Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sebuah Keluarga

Hukuman apa ya yang cocok buat tante May

  • Dilecehin

    Votes: 111 34,0%
  • Dipamerin

    Votes: 123 37,7%
  • Diumpanin

    Votes: 33 10,1%
  • Dianggurin

    Votes: 59 18,1%

  • Total voters
    326
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
"Ya Allaaaahh...!!! mami..! liat mii, itu monyetnya kawiiiin!!" jerit Mika sambil tertawa menunjuk - nunjuk sepasang monyet yang sedang ngentot.

"Huuushh!! anak kecil.... teriak pula, malu tu diliatin bule!" sahut Anna yang berjalan bersama Rei dan Nia dibelakangku dan Mika


Hari ini kami semua pergi ke Safari Park, dan memang kebun binatang ini bagus banget harga tiket masuk yang mahalpun terbayar lunas. Mayoritas pengunjung sepertinya memang bule, bahkan sedari tadi kulihat hanya kami wisatawan domestik yang terlihat. Untungnya keluargaku kalau mau dibilang turis Asia juga bisa, kecuali Rei... dia sih kayanya turis zimbabwe batinku sambil terkikik membayangkannya.


"Lah ibu ketawa sendiri" kata Nia geli

"Tante bayangin monyet ngentot pasti trus geli kaan" sahut Rei yang langsung dihadiahi cubitan ditangan oleh Anna

"sukuur... tante ketawa, bayangin kamu yang disodomi monyet tadi, kebanyakan ngeledek" jawabku yang langsung disambut tawa ketiga anakku.

"Enak aja" kata Rei sambil nyengir

"Ehh... challenge yuk!" kata Rei lagi

"apaan mas?" tanya Nia

"Tuh... tempat reptil, kita kesana pasti ada ular yang biasa buat foto, kita foto masing - masing dikalungin ular berani ga??" terang Rei

"Gampaang itu sih" kata Mika sambil senyum geli

"Ikut, ular udah jinak ini... kenyang pula, ga bahaya" lanjut Nia

"mmmh... kalo ga berani?" tanya Anna

"iya ibu juga serem ah, kalau dibelit gimana?" sahutku

"yaaah... kalo ga berani ada hukumannya doong" kata Rei jahil

"Nggak apa lagian mi, itu kan ada pawangnya" Mika memberanikan diriku

"Mami berani mika... tapi geliii rembet - rembet gitu ih" kataku sambil bergidik membayangkannya

"aku ga berani beeeb... hukum aja deh" kata Anna nyerah

"Mbak Anna cemeeen!!!" ledek Nia

"ogaah ah aku mending dirembetin Rei" sahut Anna sambil mendusel - dusel Rei yang tertawa kegelian, Nia dan Mika pun ikutan menggoda Anna dengan bergaya ikut merembet ke tubuh Anna.


Aku yang melihat itu dengan tertawa bahagia, betapa aku bersyukur keluargaku tidak berubah rukun dan akrabnya setelah perpisahanku dengan suami. Bahkan kini kurasakan ketiga anakku semakin dekat. Aku kembali tertawa kecil, jangankan akrab dan rukun, untuk urusan kebutuhan biologis pun kami berbagi.


Area photo booth dengan ular ternyata tidak terlalu ramai, hanya terlihat beberapa bule yang berfoto dengan ular koleksi Taman Safari. Saat tiba giliran kami kulihat terdapat 2 ular besar keduanya jenis piton yang siap dikalungkan. Pertama Rei dan Nia yang maju untuk foto, dan sepertinya ular yang dikalungkan ke Nia sedikit lebih agresif dalam bergerak. Beberapa kali Nia menjerit antara takut dan geli, berbeda dengan Rei yang lebih santai bahkan berani utnuk mencium ular itu.


Selanjutnya giliranku dan Mika, Anna yang tidak mau ikut berfoto mencoba menakut - nakutiku dan Mika, kulihat Mika terlihat santai saat dikalungi ular, bahkan Mika juga berani mencium ular tersebut saat dikompori oleh Rei. Ular yang bersamaku ini adalah ular yang sama dengan yang sebelumnya dipakai Nia dan ternyata memang lebih nakal, bergerak terus dari tadi, membelit berjalan - jalan disekujur pundak, punggung dan dadaku. Perlahan aku malah merasa geli saat gerakan tubuh ular itu merambat diputingku, rasanya seperti digaruk dengan permukaan yang kenyal namun bergerinjal.


Tubuhku bergerak - gerak kegelian, sambil berusaha mengarahkan gerakan ular itu, namun sepertinya tidak berhasil. Cowok petugas safari bernama Edwin yang sedari tadi membantuku tampak kebingungan melihatku, pandangannya berkali - kali melirik bagian dadaku yang tersingkap akibat gerakan ular itu dan menarik turun baju memperlihatkan bongkahan bulat payudaraku bagian atas yang putih.


"aaaawwww.... mas tolongin iniii!!!" Saat kulihat kepala ular itu bergerak hendak masuk kedalam celah payudaraku

"wkwkwk...!! ularnya aus!" ledek Rei melihat itu

"hahahaha... mampus dah kalo aku yang begitu, untung ga ikutan amit - amit" sahut Anna sambil menutup matanya

"Iihhh... sante dong mami, kaya Mika ni" kata Mika jumawa yang sekarang sedang berpose adu mulut dengan ular.

"ee.. eeh.. iya bu, sebentar ya saya ambil dulu ini emang nakal ularnya" kata petugas itu saat hendak maju mengambil ular, namun sebelum diambil kepala ular tesebut sudah keburu masuk sedikit ke belahan dadaku, rasanya geli sekali, kulihat petugas itu nanar melihat belahan payudaraku yang kini terbuka. Aku yakin dia bingung cara mengambilnya.

"Sini gua aja yang urusin mas" kata Rei yang kini maju melangkahi petugas tadi dan langsung mengambil ular yang masuk itu, tangan Rei menyelusup kedalam kaos dan menarik kepala ular tersebut namun sebelumnya dia turunin sedikit cup BH yang kupakai dan menyenggol pentilku yang mengacung, beberapa sentilan cepat kurasakan diujung pentil membuat badanku bergetar.

"Rei aaah... ngawur kamu" tegurku sambil mendelik yang dibalas tawa kecil Rei

"Gimana rasanya disentil ama lidah ular pentilnya?" bisik Rei saat kami meninggalkan booth foto

"Nakaal" jawabku pelan sambil mencubit lengannya.


Sore harinya kami bersantai di salah satu beach club di pantai Berawa, dari dalam gazebo kulihat di kejauhan Rei duduk berdua dengan Nia, kepala Nia terlihat bersender di pundak Rei sementara Rei sendiri asyik memainkan kamera nya mengabadikan Anna yang sedang bermain air.















Sedikit menghela nafas aku melihat momen ini, aku merasa sangat bahagia namun entah kenapa terbersit sedikit rasa sedih


"Mamiiii.... bengong aja" tegur Mika sambil menyeruput es kelapa nya, lalu beringsut mendekatiku dan memeluk ku

"Enggak bengong..."

"Mami lagi ngeliatin apa sih? Mas Rei ya?" pertanyaan Mika sedikit membuat ku kaget

"Emang kenapa Mika?"

"hihihihi.... enggak, abisnya itu mbak Nia kaya orang pacaran ama mas Rei, lah mas Rei pacarannya ama Mbak Anna... Mika bingung aja" celoteh Mika sambil ikut melihat tingkah ketiga orang itu, kini Rei duduk diapit oleh Anna dan Nia yang tertawa - tawa saat melihat hasil jepretan Rei.

"hihihi... udah... Mika nggak usah bingung, yang paling penting coba dilihat, mereka tampak bahagia nggak?"

"Iya...hihihihi" cengir Mika sambil menatapku

"saat ini itulah yang terpenting buat mami, mami tau kok Mika itu pintar..." kataku sambil mengelus rambut Mika

".... lebih pintar dari mbak Nia dan lebih bijak dari mbak Anna" tambahku sambil mengecup kening Mika

"Jadi Mika harus bisa melihat dari banyak sisi, jangan terpengaruh dengan hal - hal yang hanya dilihat dari satu sisi" tambahku lagi

"aaaiiihhh... mami ini ngomong apa sih, ruwet" ujar Mika sambil memelukku erat

"hahaha... kalau Mika sendiri melihat itu gimana?" kataku sambil mengedikkan daguku kearah Anna yang kini ganti bersandar di bahu Rei dan giliran Nia yang dijadikan objek lensa

"hhmmm... Mika percaya sama mas Rei mi, entah kenapa... dan Mika percaya bener kata mami kalo mbak Anna itu bijak, pasti mbak Anna bakal tahu yang paling baik..... termasuk buat mami" kata Mika sambil mengecup pipiku, membuatku sedikit kaget.

"Kok mami?? mami sih liat anak mami seneng aja udah ikut seneng"

"hahahaha.... iya mami sayaaang, udah ah, Mika juga mau minta foto mas Rei.... bolehkan mi kalo Mika ikutan?" kata Mika sambil tersenyum jahil dan mengedikan mata membuat ku sedikit kaget

"Enggak bolehlah!!! masih kecil kamu itu...!" teriak ku sambil tersenyum melihat Mika berlari ke arah kakak - kakaknya sambil tertawa dan melambaikan tangan kearahku.


Sial... tampaknya Mika menggodaku, apa dia tahu ya? soal hubungan kami dengan Rei? atau Mika bisa melihat dari cara aku berbicara dan bercengkrama dengan Rei? atau apa? aku malah pusing memikirkan itu akhirnya aku memutuskan untuk berbaring dan tertidur.


---------- oooOooo ----------


"Pose nya yang seksi dong...!" teriak Rei disebelahku menyemangati Nia yang sedang jadi fotomodel dadakan, Nia kini sedang bermain ombak yang membasahi tubuhnya yang indah





"Berisiiiikk...!!! udah foto aja cepetan" balas Nia

"Mikaaaa ikutan mbaaak!!!" jerit Mika yang berlari menerjang Nia

"waaaaaa!!!" kini keduanya terjatuh dipasir dan langsung terguling terkena ombak

"wkwkwkwk...!!! wooooi.... lu kira duyung apa guling - guling dipasir" ledek Rei

"hahahaha... paus!!!" teriakku


Kulirik Rei yang masih asyik menatap kedua adikku, lalu perlaha kukecup pipinya


"I love you Rei" bisikku

"hmmm... i love you too babe"

"Rei..."

"iya?"

"nggg... nggak apa deh"

"lah..??? apaan sih? ngodong mong"

"nggak apaaaa.... hihihihihi" kataku terkikik saat Rei memeluk dan menciumiku dengan ganas

"ngomong gaaa...!!! ato gua pake kelembutan nih" kata Rei yang mulai mendorongku berbaring di pasir

"hahahaha... enggaaaak mauuuu"

"Ngomooong"

"hahaha... iyaaa iyaa lepasiiiin iiih..." kataku sambil mencium bibir Rei

"apaan sih??"

"enggak tadi itu aku mau ngomong, Rei... itu ada Mika kamu ga tertarik?" kataku sambil tersenyum simpul menggoda

"Hah...? Gileeee...!!! enggak lah.... emang boleh?"

"hahahaha... ngareeeep!!" kataku sambil melempar segenggam pasir ke rambut Rei

"Sayaaanggg!! kotor ini" gerutu Rei sambil mengibaskan rambutnya

"Rei..."

"Apaa!"

"hihihi... galak amat"

"Bandel sih jadi cewek"

"enak aja... kamu tu yang bandel"

"bawel cepetan mau ngomong apaan??"

"Aku sih aga yakin kamu setengah - setengah mau sama Mika"

"Sok tau..."

"Tauuuu... aku tau kamu gimana, tapi yang aku mau tanya, kok sama Nia kamu 100% mau..?"

"huuuuffhh..." Rei menghembuskan nafas memandang Nia yang masih bermain air dengan Mika

"Susah ya jawabnya?"

"Susah... ini lu tanya hal yang jauh dilubuk hati..."

"Maksudnya?" aku merasa sedikit cemburu

"Trust me please.... i love you Anna, tapi dengan Nia gua merasa apa ya.... mmm...."

"Kasihan?"

"Bukan... eh ada sih dikit, tapi lebih ke arah empati... dari pertama... mmm... yang lu tau sendiri, gua ngerasa apa ya... mmm... timbul sedikit rasa sayang"

"Sedikit???" hatiku juga sedikit terasa cemburu saat ini

"He em... sedikit itu kalo dibandingin sama elu... kenapa babe? lu cemburu kah?"

"Agak...." kataku sambil tersenyum kecil

"....sorry..."

"Nggak.... nggak usah sorry, aku tahu kok konsekuensi ijin ku, aku cuman semakin merasa tambah sayang aja sama kalian berdua... ngelihat Nia bahagia seperti sekarang ini udah bikin aku.... mmm... apa ya... berasa utuh gitu"

"hhmmm... ga tau sih gua apa yang ada dipikiran lu, tapi gua minta... suatu saat kalo lu udah ngerasa ga nyaman, tolong bilang ke gua... biar kita bisa obrolin buat solusinya"

"uuuuhh... kamu tu bikin Anna tambah sayang deh" kata gua sambil memeluk erat Rei, ciuman Rei mendarat di ubun - ubunku, kulirik Nia dan Mika yang sedang bermain ombak.

"Rei..."

"Ya?"

"Fotoin Mika dong, kayanya dari kemaren foto isinya aku ibu ama Nia mulu"

"wkwkwk... oke... tapi adalah Mika fotonya masak bidadari cakep gitu lolos dari kamera gua" sahut Rei yang langsung mengabadikan Mika dengan kameranya







"Dasar.." kataku sambil tersenyum, sekilas mataku bertatapan dengan mata Nia, kulihat dia tersenyum, namun kurasakan ada yang berbeda...... didalam hatiku dan dalam senyum Nia.


---------- oooOooo ----------


"ibuuuuu...!!! banguuun" jeritku yang disusul dengan celotehan dari Mika dan mbak Anna, Rei yang masih memegang kamera langsung mengabadikan pose tidur ibu yang berantakan dengan liur yang mengalir dipipinya

"hahahaha... ibu ah bangun dong nyenyak amat bobo nya" tambah mbak Anna

"ya Allah.... kok jadi ketiduran" kata ibu sambil tersenyum geli menahan malu

"mami kebooooo" sahut Mika

"Wah lumayan ini ada koleksi bagus, lebih bagus dari foto - foto dipantai tadi"

"Reeeiii!! kamu fotoin tante yaaa!! hapuusss!!!"

"ogaaah aah hahahahahahaha"

"Reeeeiii iihh" protes ibu lagi

"Mas ini tirainya bisa ditutup semua kan?" tanyaku ke mas Rei

"Bisa, sini aku bantuin"

"Sini... mbak juga nurunin yang sebelah sini, mika bantuin mbak dek" sahut mbak Anna

"Loh... bentar, ibu dari tadi tidur la terus ga ada yang pesen makan buat malam dong?" celetuk mas Rei

"hahahaha... iya ibu lupa"

"yaaah ibuuu..." kataku

"Mami paraaaah aaah... mika lapeer"

"hahaha... yaudah ga apa, biar Rei aja yang pesenin dijamin doyan semua" kata mas Rei sambil beranjak keluar gazebo

"mas Reeeeii... Nia ikut dooong" teriak ku

"okeee sini" sahut mas Rei

"Mbak Anna, Nia ikut mas Rei yaa" pamitku

"iya... temenin sana mas Rei nya, jangan lupa mbak pesen kepiting pedes" balas Anna yang kubalas dengan acungan jempol. Kulihat mas Rei menungguku di dekat tangga sambil merokok.

"Ayo... udah pada kelaperan kayanya" katanya sambil memeluk pinggangku dan menuntunku mengikutinya.


Kusenderkan badanku ditubuh mas Rei saat berjalan, kurasakan kehangatannya, aku tersenyum... aaah... seandainya... betapa bahagianya aku, malam ini terasa sangat romantis bagiku, ditengah malam yang dingin dengan angin dan deru ombak yang terdengar dibelakang kami, dibawah langit yang dipenuhi bintang ini, perasaanku membuat langkahku terasa ringan.


"Kok diem aja? biasanya cerewet" kata mas Rei lembut

"Menikmati..."

"wkwkwk... ada - ada aja" tawa mas Rei sambil tambah erat memeluk pinggangku

"ih... dibilangin kok"

"iyaaaa... percaya, ya harus menikmati lah" kata mas Rei pelan sambil melirik kearahku dan mengecup ujung hidungku lembut

"huss... tu ada mbak nya ga malu apa cium - cium" bisikku sambil menunjuk dengan dagu

"hahaha... biarin lah kan sama ceweknya" sahut mas Rei sambil ketawa lebar dan langsung menghampiri mbak - mbak pelayan untuk memesan.


Setelah memesan kamipun kembali menuju pantai, namun tiba - tiba mas Rei menarik tanganku untuk keluar dari jalur utama. Dengan bingung aku pun menuruti ajakan mas Rei.


"Mas... mau kemana sih??"

"Ikut deh, gua tau tempat yang bagus disini..."


Akhirnya setelah berjalan sedikit berliku dan menanjak kami sampai di tepian tebing karang dan kulihat mas Rei melangkah menuju pinggir karang dan tiba - tiba meloncat


"MASSS!!!!" jeritku yang langsung tergopoh melongok dan ternyata dibawah kulihat mas Rei tertawa terpingkal - pingkal melihat ekspresiku, ternyata dibalik tebing itu terdapat sebuah pelataran kecil buatan yang biasanya digunakan untuk foto - foto pra wedding bahkan seharusnya terdapat jajaran anak tangga untuk turun kesana alih - alih harus melompat seperti mas Rei tadi.

"wkwkwkwk... kenapa Nia? udah takut gua bunuh diri ya?"

"sialan... tau ah" kataku sambil menuruni tangga, sesampainya dipelataran yang hanya diterangi sebuah obor kecil itu kulihat ternyata terdapat beberapa perabot seperti sebuah sofa lebar, 2 buah kursi bulat besar, sebuah meja putih dan pergola putih.

"Udah sini ga usah ngambek..." kata mas Rei pelan dan mengulurkan tangan yang langsung kusambut dan mengajakku berbaring disofa

"Loh... loh... kok malah ngajak bobok sih ini mas ku sayaaang" godaku sambil tersenyum saat membaringkan tubuhku disebelah mas Rei

"Gua bakal buat malam ini tambah istimewa buat elu" bisik mas Rei mesra sambil menggoda telinga dan tengkuk ku dengan hembusan nafasnya yang hangat

"eeehhhh... ssshh..." desah ku, mas Rei membimbingku kembali berdiri


Kami mulai berciuman dengan lambat dan dalam, lidah kami saling bertautan dan bergantian menjelajah rongga dalam mulut, mulut kami saling menghisap dan berbagi liur. Tangan mas Rei mulai mempreteli bikini dan kain yang kupakai, tangannya bergerak lincah menyelusuri setiap jengkal tubuhku, badanku tersentak - sentak saat telapak tangannya menyelusup bagian dalam pahaku bergerak terus kedepan menggesek vaginaku yang sudah melembab.


Desahan tidak lagi tertahan dari bibirku, badanku berdiri menggigil antara dinginnya terpaan angin laut dengan jalaran nafsu yang menguasai tubuhku akibat rabaan tangan mas Rei yang disertai cumbuan disekujur tubuhku, mataku memandang lurus ke laut lepas dan sesekali menengadah ke arah bintang dilangit saat mas Rei menjilati leherku, mataku kadang terpejam saat mas Rei menyentuh titik - titik sensitif ku, jemarinya menggesek klitorisku dengan cepat, jarinya menyelusup ke liang vaginaku seperti hanya memastikan apakah sudah basah, lanjut ke belakang membelah pantatku dan menusuk kecil lubang anusku, naik ke pinggul dan bergerak kembali ke perut menggelitik hingga badanku bergetar, lalu naik lagi kepayudaraku yang tergantung dan meremasnya memainkan bola daging itu dan memilin putingku.


Tubuh mas Rei sudah telanjang bulat entah kapan dia membuka pakaiannya, kulihat kontolnya yang sudah menegang sempurna, kuraih kontol yang telah memberikanku kenikmatan itu dan mulai mengelusnya. Tubuh mas Rei masih bergerak mengelilingiku dan terus memberikan rangsangan yang semakin membakar gairahku.


"Indah sekali tubuhmu Nia..." bisik mas Rei lembut

"Mas..."

"Nungging Nia..." perintah mas Rei sambil mendorong punggungku, kini aku membungkuk dengan bertumpu siku pada sofa menghadap laut lepas. Kakiku lurus membuat pantatku terangkat mengekspose belahan vaginaku dari belakang.


Kurasakan hembusan nafas hangat divaginaku, lalu terasa jilatan lidah membelah liang vaginaku hingga lubang anusku


"Oooouhhh... massshh... aahhh" desahku tak tertahankan, mas Rei terus menjilati vaginaku dari belakang, telapak tangannya bergerak mengelus pinggul dan pinggangku, lalu menjulur ke depan dan seketika jemari kananya mulai menggesek klitorisku.

"Aaaaahh... aahh.... aaah... ooohh.. ennaaaak" ceracauku, tangan kiri mas Rei menyelusup dari belakang melalui sela - sela pahaku yang terbuka dan kembali mendarat di vaginaku, jemarinya ikut mengobel liang vaginaku bersamaan dengan lidahnya

"ooooooooh...... fuck... masssss.... memek ku gataaal" jeritku, lututku mulai menekuk - nekuk menahan birahi, ikut menggoyang pinggulku seiring dengan jilatan mas Rei.

"Maasssshh.... aaahhh nggak tah...aaahhnnn"

"ayooo... ooouhh... kontolin Nia massh... aaah" birahi semakin mendesak tubuhku menuntut adanya kontol di vaginaku yang sudah membanjir dan mengedut liar


Mas Rei menurutiku, kini dia memposisikan badannya dibelakangku dan mulai menggesek kepala kontolnya di ujung liang vaginaku, mataku membelalak - belalak saat ujung kontol mas Rei mulai membelah liang vaginaku, terasa ketat dan seret.


"Oooouhhh... masuk aaahhhh" jeritku saat kontol mas Rei masuk seluruhnya ke dalam vaginaku, kelamin kami terdiam dan saling mengedut satu sama lain, perlahan mas Rei mulai memompa kontolnya.

"Aaah... aahh... aaah... cepetin mas sodok.. khhhiin ooh... yang dalam" pintaku sambil terayun - ayun menkmati setiap sodokan kontol mas Rei

"aaahh... enak tempik mu Nia..." ceracau mas Rei dan mempercepat gerakannya

"Entoootin... massss oouuhh" balasku, badanku terguncang hebat lututku semakin tidak kuat menahan tekanan birahi tubuhku.

"oooooohhh... fuuuck you Nia"

"oouh... yess.. fuck me"

"ooouhh bitch!!" racau mas Rei sambil mecengkeram pantat dan pinggulku, sodokannya mulai terasa liar

"Fuck me....aaah... entotin aku mas.... oooouh"

"OOOUUHH... iyaaah... iyaah... dalemnya geli oooohh.." jeritku saat kontol mas Rei berulangkali menyenggol titik G-Spot ku badanku langsung bergetar tak karuan

"Maaaaassshhh! Nia gaa tahaan... oooouhhh"

"Keluarin ajaaa"

"Oooohh... ooohh... OOOOOUHHH.... AAAHHH... AAAHH MASSS... OOOUHHH!!!" jeritku melolong saat orgasme datang, pinggulku menegang dan lututku terlonjak - lonjak menekuk menahan gelombang kenikmatan.

"Balik... baring disofa" perintah mas Rei yang tidak memberikan ku kesempatan untuk terdiam menikmati orgasmeku, langsung aku berbalik dan berbaring telentang di sofa, kakiku kutekuk dan kutahan dengan tanganku, kukangkangkan kedua kakiku, mas Rei langsung kembali melesakkan kontolnya kedalam vaginaku dan memompanya dengan cepat.

"ooouuuhhh... masss ngiluuu... ooh gelii" racauku

"ssshh.. tunggu mau keluaaar... ngghh" giliran mas Rei yang memusatkan fokusnya, kontolnya menggesek seluruh bagian dalam vaginaku, pinggul mas Rei bergerak laksana piston dan kini mulutnya dengan rakus melumat payudara dan pentilku yang mengacung dan berguncang hebat akibat genjotan mas Rei.

"Ooooh iyaah... keluarin sayaaangg... keluarin di memek Nia" pintaku

"AAAARGGGHH...!! AAHHH..." desahan keras mas Rei dibarengi dengan empat semprotan keras sperma yang mengalir deras ke rahimku.


Tubuh kami terdiam menikmati momen kenikmatan ini, aku tersenyum bahagia saat melihat mas Rei memejamkan matanya dan tersenyum penuh kenikmatan... untukmu akan kulakukan semuanya mas... batinku, mata mas Rei terbuka dan menatapku lembut, lalu mengecup bibirku.


"Enak ga?" tanya mas Rei

"Enak... kamu buat aku bahagia mas"

"harus... gua sayang elu Nia" kata mas Rei sambil mengecup lagi bibirku

"Nia sayang mas"

"gua tau... buktinya ini kontol mas masih dicengekerem gini" goda mas Rei sambil mengejatkan batang kontolnya yang masih tertanam di vaginaku.

"iiihh... mas Rei, apaan sih jorok ah... ayok udah yok kelamaan entar kita" kataku sambil mendorong tubuh mas Rei dan segera mengambil pakaian yang tercecer, jantungku serasa berhenti.

"MASSS!"

"Apaan sih gila bikin kaget aja" protes mas Rei yang terlonjak kaget

"BH ku ilaaaang!!! CD ku jugaa!!!" aku panik mencari diseluruh pelataran dan sama sekali tidak menemukan pakaianku, mataku mulai panas pengen nangis rasanya

"masa sih?? waaah kena angin berarti jatuh kelaut" kata mas Rei santai sambil melongok ke laut dibawah.

"Maaasss!!! terus gimana ini... hiikkss.." tanyaku bingung

"udaaah ah... masak nangis sih kaya ga ada cara aja, ini lu pake kaos gua" kata mas Rei sambil membuka kaosnya dan menyerahkan kepadaku yang langsung kusambut dan kupakai.

"Terus bawahnya gimanaaa!!!!" rajuk ku lagi

"waaah... itu rada repot gua ga pake CD, kalo lu pake celana gua, bisa - bisa kontol gua gondal gandul" kata mas Rei sok mikir

"Maasss...!! jangan becandaa ini beneran"

"iya... ginii aja, mana kain tadi yang lu pake?" kuserahkan kain bali lebar yang tadi aku pakai lalu mas Rei melipatnya jadi beberapa bagian panjang lalu mengikatkannya dipinggangku seperti cowok yang pakai sarung

"dah gini aja" kata mas Rei puas melihat hasil karyanya

"kok pendek mas?" tanyaku saat melihat kain itu membungkus pinggang hingga separo pahaku

"kalo kepanjangan nerawang, tar keliatan lagi itu pantat ma jembut"

"rese aaah..."

"udah ga apa gini, asal jangan kebanyakan gerak ekstrem sama ga duduk sembarangan aman pokoknya"

"beneran kuat ga ini ikatannya??" tanya gua sambil memeriksa simpul

"udaaah... ayok balik, lagian itu jauh lebih mending daripada simpul yang kamu pake waktu keluar dari kamar mandi di rumah"

"MAASS!!!! Sebeeel aaahh...!!! bikin malu Nia" pipiku terasa panas mengingat saat pertama kontak seksualku dengan mas Rei


Kami pun berjalan kembali ke gazebo, dan ternyata makan malam telah dimulai, kami terlambat separo jalan makan malam


"wooooo.... kemana aja ni, untung belum abis" teriak Mika

"Loh kok?" tanya mbak Anna melihat pakaian yang kukenakan, ibu yang ikut melirik langsung tersenyum geli

"eeeh iini.." aku tergeragap mengingat ada Mika disitu

"Tadi si Nia pipis CD nya terbang kelaut, jadi itu kain dilipet biar ga keliatan dalemannya" sahut mas Rei yang langsung kuhadiahi pelototan

"iiihh... jorok mbak Niaaaa!!!" teriak Mika

"hahahaha.... ada - ada aja" kata mbak Anna

"trus karena ga pake daleman jadi kedinginan akhirnya gua pinjemin aja kaos" lanjut mas Rei

"hihihihi.... wong yang dingin bawahnya kok yang diangetin atas nya sih Rei" kata ibu yang langsung ikut kupelototin

"ya kalo ta pinjemin bawahanku, jadi gondal gandul dong tanteeee" sahut mas Rei lagi yang langsung disambut tawa

"ahahahaha.... jooorrooookk!!! mas Rei joroook...!!! aduuuh Mika masih dibawah umur lo iniiiii" protes Mika

"yaudah ah... ayo makan dulu" lanjut mbak Anna


Aku yang duduk didepan mbak Anna dan Rei hanya bisa tersenyum saat mbak Anna menatapku lalu memelototiku dengan canda.

Aahhh.... malam ini aku sungguh bahagia, tempat ini akan menjadi salah satu kenangan terindahku.....



To Be Kontolnyut
 
Thx updatenya om
Dibalik kepolosan Mika keknya terdapat pemahaman atas situasi di sekitarnya. Tugas siapa nanti yang menjelaskan ketika Mika akhirnya mempertanyakan itu?
 
Bimabet
Mangstaffff tinggal nunggu mika diekse aja...barengan sama anna
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd