin, pak karyo kan meneriakkan nama si aliyah tuh, apa kita kasih aliyah ke pak karyo aja ya?” ucap nia penuh geram. “Hush! Jangan! Kemarin pak karyo waktu ngentotin aku juga teriakin nama aliyah juga, tapi kita gak serta merta bisa ngasih aliyah ke dia, ingat aliyah masih perawan nia..” jelasku. “Iya..justru karena dia masih perawan, bagus kita kasih bener-bener kenikmatan itu ke dia, biar gila kontol juga dia nanti” ucap nia yang semakin geram. “Sabar ukh sabar…gak gitu caranya, kayaknya aku ada ide” ucapku dilanjutkan membisikkan sebuah ide ke nia, kulihat nia tersenyum licik.
[/HIDE]
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd