Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sebuah Keluarga

Hukuman apa ya yang cocok buat tante May

  • Dilecehin

    Votes: 111 34,0%
  • Dipamerin

    Votes: 123 37,7%
  • Diumpanin

    Votes: 33 10,1%
  • Dianggurin

    Votes: 59 18,1%

  • Total voters
    326
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
mantap suhu ceritanya
ditunggu kelanjutanya
 
Terima kasih suhu sekalian atas kesediaannya menunggu.... :ampun: Posting kali ini akan mengakomodasi hasil survey yang bertarung ketat antara dipamerin dan dilecehin.... Ya sebenernya emang 2 hal itu sedikit banyak berhubungan sih.... Langsung aja..... Monggo....


---------- oooOooo ----------


Pagi ini merupakan satu hari terakhir di Bali mengingat besok kami akan pulang ke Surabaya, dan lagi - lagi pagi ini diwarnai dengan keriuhan dikolam renang antara ketiga anakku dengan Rei, aku hanya memandang sambil termenung dan tersenyum di sofa luar. Seminggu ini benar - benar merupakan refreshing yang berguna bagi aku dan anak - anakku, jelas sekali kebahagiaan dan keceriaan terpancar dari wajah mereka.


"Wooooii...!!! jangan curang dooong!!!!" teriak Rei saat dirinya diserbu ketiga anakku dengan pistol air bertekanan tinggi yang kemaren sempat - sempatnya dibeli saat kami ke Legian.

"hahahaha.... kan mas Rei cowoook!" jerit Mika sambil mengarahkan tembakannya ke punggung Rei yang membungkuk

"Udaah ah!! gua mau temenin tante aja sambil makan, curaang mainnya!!" teriak Rei sambil naik ke atas kolam

"diiih... ngambek gitu sih Rei! hahahaha..." canda Anna

"Ngambekan Nia tembak niiih!!" kata Nia jahil sambil mengarahkan tembakan air bertekanan tinggi itu kearah selangkangan Rei yang langsung disambut cacian dari Rei yang lompat - lompat kesakitan dan tawa kedua saudaranya.

"Tanteee!!! diem aja sih, bantuin Rei napa?" kata Rei sambil mendatangiku sambil mengelus - elus selangkangannya

"kamuu... apa yang mau dibantuin?? perang airnya apa itunya??" godaku sambil tersenyum

"hihihihi... mulai berani yaaa.... awas aja kalo ga ada Mika" bisik Rei sambil membungkuk di telingaku dan berjalan ke meja makan, namun sebelumnya masih sempat menjawil pantatku.

"heh... dasar! udah sana makan dulu!" teriakku


Setelah mengambil sarapannya, yang menurutku berlebihan... 2 potong sandwich tebal, setumpuk sosis, setumpuk bacoon, dan setumpuk ca brokoli... Rei duduk disebelahku ikut tertawa dan mengomentari kelakuan ketiga anakku.


"Tante mau...?" tanya Rei sambil menyodorkan sendok penuh dengan bacoon dan brokoli

"suapin"

"sini... aaa..." mulutku membuka saat Rei memajukan sendoknya, namun alih - alih masuk kemulut sodoran sendok itu justru nyasar ke hidungku

"wkwkwkwkwk!!"

"Rei aaah... sebel"

"Pantes itu idung gede, doyan makan juga"

"sini ah yang bener"

"iyaaaa... aaaaa" kali ini suapan Rei masuk kemulutku, dan seketika langsung terdengar sorakan dari ketiga anakku

"waaaaa...cieee cieeeee" jerit Anna

"Uhhuuuuuyyy!!! kaya nganten baruuu ni yeeee" susul Nia

"Ya Allaaaaah.... genitnya ini mami mami..." kata Mika sambil geleng - geleng

"wkwkwkw" tawa Rei yang tersadar

"iiiihh... sirik deh, makanya udahan sini aah... ayo pada makan dulu giiih" perintahku menahan malu.


Akhirnya mereka pun menyudahi main air dan bergabung makan di belakang bersamaku dan Rei.


"Mas, hari terakhir ni, kita kemana ya enaknya?" tanya Nia

"Watersport dong... masak ke Bali ga watersport" sahut Anna sambil bersandar di tubuh Rei dan menunjuk - nunjuk potongan sosis yang kemudian disuapkan Rei ke mulut Anna

"iyaaa...! mau dooong" jerit Mika kegirangan

"Boleh... tar gua atur, gua tau beberapa tempat yang enak and komplit" kata Rei sambil menyuapi Anna

"Mas cari yang ada itu lo... jalan dibawah air itu dong, penasaran nih..." pinta Nia

"Okee" sahut Rei, yang disambut celotehan antusias ketiga anakku

"ah.. ibu serem ah kalo gitu - gitu, ibu nyante - nyante aja kali ya di pinggirnya, cari yang ada tempat teduhnya Rei" pintaku

"mami sih mau tidur kaya kapan hari di Berawa" ledek Mika

"yaaah...! ga boleh ah masa ibu tidur!" sahut Anna

"aaaah... tante ga boleh tidur, nanti biar ini mereka bertiga pada mau mainan sea walk, mau surfing, mau apa terserah, tapi tante nanti kudu nyobain parasailing sama jetski lah minimal sama Rei" celoteh Rei kali ini sambil menyupai Nia

"apaan ituuuu...? enggak ah" tolakku

"iyaa ibu sama Rei aja, pokoknya kudu!!! kudu kamu seret Rei biar paling ga mainan" kata Anna

"ibu mau main bebek - bebekan aja? sana besok di Kenjeran" ledek Nia

"emang ada?" tanyaku

"hahahaha...!!! ga tau aah!! pokoknya ibu ikutan main dong ga seru amat"

"iya iyaa tapi ibu ga mau yang jalan di dasar laut itu, serem" kataku sambil bergidik

"Deaaal!!!" teriak Mika dan Anna bareng.


---------- oooOooo ----------


"Deeek mandi bareng dong, kelamaan kalo sendiri - sendiri" teriak Nia kedalam kamar mandi yang baru saja diisi Mika

"mbak Nia ama mbak Anna ajaaaa" teriak Mika dari dalam kamar mandi

"pelit amat sih emang adek ngapain?? jangan lama - lamaaaa"

"hahaha... iya iya baweeeel, tapi tungguuu Mika baru pup!!!" jerit Mika lagi

"Mika jorok deh" sahut tante May yang lewat dengan hanya mengenakan handuk

"buruuuu" sahut Nia lagi, sambil berjalan kembali ke kamar


Gua dan Anna memandang keruwetan itu dengan geli


"Babe... mumpung Mika lama, yuk..." ajak gua sambil mengedipkan mata

"hahahaha.... jijay banget deh Rei" tawa Anna sambil menyambut tangan gua

"biariiin..."

"bentar ta ambil baju dulu"

"Udaaaah.... pake bathrobe aja nanti keluarnya" sahut gua sambil membopong tubuh Anna dengan cepat

"waaaaaa... Rei turuniiin sereeem"

"Biar meess...raa" jawab gua sambil menahan berat tubuhnya

"sereeeeem...! kamu kuat ga iniiii??" tanya Anna geli

"gaya doang itu si Rei... gendong ibu aja kuat dia" celetuk tante May sambil berlalu

"tanteee... ga usah ikut - ikut" balas gua

"hahaha... dasar" sahut Anna


Begitu sampai kamar mandi, gua menurunkan Anna lalu mulai mengecup lembut bibirnya yang dibalas dengan sedikit lebih bernafsu oleh Anna. Tangan kami berdua tidak tinggal diam, masing - masing mulai berlomba untuk melucuti pakaian yang dikenakan, tangan kami saling meraba dan meremas.


"oooh.. ssshh... gitu ya ibu digendong... kapan?" tanya Anna sambil menikmati ciuman gua dilehernya

"lupa... dah lama.. nngghh" jawab gua tertahan saat jemari lentik Anna memijat lembut batang kontol dan kantung zakar gua.

"aahh... kontol mu anget say" kata Anna sambil terus memijat batang kontol gua.

"nnhh... enak..." kata gua sambil tersenyum, Anna lalu melepaskan tangannya dan mulai mengalirkan air ke jacuzzi dan menyiapkan bath foam dan lain - lain, sementara gua melemaskan kontol sambil buang air kecil.

"udah siap beb... kamu masuk duluan deh, aku mau pipis" kata Anna


Akupun mulai masuk ke dalam jacuzzi yang mulai menyemprotkan air hangat bertekanan rendah dari segala arah sambil melihat Anna yang kencing dan mencebok tempiknya, hanya dengan melihat itu saja kontolku mulai tegang lagi


"Liat apaan sih ampe serius gitu Rei?" tanya Anna sambil tersenyum dan mulai ikut masuk ke jacuzzi

"Liat bidadari kencing aja cakepnya kaya gitu ya, gimana kalo ngentot" jawab gua sambil merapatkan tubuh ke punggung Anna yang duduk membelakangi gua

"huuu.... piktooor!! mana udah ngaceng lagi" sahut Anna sambil tertawa kecil dan mulai mengelus batang kontol gua lagi

"balik badan say, pengen liat muka cakep, sini sama ta sabunin" Anna pun bangkit berputar dan kembali duduk menghadap gua. Kaki kami saling menyilang sementara kontol gua menempel di sela tempiknya membuat Anna melenguh pelan

"Enak banget ya... mau aku gini terus" kata Anna saat melihat gua mulai menyabuni seluruh kulitnya mulai dari pundak, tangan, dada, perut hingga punggungnya

"Enak aja... masak gini terus, kapan masuk nya coba" kata gua sambil menggesek kontol di tempik Anna sambil menyabuni pahanya.

"ssshh.... iya... pengen rasain ditusuk kontol mu Rei... aahh"

"Besok kalo malem pertama kalo gua keluar duluan jangan ngambek lo beb" sahut gua ganti menikmati tangan Anna yang menyabuni tubuh gua

"nggghh.. emang kenapa? kok keluar duluan? aaaaw... ooohh" jerit Anna saat gua menggigit kecil pentilnya yang mengacung

"Abis pasti enak banget, sempit dalemnya... gelenyer - gelenyer perawan"

"ooohh... sayaang... kamu bikin aku nafsuuu" sahut Anna sambil mengangkat kepala gua dari payudaranya dan mencium bibir gua dengan gemas, lidahnya jelalatan mengoral rongga mulut gua.

"mmmpphh... digesekin luarnya gini aja enak.. aaah apalagi disodokin" tangan gua menarik pantat Anna mendekat sehingga kontol gua semakin membelah tempiknya sejajar keatas kepala kontol gua menggesek klitoris Anna dengan cepat.

"Oooouugghh.. enaak... pengen diperkosa Rei... aaahh... sobek keperawananku besoook... ooouhh" celoteh Anna sambil menggigit leher gua saat posisi tubuhnya gua angkat sedikit dan menimpa gua yang kini sedikit berbaring dengan kepala bersandar pada pinggiran jacuzzi.

"Goyang say..." pinta gua


Anna langsung menuruti permintaan gua, tubuhnya bergerak maju mundur mengoles seluruh batang kontol gua dengan permukaan tempiknya, payudaranya terayun - ayun kecil dan menggoda gua untuk meremas dan memilin putingnya.


"Ooouhh... fuck" racau Anna

"goyang yang kenceng say"

"nggghhh... ga kuaaat..." gerakan Anna semakin liar, beberapa kali gua rasain kepala kontol gua menjawil lubang tempik Anna membuat gua sedikit tersentak

"Sexy banget sih lu beib.... aaduuuhh"

"uuugghh..... ssshh... aaah... aaaah...." desahan Anna semakin menjadi

"aaahh... gila beib... sumpah tampang lu binal banget" kata gua ga tahan melihat ekspresi keenakan dari Anna, badannya masih terus menggerus batang kontol gua, air berkecipak sebatas pinggangnya. Mulut Anna terbuka kecil mengeluarkan desahan - desahan kenikmatan, payudaranya berguncang menggairahkan dihadapan mulut gua yang rajin mencaplok buntalan daging lembut itu.

"Reeeiiii... ga tahaaan.... aku.." gerakan Anna mulai terbatas di area klitorisnya, tekanan pantatnya semakin dalam menimpa paha gua

"mmmppphh.... slluuurrrpp...." hanya gumaman keluar dari mulut gua tertahan gumpalan buah dada Anna yang gua remas dan cucup dengan beringas, lidah gua menjilati puting Anna dengan cepat
dan dalam.

"AAHHHHKKKK...!!! AAAAAHHH... OOOUUUHHH....!" jeritan Anna membahana di kamar mandi ini mengiringi gerakan - gerakan pinggulnya yang bergoyang kecil, tangan Anna mendekap kepala gua menekan dadanya lebih dalam.


Kubiarkan sekitar 10 detik dia menguasai dirinya, mulut gua masih bermain di payudara Anna.


"Enak sayaaang...." bisik Anna sambil mengecup mulut gua dan tersenyum manis

".... mau diapain adeknya?" tantang Anna

"bangun say, emutin cepetan udah ga tahan" kata gua sambil berusaha bangkit, kini ganti Anna yang bersimpuh di Jacuzzi dan gua berdiri didepannya, dengan cepat gua masukan kontol gua yang sudah tegang ke mulut Anna.

"nnnngg..... gggllkk... mmmpp..." suara gelak mulut Anna saat gua menusukan kontol gua dengan kasar ke mulutnya, kedua tangan gua menahan belakang kepala Anna dan membantunya bergerak maju mundur dengan cepat sehingga membuat tangan Anna yang mencengkeram pantat gua berkali - kali menekuk mencakar dalam.

"Oooouhhh... fuuuck... kenyotiiin beb... ooouhh" racau gua sambil kembali menekan kepala Anna hingga dia tersedak - sedak, liur mulai keluar bergantungan di sela bibirnya

"mmmpppphh....gglllukkk... ooek... nnngghhh" berkali - kali Anna tersedak namun gua abaikan, orgasme gua udah di ubun - ubun, gua langsung menahan kepala Anna dengan kuat, kontol gua masuk seluruhnya ke mulut Anna, ujung kontol gua terasa menyentuh kerongkongannya

"OOOOOUUUHHH... FUUUUCCKK!!!" Teriak gua saat semprotan sperma membanjiri mulut Anna, jemari Anna mencakar - cakar pantat gua pertanda keberatan namun sekali lagi gua abaikan, malah hal tersebut membuat kenikmatan yang gua rasakan semakin tinggi

"MMPPPHHH...!!! HOOOEKKK...!! ohooook... oohhoogh" Anna langsung terbatuk - batuk saat kontol gua terlepas dari mulutnya, sperma gua tumpah dari mulut Anna yang tersedak.

"Gila... hooeekk... keselek peju tauuu!!" sungut Anna

"wkwkwk.... enak banget sih"

"ya harus enaak lah, awas aja kalo bilang ga enak" balas Anna sambil melotot lucu

"ini air jadi kotor dong, showeran aja yuuk" ajak gua

"hihihi... orang situ yang ngotorin enak aja"

"eeh... dipikir tempik lu tadi ngecrit kaga ngotorin"

"wangiiiiiii!!!" balas Anna sambil tertawa dan mulai membasahi dirinya di shower yang terletak di samping jacuzzi


Kami berdua kembali saling menyabuni dan terkikik geli.


"Heeeii....! kalian lama amat sih mandi aja?" tiba - tiba ibu muncul dari balik pintu

"tanteeee... mau gabung?" sahut gua cengingisan

"ibu ah bikin kaget" kata Anna

"Udah cepetan gih!! ga usah pake gitu - gituan segala tambah lama nanti"

"gitu - gituan apaan sih? ga ngerti..." goda gua sambil mematikan shower dan melemparkan bathrobe dan handuk ke Anna.

"Ngentooooot!!!" balas tante May geli

"hah?? tante pengen?" balas gua

"ogah... tante udah cantik gini malah keringetan nanti"

"okeeee.... kalo ga mau ya ta perkosaaaa" kata gua jahil sambil berlari mengangkang memperlihatkan kontol gua mengayun mendekati tante May

"hahahaha.... enggaaak geli amat" sahut tante May sambil berlari keluar area kamar mandi

"iseng deh" kata Anna sambil mengecup pipi gua

"Udah buru pake baju aku ta dandan dulu" katanya lagi lalu beranjak pergi

"okeeeee" jawab gua sambil mengeringkan tubuh dengan handuk


Setelah selesai gua pun kembali ke kamar untuk berganti pakaian, ternyata tante May belum keluar dari kamar gua.


"Eh... kirain ga ada orang" celetuk gua

"Ngadem!" jawabnya

"alesan deh tante cantik ini, kan bisa juga dikamarnya sendiri"

"hihihihi...."

"eh tante... ganti dong bajunya, ga ada yang lebih sexy?" tanya gua melihat tante May hari ini menggunakan celana pendek kain dengan motif bunga yang menutupi kurang dari separuh pahanya dan kemeja you can see biru yang lumayan ketat



"hahaha... emang mau apaaa?" tante May tergelak

"mau liat tante cantik ini tampil sexy lah" kata gua sambil mengecup bibir tante May

"ini juga sexy..."

"kurang ah... copot dalemannya" kata gua tegas

"eeh... enggak ah Rei" tante May sedikit kaget dengan kata - kata gua, tangannya refleks menyilang di dadanya

"ayo dong... masak harta kaya gini mau disembunyiin terus, coba deh bayangin sensasinya" bisik gua dikuping tante May sambil mengendus - endus lehernya dan tengkuknya, tangan gua halus meraba gundukan payudara tante May dan selangkangannya

"ssshhh... Rei malu... jangan" desah tante May

"ini Bali tante... banyak yang lebih gila dari sekedar ga pake daleman, ga bakal ada yang protes atau memandang tante dengan heran disini"

"tapi...."

"mmppph... tante ga pengen coba sensasinya?" kata gua lagi sambil mencium lembut bibir tante May dan mulai membuka kancing baju tante, tidak ada penolakan disana

"oohh... Rei" tante May hanya mendesah namun membiarkan gua membuka kaitan bra nya, mengangkat pantatnya saat aku meloloskan celana hingga g string yang dipakainya.

"aduuuuh... liat ni... sexy banget sih tante cantik ini...." rayu gua sambil memandang tubuh polos tante May yang duduk di ranjang

"gombal.... ya udah, tante ga pake daleman, tapi nanti jagain tante ya"

"yaiyalah...!!"

"awas kalo nggak"

"iyaaaaa.... udah tante, pake lagi bajunya... bikin ngaceng liatnya" canda gua sambil berlagak mengatur pernafasan

"hihihihi... trus itu ngapain?"

"yoga... rileks pikiran biar ga horny"

"hahahaha... yang dibikin rileks itu kontolnya sayaaaang.... bukan pikirannya" kata tante May sambil mengelus kontol gua pelan lalu mulai memakai pakaiannya kembali tanpa daleman.


Gua pun bergegas berpakaian dan setelah itu kami berdua keluar dari kamar, tanpa sadar gua menelan ludah melihat badan tante May, kain satin kemejanya yang ketat benar - benar tidak bisa menahan bentukan payudaranya yang membulat besar memantul - mantul kecil saat berjalan, ujung pentil tante May tercetak
di kemejanya dan gua yakin tante May pasti terangsang akibat gesekan kain dengan pentilnya, mengingat baru berjalan beberapa langkah pentil tante May tercetak semakin jelas.


"Bu, tas nya jadi satu aja ya buat baju ganti" kata Nia sambil menata pakaian saat kami sudah ada di ruang tengah, terlihat Mika sedang sibuk mengoles roti di meja makan

"iya jadi satu aja"

"ibu enggak bawa?" kata Nia sambil menoleh dan sedikit terkejut saat pandangannya terpaku di dada ibu, lalu tersenyum geli

"enggak... ga boleh bawa apa - apa sama Rei... jahat banget" jawab ibu menyindir gua secara tersirat

"hahahaha... kasian amat" sahut Nia

"Anna mana?" tanya gua sambil menyiapkan kunci mobil

"Ready honey..." sahut Anna dari belakang gua dan langsung mencium bibir gua lembut, lalu berjalan keluar

"Duuuh... enaknya dapet bibir... Mika cuman dapet roti ni di bibir" bisik Mika menggoda gua saat berjalan beriringan keluar

"wkwkwkwk... bocaaaah!!! jangan sampe gua khilaf" tawa gua sambil mengacak rambut Mika

"khilaf Mika hajar laaah!!" sahutnya sambil bergaya men-Jab udara

"Mami siap bantu kalo urusan itu" tiba - tiba tante May menyeletuk dari belakang

"eeehh... tante cantik.." kata gua sambil beringsut kebelakang menjejeri tante May dan menggiringnya ke pintu samping mobil lalu membuka pintu

"tumben?" kata Anna yang sudah duduk manis di dalam mobil di kursi depan

"buat ibu mertua apa sih say" sahut gua

"nge - ra - yuuuu" balas tante May sambil melangkah masuk ke dalam mobil

"hihihihi.... enjoy your punishment tante" kata gua jahil sambil mengedipkan mata


---------- oooOooo ----------


Kain satin yang kupakai dari tadi menggesek ujung pentilku sehingga menimbulkan rasa geli, aku merasa telanjang saat berdiri di tempat parkir area wisata Tanjung Benoa ini.


"Mamiiii... bantuin ini doong" teriak Mika kepadaku saat kesulitan menutup pintu belakang mobil dengan tangannya yang penuh dengan barang

"hihihihi... loh mana tadi mbakmu?" tanyaku geli

"apaan ditinggal ini kita, mas Rei masih dipipis ga tau dimana, balik pohon paling" sungut Mika saat kubantu dengan barangnya

"Yaudah tunggu mas Rei disini aja ya, nanti repot kalau dia cari"

"situ aja mi duduk" tunjuk Mika kearah beberapa bangku yang disediakan, sebenarnya aku sudah melihat bangku itu sejak tadi namun aku segan untuk kesana karena tempat itu cukup ramai oleh segerombolan bapak - bapak yang sepertinya sedang tour bersama


"iya deh" kataku malas


Kamipun berjalan menuju bangku yang kosong, mataku menangkap pandangan bapak - bapak itu mulai teralih ke kami, bergantian melirik baik Mika ataupun kepadaku, namun semakin dekat pandangan mereka semakin jelas hanya tertuju kepadaku, aahh... tidak, pandangan itu tertuju ke dadaku. Jarak yang hanya sekitar 20 meter itu terasa berat dilangkahku, setiap langkahku menyebabkan payudaraku bergoyang walau aku sudah berusaha menahan langkah untuk tidak terlalu menghentak, kacamata hitam dan topi jerami yang kupakai sedikit menghalangi rasa maluku.


"aaaw!" tiba - tiba aku terantuk batu di dekat kursi sehingga menyebabkan aku terhuyung kedepan, guncangan tak bisa kuhindarkan membuat buah dadaku terpantul - pantul dan aku dapat melihat pandangan mata nanar dari bapak - bapak itu. Seorang bapak yang berdiri disamping ku dengan kesigapan seekor cheetah memegangi tubuhku agar tidak terjatuh.

"eeeh... ati - ati bu" katanya pelan, tangan kanannya menahan perutku dan tangan kirinya menyentuh punggungku, jempol tangan kanan bapak itu menekan bagian bawah buah dadaku tanpa sengaja, nafasku menjadi berat. Sialnya akibat tekanan tangan itu kancing kedua dari atas kemejaku lepas karena tidak kuat menahan desakan buah dadaku, otomatis belahan buah dadaku menjadi terbuka di celah kemejaku itu. Sungguh malu rasanya melihat para bapak - bapak itu melotot melihat kejadian itu, seorang bapak terlihat tanpa malu membenarkan posisi kontolnya.

"aaah... iya pak, terima kasih" kataku sambil menata posisi tubuhku

"iya bu hati - hati" sahutnya lagi sambil melepaskan pegangannya, aku yakin dia bisa merasakan kelembutan buah dadaku yang tanpa pelindung

"mami ga liat - liat ih jalan, eeeh.. itu mas Rei" kata Mika menunjuk Rei yang berjalan kearah kami


Untunglah, jantungku masih berdegub kencang akibat kejadian tadi, tanganku berusaha menutup celah kemejaku yang terbuka, dua orang bapak - bapak yang berdiri disamping kiriku berusaha melirik celah itu untuk menikmati putihnya buah dadaku yang terekspose.


"ayo pak.. kita mulai acaranya" terdengar teriakan salah seorang pemandu wisata yang diikuti rombongan bapak - bapak tadi berjalan pergi menuju pantai.

"asu... susune guedi jon"

"putih su..!"

"ngaceng aku bro" kudengar sayup celoteh bisik - bisik mereka saat meninggalkan tempat, perasaanku bercampur aduk antara kesel, marah, tapi yang menyebalkan aku merasa sedikit terangsang dengan kejadian tadi.

"Mas Rei!!! lama amat pipis aja" celoteh Mika saat Rei sampai

"jauh pohonnya"

"jorok"

"biar... ayok ah... susul Anna" jawab Rei


Mika langsung berjalan duluan didepan dengan bersemangat, aku mengikutinya dibelakang bersama Rei


"Rei"

"apa tante?"

"kancing tante copot satu ni" kataku sambil menunjukan kemejaku, Rei melotot melihat itu

"walaah... hahahaha... kok bisa?" tanyanya, akupun kemudian menceritakan kejadian yang barusan kualami

"wkwkwkw... gimana rasanya tan? seru ga?" tanya Rei setelah aku selesai bercerita

"apaan yang seru, malu ni..."

"malu tapi horni kaaan"

"dasar"

"iihh... ga jawab brati iya hahahaha"

"tau ah, trus ini gimana?" kejarku lagi sambil memegang dadaku

"tante... liat deh itu" kata Rei yang menunjukan beberapa cewek bule yang terlihat, ada yang muda dengan bikini mininya, ada yang sebaya denganku dengan buah dada yang tak kalah montoknya berbalut kaos putih tipis memperlihatkan bayangan puting dan areolanya

"trus..?"

"who care dengan ini" kata Rei menunjuk kancingku

"maluuu"

"tanteeee ngapain malu wong tante cantik n sexy banget, udah deh percaya Rei, pede aja... gini lebih natural, bagus dan memperlihatkan ga ada accident sebelumnya" kata Rei sambil berjalan mundur berdiri didepanku melepas kancing baju atasku, sehingga kini terbuka 2 kancing kemejaku memperlihatkan separuh belahan buah dadaku dan kulit dada atasku terekspose.

"haaaah???" kagetku

"udaaah yakin deh" kata Rei menenangkan lalu kembali berjalan cepat menyusul Mika yang sudah bergabung dengan Anna dan Nia di meja Register.


Aku berjalan dengan perasaan yang berkecamuk, kulihat pandangan nakal beberapa pria menatapku bahkan saat mulai meletakkan tas di beach bench sambil menunduk, seorang bule jangkung yang manis tersenyum padaku


"Nice..." katanya sambil tersenyum dan berlalu, nice gundulmu... tetek ini bukan nice gerutuku dalam hati

"Ibuuu... kita pergi dulu yaaa!" kata Anna sambil berlari kecil mendekatiku, dibelakangnya Rei dan Nia berjalan santai

"iya... berapa lama sih?" tanyaku

"paling 1 jam, tapi nanti kita mau coba surfing juga ada course singkat gitu paling lama 3 jam lah"

"waaah... lamaa banget"

"apa ibu mau ikut??" tanya Nia yang kini duduk disebelahku, Rei berdiri disebelah Anna sambil melirik - lirik dadaku, dasar mesum

"nggak ah" jawabku

"yaudah ibu disini aja ama ditemenin Rei" jawab Anna

"Disini ajaaa... jangan nyari tempat buat ho oh ho oh.." celetuk Nia sambil terkikik

"iiih... apaan sih?" tegurku

"ahahahaha... la abis itu mas Rei udah celegukan liat tetek ibu" sahut Nia sambil mengedik ke arah Rei

"hahaha... iya nih ibu sexy amat, kalah kita" tambah Anna

"Enak aja gua celegukan bukan pengen, tapi aus.... pengen mimik cucuuuu" kata Rei sambil tertawa yang langsung kuhadiahi lemparan handuk

"yaudah aaah... yuk Nia" kata Anna, merekapun berlalu meninggalkan aku dan Rei sendirian


Rei menyeret sebuah kursi lagi untuk berbaring disebelahku, dibukanya kaos yang dikenakan dan mulai berbaring dengan kacamata hitam bertangger dihidungnya.


"Eh... tante ga mau pake lotion SUV?" tanya Rei tiba - tiba sambil miring menghadapku

"hah? oiya... lupa tante, kebawa pula di tas Nia"

"Bilang dong, ini ada... sini Rei balurin"

"duuuuhhh.... baiknya ini mantu" kataku sambil mengulurkan tangan.


Rei pun mulai membalur lotion seluruh lenganku hingga aku terkikik geli saat jemarinya menyentuh ketiak ku, lalu bergantian Rei mengoles kedua lenganku sambil ngobrol tanpa arah, namun hal ini lama - lama membuat tubuhku menjadi rileks. Setelah selesai dengan kedua tangan, kini Rei berpindah ke kakiku, diratakannya lotion di kedua betisku lalu mulai naik hingga paha depan. Tangan Rei tampak berlama - lama bermain di pahaku berulang kali tangannya mengusap pahaku bahkan hingga area yang tertutup dengan celana pendek, gerakan tangan Rei membuat kain celanaku kini terangkat keatas memperlihatkan seluruh bagian pahaku hingga hampir terlihat bagian selangkanganku. Desahan pelan mulai terdengar dari mulutku, rasa nyaman dan rileks berganti dengan nafsu yang meningkat, kegiatan kami yang dilakukan didepan umum ini membuatku semakin tambah bernafsu, dengan kacamata hitam aku dapat melihat banyak lelaki yang lewat menyempatkan diri melirik atau bahkan menatapku, tak terkecuali lelaki yang sudah membawa pasangan pun seakan tergoda untuk menikmati mulusnya pahaku hingga diingatkan oleh pasangannya, rasa bangga sedikit timbul dalam hatiku, apakah aku masih semenarik itu?


Jemari Rei terkadang nakal mencolek tepian tempik tembemku yang halus tanpa bulu membuatku tak kuat melenguh pelan dan menyentil tangan Rei namun tidak melarangnya, Rei yang tau hal itu semakin berani menjawil.


"ooouhh... Rei... geli ah.. nakal amat sih" saat bibir kemaluanku kembali tersentuh jemarinya

"hihihi... abis tante luar biasa sexy sih"

"kamu tu kok sukanya ngerayu tante sih, perasaan sama Nia sama anna ga pernah"

"wkwkwkwk... ya pernah lah, cuman emang ama tante paling sering kayanya, ga tau rasanya seneng aja godain tante cantik ini"

"tu kan... heran deh, selalu ada gombalan disetiap kamu ngomong... ooouhhh" desahku kembali saat Rei mengulangi lagi perbuatannya

"ga tau deh, intinya Rei sayang sama tante" kata - kata Rei itu membuat aku melambung tinggi, sial... kayanya dari awal memang aku jatuh cinta sama gombalan receh Rei

"Tante..."

"Hmmm... sssh.. aahh" aku melenguh sedikit keras saat telunjuk Rei mengorek cepat lembah vaginaku yang mulai lembab

"inget nggak waktu tante aku pijitin?"

"ssshhh... inget lah Rei... enak banget..."

"beneran?"

"bener... bayangin aja tante jadi nafsu"

"itu mah emang tantenya yang gatel"

"oooouuuussssshhh... aaahh" lenguhan dan dengusanku tidak tertahan saat Rei menusukkan jemarinya ke liang vaginaku dengan cepat, keringat dingin mulai mengalir


Aku sudah tidak merasa malu lagi bertingkah seperti ini di muka umum, dapat kulihat kini beberapa lelaki mulai sengaja duduk mendekati posisi kami untuk melihat mulusnya pahaku. Kini Rei menekuk terbuka sebelah kakiku sehingga semakin memperlihatkan bagian dalam pahaku yang padat putih dan mulus hingga selangkanganku.


Kulihat beberapa pria muda mulai terang - terangan menatapku sambil duduk di pasir pantai, dasar.... bukannya pemandangan itu disebelah sana, dilaut... ngapain juga mereka malah membelakangi laut. Aku semakin terangsang dengan kenyataan itu, tangan Rei masih aktif mengelus paha dalamku, tanganku mulai erat memegang pinggiran kursi menahan libido yang naik, dengusan ku terdengar konstan.


Rei tiba - tiba menyudahi usapannya di pahaku, kini Rei bangkit dan menuju belakang kepalaku. Tangan Rei menggapai pinggiran kursi dan mengatur posisi kursi hampir rebah, jantungku berdebar kencang mengira - ngira apa yang hendak dilakukan Rei apakah sama dengan yang ada dipikiranku. Libido yang sudah naik membuatku tidak bisa berpikir jernih, kakiku yang seharusnya sudah bisa kuluruskan kembali masih kubiarkan terbuka mengangkang satu kaki seolah memperlihatkan kepada para lelaki yang lewat untuk menikmati pahaku. Kurasakan poseku sangat binal sekarang.


"Nggggghhh... ooohh..." Desisku saat tangan Rei yang licin akibat lotion mengusap leher lalu mengalir ke bahu dan dada atas ku yang terbuka lebar, posisi Rei berlutut dibelakang kepalaku sehingga dapat kulihat wajah Rei dari bawah bila aku menengadah


"Rei... aaahh" desisku

"Apa sayang?"

"kamu sengaja ya?"

"sengaja apa?"

"kamu bikin tante terangsang didepan umum"

"kan Rei pakein lotion"

"tangan kamu nakal... ooouhh..."

"Nakal kenapa?"

"Nyenggol ooohh... tempik... ssshh... sekarang ngeremesin dada tante
aaahh..." kataku terbata - bata

"Enak nggak?"

"Enaak"

"Kuat nggak?"

"Enggaaak... aaassshh"

"harus kuat, masak mau ngentot disini, bisa diusir kita"

"aaauhh... jangan remes..." pintaku saat tangan Rei sedikit meremas dadaku, kulihat anak pantai yang duduk didepanku semakin banyak, beberapa terlihat gelisah membenarkan kontol... aaaah... kontoool... aku membusungkan dadaku sehingga semakin mencuat keatas, gila... aku jadi binal...

"buka satu lagi ah..." kata Rei sambil membuka satu lagi kancing bajuku, jantung ku berdetak kencang, kini bajuku terbelah terbuka hingga bawah dadaku, pinggiran kemejaku jika tersingkap maka akan memperlihatkan kedua buah dadaku secara utuh, namun Rei hanya membuka sedikit di sebelah pentilku yang sudah menegang tak karuan.


Tangan Rei kini sudah mulai mengoles lotion ke lembah dadaku, hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan mengingat bagian itu harusnya tidak terpapar matahari, dari atas tangannya turun melalui belahan dadaku lalu naik menangkup bulatan dadaku naik menjalar melewati putingku tanpa membuka kain yang menutupi.


"Oooouuhhh...aaahhhh" desahanku terdengar keras tidak kupedulikan, kini kakiku yang masih lurus malah dengan naluri liar yang ada kutekuk dan kubuka lebar


Aku kini mengangkang di kursi pantai ini dengan celana pendek yang sudah tidak dapat menutupi pahaku dengan benar bahkan memperlihatkan sebagian selangkanganku, sementara bagian dadaku terbuka lebar dan sedang di remas - remas oleh Rei dari belakang, kulihat seorang pria muda terbangun dari duduknya didepanku dan berlari kecil dengan gelembungan besar dicelananya... aaah... apakah dia akan onani dengan membayangkan diriku? sedikit jauh di dekat perairan aku melihat seorang bapak - bapak menatapku nanar, tangan kanannya tersembunyi di balik celananya... astaga... apa dia ngocok di situ??? Aku menutup kedua kakiku dan meluruskannya, terlihat beberapa wajah menghela nafas menahan kecewa.


"OOOUHH..!" Jeritku saat kedua pentilku di pelintir oleh Rei, teriakan ku kembali membuat wajah kecewa itu kembali berbinar, malu sekali rasanya.... namun vaginaku berkata lain... basah kurasakan disana.

"Husss... keras amat jeritnya"

"Reeeii... gelii..."

"dah... selesai" kata Rei mengakhiri kegiatannya, aku merasa kehilangan. Dadaku naik turun menahan nafsu kubiarkan pakaianku tersingkap tak karuan, biarlah pikirku toh payudaraku tidak ter ekspose seluruhnya.

"Rei..."

"Ya tante?"

"Pengeen" bisik ku manja.

"wkwkwkwk... syaratnya satu..."

"Apa..?"

"Tante naik parasailing dulu"

"takuuut..."

"nggak... aman tuh liat banyak yang main, kan ditarik kapal, tante ga bakal kebawa angin, lagian cuman muter - muter deket"

"....." aku berpikir keras, sungguh aku takut permainan itu, namun adrenalinku yang terpompa akibat birahi membuatku kalap

"ya... oke deh... tapi abis itu puasin tante..."

"iyaaaa cantiiik, ayok kita daftar dulu...." ajak Rei

"....eh itu ga usah dikancingin biarin aja" cegah Rei saat aku hendak mengancingkan satu kancing kemejaku yang dilepas Rei

"tapi kebuka gini" protesku

"kalo ga kesibak ga bakal keliatan toket tante..." sanggah Rei, aku pun tidak menyangkal, sekali lagi birahi membuatku nekat, kini aku berjalan disisi Rei menuju Area Parasailing. Setiap gerakan yang kubuat membuat bajuku sekaan hendak terbuka, belahan payudaraku sudah terbuka tanpa malu - malu, goyangan payudaraku terlihat jelas saat berjalan ataupun membungkuk, semakin banyak mata terarah kepadaku, gesekan kain celanaku membuat tempikku semakin berair.


Saat mendekati tempat parasailing kulihat seorang cewek bule sedang bersiap memakai harness dengan dibantu 2 orang pemuda tanggung berbadan atletis berkulit gelap, dadaku langsung bergemuruh.... aku tahu aku berikutnya


---------- oooOooo ----------


"Seruuuuuuuuuk" teriak Mika kegirangan
"Ibu lagi apa ya?" Celetuk Nia
"Tidur paling....... Reinya ngecengin bule" sahut Anna
"Hahahaha...... tauklah, lanjuuuuuuuuuut aja kitaaaa" tambah nia


Mereka pun kembali bersiap berlatih surfing, tanpa mengetahui pengalaman baru yang akan dialami ibunya


To be kontolnyut......
 
Hmmmmm coba klo dibikin pas di bali ketemu ma mantan suaminya, kayaknya bakal kacau deh pikiran mereka dan sdikit ada konflik
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd