Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT SDS - Syahwat di Sekolah (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Sebenernya bingung sama karakter bu hanna. Sempet baca ulang ternyata emang ga dijelasin ya bu hanna tuh ngajar di kelas berapa. Terus dari awal juga minim bgt disebut saat diskusi guru di ruang guru.
Hanna Gurkel satu, emang bukan karakter mayor sih. Karena juga gak bakal sering dipake Jaka nantinya. Semua sudah tersetting dengan rapih.
 
Mantap Hu update an nya...
Gangbang nya Male Male Male Female Hu..., jd si cewe dimskkin di semua lubang nya, oral, vegi anal.
Cewe yg lain ngerangsang cewe yg lg digangbang, trs gantian Hu...
Jd pas saat dianal sakit, jd sakit2x enak, trs jd ketagihan deh...
Hehehe, itu cm saran Hu...
Jadi tuh, ane bikin cerita ini karena sering ngerasa cerita-cerita yang lain itu gak sesuai fetish dan ekpektasi ane hu. Jadinya, yang bakal ane ceritain disini ya cuma imajinasi sesuai fetish ane.

Ane gak suka BDSM, anal, apalagi threesome MMF. Apalagi gangbang MMF. Jangankan merealisasikan imajinasi ke bentuk cerita, bayanginnya aja geli 🙃

Tapi mungkin BDSM sama anal bakal ane bikin sedikit doang. Karena ane gak niat ke arah sana, cuma ane ekplorasi aja. Hehe.
 
Part 26

"Hebat yaa kamu. Baru masuk kerja udah bisa nyingkirin orang di sekolah." ledek Bu Ros ketika kami sedang menuju ke apartemen Bu Nia dengan menggunakan motor Gw.



"Itu mah belum seberapa, Bu." jawab Gw.

"Yang hebatnya tuh. Belum lama masuk kerja udah bisa nikmatin ini." lanjut Gw sambil meraba memek Bu Ros dalam keadaan sedang mengendarai motor.

"Ihh kamu, Jak. Diliatin orang loh nanti." ucapnya.

"Biarin. Gak kenal ini."

"Kalo ada yang rekam terus viral gimana?" tanyanya.

"Yaudah deh, iya iya."

_____-----_____

"Kita gak bakal dicurigain ini, Bu?" tanya Gw ketika kami sudah sampai di parkiran apartemen Bu Nia.

"Dicurigain sama siapa?"

"Yaa entah. Satpam atau tetangganya gitu?"

"Hahaha. Mana pada peduli, Jak. Urusan masing-masing disini mah. Emangnya kayak di rumah kita."

"Bu Nia kenapa tinggal di apartemen sih, Bu?" tanya Gw.

"Emang kenapa?"

"Ya kontras aja gitu. Kita-kita pada tinggal di rumah biasa, Bu Lena aja orang kaya tapi rumahnya di perkampungan penduduk gitu."

"Dia juga sebenarnya gak mau, Jak. Tapi suaminya kan PNS yang dinasnya di dekat sana."

"Emang gak ada kontrakan atau apa gitu?"

"Di dekat sana, kontrakan malah lebih mahal, Jak. Apalagi yang ada parkiran mobilnya. Ada di tempat lain yang dekat sekolah sih, tapi suaminya gak mau."

"Kenapa gak mau?" tanya Gw.

"Kejauhan katanya."

"Hahahaha. Kok lucu si. Apa gak kasian istrinya yang kerja kejauhan. Mana pake motor sedangkan suaminya mobil."

"Egois kan, Jak?" tanya Bu Ros.

"He'eh." jawab Gw.

Asik mengobrol, tak terasa kami berdua sudah berada di depan pintu apartemen Bu Nia.

*tok tok tok

"Assalamualaikum." ucap Bu Ros memberikan salam.

"Wa'alaikum salam." jawab Bu Nia dari dalam beberapa saat sebelum membukakan pintu kepada kami.



"Ros, Jak. Sini masuk." ucapnya menyambut kami berdua.

"Sendiri, Sya?" tanya Bu Ros.

"Iya doong." jawabnya.

"Anak mu kemana?"

"Les dia, sampai nanti sore."

"Suami ibu?" tanya Gw meledek.

"Biasa. Kerja sampai L-E-M-B-U-R." jawabnya menekankan kata lemburnya sehingga membuat kami tertawa.

"Maaf ya, Bu. Gak bawa bingkisan." ucap Gw.

"Ahh, gapapa. Kalian mau minum apa?" tanyanya.

"Udah, Sya. Gak usah repot dih kayak orang lain aja." jawab Bu Ros.

"Gapapa ih. Gak repot. Aku kan mau menjamu dengan baik." jawabnya.

"Aku yang simple aja deh, Bu. Susu kurma aja." ucap Gw.

"Ehh, gak gitu jugaa. Hahaha." jawabnya.

"Tuh kan, katanya gak repot." ledek Bu Ros.

"Ya abis mintanya kurma. Mana ada sekarang kalau mau nanti pas bulan puasa." jawab Bu Nia.

"Berarti susunya ada dong?" tanya Bu Ros meledek.

"Ada kok tuh, di kulkas." jawab Bu Nia.

"Ahh, Jaka mah gamau susu yang itu. Ya gak, Jak?" tanya Bu Ros kepada Gw yang langsung Gw jawab dengan senyuman.

"Susu yang mana? Yang ini?" tanya Bu Nia sambil meremas toket dibalik pakaiannya.

"Mau, Jak?" tanya Bu Ros.

"Mau doong."

Lalu Bu Nia ikut duduk di samping Gw dan membuka baju serta beha nya.

"Sini sini. Nenen sama mama." rayunya.

Gw pun tiduran di atas pangkuan Bu Nia lalu menyusu kepadanya.

"Aku bikin minum deh ya." ucap Bu Ros meninggalkan kami berdua.

"Hmmm." rintih Bu Nia disaat Gw menikmati payudaranya seolah sedang menyusui.

"Enak, Jak?" tanyanya.

"Hm'm." jawab Gw.

Sambil menahan kepala gw dengan tangan kirinya, dibelainya rambut Gw dengan tangan kanannya.

"Pelan-pelan aja, Jak. Waktu kita banyak kok." ucapnya.

Gw lantas memeluk tubuhnya erat bagaikan seorang anak kecil yang sedang menyusu kepada ibunya.

"Ihh, lidahnya nakall." ucapnya mengomentari Gw yang memilin-milin puting toketnya dengan lidah Gw.

"Wah wah wah. Asik banget nih berdua." ledek Bu Ros sambil menaruh minuman yang telah dibuatnya untuk kami bertiga.

"Iya ini, anak aku gede banget." ucap Bu Nia.

"Aku foto yaa." kata Bu Ros.

"Ihh, ihh. Jangan." saut Bu Nia kaget.

"Gapapa, Sya. Rahasia kita kok." jawab Bu Ros.

"Nanti kalo kesebar gimana?"

"Enggak kok. Tenang."

"Kamu yang tenang, akunya enggak." ucap Bu Nia.

"Tenang Bu Nia, Bu Ros kan temen ibu dari lama. Gak bakal dong Bu Ros jahatin ibu." kata Gw menenangkan Bu Nia.

"Pokoknya kita bakal dokumentasiin kegiatan kita hari ini. Biar kita bisa inget keseruan ini nantinya." lanjut Gw.

"Gak bakal terjadi apa-apa kan?" tanyanya.

"Enggak kok." jawab Bu Ros.

Kini Bu Ros mulai ikut bermain bersama kami. Bu Ros mendekat ke arah Gw lalu membuka celana Gw hingga terpampang jelas kontol Gw yang sudah ngaceng sedari tadi.

"Gede kan, Sya?" tanya Bu Ros ke Bu Nia.

"Sshhhh." desah Bu Nia sambil menggigit bibirnya disaat Gw menyapu puting Bu Nia dengan lidah Gw.

*Slurrpp slurpp slurpp slurppp

Tanpa aba-aba, Bu Ros langsung melahap kontol Gw dengan mulutnya yang membuat Bu Nia menatap dengan heran.

"Mau, Sya?" tanya Bu Ros ke Bu Nia sambil mengocok kontol Gw yang sudah basah dengan ludahnya.

"Di kamar aku aja yuk." ajak Bu Nia pindah.

Di kamar Bu Nia, Gw langsung menyambar bibir sexy Bu Nia hingga dia terkaget.

"Hahaha. Jaka gak tahan." ucap Bu Ros sambil memoto kami berdua.

Satu persatu pakaian Bu Nia Gw lucuti, tetapi Bu Nia hanya terdiam terpaku melihat tingkah Gw.

"Toketnya gede ya, Jak?" tanya Bu Ros.

"Iya, gedean punya Bu Nia daripada Bu Ros. Hahaha." ucap Gw sambil melepaskan celana Bu Nia.

"Kamu mah." jawab Bu Ros kesal.

"Ihh ihh, kamu kenapa senyum Sya?" tanya Bu Ros.

"Aku gak nyangka ih, kirain kalian kalo selingkuh cuma nafsu doang yang muncul." ucap Bu Nia.

"Ternyata?" tanya Bu Ros.

"Seru juga ya. Hahaha." jawabnya.

"Seru doong. Jakaa." ucap Bu Ros.

Bu Nia langsung mengangkat tubuh Gw setelah Gw selesai melucuti semua pakaian Bu Nia.

"Sini, Jak. Gantian aku yang telanjangin kamu."

Bu Nia kini gantian melucuti pakaian Gw satu persatu sehingga kami berdua sudah bugil sepenuhnya. Dan disaat dia melepaskan celana Gw, dia langsung melahap kontol Gw masuk ke dalam mulutnya seperti yang tadi dilakukan Bu Ros.

"Ughhh." erang Gw merasakan sensasi mulut Bu Nia.

"Nah kan, Jak. Udah nafsu dia." ucap Bu Ros yang masih memotret kami berdua sedari tadi dengan hpnya.

*Plupp

Bu Nia melepaskan sedotan mulutnya dari kontol Gw.

"Kamu foto-foto mulu dari tadi deh, Ros. Orang mah sesekali aja." omel Bu Nia sambil mengocok kontol Gw dengan tangannya.

"Gapapa, biar nanti yang lain iri. Hahaha."

"Haa?? Yang lain??" tanyanya kaget.

"Iyaa. Bu Nisa, Bu Lena, Sinta." jawab Bu Ros santai.

*Duarrrr

Bagai disambar petir, Bu Nia terpatung kaget mendengar jawaban dari Bu Ros.

"Dih, Bu Ros ngasih taunya gak liat situasi deh." ucap Gw.

"Kan kalo Bu Nia tau, nanti gak ngerasa beban loh Jak. Kan banyak temennya." jawab Bu Ros.

"Maksud kalian apa?" tanya Bu Nia.

"Sini, Sya. Aku kasih tau." Bu Ros mengajak Bu Nia duduk di pinggir kasurnya untuk memberitahu rahasia kami semua. Gw pun tiduran di kasurnya melihat mereka berdua.

"Jadi Jaka tuh sebenernya udah pernah main sama Bu Nisa, Bu Lena, sama Sinta juga." jelas Bu Ros.

"Muti juga ya, Jak?" tanya Bu Ros.

"Iya, baru itu." jawab Gw.

"Nah, Jaka tuh maunya kita semua tau satu sama lain dan ngatur jadwal biar gak bentrok. Maklum lah, istrinya banyak. Hahahaha." jelas Bu Ros ke Bu Nia yang masih membuat Bu Nia heran.

"Dan kami tuh punya grup di wikipedia. Tempat kami semua ngumpul untuk bahas hal ini. Foto-foto sama videonya juga kami kirim ke grup itu biar gak disimpen di galeri hp. Bahaya kan." jelasnya lagi.

"Nah, Jaka mau kamu jadi bagian dari kami. Nih liat foto waktu kami main bareng berlima. Gimana gak hebat kan Jaka. Hahahaha."

Bu Ros menunjukkan foto kami berlima disaat kami ngentot berjamaah di rumah Bu Lena.

"Ini juga baru beberapa hari yang lalu loh. Setelah ultah anak kamu itu."

"Yang waktu Bu Nia nampar Bu Ros. Hahaha." sambut Gw.

"Ihh, Jakaa." ucap Bu Nia malu.

"Abis nampar karena aku ngentot sama kamu, eh sekarang dia ikutan ngentot ya Jak. Hahaha." ledek Bu Ros.

"Ahh, males ah. Diledekin terus." ucap Bu Nia.

"Biasa aja ah, Sya. Kita semua welcome kok. Makanya dengan kedatangan kami ini bermaksud untuk melamar saudari Haniyah Syafa'ah apakah bersedia menjadi istri ke ... " Bu Ros berhenti melanjutkan kalimatnya karena bingung dengan kelanjutannya.

"Ke enam." ucap Gw.

"... ke enamnya Jaka?" Bu Ros melanjutkan kalimatnya.

"Tergantung." jawab Bu Nia.

"Tergantung apanya?" tanya Bu Ros.

"Mainnya enak gak?" tanya Bu Nia melirik ke Gw.

Bu Ros pun tersenyum sambil menatap Bu Nia. Tangannya meraih wajah Bu Nia agar menatapnya. Beberapa lama mereka saling menatap, Bu Ros lalu mencium bibir sexy Bu Nia dengan lembutnya.

*Cupss cupss cupss

Bu Nia yang tadi kaget pun sudah ikut ke dalam permainan Bu Ros. Kini tangan Bu Nia melingkari pinggang Bu Ros sehingga tubuh mereka berdua semakin dekat.

Melihat hal itu, Gw tak mau ketinggalan momen dan langsung memoto mereka berdua agar nantinya bisa Gw kirim ke grup kami sebagai dokumentasi selamat datang bagi Bu Nia.

*Slurpp slurpp slurpp

Kini ciuman mereka sudah mengganas. Suara air liur dan permainan lidah mereka pun terdengar jelas oleh Gw.

Bu Nia tak mau diam. Tangannya kini melucuti pakaian Bu Ros yang masih lengkap seutuhnya agar ikut telanjang seperti kami berdua.

Saat Bu Nia melepaskan baju dan beha Bu Ros, toket Bu Ros tidak bisa lepas dari perhatian Bu Nia dan langsung saja dijilatinya seperti tadi Gw menyusu kepada Bu Nia.

"Ahhh, Syaa." erang Bu Ros.

Sambil menikmati toket Bu Ros, tangan Bu Nia lanjut melucuti celana Bu Ros yang masih dikenakannya. Tubuh Bu Ros kini roboh di atas kasur, celana hingga CD Bu Ros pun kini lepas dari tubuhnya.

"Sya ... " Bu Ros mengangkat kepala Bu Nia agar menghentikan aktivitasnya itu.

"Suami kita jangan dianggurin." ucapnya.

"Hahaha. Iya yaa." jawab Bu Nia.

"Gapapa kok, ngeliat kalian berdua juga saya udah seneng kok. Ini buktinya saya ngaceng." jawab Gw.

"Jangan doong. Eh, coba diri deh Sya." ucap Bu Ros.

"Kenapa?" tanya Bu Nia sambil beranjak dari atas kasur.

"Kita foto berdua, Sya. Hahaha."

Bu Nia dan Bu Ros pun kini berjejer berdua dengan berbagai pose Gw mengambil gambar mereka untuk kenang-kenangan kami bertiga.

"Mau siapa dulu, Jak?" tanya Bu Ros.

"Bu Nia deh. Kan pertama kalinya nih." jawab Gw.

"Siap-siap kasurmu basah, Sya." ledek Bu Ros.

"Ihhh, kamu mah." jawabnya.

Bu Nia pun naik ke ranjang menghampiri Gw yang sudah menunggunya. Dia merangkak maju hingga tubuhnya tepat di atas tubuh Gw dengan toketnya yang menggantung sedikit menyentuh dada Gw.

Gw langsung meraih kepalanya agar bisa mencium bibirnya, seketika Bu Nia langsung merendahkan tubuhnya agar bisa meraih bibir Gw.

"Mmphhh. Mphh." erangnya disaat bibirnya Gw nikmati sambil jari jemari Gw menggerayangi pinggangnya.

Gw lalu memeluknya dan membalikkan posisi kami agar Bu Nia dibawah dan Gw diatasnya. Ciuman Gw kini pindah ke lehernya lalu perlahan turun menuju kedua toketnya yang montok itu.

Setelah beberapa lama, lidah Gw kembali turun menuju perutnya yang kendor karena pernah melahirkan lalu ke arah jembutnya hingga kini telah sampailah Gw ke memek indahnya.

*Slurpp slurpp slurpp

"Aahh, ahhhhh. Jakaaa."

Bu Nia mengerang menikmati jilatan lidah Gw pada memeknya.

"Gimana?? Enak kann??" ledek Bu Ros.

"Aaahhhhh. Eennaaaakkk. Geliii banggeett Jaaakkk." racau Bu Nia.

Setelah beberapa menit Gw menikmati memek Bu Nia dengan lidah Gw, kini saatnya Bu Nia merasakan hujaman kontol Gw pada rahimnya.

"Aku masukin ya, Bu." ucap Gw.

Gw pun mengarahkan kepala kontol Gw ke arah liang memek Bu Nia yang sudah basah itu. Lalu,

*Blessss

"Ughhh. Jaaakk." erangnya.

"Gede kann??" tanya Bu Ros.

"Iyaaa. Gede bangettt." jawab Bu Nia.

*Slebb slebb slebb

Kini Gw mulai memaju mundurkan pinggul Gw agar bisa mengantam rahim Bu Nia dengan kontol Gw. Beberapa kali Bu Nia mendesah hebat menikmati aktivitas kami ini di ruang kamar miliknya bersama suaminya.

"Liat nih. Kemarin waktu tau saya main sama Jaka, saya ditampar. Ehh sekarang dia yang keenakan main sama Jaka." ucap Bu Ros sambil merekam kami berdua.

"Ughhh. Rooosss. Sialaaann." ucap Bu Nia.

"Suaminya selingkuh. Ehh istrinya selingkuh juga. Hihihi." lanjut Bu Ros.

"Huhhh, ahhhh. Gapapahhh." ucap Bu Nia.

"Asall,, selingkuhnya sama,, Jakahh. Aahhhh." lanjut Bu Nia sambil menikmati kontol Gw di dalam memeknya.

"Enak, Bu?" tanya Gw.

"Aaahhhh. Enaakk Jakkk." jawabnya.

"Enakan ngentot sama saya atau suami ibu?" tanya Gw lagi.

"Yaa jelas kamu lahh. Aghhhh. Aghh." jawabnya.

"Mau saya cepetin lagi gak?" tanya Gw meledek.

"Mauuu. Mauuuu." jawabnya dengan mata terpejam sedari tadi.

*Plok plok plok plok

Gw menaikan ritme sodokan kontrol Gw di dalam memek Bu Nia agar dia semakin menikmati permainan kami ini.

"Aahhh, Jakaaaaa." erangnya.

"Dikit lagiiii, Jaaakk." tambahnya.

Gw pun semakin bersemangat memompa memeknya semakin cepat ditambah pula Bu Ros yang ikut membantu Gw dengan cara menjilati toket Bu Nia itu.

"Ahhh, bangsattt. Enakk bangettt." racaunya.

"Aahhh aahhhhh."

"Aahhh. Aku keluar Jaaakk."

Gw pun menghentikan genjotan Gw dan mencabut kontol Gw dari dalam memeknya. Lantas Gw menyaksikan tubuh Bu Nia yang bergetar dengan beberapa kali memuncratkan cairan squirt nya.

"Ehhh, bisa gitu ya Bu." ucap Gw yang baru pernah menyaksikan hal ini.

"Iya, emang Bu Nia bisa gitu. Makanya bisa-bisa nanti kasurnya basah semua ini." jawab Bu Ros.

"Aahh ahhhh. Huuhhhh." Bu Nia sedang mengatur nafasnya setelah menikmati orgasme sekaligus squirt nya

LANJUT
 
Terakhir diubah:
Jadi tuh, ane bikin cerita ini karena sering ngerasa cerita-cerita yang lain itu gak sesuai fetish dan ekpektasi ane hu. Jadinya, yang bakal ane ceritain disini ya cuma imajinasi sesuai fetish ane.

Ane gak suka BDSM, anal, apalagi threesome MMF. Apalagi gangbang MMF. Jangankan merealisasikan imajinasi ke bentuk cerita, bayanginnya aja geli 🙃

Tapi mungkin BDSM sama anal bakal ane bikin sedikit doang. Karena ane gak niat ke arah sana, cuma ane ekplorasi aja. Hehe.
Sepakat suhu. Tiap penulis punya fetishnya masing2. Ane jga sama kayak suhu gag suka BDSM,Anal,Gangbang,MMF,pemerkosaan / pemaksaan dan POV wanita. Kerena cerita yg tdk sesuai dgn fetish kita tuh jdi gag dapet feelnya.

Mungkin jga krena ane terlalu lurus ya orangnya dalam hal seks. Hehehe
 
Jadi tuh, ane bikin cerita ini karena sering ngerasa cerita-cerita yang lain itu gak sesuai fetish dan ekpektasi ane hu. Jadinya, yang bakal ane ceritain disini ya cuma imajinasi sesuai fetish ane.

Ane gak suka BDSM, anal, apalagi threesome MMF. Apalagi gangbang MMF. Jangankan merealisasikan imajinasi ke bentuk cerita, bayanginnya aja geli 🙃

Tapi mungkin BDSM sama anal bakal ane bikin sedikit doang. Karena ane gak niat ke arah sana, cuma ane ekplorasi aja. Hehe.
Gak usah dipaksakan buat masukin scene bdsm atau anal kalo emang suhu gak suka...
Udah bener suhu bikin cerita sesuai fetish yang suhu punya....
Cuma satu harapannya dari cerbung yang ada di forum ini, bagaimana cerita ini bisa tamat...
Banyak cerbung yg terbengkalai..dengan berbagai macam alasannya...
 
Gak usah dipaksakan buat masukin scene bdsm atau anal kalo emang suhu gak suka...
Udah bener suhu bikin cerita sesuai fetish yang suhu punya....
Cuma satu harapannya dari cerbung yang ada di forum ini, bagaimana cerita ini bisa tamat...
Banyak cerbung yg terbengkalai..dengan berbagai macam alasannya...
Ada tipe cerbung yang emang diniatin untuk ditamatin setelah adegan tertentu oleh penulisnya. Ada tipe cerbung yang seiring bertambah banyaknya pembaca, ditambah semakin liarnya imajinasi penulis, maka cerita dilanjutkan terus menerus bagaikan sebuah sinetron.

Kapan cerita ini tamat?
Awal niatnya sampai Jaka berhasil dapetin Muti.

Apakah pembaca akan puas dengan keputusan itu?
Belum tentu.

Lantas bagaimana?
Saya sebagai penulis akan terus menerus meng-upgrade cerita saya seiring berjalannya waktu sehingga saya puas terhadap cerita saya ini. Hingga saya merasa, "Nah, ini bagus buat dijadiin penutup." Maka selesailah cerita ini saya buat.

Atau mau lebih gampang biar ceritanya cepet tamat?
Dari seluruh guru perempuan yang ada di sekolah, hanya tinggal Putri dan Farhah yang belum di eksekusi. Apa mau dibuat 2 part lagi sehingga cerbung ini tamat di part 28?

Saya rasa, tidak.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd