Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Sang Penakluk

"Assalamualaikum...", teriakku mengucapkan salam
Sudah sejak tadi aku memikirkan seribu satu cara untuk menjinakkan mbak warni, lalu aku akan memaksanya membantuku menikmati kemolekan tubuh budhe rima. Wanita yg sudah memberi pengaruh buruh untuk ibuku. Budhe rima sangat aku sayangi, aku juga sudah menganggapnya ibuku, tp persetan, aku akan menikmati semua memek yang bisa aku dapatkan, jika perlu memek mamah, ibuku tersayang juga akan aku nikmati. Tp skrg aku harus fokus pada target keduaku ini sebelum aku garap budheku tersayang. Jantungku berdegub kencang, birahiku memuncak, aku tak sabar menikmati memek keduaku.
"Assalamualaikum", teriakku kembali
Kali ini aku sambil membuka gerbang dan masuk ke rumah budhe rima.
Saat akan masuk rumah kulihat seorang wanita dengan tubuh gemuknya berlari kecil sedikit tergesa-gesa mencoba mencari tahu siapa yang bertamu ke rumah tuannya.
"Halah mas Harry, biasanya juga langsung masuk, mbak kira siapa", sapanya kepadaku
"Mau makan ga mas? Apa cuma mau internetan aja?", tambahnya
"Lagian pasang WiFi di rumah apa ga bisa mas?", lanjutnya lagi
"Mbak warni ga seneng ya aku main sini?", jawbku padanya sambil aku duduk di sofa ruang tamu
"Ya bukan gitu lah mas, kasian masak internet aja kudu keluar rumah kan jd susah kalo ada tugas kuliah nanti", sahutnya
"Kadang ya kasian mbak vira kalo bikin tugas sampe malem disini kan trus malem-malem kalau mau nginep kok rumahnya sebelah kalo ga nginep ya mesthi sudah capek", sahutnya lagi
"Udh bilang mbak sama papa, tp katanya kalau pasang nanti malah aku males ga belajar, susah klo ngmong sama papa", jawabku
"Hahaha, pak burhan emang susah kalau udah punya keputusan. Pak tono aja sampe nuerah kadang-kadang", jawabnya sambil tertawa
Mbak warni sepertinya tak sadar jika mataku sedari tadi asik menerawang tubuhnya itu. Payudaranya besar itu, pantatnya pasti nikmat untuk diremas, yang jelas tubuhnya ya sedikit gemuk bahenol itu akan nikmat sekali untuk diremas saat johnny ku menembus kedalam memeknya ya pasti tembem juga.
Johnny yang belum terpuaskan sejak persetubuhan terakhir ku dengan teh lasmi mulai mengganas, Johnny berontak mengacung tegak dan keras. Mbak warni nampak kaget saat pandangannya tak sengaja tertuju ke arah celanaku. Dia mulai menyadari seperti ada yg menonjol dari celana kolorku. Johnny yg besar dan gagah perkasa tentu saja tak mungkin bisa disembunyikan. Ia mulai menatap wajahku, mungkin kali ini dia sadar karena mataku bergerak-gerak membuat pandanganku menjamah setiap inchi tubuhnya.
Dia nampak mulai risih, tangan kanannya mencoba menutup dadanya tangan kiri mencoba menutup kemaluannya.
"Saya kebelakang dulu mas", ia mencoba berpamitan untuk menghindari tatapan penuh nafsuku
Belum sempat dia melangkah, segera kuraih tangannya.
"Mau kemana mbak, duduk sini dulu bentar, aku mau kasih lihat video bagus, nanti bisa dikirim ke anaknya mbak warni, pasti dia bangga mbak.", bujukku
"Video apaan mas, mbak masih ada kerjaan di belakang, nanti ga selesai", jawbnya coba menghindar
Kutarik tangan mbak warni, tubuhnya yang kehilangan keseimbangan terjatuh ke pangkuanku. Dia mencoba bangkit namun tanganku menahannya, dia meronta mencoba melepaskan diri dari tanganku yang menahan tubuhnya di pangkuanku.
"Mas, jangan kurang ajar ya, saya laporin pak burhan ya", ancamnya sambil terus mencoba bangun dari pangkuanku.
Usahanya untuk bangun dari pangkuanku tiba2 terhenti saat kudekatkan layar HP ku kedepan matanya. Perbuatan hina dengan budhe rima terpampang jelas melalui video dilayar HP ku itu.
Mbak warni hanya diam tertegun, bibirnya kelu tak bisa berkata apapun. Kulepaskan tanganku yg menahannya. Dia bangun dari pangkuanku, lalu menatapku dengan penuh ketakutan.
"Mas, itu video apa mas?", tanyanya lirih kepadaku
"Video yg mau aku kirim ke anaknya mbak warni, biar tau kelakuan bejat ibunya disini, mungkin habis dia tau dia sedih trus beneran kabur nyari bapaknya", jawabku
"Mas, jangan mas, mbak ngaku salah", pintanya kepadaku kepanikan dan rasa takut. Kedua tangannya memegang erat tanganku, wajahnya memelas tak berdaya.
"Mbak warni tutup aja gerbang depan dulu trus tutup pintunya, biar bisa bahas ini baik-baik", jawabku lembut sambil mengelus tangannya
"Jangan mas mbak minta maaf, mbak ga akan begitu lagi", pintanya lembut penuh memelas
"Yaudah, aku pulang dulu aja ya mbak, nanti anak mbak warni aku WA dari rumah aja mbak", jawabku sambil berdiri dan tersenyum kearahnya.
"Jangan mas, kasiani mbak, mbak ga punya siapa-siapa, cuma anak mbak.", pinta mbak warni memelas
Aku kembali duduk d sofa, tangan kananku kembali mengelus kedua tangannya yg erat memegangi tangan kiriku. Nampak raut muka penuh ketakutan dari mbak warni.
"Iya yaudh mbak, mbak warni tenang aja
Yg penting jangan diulangi ya mbak", jawabku menenangkan
"Sumpah mas, saya ga akan begitu lagi sama bu rima, saya mau fokus kerja buat anak saya buat masa depan saya", jawabnya meyakinkanku
"Iya mbak percaya kok mbak", aku kembali menenangkan sambil tersenyum
Aku seperti bisa merasakan ketakutan dari raut muka mbak warni. Kata-kata serta senyuman palsuku tentu tidak akan dapat menghilangkan kecurigaannya.
"Sialan, susah juga mbak warni ga kayak teh lasmi langsung bisa dipake, udah pingin aku, bangsat", gumamku dalam hati
"Aku lupa lagi nanya WA anaknya ke teh lasmi", gumamku lagi dalam hati
"Tp kan aku punya IG nya Eva, anak mbak warni", pikirku.
entah mengapa otak ku yg sering macet untuk belajar selalu bisa menemukan solusi jika menyangkut kepuasan johnny. Segera kubuka aplikasi sosmed yg satu itu lewat layar HP ku, sedangkan mbak warni yg sedari tadi terdiam bingung dan takut tiba-tiba mulai memberanikan diri memulai percakapan kembali. Sepertinya ia masih begitu ketakutan aku menghubungi anaknya.
"Mas mau ngapain?", tanyanya ketakutan melihatku membuka HP
"Oh kenapa mbak, Harry mau internetan mbak liat-liat sosmed", jawabku tenang
"Tolong mas mbak mohon jangan WA anak mbak", dia memohon kembali dengan penuh kepanikan
"Tenang, kan saya ga punya nomornya anak mbak warni", jawabku seolah tak berdosa
"Makasih ya mas", jawab mbak warni
"Mbak warni terusin kerja aja mbak nanti kalau ga selesai malah d curigain pakdhe tono nanti", kataku coba menenangkan nya sejenak
"i... i... Iya mas, saya kebelakang ya mas nerusin kerjaan, tolong jangan bilang-bilang ke anak saya mas", jawabnya sedikit bingung, takut bercampur aduk.
"Iya mbak, aku ga akan bilang macem-macem kok sama Eva, janji", jawabku bohong.
Mbak warni nampak sedikit ragu dengan ucapanku, tapi apalah daya aku memegang kartu As nya dan juga dia masih harus bekerja. Dia beranjak dari duduknya, sambil sesekali menoleh lagi kearahku memastikan aku tak melakukan yang ia takutkan.
Kucari-cari nama Eva, di sosmed ku itu, tp tak ketemu, sepertinya dia memakai nama yg berbeda dari nama aslinya.
"Sialan, bangsat, IG nya ga ketemu", gerutuku dalam hati
Namun sepertinya nasib memang masih berpihak pada Johnny. Disaat aku sudah separuh putus asa mencari nama eva yang tak kunjung ketemu, entah mengapa aku terbersit untuk melihat FYP ku sebentar. Ku scroll naik turun FYP instag***m ku itu. Dan pucuk dicinta tempik pun tiba. Terlihat sebuah update dari foto seorang gadis 18 tahun bersama teman-teman band nya yang sedang asyik menikmati jalan-jalan pagi hari minggu. "Fafa_overcome_band", itulah namanya. Pantas tak kutemukan, namanya bukan nama aslinya, melainkan nama yang dia pakai untuk manggung bersama teman band nya. Aku memang pernah dengar anak mbak warni ikut nge band d kampung karena katanya suaranya cukup merdu, tp aku tak menyangka jika paras eva cukup manis, wajahnya lugu khas orang jawa tp manis dan menggemaskan, tp yg menjadi perhatianku adalah payudara dan pantatnya yang begitu sekal, celana legging dan kaos lengan panjangnya itu semakin memperlihatkan betapa ranum buah dadanya untuk kupetik, kuremas dan kunikmati, pantatnya yang aduhai juga akan begitu menggemaskan untuk diremas saat kupangku tubuh indahnya itu.
Ku DM gadis belia yg baru ranum itu melalui messeng*r.
"Hai... Ini eva anaknya mbak warni bukan sih?", pesanku padanya
Sekarang hanya tinggal menunggu balasan eva, tak sabar hati ini ingin segera menikmati mbak warni. Akan kunikmati dulu ibunya lalu akan kucari cara menggarap anaknya. Aku akan hidup dengan penuh tempik untuk memanjakan Johnny tersayang.
"Ting... Tung...", pesan singkatku berbunyi
Kubuka dan kulihat siapa yang men DM ku. Pesan dari Fafa_overcome_band. Betapa beruntungnya aku, kunci lubang kenikmatan mbak warni begitu cepat membalasku.
"Iya mas, ini mas Harry keponakan pak Tono bukan ya?", balasnya di DM ku
"Iya eva, salam kenal ya", tulisku mencoba ramah membalas pesannya
"Ifah mas bukan Eva, Sarifah rahma ayuningrum, Hehehe", balasnya lagi
"Loh bukannya Eva? Kayaknya pakdhe sama budhe klo ngasih tau Eva deh", balasku lagi
"Iya mas pak Tono sama bu rima udh keburu keliru, kebiasaan manggil Eva padahal kan ifah", balasnya lagi
"Gpp lah Eva aja lebih keren, masak anak band ifah namanya", balasku lagi
"Ih, ganti-ganti nama orang, bikinin syukuran dulu klo mau ganti namaku", balasnya.
Kami saling berbalas pesan DM melalui messeng*r, Eva yg ternyata adalah ifah ternyata begitu ramah dan mudah bergaul. Pesan demi pesan terus berbalas sampai pada akhirnya kurasa saatnya aku memberikan pancingan yang akan membuat mbak warni kalang kabut.
"Eh fa, ibumu knp sih fa, kok kayaknya td kayak orang bingung deh aku liat?", pesanku mencoba memancing ifah
"Haaa, knp ibu mas?", balasnya
"Gatau deh coba aja di telpon fa, bilang kata mas Harry ibu kayak ada masalah, siapa tau ibumu cerita ke aku nanti aku kasih tau kmu", balasku lagi
"Eh, nmr WA mu brp fah, biar nanti aku kabarin klo ada apa2 sama ibumu, klo boleh minta", tambahku.
"Boleh mas, WA kesini aja 08888XXXXXXXX", balasnya
"Ok fa, kmu telpon ibumu deh skrg kasian aku liatnya kayak orang bingung",balasku
"Iya mas ifah coba telpon mas, makasih mas, mas Harry WA ifah ya biar nanti ifah save nmr nya, chat lewat WA aja nanti", balasnya lagi
"Cieee, minta aku chat, pingin banget ya chat sama aku, wkwkwk", balasku melalui DM
"Ih GR", jawabnya singkat
Tak kusangka semua berjalan selancar ini, ifah terlalu lugu, sepertinya semua akan berjalan lancar sesuai rencanaku.
10 menit, 20 menit, hingga setengah jam aku menunggu kelanjutan rencanaku.
"Apa ifah ga jadi telpon mbak warni ya? Apa rencanaku ga berjalan ya?", batinku dalam hati
Namun kekhawatiranku sirna, mbak warni terlihat tergesa-gesa menghampiriku dari arah dapur. Ia langsung bersimpuh dihadapanku yang sedari tadi tak beranjak dari dudukku di sofa. Memegang kakiku dan memohon.
"Mas tolong mas, jangan libatin ifah mas, ifah anak saya satu-satunya, saya cuma punya ifah mas, saya mohon mas", mbak warni terus memelas memohon agar aku tidak melibatkan anaknya.
Aku hanya tersenyum memandangnya, sedangkan mbak warni tak henti-hentinya memelas.
"Udah mbak jangan gini, aku ga tega liat mbak kayak gini, kita omongin baik-baik aja ya mbak", jawabku seolah menenangkan
"Iya mas tolong jangan libatin ifah, kita bicarakan baik-baik mas", jawabnya penuh memohon
"Iya mbak kita bicara baik-baik ya mbak, tp gerbang depan sama pintunya tutup dulu mbak biar kita bisa nyaman bicaranya", jawabku lembut
"Mas jangan kayak gini mas inga gak ben...", jawabnya namun segera terhenti saat aku menyela perkataannya
"Sssssttttt... ", aku menyela sambil memberikan isyarat satu jari d depan mulutku
"Mau bicara baik-baik sama aku atau aku bicara sama ifah aja? Atau aku bicara sama teman-teman ifah, mungkin teman ifah yg sering nge-band bareng pingin tau juga, pasti ifah malu banget tuh bisa langsung bunuh diri kalau temennya tau ibunya punya video mesum", ancamku ke mbak warni
"Jangan mas jangan, iya saya tutup pintunya mas, tolong jangan bilang sama ifah apalagi teman-temannya mas", jawab mbak warni penuh ketakutan.
Ia segera berdiri dan berjalan menuju gerbang depan untuk menutup pintu dan gerbang sesuai yang kuminta.
Aku tersenyum lebar, Johnny nampak berontak kegirangan karena akan ada tempik baru untuk disantap.
Warniku sayang, kemarilah berikan tempikmu itu.
Bersambung....
 
Akhirnya berlanjut juga ceritanya...
Semangat suhu di tunggu kelanjutannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd