Lemme tell y'all about my background. Ane pemuda, cowo, umur at 20s. Berasal dari keluarga yang cukup taat beragama. Ane pernah mengenyam pendidikan agama di pesantren for at least 6 years. So knowledge about certain majority religion sudah bisa dikatakan cukup untuk jadi ustad (no kidding)
Dan Suhu adalah mahasiswa di salah satu kampus kota belimbing ya,
Fase ini wajar dan dialami oleh banyak orang yang memang mempelajari filsafat baik secara formal maupun informal melalui pengalaman hidup dan proses berfikir.
Hal ini karena ketika kita belajar tentang ilmu filsafat kita akan mempertanyakan "Divine Being" yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah,
"Science is organized knowledge obtained by observation and testing of fact"
Sehingga apabila suhu bertanya apakah saya pernah mengalami religiously confused, it's obvious, i did.
Pertama, melalui pengalaman hidup. Saya dulu memiliki latar belakang ekonomi dan keluarga yang tidak terlalu baik. Hal ini mengakibatkan untuk memenuhi kebutuhan serta hasrat ingin bebas membuat saya masuk ke profesi yang terlarang. Dalam fase tersebut saya harus melepas seluruh dogma agama yang saya pegang,
Kedua, Saya pernah beberapa kali hampir terkena bahaya, namun masih diberi keselamatan. Hingga akhirnya saya memohon ampun kepada Tuhan dan meminta Istri yang dapat menjadi pengingat bagi saya atas kehadiran-Nya, apapun agama istri yang Tuhan kasih, saya ikut ( I Really lost my faith to religion at that time)
Beberapa bulan kemudian saya menikah dengan wanita yang tidak saya sangka 1 agama dengan saya (kami katolik hu, dan menemukan yang seagama di Indonesia ini merupakan tantangan tersendiri bagi kami), dan istri tidak lahir dari keluarga katolik, dia belajar dan akhirnya memeluk katolik tidak lama sebelum berkenalan dengan saya.
Sejak saat itu saya berusaha menjalani seluruh kehidupan ini secara pelan2. Pelan2 menjalani ajaran agama yang diminta oleh istri, bahkan tidak jarang istri mengajari saya. Pelan2 menuntut ilmu lagi mengejar ketertinggalan strata pendidikan saya dengan istri, pelan2 mengejar karir. Semua saya lakukan dengan pelan2 dan penuh keraguan, tapi saya terus lakukan... Pelan2....
Sekarang saya sangat bersyukur bahwa tubuh dan jiwa saya masih dilindungi dan diberkati,
Moral of the story, "Apabila kita menghadapi suatu pertanyaan besar dalam diri, bingung hendak melangkah, we only need to have faith.. Tundukan kepala, ulurkan tangan dan terus berjalan.. Pelan-pelan.. Selangkah, demi selangkah.. Tuhan akan menuntun kita."