Flindskjold
Adik Semprot
- Daftar
- 8 Aug 2014
- Post
- 111
- Like diterima
- 495
Mohon maaf yang sebesar - besarnya, seiring pergantian title cerita ini, maka di part - part selanjutnya hanya akan di fokuskan ke sakti dan segala lika - liku kehidupannya. Fokus sakti ke perempuan yang lebih tua mungkin masih ada, tapi minim. Karena akan bermunculan karakter - karakter wanita baru dan hubungan Sakti kepada wanita itu. Tapi sebisa mungkin hubungan sedarah di part selanjutnya masih akan nubi sajikan walau nggak banyak.
Sekali lagi, mohon maaf yang sebesar - besarnya atas keinkonsistensian nubi dalam membuat cerita
http://www.imagebam.com/image/3c1f14928236884
Tante Laras
'Tok-Tok'
Aku yang sedang asik bermain game online yang sedang digandrungi sebagian besar orang indonesia itu di kamar tidurku, mendadak mendengar suara ketukan di pintu ruang tamu
"Iyaa sebentar," dengan langkah agak tergopoh aku menuju ke ruang tamu, untuk melihat siapa yang mengetuk
"Loh, Tante Laras? Ada apa Tante?" ternyata tetanggaku yang tinggal tepat di seberang rumahku di komplek ini.
"Bu Darwis ada, Sak? Tante mau ngobrol sebentar. Ada?" tanya Tante Laras yang saat ini menggunakan daster satin yang lumayan ketat sehingga menonjolkan dua buah payudara berukuran besar di dadanya, jangan tanya ukuran ya, aku bukan tukang bra. Tapi yanf jelas, payudara besarnya itu sedikit demi sedikit mengalihkan pandanganku
"Kok malah bengong? Haha." tawa Tante Laras. Suara wanita dewasa yang matang ini seperti stimulan yang memperlancar horny biadab di dalam otakku berkali - kali lipat
"Eh, Mama lagi beli kain kayaknya Tan sama Ka Rere," jawabku sedikit gugup
"Oh gitu, yaudah nanti kalo udh balik, bilang aja dicariin Tante Laras ya?" ucapnya
"O-oke siap Tante, eh Ta-tante mau minum dulu atau apa gitu?" Minum dulu? Apa gitu? Pertanyaan sialan macam apa itu, Sakti?
"Haha, nanti aja yaa, Tante masih ada urusan dulu ini mau ke sekolah si Lintang, biasa, bikin onar lagi dia, haha." Lintang adalah anak pertama Tante Laras yang sudah duduk di bangku kelas satu smp,
"Oh gitu ya, Tante. Yaudah deh Tante, tapi emang kesana sama siapa Tante? Om Bowo kan kerja ya kalo nggak salah?"
"Ini mau mesen grab sih, tinggal ganti baju aja, emang kenapa, Sakti?" tanya nya dengan suara lembut dan empuknya itu.
"Hmm, gapapa Tante, ya siapq tau Sakti bisa anter, mumpung masuk kuliah sore gitu." Iya gitu, padahal mah sejam lagi ada matkul, gapapalah sekali-kali ngerasain dada anarkis Tante Larasku itu di punggungku.
Tante Larasku? Big lol.
"Hm yaudah deh, Tante ganti baju dulu yaaa,"
Dan Tanteku itu lalu melangkah pergi ke arah rumahnya yang terletak di seberang rumahku.
Adegan langkah kakinya seperti di slow motion di otakku, goyangan bokong bulatnya yang spank-able itu, rambut panjangnya yang berkilauan terpantul cahaya matahari.
I'm fucking horny!
Dan sudah dipastikan, beberapa saat kemudian penyiksaan terjadi diatas motorku. Payudara anarkis itu dengan tak berprikemanusiaan meninju - ninju punggungku dengan jarang namun terasa.
I NEED A TOILET!
Sekali lagi, mohon maaf yang sebesar - besarnya atas keinkonsistensian nubi dalam membuat cerita
http://www.imagebam.com/image/3c1f14928236884
Tante Laras
PROLOGUE
"Asalamualaikum!"
'Tok-Tok'
Aku yang sedang asik bermain game online yang sedang digandrungi sebagian besar orang indonesia itu di kamar tidurku, mendadak mendengar suara ketukan di pintu ruang tamu
"Iyaa sebentar," dengan langkah agak tergopoh aku menuju ke ruang tamu, untuk melihat siapa yang mengetuk
"Loh, Tante Laras? Ada apa Tante?" ternyata tetanggaku yang tinggal tepat di seberang rumahku di komplek ini.
"Bu Darwis ada, Sak? Tante mau ngobrol sebentar. Ada?" tanya Tante Laras yang saat ini menggunakan daster satin yang lumayan ketat sehingga menonjolkan dua buah payudara berukuran besar di dadanya, jangan tanya ukuran ya, aku bukan tukang bra. Tapi yanf jelas, payudara besarnya itu sedikit demi sedikit mengalihkan pandanganku
"Kok malah bengong? Haha." tawa Tante Laras. Suara wanita dewasa yang matang ini seperti stimulan yang memperlancar horny biadab di dalam otakku berkali - kali lipat
"Eh, Mama lagi beli kain kayaknya Tan sama Ka Rere," jawabku sedikit gugup
"Oh gitu, yaudah nanti kalo udh balik, bilang aja dicariin Tante Laras ya?" ucapnya
"O-oke siap Tante, eh Ta-tante mau minum dulu atau apa gitu?" Minum dulu? Apa gitu? Pertanyaan sialan macam apa itu, Sakti?
"Haha, nanti aja yaa, Tante masih ada urusan dulu ini mau ke sekolah si Lintang, biasa, bikin onar lagi dia, haha." Lintang adalah anak pertama Tante Laras yang sudah duduk di bangku kelas satu smp,
"Oh gitu ya, Tante. Yaudah deh Tante, tapi emang kesana sama siapa Tante? Om Bowo kan kerja ya kalo nggak salah?"
"Ini mau mesen grab sih, tinggal ganti baju aja, emang kenapa, Sakti?" tanya nya dengan suara lembut dan empuknya itu.
"Hmm, gapapa Tante, ya siapq tau Sakti bisa anter, mumpung masuk kuliah sore gitu." Iya gitu, padahal mah sejam lagi ada matkul, gapapalah sekali-kali ngerasain dada anarkis Tante Larasku itu di punggungku.
Tante Larasku? Big lol.
"Hm yaudah deh, Tante ganti baju dulu yaaa,"
Dan Tanteku itu lalu melangkah pergi ke arah rumahnya yang terletak di seberang rumahku.
Adegan langkah kakinya seperti di slow motion di otakku, goyangan bokong bulatnya yang spank-able itu, rambut panjangnya yang berkilauan terpantul cahaya matahari.
I'm fucking horny!
Dan sudah dipastikan, beberapa saat kemudian penyiksaan terjadi diatas motorku. Payudara anarkis itu dengan tak berprikemanusiaan meninju - ninju punggungku dengan jarang namun terasa.
I NEED A TOILET!
Terakhir diubah: