Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Saat Cemburu Berkubang Nafsu

Status
Please reply by conversation.
Brother and Sista yang Ane sayangi....

Kembali dengan alasan klasik yaitu kesibukan di Dunia nyata, maka update cerita ini jadi terlambat.
Tapi Ane sudah siapkan update tipis untuk malam ini.
Karena part-4 ini lumayan panjang, terpaksa Ane penggal menjadi 3 bagian.
Nah...Untuk update kali ini hanya Part 4a yg Ane tampilkan.

Ane juga mohon maaf karena pada update kali ini Brother dan Sista akan gagal ngencrot. Sebab adegan wik wik nya tidak ada He he heeee

Harap dimaklumi dan semoga semuanya dapat berkenan dengan kondisi kerja Ane yang sibuk saat ini.
Terima kasih....
 
Terakhir diubah:
Part- 4a. Selingkuh yang Diizinkan

Tuut… tuuut… tuuuut…
Aku tersentak dan membuka mata dengan cepat sambil meraba raba mencoba mencari sumber suara yang Aku yakini adalah panggilan masuk di HPku.

Namun…Tidak…! Kenapa begini…?
Kepalaku terasa pusing dan mataku tak dapat melihat apa apa.
Sekelilingku hanyalah hitam, gelap dan sunyi.

Beberapa saat kemudian, bunyi dering di HP ku telah berhenti, mungkin sambungannya telah putus karena tidak Aku angkat.

Setelah sunyi sesaat kembali HP ku berbunyi menandakan ada panggilan masuk yang baru.

Aku sudah mulai dapat menguasai diri, dan mataku sudah terbiasa dengan kegelapan sehingga Aku dapat melihat kilatan cahaya dari HP ku yang sedang berdering tersebut. Ternyata HP Ku berada diatas meja kecil samping pembaringan.
Namun Aku urung untuk bangkit mengambil HP tersebut karena merasakan sebuah kepala yang menekan lenganku saat ini.

Aku raba dan ku elus rambut di kepala itu. Hmmm…ternyata Lala bu guru cantik istriku tercinta yang sedang tidur berbantalkan lengan kiriku.
Tangan kirinya diletakkan di dadaku, sementara kaki kirinya juga menghimpit kedua pahaku.
Dan Aku pastikan bahwa Kami berdua dalam keadaan telanjang total dengan kondisi Lala sedang memelukku.
Berarti Kami sudah tertidur beberapa jam dari sore sampai malam…

Bunyi HP ku kembali berhenti , sehingga kegelapan kembali menghiasi kamar tidur Kami.
Tapi Aku tak peduli dengan HP saat ini.
Aku konsentrasi dengan Lala yang masih memelukku dengan erat.
Perlahan dengan hangat Aku balas pelukan Lala yang terlihat masih tertidur itu.
Aku tak tahu jam berapa sekarang, tapi yang jelas hari sudah malam..

Pelan namun pasti,fikiranku mulai mengingat kejadian tadi siang yang membuatku seperti baru terbangun dari mimpi yang aneh.
Mimpi yang mengantarkanku kedalam gelimang nafsu yang mengalahkan akan sehat dan rasa cemburu ku.

Tadi siang Aku telah mengalami pengalaman pertama memamerkan dan membagi tubuh indah istriku kepada laki laki lain.
Dan tadi sore Aku telah memberikan kesempatan kepada Beny untuk menyentuh dan menikmati sepuasnya tubuh telanjang Lala ketika tidur.
Bahkan kehormatan dan kesucian vagina Lala hampir saja terenggut…!

Adegan demi adegan yang diperagakan oleh Beny begitu membuatku penasaran dan berdebar penuh nafsu.
Walau hanya kepala kontol jumbo Beny saja yang berhasil menembus lobang memek Lala…Namun hal itu sudah dapat membuatkku mencapai puncak kecemburuan dan nafsu yang menggelora.
Ada rasa khawatir seandainya Lala akan hamil oleh hubungan seperti itu.
Perasaan khawatir itu bertambah besar saat Beny memasukkan lelehan spermanya di sekitar perut kedalam memek Lala.
Dan anehnya, Aku membiarkan Beny melakukan hal itu..Bahkan Aku menikmati saat tubuh bugil Lala dicumbu penuh nafsu oleh Beny.

Aku kecup dengan lembut bibir tipis basah Lala yang berada didekat telingaku itu.
Terdengar nafasnya yang masih halus dan panjang.
Aku mulai khawatir melihat Lala yang masih tertidur sampai saat ini.
“Apakah nutrigel obat tidur yang diberikan Beny tadi masih bekerja sampai saat ini…?” Gumamku sambil kembali membelai rambutnya dengan hangat.

Tapi tidak…Tidak mungkin obat tidur itu masih bekerja sampai saat ini.
Karena Aku ingat, selepas tubuh bugilnya di cumbu oleh Beny tadi siang, Kami telah melakukan persetubuhan yang panas dan penuh nafsu.
Bahkan Lala mencapai orgasmenya dua kali, sedangkan Aku berhasil menjemput puncak kenikmatannku satu kali.
Aku sendiri bingung, kenapa Aku begitu perkasa tadi siang menyetubuhi Lala yang sudah bergelimang sperma Beny tersebut.

Namun sesaat kemudian kekhawatiranku berangsur hilang saat Aku rasakan Lala menggeliat dalam pelukanku.

“Abang…Bang….” Panggil Lala dengan lemah.

Spontan Aku melepaskan pelukan Lala, kemudian segera bangkit dan menghidupkan lampu kamar.
Mungkin matanya silau oleh cahaya lampu yang tiba tiba terang tersebut, sehingga Terlihat Lala menutup matanya sambil tetap tiduran telentang.

“Eh…Udah bangun Dek…?” Sapaku dengan hangat kembali duduk didekatnya setelah mengambil HP dari meja.

Lala hanya tersenyum kikuk sambil duduk dan memeluk lututnya.
“Waduh Dek…udah jam delapan malam sekarang, lama benner Kita ketiduran yah..” sapaku sambil mencolek dagunya.

Lala hanya diam sambil menarik selimut untuk menutupi ketelanjangannya.
Aku jadi berdebar melihat sorot mata tajam Lala kepadaku.
Aku yakin akan sulit menjelaskan rangkaian kejadian tadi siang kepadanya.
Apakah Lala sudah mengetahui kalau tadi sore Dia telah dilecehkan oleh Beny…?
Apakah semuanya akan Aku ceritakan kepadanya…? Tentang fantasi aneh yang secara instan tumbuh begitu cepat didalam diriku…? Tentang Beny yang telah leluasa menyentuh, mencium dan menikmati tubuh bugilnya…?

Tidak…Aku tak mau Lala salah paham dengan fantasi Ku ini.
Aku harus ekstra hati hati menjawab pertanyaan yang mungkin akan diberikan oleh nya nanti.
Untuk menghilangkan kekakuan yang ada, kembali Aku cium pipinya dengan hangat sambil membuka HP yang sudah ada dalam genggamanku.

Lala tetap diam tanpa ekspresi menatapku dengan pandangan kosong.
Hal ini justru membuatku semakin menjadi salah tingkah.
Untuk menghilangkan kegugupan, segera saja Aku tinggalkan Lala dengan alasan untuk mengunci pintu dan menghidupkan lampu teras dan ruang tengah.

Namun saat kembali masuk kedalam kamar, Aku kembali tertegun melihat kondisi Lala..

Sekarang Lala tidak lagi duduk sambil memeluk lutut, walau tetap dalam keadaan telanjang tapi Dia sudah dalam posisi telungkup dengan kepala berada di tepi pembaringan.
Wajahnya disembunyikan ke bantal yang tebal.. Aku perhatikan dengan seksama, tubuhnya terlihat bergetar berulang ulang seperti sedang terisak tertahan…!
Saat Aku coba semakin mendekat untuk memastikan dengan berdiri di dekat pembaringan..
Ternyata benar…Lala sedang menangis…!
Hatiku terasa seperti diiris sembilu mengetahui keadaanya seperti itu.

Aku yang merasa sangat bersalah, untuk beberapa saat terpaksa hanya bengong dan berfikir keras memikirkan cara untuk memperbaiki semuanya serta akan meminta maaf kapadanya.
Hatiku sudah bulat akan menceritakan semua kejadian tadi siang kepadanya.
Aku harus menjadi suami yang gentle dan bertanggung jawab…Apapun resikonya.
Aku tahu pasti, Lala adalah sosok wanita berhati lembut, polos, pemaaf dan baik hati. Namun dibalik kelembutannya itu tersimpan sifat tegas dan berani dalam menghadapi suatu masalah.

Lala akan sangat marah jika mengetahui ada ketidakjujuran yang disampaikan kepadanya.
Bahkan dulu pernah Lala melaporkan temannya kepolisi karena fitnah yang menimpanya.
Bisa ditebak, akhirnya temannya tersebut terbukti bersalah dan memohon maaf serta sangat memohon agar tuntutan di kepolisian di cabut.

Memikirkan hal itu, semakin membuatku gugup dan gemetar.
Aku tidak siap jika Lala nantinya menjadi benci dan tidak mau memaafkanku..
Jika Lala mengetahui Aku tidak jujur, dan Lala mengetahui kejadian tadi siang dari Beny atau orang lain…Kemungkinan terburuklah yang akan terjadi, yaitu Lala minta pisah dan meninggalkanku..!

Jujur…Aku takut jika hal itu terjadi.
Aku sangat mencintainya….Bahkan mungkin Aku lebih sayang kepadanya dibandingkan dengan diriku sendiri .
Karena cinta dan sayang yang mendalam kepadanya, Aku tak pernah memiliki affair dengan perempuan lain.

Tanpa dapat dicegah, butiran butiran air mataku mengalir dipipi, dan jatuh mengenai punggung Lala yang masih telanjang itu.
Saat ini Aku kalut dan benar benar merasa sangat bersalah kepadanya, bahkan tanganku yang hendak membelai rambutnya, terhenti dan kembali Aku tarik.
Aku begitu kalut, kacau dan takut membayangkan kemarahan yang akan di timpakan oleh nya kepadaku. Aku tak suka dengan keadaan saat ini.

Saat ini Aku dalam keadaan kacau, kalut dan bingung sambil menangis di tepi pembaringan….Aku tak tahu harus berbuat apa lagi.

Tiba tiba jantungku seakan berhenti bekerja begitu melihat Lala membalikkan badannya…
Mungkin Dia merasakan tetesan air mataku yang jatuh di punggungnya sehingga Dia tersadar akan kehadiranku.

Kejadiannya begitu cepat…
Yang Aku tahu tiba tiba Lala turun dari pembaringan dan segera saja bersimpuh dilantai sambil memeluk kakiku dengan erat.
Sekarang…Tangis Lala pun meledak …Dia menangis sambil memeluk dan mengguncang guncang kakiku dengan kuat.

Sedangkan Aku semakin takut dan gemetar…
Apakah Lala sudah mengetahui kejadian tadi siang….?
Apa yang harus Aku lakukan sekarang…?

Namun pikiranku buntu dan tidak dapat berfikir jernih lagi.
Aku hanya bengong dan bergetar sambil berdoa agar Lala memaafkanku.

Sambil menarik nafas panjang mencoba untuk bersikap tenang, Aku angkat tubuhnya….
Dan jadilah saat ini Kami saling berhadapan dalam jarak yang sangat dekat.
Kami masih sama sama telanjang, sama sama menangis, dan mata Kami saling pandang tapi tetap dalam kebisuan.

Aku tak tahan…Langsung Aku dekap tubuh telanjang istriku dengan kuat.
Aku tak ingin kehilangannya…Aku harus mengakhiri semuanya…!

“Dek…Maafkan Abang…Abang…Abang sangat mencintai Adek..” ucapku bergetar

Lala tidak menyahut, tapi Dia malah semakin memperkuat pelukannya.
Wajahnya menggeleng berulang ulang kemudian dibenamkan didadaku sambil tetap menangis sesegukan.
Aku semakin bingung dan tak tahu lagi harus berbuat apa…

Dengan sisa keberanian yang ada, Aku angkat wajah Lala…Aku kecup dengan lembut bibir yang sudah basah oleh air matanya itu.

“Dek…Abang…Abang…” Aku tak dapat meneruskan ucapan karena tiba tiba Lala kembali menubrukku dan berkata…

“Bang…Ampunkan Adek, Adek…Adek mau jujur dan akan mengatakan sebuah rahasia besar…!”

Degh…
Aku semakin bergetar mendengarnya.

“Dek…Rahasia apa…? Apakah ada hubungannya dengan kejadian tadi siang…?” cecarku dengan gugup.

Lala hanya mengangguk dua kali sambil menunduk dalam dalam.
Aku semakin gemetar dan takut.
Jangan jangan Lala sudah mengetahui semuanya, dan boleh jadi saat Beny mencumbunya tadi siang Lala tidak dalam keadaan tidur…!

Aku semakin merasa terpuruk dan malu kepada Lala.
Sedapat mungkin Aku akan belajar ikhlas dan menerima konsekuensi dari perbuatanku tadi.
Kembali Aku menarik nafas dalam dalam untuk menenangkan fikiranku yang kacau.
Aku harus bertanggung jawab dan mengakui semuanya kepada Lala.
Dengan demikian Aku berharap Lala akan memaafkanku.

Setelah debaran jantungku mulai agak stabil, kembali Aku lepaskan pelukan Lala.
Aku tatap payudara dan lehernya yang menyisakan beberapa tanda merah bekas gigitan Beny yang sableng itu.

Lala semakin menunduk dan terlihat kembali terisak tertahan..
“Dek..Maafkan Abang..Abang…Abang telah…Telah…” ucapku terbata bata masih belum sanggup untuk berterus terang kepadanya.

Lala kembali membenamkan wajahnya di dadaku sambil tetap terisak.
“Bang…Maafkan Adek…Adek bukanlah istri yang baik…Adek telah mengecewakan Abang…Ayo Bang…Hukum Adek…Lakukanlah apapun untuk menghukum Adek…” Jerit Lala tiba tiba sambil histeris memukul mukul dadaku dengan tangisan yang semakin keras.

Tentu saja Aku melongo dan bingung mendengar ucapan istriku ini.
“Aku yang salah kenapa Dia minta dihukum…?” bathinku mencoba menyelami fikiran Lala
Untuk menutupi kebingunganku, kembali Aku angkat wajahnya sehingga mata Kami kembali saling berhadapan dalam jarak dekat.

“Ayo Dek…ceritakan rahasia besar itu…!”

Terlihat Lala mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara.
Dan...
“Bang…Beberapa tanda merah ini dibuat oleh orang tua siswa didalam mobil tadi siang sewaktu Adek pulang sekolah…!Tubuh Adek sudah disentuh, diraba dan dicumbunya…Hiks hiks hiks” Ucap Lala dengan tubuh berguncang hebat.

“Apaaa….Berarti Adek sudah selingkuh dan kalian telah bersetubuh…?” Kataku spontan karena kaget.

Lala sampai menjerit karena takut mendengar suaraku yang menggelegar.
Dia tetap terisak tertahan dan memandangku dengan takut.

“Tidak bang…Dia hanya meraba dan mencium tubuh Adek..Tidak Lebih, karena Adek melawan dan menolak diperlakukan begitu.” Jawab Lala dengan lemah.

“Dek siapa nama laki laki brengsek itu…? Kurang ajar, biar Aku hajar Dia…” Kataku dengan nafas tertahan.

Dengan hati hati Lala menjawab.
“Namanya…Namanya DADANG HIDAYAT…Hiks hiks hiks”

Dhuarrrr…
Aku hampir pingsan mendengar nama yang disebutkan oleh Lala…
Apakah Dadang Hidayat adalah orang yang sama dengan Pak Dadang teman Beny yang akan Kami jumpai malam ini…?


BERSAMBUNG
NEXT : PART 4b. (Selingkuh yang di Izinkan)
 
Part- 4a. Selingkuh yang Diizinkan

Tuut… tuuut… tuuuut…
Aku tersentak dan membuka mata dengan cepat sambil meraba raba mencoba mencari sumber suara yang Aku yakini adalah panggilan masuk di HPku.

Namun…Tidak…! Kenapa begini…?
Kepalaku terasa pusing dan mataku tak dapat melihat apa apa.
Sekelilingku hanyalah hitam, gelap dan sunyi.

Beberapa saat kemudian, bunyi dering di HP ku telah berhenti, mungkin sambungannya telah putus karena tidak Aku angkat.

Setelah sunyi sesaat kembali HP ku berbunyi menandakan ada panggilan masuk yang baru.

Aku sudah mulai dapat menguasai diri, dan mataku sudah terbiasa dengan kegelapan sehingga Aku dapat melihat kilatan cahaya dari HP ku yang sedang berdering tersebut. Ternyata HP Ku berada diatas meja kecil samping pembaringan.
Namun Aku urung untuk bangkit mengambil HP tersebut karena merasakan sebuah kepala yang menekan lenganku saat ini.

Aku raba dan ku elus rambut di kepala itu. Hmmm…ternyata Lala bu guru cantik istriku tercinta yang sedang tidur berbantalkan lengan kiriku.
Tangan kirinya diletakkan di dadaku, sementara kaki kirinya juga menghimpit kedua pahaku.
Dan Aku pastikan bahwa Kami berdua dalam keadaan telanjang total dengan kondisi Lala sedang memelukku.
Berarti Kami sudah tertidur beberapa jam dari sore sampai malam…

Bunyi HP ku kembali berhenti , sehingga kegelapan kembali menghiasi kamar tidur Kami.
Tapi Aku tak peduli dengan HP saat ini.
Aku konsentrasi dengan Lala yang masih memelukku dengan erat.
Perlahan dengan hangat Aku balas pelukan Lala yang terlihat masih tertidur itu.
Aku tak tahu jam berapa sekarang, tapi yang jelas hari sudah malam..

Pelan namun pasti,fikiranku mulai mengingat kejadian tadi siang yang membuatku seperti baru terbangun dari mimpi yang aneh.
Mimpi yang mengantarkanku kedalam gelimang nafsu yang mengalahkan akan sehat dan rasa cemburu ku.

Tadi siang Aku telah mengalami pengalaman pertama memamerkan dan membagi tubuh indah istriku kepada laki laki lain.
Dan tadi sore Aku telah memberikan kesempatan kepada Beny untuk menyentuh dan menikmati sepuasnya tubuh telanjang Lala ketika tidur.
Bahkan kehormatan dan kesucian vagina Lala hampir saja terenggut…!

Adegan demi adegan yang diperagakan oleh Beny begitu membuatku penasaran dan berdebar penuh nafsu.
Walau hanya kepala kontol jumbo Beny saja yang berhasil menembus lobang memek Lala…Namun hal itu sudah dapat membuatkku mencapai puncak kecemburuan dan nafsu yang menggelora.
Ada rasa khawatir seandainya Lala akan hamil oleh hubungan seperti itu.
Perasaan khawatir itu bertambah besar saat Beny memasukkan lelehan spermanya di sekitar perut kedalam memek Lala.
Dan anehnya, Aku membiarkan Beny melakukan hal itu..Bahkan Aku menikmati saat tubuh bugil Lala dicumbu penuh nafsu oleh Beny.

Aku kecup dengan lembut bibir tipis basah Lala yang berada didekat telingaku itu.
Terdengar nafasnya yang masih halus dan panjang.
Aku mulai khawatir melihat Lala yang masih tertidur sampai saat ini.
“Apakah nutrigel obat tidur yang diberikan Beny tadi masih bekerja sampai saat ini…?” Gumamku sambil kembali membelai rambutnya dengan hangat.

Tapi tidak…Tidak mungkin obat tidur itu masih bekerja sampai saat ini.
Karena Aku ingat, selepas tubuh bugilnya di cumbu oleh Beny tadi siang, Kami telah melakukan persetubuhan yang panas dan penuh nafsu.
Bahkan Lala mencapai orgasmenya dua kali, sedangkan Aku berhasil menjemput puncak kenikmatannku satu kali.
Aku sendiri bingung, kenapa Aku begitu perkasa tadi siang menyetubuhi Lala yang sudah bergelimang sperma Beny tersebut.

Namun sesaat kemudian kekhawatiranku berangsur hilang saat Aku rasakan Lala menggeliat dalam pelukanku.

“Abang…Bang….” Panggil Lala dengan lemah.

Spontan Aku melepaskan pelukan Lala, kemudian segera bangkit dan menghidupkan lampu kamar.
Mungkin matanya silau oleh cahaya lampu yang tiba tiba terang tersebut, sehingga Terlihat Lala menutup matanya sambil tetap tiduran telentang.

“Eh…Udah bangun Dek…?” Sapaku dengan hangat kembali duduk didekatnya setelah mengambil HP dari meja.

Lala hanya tersenyum kikuk sambil duduk dan memeluk lututnya.
“Waduh Dek…udah jam delapan malam sekarang, lama benner Kita ketiduran yah..” sapaku sambil mencolek dagunya.

Lala hanya diam sambil menarik selimut untuk menutupi ketelanjangannya.
Aku jadi berdebar melihat sorot mata tajam Lala kepadaku.
Aku yakin akan sulit menjelaskan rangkaian kejadian tadi siang kepadanya.
Apakah Lala sudah mengetahui kalau tadi sore Dia telah dilecehkan oleh Beny…?
Apakah semuanya akan Aku ceritakan kepadanya…? Tentang fantasi aneh yang secara instan tumbuh begitu cepat didalam diriku…? Tentang Beny yang telah leluasa menyentuh, mencium dan menikmati tubuh bugilnya…?

Tidak…Aku tak mau Lala salah paham dengan fantasi Ku ini.
Aku harus ekstra hati hati menjawab pertanyaan yang mungkin akan diberikan oleh nya nanti.
Untuk menghilangkan kekakuan yang ada, kembali Aku cium pipinya dengan hangat sambil membuka HP yang sudah ada dalam genggamanku.

Lala tetap diam tanpa ekspresi menatapku dengan pandangan kosong.
Hal ini justru membuatku semakin menjadi salah tingkah.
Untuk menghilangkan kegugupan, segera saja Aku tinggalkan Lala dengan alasan untuk mengunci pintu dan menghidupkan lampu teras dan ruang tengah.

Namun saat kembali masuk kedalam kamar, Aku kembali tertegun melihat kondisi Lala..

Sekarang Lala tidak lagi duduk sambil memeluk lutut, walau tetap dalam keadaan telanjang tapi Dia sudah dalam posisi telungkup dengan kepala berada di tepi pembaringan.
Wajahnya disembunyikan ke bantal yang tebal.. Aku perhatikan dengan seksama, tubuhnya terlihat bergetar berulang ulang seperti sedang terisak tertahan…!
Saat Aku coba semakin mendekat untuk memastikan dengan berdiri di dekat pembaringan..
Ternyata benar…Lala sedang menangis…!
Hatiku terasa seperti diiris sembilu mengetahui keadaanya seperti itu.

Aku yang merasa sangat bersalah, untuk beberapa saat terpaksa hanya bengong dan berfikir keras memikirkan cara untuk memperbaiki semuanya serta akan meminta maaf kapadanya.
Hatiku sudah bulat akan menceritakan semua kejadian tadi siang kepadanya.
Aku harus menjadi suami yang gentle dan bertanggung jawab…Apapun resikonya.
Aku tahu pasti, Lala adalah sosok wanita berhati lembut, polos, pemaaf dan baik hati. Namun dibalik kelembutannya itu tersimpan sifat tegas dan berani dalam menghadapi suatu masalah.

Lala akan sangat marah jika mengetahui ada ketidakjujuran yang disampaikan kepadanya.
Bahkan dulu pernah Lala melaporkan temannya kepolisi karena fitnah yang menimpanya.
Bisa ditebak, akhirnya temannya tersebut terbukti bersalah dan memohon maaf serta sangat memohon agar tuntutan di kepolisian di cabut.

Memikirkan hal itu, semakin membuatku gugup dan gemetar.
Aku tidak siap jika Lala nantinya menjadi benci dan tidak mau memaafkanku..
Jika Lala mengetahui Aku tidak jujur, dan Lala mengetahui kejadian tadi siang dari Beny atau orang lain…Kemungkinan terburuklah yang akan terjadi, yaitu Lala minta pisah dan meninggalkanku..!

Jujur…Aku takut jika hal itu terjadi.
Aku sangat mencintainya….Bahkan mungkin Aku lebih sayang kepadanya dibandingkan dengan diriku sendiri .
Karena cinta dan sayang yang mendalam kepadanya, Aku tak pernah memiliki affair dengan perempuan lain.

Tanpa dapat dicegah, butiran butiran air mataku mengalir dipipi, dan jatuh mengenai punggung Lala yang masih telanjang itu.
Saat ini Aku kalut dan benar benar merasa sangat bersalah kepadanya, bahkan tanganku yang hendak membelai rambutnya, terhenti dan kembali Aku tarik.
Aku begitu kalut, kacau dan takut membayangkan kemarahan yang akan di timpakan oleh nya kepadaku. Aku tak suka dengan keadaan saat ini.

Saat ini Aku dalam keadaan kacau, kalut dan bingung sambil menangis di tepi pembaringan….Aku tak tahu harus berbuat apa lagi.

Tiba tiba jantungku seakan berhenti bekerja begitu melihat Lala membalikkan badannya…
Mungkin Dia merasakan tetesan air mataku yang jatuh di punggungnya sehingga Dia tersadar akan kehadiranku.

Kejadiannya begitu cepat…
Yang Aku tahu tiba tiba Lala turun dari pembaringan dan segera saja bersimpuh dilantai sambil memeluk kakiku dengan erat.
Sekarang…Tangis Lala pun meledak …Dia menangis sambil memeluk dan mengguncang guncang kakiku dengan kuat.

Sedangkan Aku semakin takut dan gemetar…
Apakah Lala sudah mengetahui kejadian tadi siang….?
Apa yang harus Aku lakukan sekarang…?

Namun pikiranku buntu dan tidak dapat berfikir jernih lagi.
Aku hanya bengong dan bergetar sambil berdoa agar Lala memaafkanku.

Sambil menarik nafas panjang mencoba untuk bersikap tenang, Aku angkat tubuhnya….
Dan jadilah saat ini Kami saling berhadapan dalam jarak yang sangat dekat.
Kami masih sama sama telanjang, sama sama menangis, dan mata Kami saling pandang tapi tetap dalam kebisuan.

Aku tak tahan…Langsung Aku dekap tubuh telanjang istriku dengan kuat.
Aku tak ingin kehilangannya…Aku harus mengakhiri semuanya…!

“Dek…Maafkan Abang…Abang…Abang sangat mencintai Adek..” ucapku bergetar

Lala tidak menyahut, tapi Dia malah semakin memperkuat pelukannya.
Wajahnya menggeleng berulang ulang kemudian dibenamkan didadaku sambil tetap menangis sesegukan.
Aku semakin bingung dan tak tahu lagi harus berbuat apa…

Dengan sisa keberanian yang ada, Aku angkat wajah Lala…Aku kecup dengan lembut bibir yang sudah basah oleh air matanya itu.

“Dek…Abang…Abang…” Aku tak dapat meneruskan ucapan karena tiba tiba Lala kembali menubrukku dan berkata…

“Bang…Ampunkan Adek, Adek…Adek mau jujur dan akan mengatakan sebuah rahasia besar…!”

Degh…
Aku semakin bergetar mendengarnya.

“Dek…Rahasia apa…? Apakah ada hubungannya dengan kejadian tadi siang…?” cecarku dengan gugup.

Lala hanya mengangguk dua kali sambil menunduk dalam dalam.
Aku semakin gemetar dan takut.
Jangan jangan Lala sudah mengetahui semuanya, dan boleh jadi saat Beny mencumbunya tadi siang Lala tidak dalam keadaan tidur…!

Aku semakin merasa terpuruk dan malu kepada Lala.
Sedapat mungkin Aku akan belajar ikhlas dan menerima konsekuensi dari perbuatanku tadi.
Kembali Aku menarik nafas dalam dalam untuk menenangkan fikiranku yang kacau.
Aku harus bertanggung jawab dan mengakui semuanya kepada Lala.
Dengan demikian Aku berharap Lala akan memaafkanku.

Setelah debaran jantungku mulai agak stabil, kembali Aku lepaskan pelukan Lala.
Aku tatap payudara dan lehernya yang menyisakan beberapa tanda merah bekas gigitan Beny yang sableng itu.

Lala semakin menunduk dan terlihat kembali terisak tertahan..
“Dek..Maafkan Abang..Abang…Abang telah…Telah…” ucapku terbata bata masih belum sanggup untuk berterus terang kepadanya.

Lala kembali membenamkan wajahnya di dadaku sambil tetap terisak.
“Bang…Maafkan Adek…Adek bukanlah istri yang baik…Adek telah mengecewakan Abang…Ayo Bang…Hukum Adek…Lakukanlah apapun untuk menghukum Adek…” Jerit Lala tiba tiba sambil histeris memukul mukul dadaku dengan tangisan yang semakin keras.

Tentu saja Aku melongo dan bingung mendengar ucapan istriku ini.
“Aku yang salah kenapa Dia minta dihukum…?” bathinku mencoba menyelami fikiran Lala
Untuk menutupi kebingunganku, kembali Aku angkat wajahnya sehingga mata Kami kembali saling berhadapan dalam jarak dekat.

“Ayo Dek…ceritakan rahasia besar itu…!”

Terlihat Lala mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara.
Dan...
“Bang…Beberapa tanda merah ini dibuat oleh orang tua siswa didalam mobil tadi siang sewaktu Adek pulang sekolah…!Tubuh Adek sudah disentuh, diraba dan dicumbunya…Hiks hiks hiks” Ucap Lala dengan tubuh berguncang hebat.

“Apaaa….Berarti Adek sudah selingkuh dan kalian telah bersetubuh…?” Kataku spontan karena kaget.

Lala sampai menjerit karena takut mendengar suaraku yang menggelegar.
Dia tetap terisak tertahan dan memandangku dengan takut.

“Tidak bang…Dia hanya meraba dan mencium tubuh Adek..Tidak Lebih, karena Adek melawan dan menolak diperlakukan begitu.” Jawab Lala dengan lemah.

“Dek siapa nama laki laki brengsek itu…? Kurang ajar, biar Aku hajar Dia…” Kataku dengan nafas tertahan.

Dengan hati hati Lala menjawab.
“Namanya…Namanya DADANG HIDAYAT…Hiks hiks hiks”

Dhuarrrr…
Aku hampir pingsan mendengar nama yang disebutkan oleh Lala…
Apakah Dadang Hidayat adalah orang yang sama dengan Pak Dadang teman Beny yang akan Kami jumpai malam ini…?


BERSAMBUNG
NEXT : PART 4b. (Selingkuh yang di Izinkan)
Tumben update kali ini dikit hu


Ini satu-satunya thread yang ane tunggu dan ikutin bgt di forum ini
 
Walah judul eps ini adalah sama dengan sebuah judul cerita lain..
Kesamaan nama dan tempat adalah fiktif belaka gaes

Thx suhu.. lanjut!! Hekekek
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd