Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Sebuah Keluarga

Hukuman apa ya yang cocok buat tante May

  • Dilecehin

    Votes: 111 34,0%
  • Dipamerin

    Votes: 123 37,7%
  • Diumpanin

    Votes: 33 10,1%
  • Dianggurin

    Votes: 59 18,1%

  • Total voters
    326
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
ngebut bacanya..
sekarang saatnya ijin sm suhu gelar tikar dan nungguin update cerita suhu..
 
ngebut bacanya..
sekarang saatnya ijin sm suhu gelar tikar dan nungguin update cerita suhu..
 
tante may sik muda yo bro, tak kira wes tuwir :D
nunggu mulustrasi anna sama nia
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Previously on Sebuah Keluarga...

Harusnya tawaran itu aku tolak, namun saat ini aku telah tergoda, setan
dan nafsu sudah menguasai otak ku, kebutuhan biologis menuntutku
menerima ajakan tersebut, ajakan yang pasti akan berlanjut.... aku tahu itu.



"Ada... dikamar, bentar tante ambil dulu" kataku sambil bangkit dari sofa

"Eh Rei..." lanjutku sambil menengok ke arah Rei saat hendak melangkah

"Iya tan?"

"Urutnya dikamar aja yuk... biar kalo tante keenakan trus ketiduran bisa langsung ga usah pindah" tawaranmu kuterima Rei... sekarang aku membuka penawaran baru yang tak mungkin kau tolak

"Boleh aja tan... malah tante bisa rileks" jawab Rei sok cool, aku tersenyum lagi.


Kami pun berjalan beriringan menuju kamarku dilantai satu yang berbatasan dengan kamar tamu yang seharusnya digunakan Rei.


"Itu Rei, dimeja rias tante ada beberapa, kamu pilih aja yang mana yang menurut kamu enak" kataku sambil menunjuk meja riasku.


Akupun menutup pintu saat Rei melangkah ke meja riasku, saat aku mengunci pintu kulihat Rei sedikit menoleh. Aku lalu berjalan menuju ranjang lalu duduk ditepinya, kulihat Rei memilih minyak zaitun Martha Tilaar yang memang enak baunya dan cocok untuk pijit. Lalu kulihat pandangannya terpaku pada lantai dekat lemari bajuku, saat kulihat arah pandangannya aku kaget melihat lingerie yang sebelumnya kucoba masih tergeletak di lantai.


"Rei, ini tante tiduran tengkurep aja ya..." kataku memecah perhatiannya

"eeh... iya tan, tengkurep aja yang nyaman" kata Rei menatapku.


Akupun lalu tengkurap di kasurku bertumpu pada bantal di wajah, tanganku kutekuk untuk kujadikan landasan pipiku, kurasakan sisi luar payudaraku terasa dingin, ini berarti bajuku terbuka dikedua sisinya.


Kurasakan ranjang bergerak saat Rei mulai naik di bawah kakiku, lalu kurasakan Rei menuangkan minyak di kedua garis betis hingga telapak kakiku. Perlahan aku merasakan tangan Rei mulai memijat kedua telapak kakiku seperti tadi, namun sekarang lebih kearah urut, perlahan badanku kembali rileks.


Lalu kini jari Rei mulai neik ke betisku, kedua betisku diurut dengan perlahan namun kuat, membuatku meringis keenakan, berulang Rei mengurut dari atas kebawah terus hingga sepertinya dirasa bagian betisku tidak terasa tegang.


"Misi ya tante..." kata Rei lirih saat perlahan dia membuka kedua kakiku sehingga terentang

Aku hanya diam saja, lalu kurasakan lutut Rei bergerak keatas, masuk ke sela - sela kakiku, debaran jantungku meningkat, aku tahu kini bagian belakang dasterku sudah terangkat hingga 5 cm dari pantat sehingga pasti Rei dapat menikmati mulusnya pahaku dari belakang, bahkan kalau Rei
menunduk, aku yakin dapat melihat bagian selangkanganku.


Lalu kurasakan kembali Rei menuang minyak di kedua pahaku, tuangannya kali ini cukup banyak, setelah itu aku merasakan tangan Rei meratakan minyak tersebut, disapunya keseluruh permukaan pahaku, saat menyentuh sisi bawah dasterku aku merasakan tangan Rei sedikit mendorong kain dasterku hingga kini naik ke batas pantatku. Seketika aku benar - benar merasa malu namun terangsang hebat mengingat pasti Rei saat ini melihat jelas tempik ku, tanpa dapat kucegah, tempik ku terasa basah, bau menyengat feromon tersebar diudara, aku tercekat Rei pasti dapat menciumnya.


Kini tangan Rei perlahan menurut kedua pahaku, pelan... hingga bagian atas pahaku, gerakan itu dilakukan berulang hingga kadang tangannya semakin mengangkat bagian bawah dasterku, kini aku rasakan bagian bawah pantatku sedikit terbuka.


Gerakan urut Rei sekarang mengarah ke bagian sisi dalam pahaku, jempol Rei mengurut lembut dari bawah hingga atas, kembali dilakukannya berulang, hingga suatu ketika tangannya sampai dibatas bawah pantatku dan kurasakan kedua jempolnya mengusap lembut membelah pinggiran tempikku.


"Sshhh.. ehhh" aku merintih lirih

"Sakit tante?"

"Enggak... Rei.. enak..hhh sshh" kataku sambil berdesis ketika dia mengulangi hal itu lagi

"Kalo kurang ato kelebihan bilang ya tan"

"Rei.."

"Iya tante?"

"Kamu pake celana pendek nggak?"

"hah? aku pake jins tan"

"bukan... di dalemnya"

"oooh... boxer, iya aku pakai tan, kenapa?"

"Lepas aja jins nya, sakit kegesek bahan jins" kataku pelan, aku rasa aku sudah semakin gila, aku tahu Rei pasti mengerti apa yang kuinginkan, tapi dia tidak berani bertindak cepat, seharusnya ini semua tidak kulakukan namun semua sudah kepalang tanggung, nafsuku sudah diubun - ubun

"Iya tan... saya lepas" katanya menurut, lalu kurasakan dia turun dari tempat tidur dan membuka celananya, lalu kembali naik ke kasur. Kini kurasakan kulit paha Rei bersentuhan dengan kulit pahaku.


Kembali kurasakan tangan Rei kembali mengurutku, dari bawah keatas paha dengan kedua jempolnya berada di sisi dalam paha, saat tangannya mencapai batas pantatku kedua jempolnya kembali bergerak lembut mengoles pinggiran tempikku.


"Ooohh... sshhh" aku melenguh, kini gerakan tangan Rei semakin intens mengincar bagian tersebut, tubuhku pun juga seperti beradaptasi mencari jempol Rei. Kurasakan tanpa sadar kakiku melebar memberi ruang terbuka lebih luas kepada Rei.

"Nnngghh... ahh" nafasku memburu, kurasakan tempik ku banjir, aku yakin Rei merasakan hal tersebut, bau nafsu beredar diudara kamarku.


Gerakan Rei semakin menggila, kini tangannya sudah tidak bergerak dari bawah lagi, namun terhenti di bagian bawah pantatku, jempolnya bergerak bergantian mengusap tempikku. Aku sudah tidak punya malu lagi kini aku mengembik merasakan sentuhan Rei, pinggulku sedikit kuangkat sehingga pantatku kini menungging mempertontonkan tempikku secara jelas kepada Rei.


Tanganku menggenggam erat bantal, kepalaku ku benamkan dibantal untuk meredam malu dan lenguhanku. Gerakan Rei semakin cepat, kini Rei sudah tidak mengurutku, jempolnya terus menstimulus gairahku hingga titik tertinggi dengan memainkan bibir tempikku, bahkan kurasakan kadang jempolnya meleset masuk keliang tempikku. Pantatku bergoyang perlahan menikmati ini semua, aku kini tak ubahnya seorang maniak.


"Nggghhh....ngghhh... ngghh.. aah... aassshh" Aku sudah tidak malu lagi mendesah tak karuan, kurasakan aku akan mencapai orgasme, pantatku bergerak tidak karuan, mataku terpejam dan kugigit keras bantalaku

"aah...aahh... Rei enak... tante...aah" tiba - tiba tangan Rei hilang dari selangkanganku, terlambat menyadari, pantatku masih bergerak - gerak mencari kenikmatan.

"Kaki udah tante, sekarang punggung ya..." kata Rei menyadarkanku


Nafasku tersengal akibat orgasme yang tertunda, rasanya mukaku memerah karena malu, kini pantatku sudah terbuka lebar karena gerakanku tadi. Perlahan kuturunkan pantatku sambil mengatur nafas, aku tidak berani menatap Rei.


"Tante..."

"eh.. ii...iya Rei?"

"Aku pijit punggungnya ya.."

"Iya.. iya... lanjut aja Rei"

"Misi ya tante, dasternya aku naikin aja biar nggak ganggu" ucap Rei yang membuatku kaget saat tersadar akan ucapannya, kalau daster ini dinaikan aku sama saja telanjang dihadapan Rei.


Perlahan kurasakan Rei berpindah ke sisi kiriku, lalu kedua pahaku dikatupkannya, sedikit rasa kecewa terbersit di pikiranku, lalu kurasakan Rei melangkahi badanku dan kedua tangannya menyelusup dasterku yang saat ini sudah sampai pinggang. Kemudian Rei mendorong melewati sisi tubuhku, saat jemarinya menyentuh samping luar payudaraku, aku merintih pelan. Tubuhku memberikan persetujuan dengan mengangkat sedikit untuk memudahkan dasterku terlepas. Gerakan tangan Rei berhenti di lengan atasku, kini aku bergerak untuk melepaskan dasterku dan kulemparkan kesamping ranjang, kini aku telanjang bulat.


Aku mendengar nafas Rei sedikit memburu, perlahan dia mengambil posisi kembali, kurasakan Rei bertumpu dengan kedua lututnya yang menempel erat pahaku, hangat kurasakan. Tetesan minyak zaitun kurasakan mengalir dari atas punggungku hingga pantatku, mengalir turun melalui celah nya dan berhenti di lubang anus. Tangan Rei kurasakan meremas bongkahan pantatku lalu menggeser naik ke punggung melalui samping dan meremas lembut pinggiran payudaraku.


"Nnnggghhh.... ssshhh" aku seketika mendesah dan tercekat saat posisi tubuh Rei terjulur hingga ke pundak ku, kurasakan benda batang hangat yang mendarat dan menggesek pantatku tepat ditepi belahannya. Kontol... gila ini kontol Rei, dia membuka celananya, aduuuuh... bagaimana ini tiba - tiba aku merasa panik


"Oooogghh... ssst..sshh" desahku keras saat kontol Rei kembali kurasakan melesat menggesek celah pantatku

"Rileks tante..." bisik Rei saat aku kembali menegang dan mengeluarkan lenguhan - lenguhan penuh nafsu.


Orgasmeku yang tadi tertunda kini kembali menggeliat minta penuntasan, pantatku kurasakan bergerak naik mencari dan berusaha menjebak kontol Rei yang berulang kali melewatinya, mataku terpejam menikmati sensasi ini, bibirku menggigit bantal erat membuat air liurku mengalir pelan keluar membasahi bantal, kedua tanganku kutangkupkan diatas kepala.


Gerakan Rei sudah bukan lagi mengurut, kini dia sudah mengawiniku walau kelamin kami belum menyatu, kontol Rei beberapa kali terpeleset kebawah membelah bibir tempikku hingga kepala kontolnya menggaruk itil ku, ini membuatku gila. Badanku bergoyang - goyang erotis dengan perlahan, pantatku mencari - cari batang tersebut yang berulangkali menggesek keseluruhan celah kenikmatanku, namun dengan nakalnya tidak mau masuk kelubang yang disediakan.


Kurasakan tangan Rei terlepas dari badanku lalu kulihat sekilas baju yang terlempar kelantai, Rei melepas bajunya... oohh... ini berarti kami berdua saat ini telanjang bulat, pikiran itu membuat aku semakin merasa liar. Posisi badanku semakin menungging, kini tangan Rei berada di pinggangku, aku tau ini lah saat yang aku tunggu.


"Rileks ya tante cantik.... nikmatin ini semua" kata Rei lembut, lalu kurasakan benda hangat yang mendesak pintu lubang tempikku.

"Aaaargghhh... oouhhh..." gigitanku terlepas dari bantal saat aku mengerang merasakan nikmatnya batang kontol Rei menerobos masuk ke liang tempikku.


Kedua tanganku kuturunkan dan kini mencengkeram erat payudaraku, telunjuk dan jempolku memainkan puting susuku pelan, kurasakan kini kontol Rei tenggelam seluruhnya di gua kenikmatanku. Liang berlendir yang selama ini tidak terjamah kontol itu meminta pelampiasan, seluruh bagian dalam tempik ku berkedut meremas kontol hangat Rei.


"Ahhh.... enak banget tempik tante... ngempot tan...aah" aku malu mendengar Rei mengatakan itu, namun hal itu membuatku semakin bergairah, tampaknya aku tidak akan bertahan lama.

"Goyang... goyang..." rintihku pelan meminta Rei menggoyangkan pinggulnya, tangan Rei mencengkeram pinggangku yang berusaha bergerak.

"Minta apa tan..?" tanya Rei sambil tetap mencengkeram pinggangku

"Nnnnggggghh... goyangin" bisikku lirih tanpa malu

"Apanya tan?" tanya Rei lagi

"Oooouuughhh... aaahh" aku mendesah kencang saat kurasakan kontol Rei mengedut dan bergerak didalam tempik ku, sial... brengsek kamu Rei....

"Kenapa tante? apanya yang digoyang?" tanya Rei lagi

"Kontol... Rei... goyang" kataku pelan sambil menutup mata dan menggigit bibirku sendiri merasa malu, nafsu ini sudah tidak tertahan

"Ga denger"
"AAAAH.... GOYANGIN KONTOLMU REEEEI.... SODOKIN TANTEEE...!!!!" teriakku kencang ternyata efeknya sungguh luar biasa, nafsuku langsung menggelak.

"Nikmatin ya tante sayang..." kata Rei lalu langsung menggoyang kencang tempikku, kurasakan dinding terdalam tempikku tergesek dengan cepat.


PLAAK...PLAAK...PLAAK...PLAAK


Hentakan sporadis Rei menghasilkan suara khas saat pantatku bertumbuk dengan badan Rei, gerakan pinggang Rei yang cepat kuimbangi dengan getaran pantatku dengan liar, aku sudah tidak kuat lagi, rangsangan yang kuterima sedari tadi membuat ku sudah berada diawang - awang. Tangan Rei bergerak ke depan dan mencari itilku, lalu digosoknya dengan cepat.


"Oougghhh.... aaaahkkk... aahhkkk.... geliihh..." kicauku

"Keluarin tante... jangan ditahan"

"Geliii... aaah... ooooughhhh...."

"Apanya yang geli?"

"aaaahh... aaahh..... temp...ihhhkk"

"Hah?"

"Ahhh...ssshhh.. .oooouuugghh... tempikkkk"

"Kenapa.. aah... kenapa tempiknya gelih?"

"sodok...aaah...aahh.. mmmppphh... kontol... ooougggh"

"Yang keras...apaan?" pinta Rei, gila...aku tidak pernah berbuat seperti ini dengan suamiku sebelumnya, sensasinya luar biasa aku sudah diujung klimaks.

"KONTHOOOOLL....!!! SODOKIN KONTHOOOLL... TEMPIIIIKK.... AAAARRGGGHHH" ceracauan dan jeritanku memecah malam saat aku mencapai orgasme

"AARRGGHHH....ITILKUUUU" jeritku saat aku gelombang orgasme melanda bertubi - tubi, tangan Rei bergerak cepat menggosok itilku.


Tubuhku bergelinjang berulangkali, kurasakan tempikku mencengkeram dan mengempot batang kontol Rei, namun tampaknya dia belum mau orgasme. Nafasku tersengal - sengal, gila.... ini orgasme tercepatku, tampaknya aku tidak perlu disodok terlalu lama untuk bisa orgasme.


"Rileks tante... rileks..." tangan Rei membelai punggung dan pantatku

"Aaaahk..." pekik ku kecil saat kurasakan batang kontol Rei yang belum mengecil terlepas dari tempik ku

"Balik badan tante... sekarang depannya" kata Rei lembut sambil membalikkan badanku dengan tangannya, tubuhku yang masih lemas menurut saja saat dia melakukan itu.




Kini badanku terlentang dengan kaki terentang terbuka tanpa sehelai benangpun dihadapan Rei yang juga dalam kondisi yang sama, mataku terpejam menahan sisa orgasme dan rasa maluku. Rei kini bersimpuh tepat di ujung selangkanganku, kedua kakiku ditekuknya hingga kini aku mengangkang lebar, kepalaku kupalingkan. Lalu kurasakan Rei mengangkat perlahan pinggulku dan menarik bantal untuk mengganjalnya. Semakin malu kurasakan melihat poseku saat ini, kugigit bibirku sendiri.


"Rileks tante..." bisik Rei pelan.


Kurasakan cairan minyak kini tertuang di perut bawahku membuatku sedikit mengejang, lalu lanjut dituang di perutku hingga naik menuju belahan payudaraku, kedua tangan Rei kini tertangkup di bagian bawah perutku dan meratakan minyak tersebut.


"Ssshh..." desisku kegelian


Tangan Rei bergerak dari bagian bawah perutku, naik perut, lalu bergerak keluar ke pinggang, lalu naik lagi mencengkeram bagian bawah payudaraku membuatku menahan nafas, namun ternyata Rei menangkupkan kedua tangannya, lalu membelah tepat ditengah belahan payudaraku, lalu kembali terbuka dan memutari bongkahan payudaraku. Tangannya kini kembali mencengkeram bagian bawah payudaraku lalu perlahan naik... naik... hingga kini Rei meremas dan bergerak seperti menggenggam putingku yang sudah mengacung keras, efek menyusui 3 orang anak membuat putingku saat ngaceng berdiri tegak dipuncak payudaraku sebesar ujung jari kelingking.


"ooouuuhhh.. Rei" rintihku saat putingku teremas gerakan tangan Rei.

"Enak tan?"

"Hmmmm... enaakk"


Kembali Rei melakukan hal tersebut membuatku terkejang - kejang saat putingku dibuat mainan, mataku masih terpejam saat kurasakan batang panas kontol Rei menyentuh itilku, perlahan sambil memainkan putingku, Rei menggosokan batang kontolnya dengan perlahan. Pinggulku bergoyang pelan menikmati itu semua.


"Tante..." bisik Rei tepat dikupingku, mataku masih terpejam dan kepalaku berpaling kesamping tidak berani menatap matanya, aku terlampau malu.

"Hmmm.." jawabku sambil menggigit bibirku, kurasakan gerakan pinggul Rei semakin intens, kedua tangannya memegang kepalaku, didenguskan nafas hangatnya ditelinga dan leherku, otomatis aku membuka mulutku menahan merasakan sensasi itu.

"Tante cantik..." bisiknya lagi, dipalingkannya aku berhadapan dengan wajahnya

"Reiii.. malu"

"Jangan malu... tante cantik banget... tante sexy... Rei paham tante butuh penyaluran... nikmati tante..." kata - kata Rei membiusku, perlahan aku membuka mata, kulihat wajah Rei tepat didepanku lalu tanpa dikomando, bibir kami bertemu....


Ciuman kami panas dan liar, kutumpahkan semua libido ku saat ini, tanganku merangkul kepala Rei, menekan agar ciumannya lebih dalam, lidah kami saling membelit, saling menghisap, air ludah bercampur dan terkadang menetes mengalir keluar. Kedua kakiku kuangkat dan kukaitkan dipinggang Rei, lalu menekannya.


Rei mengerti apa yang kuinginkan dan membenahi posisinya, kepala kontolnya saat ini kembali berada di depan gerbang liang kenikmatanku. Aku semakin menggila menciumi bibir Rei, saat batang kontolnya perlahan merangsek masuk, kudorong kepala Rei turun, mulutku ternganga tidak bersuara, hingga kemudian seluruh batang kontol Rei telah melesak hingga ujung rahimku dan mulut Rei hinggap di putingku, dihisap putingku dan dijilatnya dalam kulumannya.


"Aaaahhhhkkkk.... Reiiii... puasin tanteee Reeeii" jeritku


Pinggul Rei bergerak tanpa ampun membuat kontolnya mengobok - obok tempikku tanpa ampun, tanganku meremas dan mengacak - acak rambut Rei, aku tekan kepalanya hingga semakin tenggelam dalam payudaraku, mulutnya terus menerus menghisap dan lidahnya menjilat kasar putingku. Cucupan - cucupan kecil membuat putingku semakin mengacung.


"Aaahh... aaa...aaa...aaaah.... enak tan..."

"Gigit... gigit pentil tantee... aaaaah..." pintaku kepada Rei yang langsung dilakukan dengan beringas, pucuk putingku berasa sangat gatal, pinggulku bergerak liar mengimbangi sodokan Rei.

"Reii... reiii... aaah... tante mau ooughhh..." aku diambang orgasme

"Aku juga tan.... aahh...." desis Rei diantara kedua payudaraku.

"Reiii... didalem ajaaaa aaahhh"
"Iyah...aaah.. ga tahan tan.." Rei mempercepat sodokannya, semakin dalam kurasakan menyentuh seluruh rongga tempikku, kurasakan titik G Spot ku tergelitik secara konstan

"AAARRRHHHH....TANTEEE KELUAAR" aku berteriak saat aku mengejan dan bergetar hebat merasakan orgasmeku

"AAHHKK... TEMPIK TANTEEEE ENAAAK" teriak Rei hampir berbarengan dan kurasakan semburan hangat sperma membasahi dinding rahim ku yang kering.


Hangat dan nyaman rasanya, kami masih terdiam dalam posisi ini, nafas kami berdua tersengal - sengal. Rei lalu menunduk dan mencium lembut bibirku. Kurasakan kontolnya masih keras menancap di tempik ku, perlahan Rei menggerakkan pinggulnya membuatku menggeliat kegelian.


"Reii... geli nak..." rintihku

"Ngilu tante... tapi kaya ga rela dilepasin" bisik Rei

"Tante lemes sayang..."

"Iya... tante istirahat dulu" kata Rei lalu mencabut batang kontolnya, aku sedikit terpekik saat dia melepaskannya, kulihat kontol Rei berkilat basah oleh cairan kami dan masih tegang.


Perlahan Rei mengangkat pinggulku, lalu menarik bantal yang mengganjal. Ditatanya dengan lembut seluruh badanku dengan bantal - bantal membuatku terasa nyaman, lalu dibentangkannya selimut menutupi badanku. Ditatapnya mataku dengan tulus dan dalam. Aku merasa tidak ada nafsu disana, hanya ada rasa sayang yang berlimpah.


Rei menunduk mengecup lembut kening dan bibirku, tangannya mengusap - usap lengan atasku. Kembali dipandanginya mataku.


"Tante istirahat ya... jangan mikir macem - macem, jangan merasa salah, jangan merasa takut, jangan merasa kotor, nggak usah ngomong dulu... Rei sayang tante... istirahat... pijatnya sudah selesai, Rei yakin besok tante bangun badan tante bakal segar" bisik Rei lembut sambil terus mengusap lenganku.


Aku paham Rei berusaha menenangkanku, memagari diriku akan kemungkinan perasaan yang selanjutnya mungkin akan timbul, suaranya yang tenang membuatku menurut. Perlahan Rei membungkuk lagi dan mencium mataku, lalu turun dari ranjang, mengambil pakaiannya dan melangkah ke pintu.


"Rei..." panggilku lirih

"Iya?"

"Bisakah kamu temenin tante tidur disini Rei... tante nggak mau sendiri" pintaku, terlihat Rei sedikit mengambang berdiri terdiam seperti berpikir.

"Rei bakal seneng banget tante..." kata Rei berjalan ke ranjang dan menyelusup ke balik selimut masih bertelanjang bulat dan merengkuhkan tangannya memelukku, akupun membalas pelukannya.


Kubenamkan kepalaku didadanya dan tanpa sadar aku menangis tersedu. Rei terdiam sambil membelai rambut dan punggungku. Bahuku terguncang saat tangisku semakin kencang. Cukup lama aku menangis menumpahkan entah apapun perasaan yang berkecamuk dihatiku, hingga akhirnya aku terlelap.

To be Kontolnyut
 
Asik update nya rai dapat memek tante may juga. 2 memek udah di dapat siapa menek ke 3. Mungkin ana ya atau mbok nah .... Thank update bikin puas salam choooot gitu lho ....
 
Straigh mamah kena 2 down
Tingal 1 nich si mika kayaknya hmmmmm ato malah lbh ganas nich
Klo si anna sich dah pasti bakal dengan senang hati hahaha
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd