Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA SECRETUM TENEBRIS (UPDATE PAGE 103)

Status
Please reply by conversation.
Aku bukan pahlawan berparas tampan

Sayap sayap pupus terbakar

Salah benar semua pernah kulakukan

Angkat gelas kita bersulang….

_SID_





Chapter 12

Jatuhlah Serigala, Tiaraplah dalam Luka






“al…al…ALVAROOOOO” teriak Claire memanggilku di meja makan.

“ah….iya” aku menjawab dengan malas, aku tersadar dari lamunanku..lamunanku yang masih berbekas pelukan dengan Luna. Masih bertanya dalam pikiranku, kenapa luna tidak melwan saat kupeluk? Apa arti kalimat luna “biarkan berjalan dulu..” semua pertanyaan, asumsi, dugaan….berkutat di kepalaku.



“kamu bengong apa si? Diajak ngomong ga respon?” tanya Claire dengan nada kesal.

“biasa masalah RS” jawabku sambil memakan makananku….yang terasa hambar. Emma duduk di pangkuanku….dan bermain dengan makananya. “ayo emma makan yang baik…jangan dibuat mainan makanannya” kataku ke pada emma. Diapun tersenyum dan menganggukkan kepala, kemudian dengan lahap memakan makananya. “pinter anak papa” pujiku.



“tau ga kemarin aku liat tas bagus? Keren gt..kayanya boleh juga tuh. Tas lamaku udah pada jelek< ngelupas..” Claire mulai merajuk

“bukannya 2 bulan yang lalu baru saja kamu beli tas?”tanyaku

“yaa kan ini trend baru…masa aku yang istri COO ga tampil bagus…kamu juga yang malu nanti”



“bukannya kamu sudah minta cerai kemarin” jawabku dingin

Claire terdiam, matanya memerah menahan amarah. Aku yakin mulutnya sudah siap menghujani ku dengan makian dan umpatan. Namun aku menatap tajam Claire, dan memberikan kode ada Emma di sini. Aku memang tidak pernah mau berkelahi di hadapan Emma.



Setelah makan malam yang hening, Emma sudah memakai baju tidurnya. Aku menemani Emma di kamarnya, membacakan cerita untuknya hingga dia terlelap. Emma memang jauh lebih mudah tertidur bila denganku.



Aku beranjak keluar dari kamar. Claire sudah berdiri di sana “aku mau bicara tentang kalimat cerai mu tadi….”

“bukan aku yang meminta cerai…..”jawabku sambil berlalu. Menuju lemari kunci dan mengambil kunci motorku.

“kamu mau kemana lagi? Aku blm selesai bicara” Claire menaikkan nada bicaranya.

“bukan urusanmu lagi sebenarnya. Tapi jika ada apa apa aku ada di warung kopi biasa aku nongkrong” jawabku tajam. “dan cari aku hanya bila ada masalah dengan Emma” lanjutku dingin sambil berlalu mengambil jaketku.



Aku menaikki motorku seperti orang gila. Ninja RR tahun 2012….modifikasi di Blok piston dengan PDK GOLD 1878, karburator kuganti dengan PWK 28, knalpot baja tipis dari cilegon, dan Silencer Acerbis Full Karbon Kevlar. Setang piston di modifikasi khususMenembus kecepatan 150 km/jam bukan hal sulit bagi motorku…dia mampu menembus 200 km/jam di trek lurus. Kenikmatan tersendiri….saat angin mengalir di wajahku dalam kecepatan tinggi…sinar sinar lampu mobil berseliweran di pantulan kaca helm ku.

Sungguh nikmat yang tak dapat kudustakan….



Aku tiba di kafe langgananku….aku memarkirkan motorku. Dan duduk di spot dimana aku biasa menikmati kopiku. Aku mengeluarkan perangkat Vapor ku…liquid baru….blueberry donuts cereal milk….hmmmm nikmat.

Tak lama capucinno ku datang. Hahahah sudah hafal memang. “bro nih capucinno mu…racikan baru..ini cupping tubruknya cb lu rasain sebelum minum capucino nya” the owner si barista bertato yang mengantar sendiri



“wah ini nih…racikan ganti lagi” senyumku mengembang.

“hmmm….acid nya aneh…beda ini but enak…ada hint kacang dan tembakau???” aku mencoba memecah layer kopi yang dia sajikan

“yess…lu bener bro…itu acidnya aroma plum sih..katanya…cm gue sendiri belum bs dapet taste plumnya” jelas nya

“hahahahah oke ini klo ke capucino gmn ya?” aku minum segelas air putih unutuk menetralisir rasa vapor ku. Sruuup…..”hmm…. enak enak kaya nutty gt capucino nya pas banget sama creamy nya”

“bener bro kena susu dia keluar aroma nutty nya, gmn lu enak mana sama yang racikan lama?”

“susah bos, sama sama enak kata gue si…. Hahahhahah” dan kami tertawa bersama.

Malam kuhabiskan di warung ini bercengkrama dengan sang pemilik warkop ini. banyak hal kami bicarakan dari kopi hingga vapor hingga politik. Menyenangkan bisa melonggarkan pikiran ku malam ini.

Dan hp ku menerima pesan messeger. Esok hari aku diminta menemui dewan komisaris RS. Entah drama apalagi ini yang akan terjadi. Peduli setan lah dengan drama RS, malam ini aku ingin menghapus galau ku dengan kopi dan vaporku.





Esok hari



“dok, hari ini diminta menemui dewan komisaris pukul 9” kata tika sekretaris ku. Entah kenapa mukanya sangat penuh senyum bahagia. Nampaknya dia senang aku akan dihajar oleh dewan komisaris.

Kantor dewan komisaris

Nampak di dalam kantor ada 3 komisaris yang hadir. Jennifer Hartawan sang komisaris utama, dan 2 wakilnya Ari Kusuma Wardhana untuk bagian keuangan, Dokter Andy Sinulingga SpB untuk bagian medis nya.

“silakan duduk dokter alvaro” sapa bu Jenni ramah.

“terima kasih bu” sambil aku menarik kursi di depan dewan ini. “selamat pagi bu Jenni, pak ari, dan dokter andy. Ada yang bisa saya bantu?”



“haahahah..khas alvaro kalingga, tanpa basa basi langsung ke pokok masalah” dokter andy tertawa.

Bu jenni tersenyum, “tenang dokter, kita bahas santai saja kok. Silakan kopi dan camilannya dok, kita beneran ngobrol santai saja”



“baik bu” aku megambil gelas kopi daan meneguknya.

“dokter alvaro, pengalaman dokter banyak ya rternyata sebelum bergabung bersama RS ini” bu jenni membuka pembicaraan ini “dan saya suka dengan cara anda selama 2 tahun ini memberikan laporan kepada kami, maaf jika kami dari dewan seringkali menuntut laporan yang lebih rinci dan terkesan mengada ada”

“sudah menjadi tugas saya sebagai COO bu” jawabku tenang

Bu jenni tersenyum kembali. “betul dok, dan saya berterima kasih atas kinerja anda. Laporan yang anda tampikan memang lengkap. Data pun valid setelah tim audit turun memeriksa. Dan laporan audit internal, divisi yang anda pimpin sangat solida dan tidak ada kebocoran anggaran, semua stok opname terkendali dengan baik, tidak ada pemborosan….kecuali…bagian farmasi”

Aku tersenyum……

“saya dengar dokter memindahkan dokter Luna, ke logistic farmasi? Apakah benar?” tanya pak ari

“ya benar pak” jawabku singkat

“apa tujuan anda dok? Memindahkan dokter Luna?”

“memberikan data dan proyeksi pengadaan secara realtime, dan melakukan pengendalian yang dirasa perlu. Dokter Luna ex dokter fungsional, pasti sudah memahami pola pasien dan kunjungan ke RS ini. saya kira dia bisa mengendalikan pengadaan obat dari logistic dengan baik. Laporan pengadaan yang tidak wajar sudah saya laporkan CEO” jawabku.



“benar, laporan sudah ada dan sudah saya baca, meski sudah terlambat beberapa hari sejak anda buat dok. Tidak ada yang memberitahu kami anda menyajikan laporan tersebut” bu jenni mencoba menanyakan seseuatu. “pengadaan yang anda beri tanda khusus, dianggap oleh anda tidak wajar, bisakan anda menjelaskan kepada kami?’



“saya rasa laporan saya sudah lengkap dan bisa dianalisa. Logika sederhana jika pasien kita 80% BPJS tapi pengadaan obat paten 2 kali lebih banyak dari pada obat BPJS. Itu jelas tidak wajar” sanggahku

“betul dok, tapi menurut CEO, dan kepala Intalasi farmasi menjelaskan itu adalah obat paten yang harganya lebih murah dari obat generic” jelas bu jenni

“ahahahahahahah, yang benar saja bu ada obat paten lebih murah dari generic. Apakah yang lapor ke ibu ini sedang mabuk? Atau asal bicara? Ga masu akal bu” jawabku dengan geli



“bisa anda buktikan dok?” tanya pak ari. Sekilas mataku tertuju pada dokter Andy, seharusnya dia tau bahwa apa yg kukatakan barusan benar adanya.

“bisa…dan bila kata kata saya salah, saya akan berhenti dari RS ini. akan saya buktikan bahwa apa yang saya bilang benar” aku mengambil telp ku. “ saya ijin menarik data bu, pak. Saya akan hubungi Dokter Luna” aku memohon ijin unutk menelepon.





“halo dok, saya minta bantuan tolong di emailkan ke saya. Laporan pengadaan obat 3 bulan terakhir………untuk 20 besar obat yang paling kita sering beli dan mengeluarkan cost besar. …….. terima kasih dok” aku menelepon Luna.

Tidak sampai 10 mnit data itu sudah masuk ke dalam emailku. Dan segera aku berikan kepada dewan komisaris. Dokter andi tersneyum membaca laporan tersebut.



“jadi saya siap mundur daru jabatan saya jika saya terbukti bersalah mengahdirkan laporan ini” jawabku tegas.



“tenang anak muda….kamu memang cerdas, dan tangguh. Kamu mampu memiliki team yang luar biasa. Sekejap saja bisa memberikan laporan macam ini” kata dokter andy. “tapi kmu perlu mendinginkan kepalamu anak muda”

Dasar dokter andy, kalo bicara macam Guru padepokan silat. Anak muda…anak muda…. Masa harus kujawab…mohon arahan dan bimbingan eyang guru Begawan andy???? Ini jaman apaaa



“maksud dokter?” tanyaku penuh selidik

“tidak perlu berperang jika perang itu tidak bisa kamu menangkan…..”kata dokter andy penuh dengan makna>

Aku makin bingung dengan maksud pembicaraanya.

“begini dokter….mungkin kami memerlukan ketenangan dokter dalam artian jangan banyak membuat perselisihan dengan divisi Medis dan CEO” kata bu jenni dengan lembut. “sepak terjang dokter bagus, tapi amarah dan emosi yang anda tebar menjadi terror bagi yang lain”



“lho saya hanya melakukan tugas saya bu, jika memang mereka tidak bersalah kenapa mesti takut? Mesti marah? Kalo benar saya pasti tdak akan mengusik dan bertanya kepada mereka” aku membela diri. Dasar CEO dan direktur medis keparat! Beraninya lapor Komisariat….pengecut! babi!

“dokter alvaro tidak salah dari sisi uraian tugas, tapi sikap dan attitude dokter perlu diperbaiki” kata pak ari.



“darah mu panas anak muda, kamu harus mendinginkan gejolak amarahmu. Bersikap bijak dan wlas asih itu lebih baik anak muda” timpal dokter andi.

Gila ini semacam penghakiman untukku? Baiklah baik…aku terima

“baik dok, baik dewan komisaris, jika saya memang harus diam dan tutup mata atas kelakuan para maling ini” jawabku dengan menahan amarah. “ sejak awal bu jenni sudah tahu, karakter saya seperti apa, saya bukan orang yang akan mencuri dari tempat dimana saya mencari makan. Dan saya tidak akan tinggal diam bila ada yang mencuri, taoi jka saya dibungkam seperti ini baiklah” jawabku semakin geram



“betul dok, maksud anda tidak salah. Tapi jika anda berseteru dengan direksi lain, bagaimana pandangan jajaran pelaksana nanti jika anda terus berseteru dan mengumbar amarah?” jawab bu jenni.

“terkadang perlu menjadi buas danjahat untuk membuat Order Within Chaos. Tujuan saya hanya ingin RS ini dikelola dengan baik, bukan dengan plonga plongo semacam Dr Taksaka, dan pimpinan yang mencari untung demi diri pribadi semacam dr Tantri” aku bicara sudah tanpa rem dan tanpa takut. Peduli setan, apa maling terus mau dipelihara.



“dokter…terkadang kita perlu bersabar untuk kepentingan yang lebih besar, mereka senior di bidangnya, dengan jaringan koneksi pemerintahan yang luas. Kita perlu mereka untuk mencari celah di pemerintah, “rekan” di pemerintah yang bisa dengan mudah memuluskan jalan perijinan yang kita perlukan dengan sejumlah rupiah” bu jenni menjelaskan dengan tenang, memang segala alasanini masuk akal. Memang pemerintahan kita pun masih berisi tikus tikus kantoran yang mencari rupiah



“baiklah…jika memang ini kemauan dari dewan komisaris, saya akan menutup mata dan berpura pura tuli atas semua masalah yang terjadi. Saya hanya akan melakukan tugas harian saya seperti biasa” dengusku dengan kesal. Orang orang ini tidak mau keluar dari zona nyaman, tidak mau membawa perubahan. Memang kita butuh uang, tapi bukan berarti halalkan segala cara untuk bisa mendapatkan uang.



Jika kita bekerja lurus dan jujur, aku yakin Tuhan pasti akan memberikan jalan. Jika aku yang bajingan lendisr saja masih percaya dan bersandar pada Tuhan…..apa mereka ini semua sudah tidak punya nurani?



“anak muda….bukan seperti itu yang kami mau…kami hanya berharap kamu bisa lebih tenang…taringmu tidak selalu keluar menyeringai anak muda…” pesan dokter Andy.



“baik dewan komisaris. Apakah ada hal lain yang masih perlu dibicarakan dengan saya?” aku tidak bisa menyembunyikan kegeraman ku. Aku harus segera kembali ke kantor ku. Menenangkan diriku.

Ketiga dewan komisaris menggelengkan kepalanya.



“saya ijin undur diri” aku berdiri membetulkan jasku dan keluar dari ruangan ini.



Mataku memerah, wajahku memerah menahan amarah. Sepanjang jalan ku dari kantor dewan menuju kantorku tak satupun karyawan yang berpapasan denganku berani menyapaku. Mereka tidak akan repot mencari masalah saat melihat rona wajahku seperti ini. KEPARAT! Dasar direksi pengecut, kalah berdebat denganku malah naik ke dewan komisaris. TUA BANGKA BAU TANAH! Aku bukan tidak sopan kepada para senior ku. Tap ini urusan profesionalitas dan integritas….bukan masalah siapa lebih tua dan siapa yang dihormati.



“hai dok. Wah abis ke kantor komisaris ya? Aku denger divisi mu banyak kleuarin duit ya makanya kamu di panggil” Suara KIESWARA memecah keheningan kepalaku. Sontak kesadaran ku kembali dan amarahku memuncak. aku menghentikan langkahku yang memang berpapasan dengannya.

Tatapanku tajam ke mukanya yang cengar cengir “apa katamu? Divisiku? Butuh cermin untuk berkaca? Jangan kau kira aku tidak tahu permainan obat yang kau lakukan di IGD? Berapa duit yang kau terima dari sales obat? Aku bukan orang bodoh macam pimpinanmu yang bisa kau tipu”

Kieswara terdiam dan nampak pucat. Aku berjalan lagi dan saat berdiri tepat di sampingnya aku berbicara pelan “belum lagi 4 pasien yang kau bunuh, karena kau salah diagnosis…lebih baik lepaskan jas putih mu. Ga usah jadi dokter. Pulang dan buka tokok hp saja” kemudian aku melanjutkan langkahku tanpa menoleh ke belakang.

Aku memasuki kantorku merebahkan badanku di sofaku. Menenangkan kepalaku dan migren ku yang sanagt berdenyut ini. aku menerawang ke langit langit kantorku. Mungkin waktuku memimpin disini tidak lama lagi. Aku harus segera mencari tempat lain untuk bekerja.

Aku akan dijegal bila terus berseteru seperti ini. tapi jika aku mengalah sama saja aku tidak membawa perubahan pada system dan larut ke dalam nya. Aku terlelap di kantorku dengan kepalaku yang mashi berdenyut





Sayup kudengar pintu kantor diketuk. Aku terbangun dan ternyata sudah pukul 15.00 mendekati jam pulang. Aku tertidur cukup lama rupanya.

“masuk” kataku

“Permisi dokter Alvaro, selamat sore.”…Luna datang

“Dokter Luna… silakan duduk. Ada yang bisa saya bantu, dok? Ada kesulitan?” jawabku dengan bedebar. Wajahku yang bangun tidur jelas tidak professional.

Luna nampak banyak pikiran, entah apa yang mengganggu benaknya. Speertinya dia tidak konsentrasi.

“Dok?... sepertinya berat sekali pikiranmu… ada apa?”aku menanyakan kepadanya sekali lagi. Luna nampak duduk diam saja di depan mejaku. Aku benar cemas dengan kelakuannya hari ini. kurang cukup masalahkah untukku hari ini?



“Begini dok… saya ada pertanyaan… bagaimana kita bisa tau dan mendeteksi secara dini adanya permainan ataupun monopoli pasar oleh salah satu supplier pabrikan tertentu?” tanya Luna.



“Logistik tidak mau ada dominasi, karena akan jadi beban pembelian dan beban hutang karena ada target yang harus dicapai jika telah menerima advance money dari pabrikan…bla…bla…bla” kujelaskan panjang dan lebar kepada Luna. Tapi nampkanya dia tidak mendengarkan. Luna terpaku dalam lamunannya sendiri. Apa yang sedang mengganggu benaknya? Aku jadi penasaran.



“Luna? Kamu nampak sangat tidak konsentrasi sore ini… ada apa?” aku bertanya sekali lagi. Dan dia melihatku dengan mata teduh nya dan pipinya yang memerah. Ohhhh Luna kau membuat hatiku meleleh

“Maaf dok…” jawabnya kembali menunduk

“Apa yang sebenarnya membawamu kemari dok? Kalau instingku benar, ada hal lain yang sangat memenuhi pikiranmu…”tanya ku sekali lagi.



“Well… tentang kemarin…” luna tercekat



“Oh.. ya… tentang kemarin…” aku menegakkan duduku aku ingin menjelaskan kepada Luna tentang perasaanku dan aku ingin tau sejauh mana Luna berpikir. aku masih terkenang pelukan Luna

ya pelukan yang hangat, lembut, menenangkan....bergabung dengan harum rambutnya....semua hal yang membuatku bisa memejamkan mata dan terasa tenang....tenang untuk tidur sejenak karena percaya akan adanya cinta

“Kemarin… aku tak tahu apa yang sudah menguasaiku… sepertinya aku terbalut emosi. Aku sangat tidak profesional… kuharap dokter Alvaro bisa memaafkanku.”Luna memotong kalimatku.

“ahhmm.. tidak, tidak… “ aku ingin menjelaskan pada Luna



“Tolong, ijinkan aku menyelesaikan kata-kata dan permintaan maafku dulu dok… saya mohon maaf sekali saya tidak cakap dalam mengatur emosi dan perkataan saya. Sehingga saya sudah dengan lancang membentak dan memaksakan kehendak untuk mengobati lukamu kemarin. Kuharap ini bisa menjadi pelajaran berharga yang akan kubawa seumur hidup. Maafkan aku yang sudah melupakan jabatan anda sebagai seorang direktur RS ini. Sedang saya adalah bawahan anda. Yang sudah sering merepotkan anda, baik secara langsung ataupun tidak langsung… sekali lagi kumohon dengan sangat, anda akan dapat memaafkan saya…”

Luna dengan tegas memotong pembicaraan ini



“Terimakasih untuk waktunya dok. Saya permisi.” Kata Luna memecah keheningan dan berdiri menuju pintu











Aku bangkit mengejarnya, dan menahan nya membuka pintu. Merengkuh tubuhnya….memeluknya….mencium harum tubuhnya…..”jangan pernah meminta maaf, kamu tidak bersalah, aku yang bersalah telah jatuh cinta padamu” dan kudekap erat tubuhnya.

….

….





ZAAAAP!!!! Aku tersadar tadi hanya lamunanku. Dan aku masih terduduk terpaku tak bergeming melihat Luna pergi dari pintu kantorku. Aku melepaskannya begitu saja?

Kenapa ini begitu sakit?

Begitu perih melihatnya pergi?

Dan sapu tangan ini masih di genggamanku belum sempat ku kembalikan….
Makasih update nya dok.. semoga sehat selalu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd