Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Sanggupkah Aku Menjaganya? (Kisah Nyata)

#


Sekitar jam 4 sore aku dan Ardi berangkat dengan menggunakan mobil kakak ku. Setelah melewati beberapa titik kemacetan, akhirnya aku sampai di sebuah kota yang menjadi tujuan kami. Kota ini kecil jika dilihat dari luas wilayahnya, tetapi besar jika dilihat dari aktifitasnya. Nuansa sejuk khas pegunungan menjadi ciri khas dari kota ini.

Tujuan pertama kami adalah rumah sahabat ku sejak sekolah menengah atas dulu. Kami mencoba mengikuti arahan yang diberikan Tasha untk sampai ke rumahnya. Ardi yang beberapa kali pernah tugas luar di kota ini tidak terlalu kesulitan dengan arahan yang diberikan oleh Tasha. Sekitar jam 8 lewat 30 menit malam, kami sampai di rumah Tasha. Tampak banyak mobil berjejer disana lengkap dengan orang yang sedang berkumpul.

Aku dan Ardi langsung diajak masuk ke dalam oleh Tasha setelah dia menyambutku di depan rumahnya. Tasha tampak cantik, entah kenapa aura orang yang akan menikah akan terpancar lebih istimewa dibandingkan dengan biasanya. Sambil mengobrol dan melepas lelah, kami disuguhkan dengan beragam kue. Kami menolak untuk makan malam karena merasa kenyang setelah tadi kita menyempatkan makan malam sebelum sampai ke rumah Tasha.


“jadi, kapan kalian nyusul?” Tasha mulai menggoda kami
“hahaha, doain aja, Tas. Mungkin taun depan, iya gak sih yang?” aku mencoba menjawab sekenanya
“dih, aku sih besok juga siap. Sekalian aja resepsinya bareng sama Tasha, hahaha” jawaban Ardi memancing tawa kita berdua diantara kerumunan keluarga Tasha yang sudah bersiap untuk tidur.


Setelah setengah jam kami mengobrol, kami pamit untuk menuju hotel. Sebelum pulang Tasha memberikan arahan untuk acara besok pagi sekaligus rute yang bisa kami ambil.

“kalian tidur se kamar berdua?” Tanya Tasha dari luar mobil
“hmmm, sekamar tapi beda kasur, kok” jawabku canggung dari dalam mobil
“biar hemat, Tas. Biar bisa cepet nyusul lo nikah, heheh” jawaban Ardi cukup masuk akal
“hahahaha, masih kaku aja sama gue. Maen bersih ya gengs, gue gak mau tiba-tiba kalian nikah setelah pulang dari nikahan gue” jawaban Tasha yang lumayan menggelitik


Sebelum sampai ke hotel yang sudah kami booking, kami menyempatkan melewati lokasi acara pernikahan Tasha. Ternyata tidak terlalu jauh dengan lokasi hotel tempat kami menginap. Setelah mampir ke mini market untuk membeli cemilan, kami langsung menuju hotel.


Malam ini kami menginap di hotel bintang 4. Lokasinya memang tidak terlalu ditengah kota, namun cukup dekat dengan keramaian. Setelah sampai di resepsionis, kami langsung naik ke lantai 3 menuju kamar kami. Setelah meletakan barang bawaan kami, Ardi langsung rebahan di kasur. Memang sedari tadi dirumah Tasha dia sudah mengeluh sakit pada kakinya. Dia mengatakan ini mungkin efek futsal yang ia mainkan bersama rekan kerjanya beberapa waktu yang lalu.


“aku dulu yang, aku mules mau sekalian mandi” Ardi berkata sambil buru-buru ke kamar mandi saat aku hendak mandi


Meski udara disini cukup sejuk cenderung dingin, aku ingin membersihkan debu dan keringat ditubuhku. Sambil menunggu Ardi mandi, aku mencoba membuka cemilan yang ku beli tadi. Sambil berselancar di social media, aku mencoba menikmati suasana malam ini.


Tidak sampai 10 menit, Ardi keluar kamar mandi dengan menggunakan celana pendek dan menggunakan kaos. Ditangannya dibawa celana jeans panjang dan kemeja yang tadi menjadi outfitnya selama dijalan. Melihat Ardi selesai, aku bersiap untuk mandi. aku mengambil peralatan mandi ku dari tas dan langsung menuju kamar mandi. aku hanya mencuci muka dan berganti pakaian. Air disini ternyata cukup dingin. Aku khawatir masuk angina jika memaksakan mandi.


“yang, handpone kamu gak mau dicas dulu?” aku bertanya sambil berjalan dari kamar mandi yang letaknya di belakang tempat tidur kami.
“nanti yang, kamu bawa casan berapa? Kok kamu pake baju itu?” Ardi kaget melihat kondisi ku saat keluar kamar mandi
“bawa satu doang lah, emang kamu gak bawa?” aku menjawab sambil menetapnya yang berada diatas kasur
“yaudah gantian aja. Yang, kamu kenapa pake itu? Emang gak dingin?” Ardi kembali mempertegas pertanyaannya
“ya gak apa-apa, mau tidur ini. Masa aku pake seragam kerja tidurnya, kamu mah aneh aja tau” aku mencoba menjawab dengan tenang


Aku pikir, tak ada yang aneh dari pakaianku malam ini. Aku memakai tangtop biru muda dengan tali yang agak lebar dengan memakai celana pendek (streat, ya ane gak tau gimana tulisannya pokoknya celana pendek yang biasa dipake cewe buat jadi dobelan, suhu paham kan?) sebatas paha. Sebenarnya memang pakaian seperti ini sangat terbuka mengingat malam ini aku akan tidur dalam satu ranjang dengan seorang pria.


“emang kamu gak takut aku apa-apain apa yang kalo pake baju itu?” Ardi berkata dari belakang ku, masih diatas kasur
“emang kamu mau ngapain aku? Kaya berani aja, haha” aku menantangnya
“hmm, iya juga sih. Tapi aku takut gak tahan” Ardi masih berargumen
“ya tahan lah, orang akunya gak mau” aku masih sibuk merapihkan bajuku kedalam tas
“kamu ngapain yang? Orang lagi nonton” Ardi mengeluh karena meja tempat kami menyimpan tas tepat dibawah televisi
“lagi nyimpen bh, eh yang liat deh, kemaren aku beli ini, lucu gak?” aku menunjukan celana dalam yang aku beli kemarin


Sekilas tentang celana dalam ini, warnanya merah marun model panties dengan aksen renda di seluruh sisinya. Entah kenapa begitu kontras dengan kulit tubuhku yang putih atau kuning langsat.


“kamu ngapain beli kaya gitu yang?” Ardi mengintrogasi dengan penasaran
“ya gak apa-apa sih, pengen beli aja. Bagus gak?” aku berkata sambil menunjukan celana dalamnya
“bagus sih gak, Cuma bikin sange aja, hehe. Pake dong yang aku pengen liat” Ardi mulai memancingku
“dasar mesum, besok aku pake kok, tapi kamu gak boleh liat, nantinya pengen” aku kembali menyimpan celana dalam itu di tas


Aku beringsut menuju kasur king size yang ada dihotel ini. Seketika kami sibuk dengan handphone masing-masing. Setengah jam kemudian, kami bersiap untuk tidur.


“yang, kamu yakin mau pake baju itu? Aku pengen tau” Ardi berkata sambil memandangiku yang sedang berselimut
“hahah, yaudah ditahan aja yang. Udah malem lagian, besok kan harus pagi” aku mencoba menjutekannya
“yaudah deh, maaf yah nanti kalo aku kelepasan” Ardi kemudian berbaring disebelahku
“kelepasan ngapain yang?” aku bertanya sambil terus sibuk dengan handphone ku
“ya meluk misalnya, atau raba-raba gitu, namanya juga laki-laki” jawabnya datar
“hahaha, yaudah aku juga mau tidur nih” aku menyimpan handphone di meja dan masuk kedalam selimut.


Kami tidur saling membelakangi. Aku merasa deg-degan karena ini pertama kalinya aku tidur bersama dengan Ardi dalam satu kasur. Suasana mendadak hening, hanya ada suara ac yang berderu dengan suara kendraan diluar. Beberapa kali Ardi mengubah posisi tidurnya, tanda Ardi gugup dengan keadaan ini. Akupun beberapa kali menggerakan kaki ku.


“kamu belum tidur yang?” sauara Ardi memecah kekakuan yang berlangsung selama 15 menit itu
“belum, kamu kenapa belum tidur?” aku menjawab sambil bangun dari tidur
“kepikiran kamu yang, hahaha” ardi menjawab sekenanya
“kepikiran apaan kamu?” aku menjutekan wajahku sambil duduk dikasur menghadapnya
“ya kamu, yaudah yuk tidur lagi” Ardi mengajak ku untuk tidurr
“malu lah, masa cewe duluan yang minta, cowo yang harusnya agresif” aku merajuk sambil mengambil handphoneku
“agresif gimana maksudnya yang?” Ardi mendadak bangundari tidurnya
“gak tau ah, aku mau kencing” aku lalu beranjak dan masuk ke kamar mandi


Saat aku selesai kencing, aku dikagetkan dengan Ardi yang sudah berada didepan pintu kamar mandi.


“ngapain kamu yang? Mau kencing juga?” tanyaku penasaran
“mau minta tolong sama kamu” ucapnya sambil menghampiriku
“mau minta tolong apaan?” aku yang masih berada didepan pintu kamar mandi dibuat bingung
“tolong bantuin, aku pengen kecing yang” ucapnya di depan wajahku, seketika bibirnya mencium bibirku


Aku yang masih kaget tidak merespon ciumannya. Butuh sepersekian detik untuk aku sadar bahwa tangan Ardi kini sudah berada di punggungku. Perlahan aku mulai merespon ciumannya dengan mengulum bibir bawahnya. Tanganku tidak tinggal diam, aku mulai menjamah lehernya untuk lebih menekan mulutnya.


Tangan Ardi kini mulai aktif meremas payudaraku kananku yang hanya tertutup tangtop saja. Cubitan yang dilakukan di puting payudaraku membuat aku sesekali mendesah. Ciuman kami semakin panas, lidah kami saling beradu. Kami berebut oksigen malam itu. Setelahs ekitar 3 menit kami bercumbu, kami melepaskan ciuman kami. Tangan Ardi masih bertahan di pinggangku sementara tanganku memeluk ounggungnya.


“gimana, udah agresif belum aku yang?” Ardi berkata sambil menunjukan senyuman licik
“hahaha, aku kaget loh sayang. Lagian aku kesel, aku udah kaya gini masih belum disentuh aja” aku merajuk
“haha, maaf, mau lanjut di kasur yang?” Ardi mengajakku untuk pindah
“emang mau ngapain di kasur?” aku bertanya pura-pura polos
“aku pengen nyusu sebelum tidur, sama boleh gak, pengen ciuman sama bibir bawah kamu?” aku mulai meremas payudaraku
“ahhh, lakukan sesukamu sayang” aku mencium bibirnya kilat


Kami menuju kasur yang sudah agak berantakan. Ardi duduk di tepian kasur sambil memandangiku yang masih berdiri. Aku meminta Ardi untuk membuka baju dan celananya. Awalnya malu-malu, tapi setelah ku paksa akhirnya mau juga.


Setelah Ardi telanjang bulat, aku menurunkan celana pendek yang ku pakai dan hanya menyisakan celana dalam mini warna putih. Aku kemudian jalan mendekati Ardi yang masih duduk, kemudian aku langsung dipeluknya. Wajahnya tepat di celana dalamku yang sudah basah. Aku memintaku membuka celana dalamnya, aku tolak. Aku kemudian bersimpuh dilantai, tepat diwajahku penis Ardi yang sudah beridi tegak dengan cairan bening yang keluar dari kepalanya.


“kontol kamu udah ngaceng, aku sepongin ya sayang?” aku menggoda Ardi dengan kata-kata nakal
“kok kamu kaya gitu ngomongnya yang? Kasar gitu sih” Ardi berkata sambil membelai rambutku
“gak apa-apa sih, gak boleh?” aku berkata sambil mengocok penisnya
“ohhhh, yaudah kocok terus kontol aku sayang, sepongin sekalian” ardi mulai merasa keenakan


Aku mulai mengocok penisnya dengan sesekali mencium kepalanya yang sudah merah dan basah. Ardi terus mendesah saat aku memasukan penisnya kedalam mulutku, mulanya seperempat, setengah dan seluruhnya masuk dalam mulutku. Aku dengan lahap dan telaten mengulum penisnya.


Sambil terus mengulum batang penisnya, tanganku memainkan dua bola yang ada dibawahnya. Pelayanan yang aku berikan ini membuat Ardi mendesah sperti kepedesan. Sesekali aku maju mundurkan kepala ku dengan tempo yang cepat, sesekali aku hisap dalam batangnya sampai ujung penisnya menyentuh kerongkonganku. Aku mencoba mempraktekan apa yang aku lihat di video Ardi beberapa waktu yang lalu. Kurang lebih sama dampak yang dirasakan oleh si pria ketika penisnya aku beri pelayana sperti ini.


Tangan Ardi yang sedari tadi membelai rambutku yang tergerai mulai beralih pada dua buah payudaraku yang tergantung. Meski masih terbungkus oleh tangtop tanpa bra, remasannya yang sedikit kasar membuatku horny. Ritme remasannya sejalan dengan hisapan dan lumatan yang kulakukan pada penisnya. Jika aku menghisap dalam penisnya, Ardi akan lebih keras meremas payudaraku.


Setelah cukup lama, aku kesal juga karena penis Ardi tak kunjung mengelurkan spermanya. Aku kemudian mencabut penisnya. Terlihat penis Ardi sudah merah tanda banyak aliran darah yan terkonsentrasi disana. Aku kembali mengocok penis yang sudah basah dengan air liurku untuk coba memberikan pelayanan terbaikku padanya.


“kamu kok lama sih keluarnya yang?” aku bertanya sambil terus mengocok penisnya
“ini aku udah nahan banget loh, sumpah kamu belajar dari mana sih yang?” Tanya Ardi sambil sambil membelai rambut yang menutupi wajahku
“ada dehh, tapi suka kan?” aku kembali menggodanya sambil mengecup kepala penisnya
“ssshhhhh, enak banget sayang. Aku udah mau keluar yang, boleh ya?” Ardi balik menggodaku dengan meremas payudaraku
“eh nanti dulu, aku belum puas. Kamu duduk dulu disitu” aku berdiri dan menuju meja yang menyimpan task u


Aku kemudian mengambil ikat rambut untuk menjaga rambutku untuk tetap diam. Saat aku mengulum penis Aradi tadi memang rambut ini terkadang masuk ke dalam mulutku. Setelah aku mengikat rambutku, aku berbalik bertanya kepada Ardi apakah masih kuat.


“masih sayang, emang mau ngapain sih?” Tanya Ardi penasaran

Tanpa menjawab pertanyaan Ardi, aku masih tetap membelakanginya sambil mengangkat tengtopku. Aku membuangnya asal menyisakan celana dalam putih yang masih melekat tubuhku. Aku kemudian mengambil sesuatu yang ada didalam tas yang sudah aku siapkan sejak dari rumah. Kemudian aku berbalik badan, dan berjalan kearah Ardi yang sedang terbengong melihat aku hanya tertutup celana dalam. Pandanganku fokus pada penisnya yang masih tegak berdiri. Karena lampu kamar hotel ini yang dinyalakan oenuh, tbuhku bisa terlihat dengan jelas. Putting payudarakau d=yang sudah mengeras ditambah rambutku yang sudah ku ikat membuat pemandangan dadaku bisa terlihat secara utuh.


“sayang, sumpah kamu pengen aku perkosa tau gak” Ardi berkata sambil terus memandangiku
“kamu masih kuat kan? Aku mau ngasih kamu yang lain nih” sambil aku duduk dipangkuannya


#
 
Salam suhu,

Akhirnya bisa update juga. Rencananya update selanjutnya bakal ngasih POV Ardi soal kejadian malam ini yang dia ceritain pas lagi Pillow Talk. Segala apresiasi sungguh ane apresiasi balik, jangan lupa komentar biar threads ini makin jaya. Terima kasih buat suhu yang sabar menanti, nantikan update selanjutnya.

Salam
 
wow..hehe..apa yg bakal nadia lakukan dengan ardi hehe

mantapppppppppppppppp
 
“kamu masih kuat kan? Aku mau ngasih kamu yang lain nih” sambil aku duduk dipangkuannya


AUTO PENASARAN!
 
Auto penasaran ...

Auto kentang ....

ajib hu... menarik pisan. Ditunggu yg mau dilakukan nadia...
 
Salam,

Terima kasih untuk suhu yg sudah memberikan respon ditulisan ini, ane sangat apresiasi semuanya. Mohon maaf krn update selanjutnya harus tertunda krn ane lagi sibuk RL. Ada beberapa hal yg harus ane siapin buat akreditasi tempat kerja ane sekarang, jadi belum bisa edit cerita yg sudah ada.

Selagi menunggu update, silahkan suhu menjelajah tulisan lain yg gak kalah keren di forum ini.

Terima kasih dan selamat menunggu.

Salam,
BB
 
Mantul bener hu penulisannya ga berat ga lebay passs puas banget bacanya lancrottkan karyamu suhu
 
Mantap suhu , bener nge fans banget ama ni cerita ngalir apa adanya lanjutkann suhu ngohaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd