Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Santri dan Syahwat

Status
Please reply by conversation.
Chapter 9



"Kenapa, Mi?" Ning Sarah mendesak Nyai Aisyah yang menatapnya dengan penuh kelembutan, kelembutan seorang ibu yang tidak diragukannya.

"Maafkan Ummi Ning, entah setan dari mana yang merasuki sehingga Ummi semakin bergairah saat melihatmu memacu kontol Burhanuddin." Jawab Nyai Aisyah lirih, dia memalingkan wajahnya ke arah Burhanuddin yang duduk di kursi masih dalam keadaan telanjang. Nyai Aisyah menarik nafas berusaha meredakan gejolak birahinya yang kembali terusik melihat kontol Burhanuddin yang sudah kembali tegak.

"Ummi jahat, kenapa tidak berusaha mencegah kegilaanku?" Ning Sarah mengikuti arah pandangan Nyai Aisyah dan dia ikut menarik nafas melihat kontol Burhanuddin sudah kembali tegang dengan otot-otot yang melingkar di batangnya. Pikiran liarnya kembali muncul saat mengingat ibunya begitu panik melihat pejuh Burhanuddin di memeknya, masih ada cara untuk membalas perbuatan ibunya dan itu terletak pada pejuh Burhanuddin yang bisa menghamilinya.

"Maafkan Ummi, Ning..!" Jawab Nyai Aisyah, dia lebih tertarik pada kontol Burhanuddin dari pada harus menjawab pertanyaan Ning Sarah. Tanpa berpikir panjang Nyai Aisyah bangkit menghampiri Burhanuddin, masih ada banyak waktu untuk menikmati kontol perkasa pemuda belia itu.

"Ning ..!" Seru Nyai Aisyah terkejut, Ning Sarah bergerak lebih cepat mendahuluinya meraih kontol Burhanuddin dan lebih gilanya gadis itu langsung duduk di pangkuan Burhanuddin menghadap ke arahnya.

"Aku dulu, Mi...!" Seru Ning Sarah tersenyum penuh kemenangan, dia akan berusaha menguras habis pejuh Burhanuddin hingga berhasil membuahi sel telur nya. Ya, masih ada cara lain yang lebih gila untuk menghukum perbuatan ibunya.

Ning Sarah memegang kontol Burhanuddin dan mengarahkan pada lobang memeknya, kali ini dia lebih berhati-hati dengan menggosok gosok kontol Burhanuddin pada memeknya sehingga memeknya lebih rileks dan basah sehingga siap menerima kehadiran kontol Burhanuddin yang besar dan panjang.

"Ning ..!" Burhanuddin terpaku, dia tidak menyangka Ning Sarah bisa sebinal ini. Namun gesekan kontolnya pada memek Ning Sarah membuatnya tidak berpikir, dia langsung meraih payudara Ning Sarah, Burhanuddin menatap rambut Ning Sarah yang tersanggul sehingga dia bisa melihat lehernya yang jenjang dan tengkuknya yang berbulu halus membuat Burhanuddin tergoda untuk menciumi tengkuknya yang halus.

"Ahhhhh...!" Ning Sarah mengeluh nikmat, gesekan kontol Burhanuddin pada memeknya menimbulkan rasa nikmat. Gairah Ning Sarah bangkit dengan cepat terlebih saat Burhanuddin meremas payudaranya dengan lembut dan memelintir putingnya. Ning Sarah semakin terangsang saat Burhanuddin menciumi tengkuknya, tanpa sadar dia menurunkan pinggulnya sehingga kontol Burhanuddin dengan cepat amblas dalam memeknya.

"Ning ..!" Nyai Aisyah hanya bisa menatap kontol Burhanuddin yang kembali mengisi lobang memek anaknya, gairahnya semakin bergejolak liar mencari pelampiasan secepatnya. Nyai Aisyah berjongkok di hadapan Ning Sarah dan Burhanuddin dan membuka belahan paha Burhanuddin agar mengangkang lebih lebar.

"Ummi, apa yang kamu lakukan?" Teriak Ning Sarah terkejut merasakan lidah Nyai Aisyah menjilati memeknya yang sedang diaduk aduk kontol Burhanuddin tanpa merasa jijik, Nyai Aisyah sudah menanggalkan harga dirinya ke tempat paling hina.

Tapi hal itu justru menambah kenikmatan yang sedang dirasakan oleh Ning Sarah sehingga dia semakin cepat memacu kontol Burhanuddin, dibiarkannya Nyai Aisyah terus menjilati memeknya dan juga kontol Burhanuddin yang berkilat basah oleh cairan birahi yang keluar dari memeknya. Ning Sarah menjambak rambut ibunya tanpa merasa bersalah, menjejalkan wajahnya pada memeknya yang bergerak memompa kontol Burhanuddin.

"Ohhhh yaaaa, terussss jilat memekku Ummi..!" Seru Ning Sarah semakin kesetanan memacu kontol Burhanuddin, dia larut dalam birahi kenikmatan yang sulit dipahaminya.

"Enak, sayang..?" Nyai Aisyah memandang Ning Sarah, jarinya menggosok gosok itil Ning Sarah dengan cepat sehingga cairan birahinya muncrat membasahi tangannya yang halus. Ada kepuasan tersendiri saat melihat ekspresi nikmat Ning Sarah, wajah cantik anaknya terlihat binal memacu kontol Burhanuddin tanpa perlu melakukan pemanasan.

"Nikmat Ummi, aku ingin hamil..!" Jawab Ning Sarah melihat ke arah kontol Burhanuddin yang semakin lancar bergerak dalam jepitan memeknya, lalu perhatiannya beralih ke wajah ibunya. Ya Tuhan, kenapa justru dia merasakan sensasi yang sulit dilukiskan oleh kata kata, gairahnya semakin bergejolak liar, tubuhnya bergerak semakin tidak terkendali. Guncangan pada payudaranya bisa diredam oleh tangan kekar Burhanuddin yang menampungnya, meremas payudaranya dengan lembut.

"Hus satu, kamu boleh ngentot tapi nggak boleh hamil." Jawab Nyai Aisyah, dorongan untuk melumat bibir tipis anaknya begitu besar hingga akhirnya Nyai Aisyah menyerah, dengan bernafsu Nyai Aisyah melumat bibir Ning Sarah yang mendesis nikmat.

"Mmmmm!" Ning Sarah mengatupkan bibirnya, dia terkejut menerima perlakuan binal ibunya yang mencumbu bibirnya dengan bernafsu. Hembusan nafas kasar yang hangat menyapu kulit wajahnya yang halus. Namun Nyai Aisyah tidak mau menyerah dengan penolakannya, justru semakin keras menghisap bibirnya hingga akhirnya Ning Sarah menyerah. Ning Sarah mulai membalas ciuman ibunya dengan kaku, ini pengalaman pertamanya berciuman apa lagi dilakukan dengan ibu yang seharusnya menjaga kehormatannya.

"Ning, goyang terussss...!" Burhanuddin memperingatkan Ning Sarah untuk terus memacu kontolnya, gadis itu asik berciuman sehingga melupakan tugas utama memacu kontolnya. Namun seruannya berakhir sia sai, Ning Sarah terlalu asik berciuman dengan Nyai Aisyah membiarkan kontol Burhanuddin yang berada dalam memeknya membuat Burhanuddin terpaksa mengambil inisiatif, dengan kedua tangan kekar yang terbiasa bekerja keras Burhanuddin memegang pinggang ramping Ning Sarah dan mengangkatnya dengan mudah dan kemudian menurunkan kembali sehingga kontolnya kembali keluar masuk dalam memek Ning Sarah yang legit, lembut dan nikmat sangat berbeda saat pertama kali dia mendapatkan keperawanan Ning Sarah.

"Mmmmm,,,,,,!" Ning Sarah hanya bisa mengeram merasakan kontol Burhanuddin menusuk nusuk memeknya dengan gencar, pemuda itu seperti tidak mengalami kesulitan mengangkat tubuhnya yang berbobot 50 kg dengan tinggi 160 cm. Pemuda perkasa yang sudah menaklukan ibu dan kakak sepupunya Ning Ishma dan kini berhasil menaklukannya juga, merobek robek selaput daranya dengan perkasa. Bukan, bukan pemuda itu yang sebenarnya merobek-robek selaput daranya, tapi dirinya sendiri yang sengaja merobek selaput daranya menggunakan kontol pemuda itu.

"Ohhh, Ummi kontol Burhanuddin mentok memekku...!" Seru Ning Sarah merasakan berkali kali kontol Burhanuddin menyentuh dinding rahimnya, antara rasa ngilu dan nikmat bercampur menjadi satu.

Gelombang kenikmatan itu terus datang seperti tidak akan berhenti, membuat Ning Sarah melupakan semua hal yang selama ini menjadi beban pikirannya. Jiwanya larut dalam kenikmatan itu, dia lupa dengan tujuan awalnya untuk memberikan hukuman kepada ibunya dan hukuman yang paling mungkin diberikan kepada ibunya adalah membuatnya hamil. Bagaimana dengan cita citanya pergi ke Mesir, itu hanya pelarian dari rasa sakit hatinya belaka.

"Ohhh, terussss yang kenceng, sodok memekku..!" Seru Ning Sarah ikut menggerakkan tubuhnya meringankan pekerjaan Burhanuddin, seribu cahaya berpendar di matanya akibat gelombang kenikmatan yang datang bertubi-tubi. Cairan birahi yang keluar dari memeknya mengalir deras membasahi biji peler Burhanuddin dan dengan sigap Nyai Aisyah menjilatinya tanpa rasa jijik. Setiap cairan yang keluar langsung dihisap dengan rakus membuat Ning semakin bersemangat memompa memek pujaan hatinya.

"Akku nggak kuatt, ak ku kelllllluaarrrrr....!" Ning Sarah menyerah oleh badai kenikmatan yang membawanya ke langit ketujuh, orgasme dahsyat membuat tubuhnya melenting dan menjambak rambut Nyai Aisyah dengan kasar tanpa merasa bersalah.

"Sudah, sekarang giliran Ummi..!" Nyai Aisyah yang terlepas dari jambakan segera berdiri, tidak memberi kesempatan Ning Sarah untuk menguasai kontol Burhanuddin. Jangan sampai Burhanuddin kembali ngecrot membuahi rahim anak kesayangannya itu dan membuatnya hamil.

"Nggak mau, Ummi...!" Rajuk Ning Sarah ketus, dia sudah bertekad menguras pejuh pemuda hingga habis. Terlebih pemuda itu masih terus mengangkat tubuhnya naik turun sehingga kontolnya terus bergerak liar menyodok nyodok memeknya dengan cepat, luar biasa sekali stamina dan kekuatan Burhanuddin mampu melakukannya dalam waktu lama.

"Gantian sayang, memek Ummi juga butuh kontol..!" Rayu Nyai Aisyah, dia menahan tangan Burhanuddin yang berada di pinggang ramping Ning Sarah agar tubuh anaknya tidak terus memompa kontol Burhanuddin yang berakibat pemuda itu ngecrot lagi.

"Ummi kan sudah sering ngerasain kontol Burhanuddin, sekarang giliran ku merasakan pejuhnya di memekku." Jawab Ning Sarah jengkel, dia kembali menaik turunkan tubuhnya membantu Burhanuddin mengalahkan tenaga Nyai Aisyah yang berusaha sekuat tenaga menahannya.

"Nggak bisa, nanti Burhanuddin keburu ngecrot..!" Seru Nyai Aisyah jengkel, dia berusaha menarik tangan Ning Sarah agar turun dari pangkuan Burhanuddin sebelum pemuda itu kembali ngecrot membanjiri memek Ning Sarah dengan pejuhnya yang banyak.

"Biar Nyai, kasian Ning Sarah..!" Seru Burhanuddin membela Ning Sarah, namun dalam keadaan kalut tenaga Nyai Aisyah semakin besar sehingga dia berhasil menarik Ning Sarah turun dari pangkuan Burhanuddin. Namun Ning Sarah berusaha sekuat tenaga bertahan, pantatnya yang bulat menungging seakan menggoda Burhanuddin yang meringis kesakitan karena kontolnya tertekuk saat lepas dari memek Ning Sarah.

Mendengar pertengkaran ibu dan anak itu membuat Burhanuddin semakin bergairah, terlebih melihat pantat bulat Ning Sarah dihadapannya sehingga dia bisa melihat celah sempit lobang memek Ning Sarah seakan memanggil kontolnya. Tanpa berpikir panjang Burhanuddin bangkit dan langsung menancapkan kontolnya kembali ke memek Ning Sarah.

"Ohhhh, ennnnakkk...!" Teriak Ning Sarah lirih saat kontol Burhanuddin kembali menusuk memeknya, dia menatap Nyai Aisyah dengan sorot mata kemenangan, dia berusaha menarik lepas tangannya dari tarikan Nyai Aisyah yang masih berusaha menariknya menjauh dari Burhanuddin.

"Memekmu, ennak Ning!" Seru Burhanuddin, dia berjalan mengikuti Ning Sarah yang sedikit menjauh karena tarikan Nyai Aisyah, dia tidak rela kontolnya kembali terlepas dari jepitan memek Ning Sarah yang sangat nikmat bahkan dia mulai berpikir untuk bisa menghamili Ning Sarah sehingga dia bisa menikahi wanita yang sangat dicintainya itu.

"Burhanuddin, cabut kontolmu..!" Seru Nyai Aisyah jengkel melihat Burhanuddin dan Ning Sarah seperti bersekongkol menentang perintahnya, harga dirinya bangkit karena merasa tidak didengar.

"Tanggung, Nyai..!" Jawab Burhanuddin, dia bahkan memegang pinggang ramping Ning Sarah agar tidak tertarik oleh Nyai Aisyah, dia ingin kembali membanjir memek Ning Sarah dengan pejuhnya yang mungkin sebentar lagi akan jebol.

"Ummi, lepaskan tanganku..!" Seru Ning Sarah, hampir saja tubuhnya terjatuh karena tarikan ibunya, untung Burhanuddin mampu menahannya sehingga Ning Sarah masih mampu bertahan dengan posisinya yang menungging. Tusukan demi tusukan kontol Burhanuddin semakin cepat memompa memeknya, sebuah perjuangan yang tidak mudah dilakukan oleh seorang pemula seperti Ning Sarah, namun tekadnya untuk hamil membuatnya mampu bertahan dengan sisa sisa tenaganya yang sudah terkuras oleh orgasme yang berkali kali.

"Ummi tidak mau kamu hamil, hentikan Din kamu boleh menghamiliku..!" Seru Nyai Aisyah, dia masih belum mau menyerah menghadapi perlawanan Ning Sarah dan Burhanuddin.

"Kocok terus memekku Din, hamili aku..!" Seru Ning Sarah penuh harap, hukuman itu harus diterima oleh ibunya. Melihat anak kesayangannya hamil dan cita citanya akan kandas dalam sekejap, tentu itu sebuah pukulan paling menyakitkan yang tidak akan terlupakan seumur hidup Nyai Aisyah.

"Iya Ning, aku akan menghamiliku.." jawab Burhanuddin bersemangat, gerakannya semakin liar memompa memek Ning Sarah sehingga menimbulkan suara yang bergema di dalam kamar.

Mendengar percakapan Burhanuddin dan Ning Sarah, membuat Nyai Aisyah semakin kalut. Sepertinya mereka sengaja berniat membuatnya terkena serangan jantung, bagaiman kalau Ning Sarah benar benar hamil? Nama baik keluarganya akan tercemar, pesantren yang dibangun dengan susah payah akan ditinggalkan para santri dan santriwati.

"Ingat Abahmu, Ning..!" Seru Nyai Aisyah mulai putus asa, diusaha terakhirnya dia mengingatkan Ning Sarah kepada ayahnya Mbah Yai Nafi'.

Dan hal itu ternyata mampu menyadarkan Ning Sarah, dia masih sangat mencintai ayahnya dan menghormati Mbah Yai Nafi'lebih dari siapapun di dunia ini. Kalau sampai dia hamil, mungkin orang yang paling terpukul bukanlah Nyai Aisyah ibunya, tapi justru Mbah Yai Nafi'ayahnya.

"Cabut kontolmu, Din...!" Seru Ning Sarah panik, dia berusaha menjauh dari Burhanuddin namun pria itu justru mengikuti langkahnya tanpa mengurangi serangannya yang brutal, kontolnya menyodok nyodok memeknya dengan ganas tidak peduli dengan permohonan Ning Sarah yang memelas.

"Tanggung Ning, sebentar lagi aku mau ngecrot..!" Jawab Burhanuddin lugas, dia mengikuti langkah Ning Sarah menjaga agar kontolnya terus mengaduk aduk memek Ning Sarah, sebentar lagi dia akan orgasme dan menumpahkan pejuhnya di memek pujaan hatinya ini.

"Jangan...!" Ning Sarah semakin panik, dia berusaha menjauh agar kontol Burhanuddin tercabut dari memeknya, namun Burhanuddin sendiri tidak mau menyerah begitu saja, mengejar setiap langkah kaki Ning Sarah sehingga kontolnya tetap bisa memompa memek Ning Sarah.

Keseimbangan Ning Sarah mulai goyah, tubuhnya terjatuh telungkup di atas spring bed sehingga dia tidak merasa kesakitan saat Burhanuddin ikut terjatuh menindihnya dengan keras sehingga kontolnya semakin dalam menusuk memeknya, tanpa perlu memperbaiki posisinya Burhanuddin kembali memompa kontolnya karena merasakan puncak kenikmatan yang dicarinya hampir tiba.

",Ning, akkku kelllllluaarrrrr...!" Burhanuddin berteriak nyaring, usahanya untuk menyemprotkan pejuh ke dalam memek Ning Sarah berhasil dilakukannya, tubuhnya mengejang dan kontolnya semakin dalam menusuk memek Ning Sarah dan berharap pejuhnya langsung masuk ke dalam rahim Ning Sarah.

"jangannnnn...!" Teriak Ning Sarah panik, dia merasakan cairan hangat yang keluar dari kontol Burhanuddin membanjiri dasar lubang memeknya dan berlomba memasuki mulut rahimnya yang sudah terbuka. Celaka, dia akan benar benar hamil, hancurlah nama baik ayahnya.

----Bersambung----​


Apdet singkat mengisi waktu malam Minggu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd