Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG RIMBA ASMARA

Thema apakah yang paling anda gandrungi dalam Sub Forum Cerita Bersambung ini?

  • Hubungan sedarah atau incest, dengan mama atau saudara kandung

    Votes: 316 17,6%
  • Hubungan setengah baya atau MILF, antara yang muda dengan yang tua

    Votes: 239 13,3%
  • Hubungan sex Cukold, eksib, voyeur, mengintip dan di tempat umum

    Votes: 132 7,3%
  • Hubungan sex di kalangan remaja atau SMU/pesantren/sederajat

    Votes: 99 5,5%
  • Hubungan sex di kos-kosan mahasiswa/mahasiswi

    Votes: 85 4,7%
  • Hubungan sex Perkosaan

    Votes: 46 2,6%
  • Hubungan Sex affair di kalangan bisnis atau antar pegawai kantoran

    Votes: 99 5,5%
  • Hubungan sex dengan Bini Orang

    Votes: 159 8,9%
  • Hubungan sex dengan Laki Orang

    Votes: 16 0,9%
  • Hubungan sex di kalangan selebriti Indonesia

    Votes: 80 4,5%
  • Hubungan sex di pedesaan/ di perkampungan

    Votes: 88 4,9%
  • Hubungan sex dengan wanita berhijap/kerudung

    Votes: 332 18,5%
  • Hubungan sex romantis

    Votes: 62 3,5%
  • Scandal sex para politisi atau pejabat

    Votes: 19 1,1%
  • Hubungan sex lesbian/gay

    Votes: 16 0,9%
  • Hubungan sex lainnya

    Votes: 8 0,4%

  • Total voters
    1.796
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Udara dalam kamar ini terasa hangat.

Aku duduk di bibir ranjang sambil menikmati rasa aneh pada kontolku yang kini terkulai di paha. Rasa aneh itu adalah ngecrot rasa kentang sehingga kepalaku sedikit berdenyut-denyut. Jujur saja, waktu menoleh ke arah mBak Prilly yang sedang terlelap dalam nyenyak tidur yang damai, dengan posisi tidur terlentang dan ke dua pahanya membuka demikian lebar; aku ingin sekali mengewenya lagi sampai kontolku benar-benar puas. Namun, ketika kuperhatikan dengan seksama, bagaimana ekpresi memek mBak Prilly yang mengkerut, aku jadi enggak tega.

Soalnya mulut memek mBak Prilly sangat mungil dan tipis. Ditusuk sekali saja langsung muncrat.

Ya, sudahlah. Mau bagaimana lagi? Kalau terlalu dipaksakan salah-salah dia bisa sangat kesakitan dan terluka. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan merasa sangat terhibur oleh bathtube yang terletak di ujung. Mbak Prilly ternyata memiliki kamar mandi yang luas dan mewah.

Kunyalakan kran air panasnya dan sambil menunggu, aku menggosok gigi dan mencuci muka menggunakan sikat gigi yang ada dan sabun muka yang tersedia. Setelah selesai, kusiramkan sabun cair seperempat botol dan kukocok-kocok genangan air di bathttube agar berbusa.

Airpanasnya tidak begitu panas.

Beberapa menit setelah berendam aku merasa nyaman dan tertidur di bathtube.

***

Sebuah ciuman di bibir membangunkanku. Ciuman yang hangat. Mbak Prilly tertawa dan sepasang matanya bersinar gembira. Dia menyerahkan handuk ketika aku ke luar dari bathtube. Saat aku menungging untuk melepaskan penutup air, mBak Prilly meraih kontolku dari belakang dan meremasnya.
"Ho ho ho... udah seger." Katanya.
"Jam berapa sekarang?"
"Setengah sebelas."
"Aku ketiduran satu jam." Kataku. "Mbak kenapa bangun?"
"Dibangunkan Mang Oma. Ada tamu yang maksa datang... ternyata Pak Emen dan Pak Juber. Saya menyuruh mereka membawakan keperluan sehari-hari Mas Kasman... laptop, baju ganti, HP..."
"Saya sekarang lapar lagi, mBak." Kataku.
"Makan buah aja ya? Jangan makan nasi, jelek. Entar perut ratanya jadi buncit."
"Apa aja, mBak yang penting perut terisi."
"Pakai piyama mas Alek dulu, ada di lemari sebelah yang warna coklat. Mbak ke dapur ngupas mangga dan apel."

***

MBak Prilly sedang mengupas apel ketika aku ke dapur. Kulihat tubuh mungilnya mengenakan daster terusan merah marun sepaha. Aku mendatanginya dari belakang dan memeluknya. Kucium leher dan pundaknya. Dia menggelinjang. Di balik daster, dia tak mengenakan apa-apa lagi. Saat kucubit daun telinganya dengan bibirku dan tanganku mengelus belahan memeknya, dia mendesah.
"Makan dulu, katanya lapar." Katanya, suaranya gemetar.

Aku memperlihatkan wajah nakal dan duduk di kursi meja makan. Satu piring besar potongan mangga dan apel kusantap dengan lahap.

Mbak Prilly duduk di depanku bertopang dagu. Menatapku dengan sepasang matanya yang agak sipit.
"Besok pagi, mBak akan perlihatkan tanah kosong dekat gazebo untuk selamatan potong domba dan kerbau." Katanya.
"Loh, koq mBak tahu?"
"Pak Emen yang cerita. Tadinya mau dilaksanakan di halaman Kantor Bank ya kan?"
"Emm, detilnya sebetulnya saya belum tahu, mBak. Tapi jika menurut Mang Emen bisa dilaksanakan di sini, kenapa enggak? Saya sih ga masalah."
"Mas..."
"Ya?"
"Pemotongan domba dan kerbau itu untuk ritual ya?"
"Iya. Emang kenapa?"
"Ritual apa, mas?"
"Entahlah, tanya aja Juber dan mang Emen kalau pengen lebih jelas." Jawabku sambil terus menyuap potongan mangga dan apel secara bergantian ke dalam mulutku.
"Kalau menurut Pak Emen katanya buat syukuran Mas Kasman naik jabatan jadi Kepala Cabang."
"Ya, mungkin buat syukuran itu."
"Mas, waktu tadi mbak bangun, spermanya mas enggak ke luar lagi. Mbak mungkin aja hamil." Katanya. "Kalau mBak hamil, mBak akan pulang ke Semarang. Di sana masih ada beberapa saudara yang bisa bantu dan nemani mBak dalam persalinan nanti."
"Terus?"
"Rumah ini, mobil pajero sama moge harley buat mas."
"Lantas mBak sendiri gimana?"
"Di Semarang rumah almarhum orangtua saya masih ada mas, saya anak tunggal, sekarang rumah itu diisi sama bulik saya sama pembantu."
"Saya sebetulnya sudah berrencana mau beli rumah." Kataku.
"Udah enggak usah. Ini aja mas. Mbak enggak berharap muluk-muluk mas mau nikah sama saya. Saya sudah tua, sudah 39, bisa dihamili sama mas saja sudah berkah. Yang penting, kalau si jabang bayi lahir, mas harus ngaku sebagai bapaknya."
"Ya iyalah saya musti ngaku bapaknya, orang saya yang merawani mbak koq. Tapi tadi saya ke luarnya kurang enak loh mBak."
"Mas pengen ngentot lagi?" Sepasang matanya membesar.
"Iya... kalau boleh."
"Boleh boleh... yuk, cepet habisin buahnya."

***

Mbak Prilly sudah tidak sabar ketika berada di dalam kamar. Dia menarik celana piyamaku dan langsung mengisap kontolku ketika berbaring.
"Mbak, ke sini mBak bokongnya, biar saya jilatin memeknya." Kataku. Mbak Prilly sejenak menghentikan isapannya dan menatapku aneh.
"Memang mas mau?" Katanya.
"Ya mau lah, sini, biar nanti pas diewe rasanya lebih enak."
"Tapi... tapi mBak belum pernah dijilatin mas... takut mas... nanti memeknya sakit." Katanya.
"Ya, enggaklah. Mana mungkin. Enak malahan... sini mBak, sini memeknya sini biar saya jilatin." Kataku.

Ragu-ragu mBak Prilly menunggingiku.
"Aduh mas!" Katanya waktu lidahku menjilat belahan memeknya.
"Sakit mBak?"
"Enaaaak. Lagi mas jilat mas."

Aku menjilati bibir-bibir memek bagian dalam mBak Prilly yang warnanya kemerahan. Rasa lendirnya manis-manis sepet. Kujilati terus karena sensasi yang ditimbulkannya sangat berbeda dengan memek-memek STW yang kuewe dan kujilat. Benar-benar sangat berbeda.

"Ah... Ah... Ah... Ah... maaaasssss.... ndaaakkk... kuaaattt.... masss...." Ringisnya sambil sekali dua kali mengemut kepala dan batang kontolku. "Sudaaahhh...maaaasssss.... sudaaahhh...." Katanya. Dia lalu melepaskan diri dariku dan berguling ke sisi sebelah kiriku. "Sekarang masss... sekarang..." Katanya sambil mengangkangkan kedua pahanya.

Aku segera bangkit dan berdiri dengan lututku di antara pahanya. Kumasukkan kepala si betok di liang kecil yang sudah menganga dan basah itu.

BLESHHH...

"Aduh maaasss...."
"Sakit?"
"Enaaakk... yang dalem mas biar berasa." Katanya.

Kali ini ternyata batang kontolku bisa masuk seluruhnya ke dalam liang memek mBak Prilly yang sempit itu. Aku lalu menggenjotnya dengan nikmat dan membiarkan mBak Prilly merengek-rengek keenakan.

Clab cleb clab cleb... serrrrr..... Clab cleb clab cleb... serrrrr..... Clab cleb clab cleb... serrrrr.....

Setiap genjotan yang kulakukan, rasanya seperti mesin pompa manual saja. Setiap kali kumasukkan batang si betok ke dalam liang memek mBak Prilly, lalu ketika dicabut ditarik ke luar... setiap kali itu pula memancur lendir kenikmatan mBak Prilly yang berwarna hijau pupus seperti ingus.

Di balik pundakku, mBak Prilly benar-benar menangis meraung-raung menahan kelezatan pengentotan yang kulakukan kepada memeknya.

Setelah berlangsung kira-kira 10 menit, mBak Prilly memeluk dan mencengkram punggungku dengan sangat kuat. Aku tahu, itu tanda-tanda dia akan mengeluarkan tembakan lendir puncak kenikmatannya.

Aku pun segera mempersiapkan diri untuk memuntahkan pejuhku di dalam kedalaman memeknya yang mulai berdenyut dengan sangat kerasa.

"Maaaaaaassssssss...... AAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKHHHHHHH...."
"Mbaaaakkk.... eeurrgggghhhhhhh... heueuhhhhhhh...."

Ceprot! Ceprot! Ceprot! Ceprot! Ceprot! Ceprot! Mbak Prilly menyemprotkan lendir kenikmatanya.

Srrrrr... croottt... Srrrrr... croottt... Srrrrr... croottt... Aku pun meledakkan pejuhku di dalam gigitan dan jepitan liang memek mBak Prilly.
"Jangan dilepas dulu, mas." Katanya dengan tersengal. "Peluk saya, mas, peluk yang kuat."

Aku memeluknya dan membiarkan batang kontolku terpendam selama beberapa menit di dalam kuluman memek mBak Prilly. Kudiamkan sambil menikmati denyaran-denyaran yang mendenyut dan terasa seperti menyedot-nyedot mulut si betok sampai pejuhnya ke luar tanpa sisa.

Ketika aku berguling dari atas tubuh mBak Prilly... eeehhh, si mBak malah sudah memejamkan mata dengan senyum bahagia dan nafas teratur.

Mbak Prilly ternyata sudah tidur lagi karena kecapean yang nikmat. Aku tersenyum dan mengecup keningnya. Kini si betok sudah tidak kentang lagi.

Aku pun segera memejamkan mata untuk mendapatkan tidur lelap yang melenakan.

***​
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd