Namun tangan Lime malah menggenggam tangan Fuse,berusaha menghentikan remasan pada payudaranya.
“A-Apa maksudmu...? Kau ingin lagi?”
“Kenapa,kak? Gak mau ya?” ujar Fuse,melepaskan tangannya dari payudara Lime, menatapnya dengan perasaan sedikit kecewa. “Yaudah gak apa,kak....”
“E-eh..benarkah?” tanya Lime,sebersit perasaan bersalah menghampirinya,namun juga ia masih kelelahan akibat semalam dan tadi pagi. “Maafkan aku..kumohon kau jangan marah,Fuse...”
Fuse tersenyum sinis. “Tapi,ingat,aku adalah
mastermu.”
Diangkatnya dagu Lime. Kemudian Fuse membuka ikat pinggang yang ia kenakan di celana jeansnya, lalu mengikatkannya pada kedua tangan Lime,mengencangkannya.
“F-Fuse...”
“Aku tidak ingin kau menggangguku saat bermain game.”
Lime hanya bisa pasrah menerima hukuman dari Fuse, dengan kondisi tubuh berbaring dan tangan terikat.
Sementara itu,Fuse kembali menyetel PS4 nya,kali ini ia memutuskan bermain Killer Instinct. Namun, Fuse teringat sesuatu, ia mengambil lakban hitam yang terletak tak jauh di kolong kasurnya.
“Lime...” ujar Fuse,sembari menyibakkan rok yang digunakan Lime-sebenarnya rok itu adalah pinjaman dari tantenya Fuse,karena celana yang kemarin ia gunakan sudah “kotor”- dan terlihatlah gundukan vagina Lime yang tak terbalut celana dalam. Hari ini Fuse melarangnya menggunakan celana dalam.
*Plakkk!!*
“Aw!!!” rintih Lime,menerima satu tamparan cukup keras di vaginanya.
Fuse membungkukkan wajahnya sebentar,mengarahkan wajahnya pada vagina Lime,dan membuat seolah ia berbicara dengan vagina itu.
“Hai memek tembem~! Mau ikut main game?” ujar Fuse sembari mencolek klitoris yang ada disitu.
“Fuse,kamu gila! Masa memek kau ajak ngomong-“
*sfx : Pleppss!*
“K-Kyaaaa!!!”
Salah satu bagian untuk menggenggam pada stick PS4 itu dimasukkan ke dalam vagina Lime. Terasa sensasi yang geli,namun juga agak perih.
“Fuseee,kamu ngapaiin Fusee,lepasiiin!!!” berontak Lime,namun Fuse menahan batang stick PS4 itu dengan tangannya,sehingga membuatnya seolah mengaduk-aduk vagina Lime. Tak buang waktu,Fuse segera mengambil lakban,dan merekatkannya pada bagian stick PS4 yang tidak ikut terbenam di dalam vagina Lime,dan juga pada bagian luar vagina Lime yang botak.
“Huh,begini lebih baik!”
Setelah itu, ia mengatur mode permainan terlebih dahulu,yaitu “multiplayer”, agar PS4 yang sedang disumpalkan ke vagina Lime juga ikut bergetar saat permainan. Kemudian ia mulai memilih karakter game yang menurut ia terkuat.
Saat game sedang
countdown menuju permainan...
“Siap-siap sayang...”
Fuse memencet tombol OK pada PS4 yang tengah disumpalkan,lalu..
*sfx : Plakss!!*
Satu tamparan pada vagina Lime,dan Fuse memulai permainannya
Fuse bermain game tersebut dengan sangat lihai, melawan karakter lawan yang sudah pasti tidak akan bergerak akibat tidak dimainkan oleh Lime. Fuse menghajar boss lawan dengan jurus-jurus terbaiknya. Setiap pukulan dan jurus-jurus itu keluar dan mengenai karakter lawan,pasti batang PS4 itu akan bergetar.
Fuse sengaja memukul lawan berkali-kali,yang berakibat stick PS4 yang disumpalkan pada vagina Lime terus-menerus bergetar.
“Aarrghh Fuse...aarghh...hhahhh...aaghnnn...”
Badan Lime mulai kelojotan,ia merasakan seakan vaginanya tengah disumpal oleh vibrator.
“Ampuunn Fusee ugghhnnn....ugghnnn.....”
Fuse melanjutkan memukul lawannya sementara ia sesekali menoleh ke arah Lime.
“Hehehehe, ayo dongg masa gitu aja gak bisa lawan,hehe payah ah!” ujar Fuse,dengan ekspresi mengejek. Kemudian ia mengeluarkan jurus terakhirnya,jurus yang paling dahsyat.
*sfx : Zrrttt zrttt zrtttttt!!!*
“Aaaarghhh Fusee nngghh oaaahhkkk-aaahhhkkk!!!”
*sfx : Bless....kcipkk..cleppsskk...”
Lime langsung menggeliat hebat,stick PS itu semakin terbenam di dalam vaginanya,bahkan hingga menimbulkan bunyi.
“Aahh...kakak...ummhhnn sampai bunyi begitu...” gumam Fuse,melihat kakak tingkatnya, dan tangannya mulai meloloskan celana jeans hitam yang ia kenakan,sehingga penisnya kini mengacung bebas. Fuse mengocok penisnya sesekali,sebelum ia melanjutkan game pada ronde selanjutnya.
Kali ini Fuse sengaja memilih karakter dengan skill terburuk, dengan kemampuan memukul yang melempem supaya ia bisa lebih lama menghajar karakter lawan,dan membuat stick PS4 yang disumpalkan ke dalam vagina Lime semakin sering bergetar akibat efek pukulan yang bertubi-tubi. Lime sendiri sempat menengok ke arah layar monitor TV,dan mengernyitkan dahi terhadap pilihan Fuse.
Untuk apa dia memilih karakter itu? Itu karakter yang jelek,gak punya kemampuan apapun.
Kemudian keheranan Lime sepertinya terjawab, saat Fuse memulai kembali permainannya,dan sengaja mengulur waktu dengan memukul karakter lawan dengan sembarang dan bermain kabur-kaburan.
*sfx : Zrrtt zrtt...zrtt zrtt...*
“Errghh..Fusee..aahh..mhhnn...”
Tubuh Lime kembali menggeliat, pahanya meronta-ronta kesana kemari menahan sensasi nikmat pada vaginanya.
“Aahhnn Fusee ughhnn...kumohonn..aaahkk....”
“Kumohon kenapa,kak? Hmm?” jawab Fuse tanpa mengalihkan pandangannya dari layar kaca.
“Aaah,akhirnya! Rasakan!”
Fuse memencet tombol kotak berkali-kali untuk memukul,menyebabkan stick PS4 yang disumpalkan di lubang kenikmatan Lime bergetar terus-menerus. Perlahan tapi pasti batang stick itu terus bergetar intens sehingga akhirnya menggaruk-garuk G-spot pada vagina Lime.
“Aaahhnn...aahhnn..aaghhn...ohhnnnn....” Lime tak kuasa menahan sensasi geli, lubang vaginanya berdenyut-denyut kencang tanda sebentar lagi ia akan mencapai puncaknya.
“Mphhnn Fuse...mmhhnnn...ugghhnnn.....” Lime menghentakkan pantatnya ke kasur sesekali,berusaha mengempot-empot vaginanya seolah menolak stick PS4 yang bergetar itu keluar.
“Aaarghh Fusee...haaahhh....akkkhh....!!”
*sfx : Croootss creettss sreettss...srrttss....!*
Menyemburlah cairan cinta Lime seperti kencing,merembes membasahi paha dan kasur Fuse.
“Aaahh..Fuse....kkkhh...muncratt...aaagghnn....!”
Lime masih menghentak-hentakkan badannya,menuntaskan orgasmenya. “Aaarghh Fuse gelii arrghh..ugghnnn kkhh k-kumohoonn aahkkk sudaahh...aaahhh....!”
Fuse baru menyelesaikan permainannya saat nafas Lime sudah tersengal-sengal.
“Haahh...hahhh...”
Fuse tersenyum lebar,lalu tertawa.
“Huahahaha!”
Kemudian Fuse melepaskan stick PS4 itu dari lubang vagina Lime dengan hati-hati. Terjuntailah cairan cinta saat stick PS4 itu dilepaskan,membasahi sebagian dari body stick PS4 tersebut.
“Basah,nih. Keringin dulu,gih!” ujar Fuse,menyodorkan batang stick PS yang basah itu ke mulut Lime. Lime menjilat dan mengemutnya,merasakan sendiri rasa cairan cintanya yang asin manis.
“Slrrppss..mhlnn...mplhnn....umplhh...sleerrp...”
Wajah Lime saat mengoral stick PS begitu menggoda,membuat Fuse kembali mengocok penisnya yang tegang.
“Ayo,sekarang giliran pakai
joystick!”
Apa?? Ada lagi?!
Lime hanya bisa membelalak-itupun lemah-saat Fuse berniat menghajar lubang vaginanya dengan joystick. Namun..
“Sini sayangku.”
Fuse membaringkan badannya secara horizontal saat posisi Lime adalah vertikal di atas badannya sehingga membentuk huruf T. Setelah itu,Fuse memiringkan badannya menghadap Lime,dan mulai memasukkan penisnya perlahan-lahan ke dalam lubang vagina Lime.
“A-aahnn..awwhh....!”
Lime merasakan vaginanya kembali sesak sekaligus nikmat terisi penuh oleh penis Fuse. Kakinya bertumpu pada pinggang dan bahu Fuse,sementara Fuse memegangi kaki Lime yang bertumpu pada bahunya. Ia mulai menggenjot vagina Lime,memuaskan batang penisnya yang membutuhkan kehangatan.
“Aaahnn...mhnn...oohnnn.....” tak sadar Lime mendesah panjang,merasakan kenikmatan dengan posisi seks yang berbeda dengan kemarin. Dengan bantuan kakinya yang bertumpu, Lime mulai menggenjot lubang kenikmatannya,menggaruk-garuk dinding vaginanya yang gatal dengan penis Fuse.
“Ohh yesshh..mhhnn....”
“Hehehe,katanya tadi gak mau,kak?” goda Fuse,sengaja memelankan genjotannya.
“Aaahhkk ayolah Fusee...” Lime terpaksa berusaha lebih untuk memuaskan vaginanya dengan menekan genjotannya pada penis Fuse.
“Hmmhhnn....yeaahhh!”
*sfx : Cplakk!*
Dengan tiba-tiba Fuse menghentakkan penisnya hingga mentok ke dalam vagina Lime.
“Aaahh!! Ohkkk..!!”
Selama beberapa menit mereka bersetubuh dengan posisi seperti itu,dengan ritme genjotan yang berbeda-beda. Sembari menggenjot, Fuse sesekali menjilati paha Lime,kemudian berpindah mempermainan klitoris Lime yang mengeras.
“Aaahkkk Fusee...aahhkk ...mhhnnnn....ugghnnn....”
Genjotan Lime semakin menjadi-jadi,dapat dirasakan dinding vaginanya berdenyut-denyut serta semakin banjir. Sembari terus menekan-nekan dan menguyel klitoris Lime, Fuse bertanya,
“Kenapa,sayang?”
Sembari menggenjot Lime dengan memutar, Fuse melanjutkan pertanyaannya.
“Kamu pasti mau keluar,kan~?”
Merasakan denyutan pada dinding vagina Lime yang semakin kencang,Fuse melepaskan penisnya,dan menggantinya dengan 4 jari tangan yang dicolokkan ke lubang kenikmatan Lime.
“Mhhnn ayoo sayanggg..ohhkkk yeaaahh~!!”
Fuse mengocok vagina Lime dengan agak kasar, namun semakin menghajar titik G-spot Lime sehingga tubuh Lime semakin menggelinjang,kakinya kelojotan hebat menendang-nendang tubuh Fuse.
“Aaaarghh Fusee oaaaahkkkkk...oaaahkkk mmhhhnnnn ooohhkkkkkk!!”
Lime mengangkat-angkat pantatnya,dan..
*Sfx : Cplurrtsss cplrrtsss srruutssss...!!”
“Aaaahh Fusee akkkhhh akuu keluaarrrr lagi sayanggggg...aaahkkkk...aaargghhkk!”
Lime membanting pantatnya keras-keras,vaginanya kembali menyemburkan cairan cinta,membasahi tangan Fuse. Fuse melepaskan kocokannya,dan berganti menampar vagina Lime.
*sfx : Plakk plak plakkk plakk!!*
“Orrghnnnn yaaahhhhh aaaaahhhkkkk....!!” Erang Lime, kemudian melemas. Pantatnya gemetaran hebat. Sementara Fuse meratakan cairan cinta yang muncrat itu ke paha dan vagina Lime.
Setelah itu,Fuse bangkit, menatap kondisi kekasihnya yang semakin lemas itu. Masih ada seringai lapar di matanya.
“Hnnggkhhh....ugghh...khh....”
Lime mulai menangis,ia merasa lemas. Melihat itu,Fuse datang,memegangi belakang lehernya,mengangkat kepalanya.
“Kok kamu cengeng banget ya,sayang?” Fuse menoel hidungnya.
“Uhhkk..hnnkggs...ghhh..” Lime tak mampu menjawab,seluruh tubuhnya gemetar.
*sfx : Plakkk!!*
Satu tamparan mendarat di pipi kanan Lime. Tangisan Lime semakin keras.
“Huwaaa....ugghh hngkss..Fusee....”
Fuse membanting kepala Lime ke kasur,kemudian memaksa membalikkan badan Lime sehingga ia tengkurap. Tak lupa dilepaskannya ikat pinggang dari tangan Lime.
Lime pikir segalanya sudah selesai,maka ia memutuskan untuk merangkak dan meraih bantal yang ada disitu untuk istirahat. Saat Lime sudah meraih bantalnya dan baru saja hendak merebahkan diri...
*sfx : CTAAARRR!! CTARRRR!!!*
“AAAAAARRGGHHHH!!!!!” jerit Lime,keras.
“Mau kemana,bodoh?! Kita belum selesai!”
Fuse berdiri dan berkacak pinggang di atas kasur,dengan memegang ikat pinggang. Dengan kesal ia menendang pantat Lime yang masih berposisi nungging, sehingga posisi badan Lime agak ambruk-ia menahan beban tubuh dengan sikunya agar tak terjatuh- sementar kepalanya membentur sandaran ranjang. Wajahnya jatuh ke bantal.
Namun,melihat pose Lime yang sedemikian rupa malah membuat birahi Fuse semakin menjadi-jadi. Ia menghampiri gundukan vagina Lime, kembali memasukkan dua jarinya,namun tidak dikocok,hanya didiamkan di dalam sana.
“Unggh...” Lime sedikit mendesah. Dengan jari yang masih bercokol di vagina Lime,Fuse mengubah posisinya menjadi berlutut di sebelah Lime,kemudian mengalungkan ikat pinggang pada leher Lime,menariknya paksa agar wajahnya menghadap penisnya. Tiba-tiba...
“Aaww!!”
Fuse mencubit hidung Lime dengan kasar, akibatnya Lime berteriak,mulut ternganga. Dengan kesempatan itulah Fuse memaksakan penisnya masuk memenuhi rongga mulut-dan hampir tenggorokan-Lime.
“Aaahkk uhh....puasin kontol gue dulu lontee...ohhkk....enakk aja lu doang yang puass anjinggg..” racau Fuse,menyodok mulut Lime maju mundur. Sementara tangannya yang satu lagi mulai mengocok pelan vagina Lime.
“Mpphh slerrpss...glerpppsss ....mplh mhnnn.....”
Bersusah payah Lime mengulum dan menjilati penis Fuse-yang entah mengapa ia merasakan penisnya berukuran lebih besar dibanding kemarin malam- dikulum dan disedotnya penis itu dengan kuat, sesekali salah satu tangannya menjamah buah pelir Fuse,memijatnya agar Fuse puas. Benar saja...
“Aarrghh yeahh umhhnn ahahahah ohhhh...kamu kok pinter banget nyepongnyaa sayangg...unchh..ughhh...”
Fuse merasakan penisnya seakan ditelan,ia mengacak-acak rambut Lime pertanda kenikmatan sementara ia semakin mempercepat kocokannya pada vagina Lime yang membanjir. Sementara itu Lime mengemut penis Fuse maju-mundur dengan semakin cepat, sehingga dapat dirasakan penis Fuse agak mengembung dan berkedut.
“Aaahh yeaahh teruss sayangg ....yeaahh..hahahah..ohhh...!!” ujar Fuse sembari menampar pantat Lime sesekali,dan kembali mengocok vaginanya. Vagina Lime pun sudah berkedut-kedut dan semakin kencang seolah memijit jemari Fuse. Menyadari itu,Fuse segera melepas kocokannya pada vagina Lime,berganti menampar vaginanya keras-keras.
*PLAAAKKK!*
“Enak aja lu keluar terus,anjing!”ujar Fuse,kesal,dan melepaskan penisnya dari mulut Lime,sehingga lenguhan dan erangan Lime keluar tak tertahankan.
“Aarrrghh...ourrggnn...!!”
Meskipun sakit,namun tamparan tersebut juga justru menambah nikmat dan membuat vaginanya semakin berdenyut kencang. Namun tak lama kemudian,...
“KYAAAHHH!”
Fuse segera berganti posisi berdiri di belakang Lime yang nungging,menyodok penisnya keras-keras.
Menggaruk setiap senti dinding vagina Lime yang semakin sensitif. Terlebih Lime membalas sodokan kasar dari penis Fuse itu dengan mengempotnya di dalam vagina.
“Aaahh..ohhh...ohhhh....mhhnnn...Oaaahhhh...aahhnn....”
*PLAKKK!*
Fuse memecuti punggung Lime sekali,kemudian bertanya sembari menghajar vagina Lime.
“Memekmu lagi diapain sama kontolnya Fuse? Hmn?”
Lime yang sudah hilang akal meracau segila-gilanya,
“Mhhnn memekkuu ugghnn..ohhhnn lagii dikontoliiin Fuse ahkkkk....!”
Fuse merasa senang,lalu menampar pantat Lime bergantian,menambah sensasi nikmat di kemaluan Lime.
“Aaaahh ayoo katakann lagii pelacurku sayanggg mmhhn...ohhnnn yeaahhhh....~!”
Fuse menyodok vagina Lime semakin kencang,bahkan menyodoknya dengan gerakan memutar, sementara itu..
“Aargghhhkk enakkk ahhh enakkk ngentot sama kamu sayangg mmhhhnn...siksaa teruss aku sayanggg ...mhhnn ahh ngentotttt aahkkk...!!” ujar Lime,dengan lidah yang terjulur keluar menahan nikmat,serta salivanya yang perlahan menetes dari mulutnya.
Baik Lime maupun Fuse sama-sama merasa akan mendekati puncak saat mendengar racauan Lime. Fuse menghentak-hentakkan penisnya ke dalam vagina Lime,memecuti pantatnya bergantian.
“Aaarrgghhkkk pelacurrkuu sayangg mhnnn aku hamilin kamu ya sayangg mhhnn..terima pejuhku ini anjinggg oohhhkkkk!!”
*sfx : Crooottsss crroooottss creeettsss sreeettss splurrtss....!!!*
Cairan mani Fuse menyembur deras,membasahi rongga vagina serta rahim Lime,menghangatkan. Terasa tubuh Fuse yang agak bergetar saat berejakulasi,sementara kini tangannya berpindah menjambak rambut Lime.
“Ngaaaahhnnn Fuse sayangg aahhhkk...akkhh aku juga m-mauu muncrattt aahkkkk....aaahkkk...Aaaaaahhhkk!!!”
*sfx : Creettss srettss...splrrrttss...cplrrsss....~!!*
Cairan cinta Lime menyembur pula dengan deras,membasahi paha dan menetes di kasur Fuse,bahkan saking banyaknya,cairan mani Fuse ikut larut keluar membasahi kasur. Sensasi hangat di rahim serta nikmat dan siksaan bertubi-tubi dari Fuse membuatnya seakan kehilangan kendali dirinya.
“Huwarghhh aaahh...hikss..hikkss...ahh..Fusee...! Aku gak bisa b-berhenti muncratthh...aaahhhh..”
Tubuh Lime terus gemetaran hebat saat berorgasme,bahkan ia menangis dan lidahnya terjulur keluar,salivanya menetes sejadi-jadinya.
“Ampuunnhh Fuse s-shayanggg urrgghh ampoonnhhh.......” ujar Lime,mendongakkan kepalanya menatap Fuse dengan tatapan memelas.
“I love you Lime,muacchh...”
Fuse mencium bibir Lime yang belepotan saliva,mempermainkan lidahnya dengan lembut.
Akhirnya mereka menuntaskan orgasmenya,dan lemas. Ciuman pun terlepas.
Lime benar-benar ambruk,disusul Fuse yang menjatuhkan diri di sisi Lime. Sempat Fuse menatap jam dinding yang terpampang di kamarnya, pukul 10:40.
Akhirnya mereka tertidur kelelahan,dengan kondisi hanya menggunakan pakaian atasan sedangkan bagian bawah dibiarkan telanjang.
---
Pukul 14.00
“Haii-“ sapa Celine,terhenti, saat ia melihat Lime memasuki gedung, namun rasa heran muncul melihat Lime menggelayuti lengan Fuse. Terlebih kondisi Lime saat itu sangat lemas.
“Lime,kamu...?” perkataan Celine tercekat,namun ia berusaha menguasai diri. “Kamu kenapa,Lime?”
Sebelum Lime sempat menjawab, teman-teman Lime dan Fuse keburu muncul,menyusul di belakang Celine.
“Wahhhhh,Limeeey!! Kamu... pegangan tangan seperti itu!!”
“Ciee,yang kemarin pulang bareng,sekarang juga datang bareng,yak?” goda salah seorang kakak tingkat yang kebetulan berdiri di situ.
“Cieeee suiiwwwwiittt,udahh jadiaaann..PJ nya Fuse yaelahh!!!” ledek teman-teman seangkatan Fuse,heboh.
“Waduhh Lime, elu lagi-lagi,ye! PJ sini! Giliran teman-teman seangkatan Lime menimpali.
“H-Hei,aku ketemu dia di jalan-“ Lime berusaha protes,namun disela oleh Fuse.
“Wes wes tenang lah, iya,tadi tuh aku ketemu Lime di jalan,terus dia jalannya lemes gitu. Kutanya kenapa-“
“Iya aku jatuh pas mau kesini,kebetulan ketemu Fuse,jadi aku minta bantuannya dan menumpang..” tutup Lime. Orang-orang yang hadir disitu mangut-mangut, dan kembali sibuk dengan urusannya masing-masing,walaupun tetap ada beberapa orang yang tetap menggodai mereka berdua.
“Hahaha,makasih ,kamu pinter ngebohong juga,Fuse. Padahal ini gara-gara memekku bengkak habis dientot lagi sama kamu..” ujar Lime dalam hati.
“Ciee Fuse, tumben lu mau bopong cewek,eh?” goda Adit.
“Nah,nah,nah, candaan lu kayak gini yang bikin cewek ogah deket sama lu!” balas Fuse yang mulai kesal karena sisi jelek Adit keluar. Adit hanya bisa sewot,sementara Lime tertawa kecil.
Hari ini adalah puncak acara dari pameran Desain Industri yang mereka gelar, dimana pada malam hari,nominasi karya terbaik akan dibacakan,ditemani dengan workshop dan hiburan musik sore. Maka dari itu hari ini seluruh mahasiswa Desain Industri yang terlibat dalam acara akan menjadi lebih sibuk dibanding hari-hari sebelumnya,namun mereka akan mendapatkan hiburan yang lebih. Apalagi hari ini hari Sabtu, hari yang patut untuk dinikmati,tak terkecuali oleh dua sejoli Fuse dan Lime. Mereka menikmati workshop yang memasok ilmu pengetahuan mereka akan desain secara besar-besaran,juga musik sore yang menghibur. Walaupun begitu,sesekali selama acara,mereka curi-curi ke tempat sepi,misalkan WC,atau ruang panitia,untuk sekedar berciuman,ataupun melakukan foreplay hingga mereka orgasme.
[ Bersambung.]