Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG RIMBA ASMARA

Thema apakah yang paling anda gandrungi dalam Sub Forum Cerita Bersambung ini?

  • Hubungan sedarah atau incest, dengan mama atau saudara kandung

    Votes: 316 17,6%
  • Hubungan setengah baya atau MILF, antara yang muda dengan yang tua

    Votes: 239 13,3%
  • Hubungan sex Cukold, eksib, voyeur, mengintip dan di tempat umum

    Votes: 132 7,3%
  • Hubungan sex di kalangan remaja atau SMU/pesantren/sederajat

    Votes: 99 5,5%
  • Hubungan sex di kos-kosan mahasiswa/mahasiswi

    Votes: 85 4,7%
  • Hubungan sex Perkosaan

    Votes: 46 2,6%
  • Hubungan Sex affair di kalangan bisnis atau antar pegawai kantoran

    Votes: 99 5,5%
  • Hubungan sex dengan Bini Orang

    Votes: 159 8,9%
  • Hubungan sex dengan Laki Orang

    Votes: 16 0,9%
  • Hubungan sex di kalangan selebriti Indonesia

    Votes: 80 4,5%
  • Hubungan sex di pedesaan/ di perkampungan

    Votes: 88 4,9%
  • Hubungan sex dengan wanita berhijap/kerudung

    Votes: 332 18,5%
  • Hubungan sex romantis

    Votes: 62 3,5%
  • Scandal sex para politisi atau pejabat

    Votes: 19 1,1%
  • Hubungan sex lesbian/gay

    Votes: 16 0,9%
  • Hubungan sex lainnya

    Votes: 8 0,4%

  • Total voters
    1.796
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Lho....bulenya jd penjaga pintu.....?? Apa nanti ada yg Jepang biar bs jd JAV......??
 
***

"Langkah pertama, kita harus mencari rumput yang paling lembut agar kamu bisa berbaring dengan nyaman." Kataku.
"Baik... rumput yang lembut... rumput yang lembut... ada di... rumput yang paling lembut ada di dekat pintu ke empat. Ayo kita ke sana." Dia berkata dan menggamit tanganku dengan tergesa. Aku buru-buruh meraih ransel keranjang bambuku agar jangan sampai tertinggal.

Kami melangkah tergesa. Kurasa si betok sudah berdiri memanjang lurus, dia bergoyang ke kiri dan ke kanan seperti senapan yang sedang mencari sasaran tembak. Atau mungkin tepatnya, seperti laras tank baja yang bergerak ke kiri dan ke kanan, bersiap-siap menembak musuh jika diperlukan. Sementara itu buah zakarku yang berbiji dua itu bergoyang-goyang ke depan dan ke belakang.

Agak aneh juga kurasa. Laras senapan bergerak ke kiri dan ke kanan sedangkan kantong pelurunya bergerak ke depan dan ke belakang. Yeah, si betok memang unik.

Gadis bermata biru itu jauh membawaku melintasi hutan. Dia menembus hutan, menyusuri jalan yang sama sekali tidak kuperkirakan dan tak kuketahui. Seandainya aku menyusuri jalan setapak, tentu aku akan melalui kelokan-kelokan berliku yang lebih jauh.

"Nah, sampai. Di sini rumputnya yang paling lembut." Katanya, dia lalu berbaring di rerumputan itu dengan nyaman. Lalu mengangkang.
"Langkah kedua..." Kataku sambil berjongkok di antara selangkangannya. "Aku akan menyentuh-nyentuh memekmu dengan kepala kontolku."
"Aku menunggu..." Katanya. Matanya bersinar dan dia menggigit-gigit ujung telunjuknya dengan ekspresi wajah yang kegirangan.

Aku mengarahkan kepala si betok ke belahan memek gadis bermata biru itu. Menggurat-guratnya ke atas dan ke bawah, beberapa kali. Sampai itilnya berdiri tegak. Mulut si betok kemudian menabrak-nabrak batang itil itu hingga si itil melelehkan suatu cairan.
"Owih... owih... owih..." Gadis itu mendesis-desis.
"Kamu suka?" Tanyaku.
"Owih... suka sekali... enak...owih... keep going (terus) ... keep going (terus) ..."

Aku terus menabrak-nabrakan si betok pada batang itil itu hingga batang itil berdenyar-denyar dan menari-nari. Aku menabrak-nabrakkanya dengan cara meluncur di atas belahan yang semakin lama semakin basah.

Setelah belahan memek itu terasa semakin licin dan basah, aku mencoba menmpelkan kepala si betok pada liang memek gadis bermata biru yang sempit. Tenaga dalam kukerahkan pada ujung kepala dan batang si betok 1/5 bagian, sehingga si betok mengeras dan siap menyelam.

Lep! Cleb!

Kepala si betok langsung masuk menyelam.
"Owih!!!" Teriak si gadis bermata biru.
"Is it hurt (Apakah terasa sakit)?" Tanyaku.
"Owih No! Keep going keep going keep going!" Pintanya dengan memelas.
"Okey okey okey."

Aku menekan sekaligus mendorong si betok agar masuk lebih dalam.
"Owih. Owih. Owih!" Dia berteriak-teriak. "Ah ah owih ah owih." Begitulah erangannya yang keras setiap kali centi demi centi si betok masuk ke dalam liang memeknya.

Setelah kira-kira si betok masuk setengahnya, aku menarik nafas dan mengerahkan tambahan tenaga dalam 1/5nya lagi agar si betok menggembung di dalam.
"Owih!!!" Teriak si gadis bermata biru.

Sekarang terlihat bibir-bibir memeknya yang tipis itu melingkar dan berdenyut-denyut.

Aku lalu menekan sekali lagi hingga seluruh batang si betok masuk.
Bresssssss.... srrrr... srrrr... ceprut!

Aku benar-benar tak bisa menahan senyumku saat kudengar suara "ceprut" dari dalam memek gadis bermata biru itu. Tak berapa lama merembes cairan merah dari liang memek si gadis bermata biru.
"Owwwhhhh....wwiiiihhh.... owh...it's so good. Enaaak sekali." Katanya dengan sorot mata bahagia. Mulutnya melebarkan senyum yang tulus. "Cashman... thankyou for mengewe memekku... owh...wih... gooooooddd..."

Setelah si betok masuk semuanya, aku lalu menggenjot si betok dengan tambahan 1/5 tenaga dalam dengan kecepatan 5 tusukan per detik.
"Owih! Owih! Owwwwwwiiiihhhhhhh!!!"

Si Gadis bermata biru itu berteriak-teriak seperti orang kesurupan. Dari liang memeknya bersemprotan lendir kenikmatan yang sangat banya sekali. Nyaris seperti air pancuran yang disumbat dan muncrat dari sela-sela sumbatan.

Akhirnya, setelah 777 kali genjotan tanpa ampun, memek gadis bermata biru itu meledakkan lendir terbaiknya yang memuncrat bagai ledakan gunung berapi.
"Owwwwwwwwwwwwwwwwiiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhhhhhh!!!!!" Jeritnya dengan sangat melengking. Suara jeritan kenikmatannya menggema ke seantero penjuru rimba.

Gadis bermata biru itu pun terkapar pingsan. Tak sanggup menahan kenikmatan yang diderita oleh tubuhnya.

Aku mencabut si betok dan merasa sangat kentang karena aku merasa belum apa-apa. Kulihat sisik gotri si betok mengembang dan mengempis tanda penasaran karena masih belum puas.

Sambil menunggu gadis itu sadar dari pingsannya, aku duduk bersandar pada sebatang pohon Meranti sambil mengemil buah palapa. Diam-diam kuperhatikan, bibir-bibir memek gadis bermata biru seperti meletup-letup lembut dan berbisik. "Owih owih owih..."

Aku pun tersenyum.

***

Cemilan buah Palapaku belum habis ketika kulihat paha gadis itu bergerak-gerak. Dia terjaga dan jari jemari tangannya meraba-raba memeknya.
"Owih." Dia mengeluh. Lalu duduk dan menatapku denganku mata mencorong. "I want more (Aku ingin lagi)." Katanya.
"No, no, no... That's enough for you right now (Enggak, enggak, enggak... itu sudah cukup untukmu saat ini)." Kataku.
"No! I want more!" Dia menjerit dengan wajah beringas. Dia lalu menarik kedua kakiku dan menyeretku hingga terbaring di atas rumput. "I want more... more... and more... and more..." Katanya sambil menduduki selangkanganku dan menjejalkan si betok ke dalam liang memeknya.

Kebetulan si betok masih penasaran karena masih merasa kentang. Dia langsung menyelinap masuk ke dalam liang memek gadis bermata biru itu yang langsung mengentotku dengan sangat brutal.
"Owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih owih.... OWWWWWWIIIIIIIHHHHHHHHHHHH..... "

Memek Gadis bermata biru itu meledak lagi. Kali ini dengan ledakan yang lebih dahsyat. Dia terkulai pingsan. Aku merasa kentang sekali lagi.

Aku mendorong tubuhnya yang pingsan di atas tubuhku hingga terguling ke rumput. Kulihat mulut si betok megap-megap karena penasaran. Aku berdiri dan membersihkan perut dan pahaku yang basah oleh lendir gadis bermata biru dengan menggunakan dedaunan. Pada saat itu, kulihat pintu ke empat bekeriat-keriut tanda kuncinya sudah terbuka.

Tanpa menghiraukan si betok yang masih jengkel karena merasa kentang, aku segera meraih ransel keranjang bambu dan segera bergegas menuju pintu. Hore... aku bisa ke luar melewati pintu ke empat. Aku segera melangkah menyusuri jalan setapak di depan pintu itu untuk melanjutkan perjalanan.

Tiba-tiba kudengar si Gadis Bermata Biru itu memanggil-manggilku.

Aku menoleh dan kulihat dia berdiri di ambang pintu sambil mengasong-asongkan memeknya.
"Owwiiihhh... comeback... comeback... owwwiiihhh...." Katanya.
"No, I can't comeback. I have to go." Kataku.
"Owwihh... thankyou Cashman for mengewe memekku. I will wait here every Moonlight shine." Katanya.
"Please, don't!" Teriakku sambil terus melangkah menjauhi pintu ke empat itu.

***

Aku meneruskan langkah menuju pintu ke lima. Perasaan kentang yang melanda hatiku, membuatku berpikir untuk melakukan masturbasi. Tapi kuurungkan mengingat perjalanan masih jauh dan masih belum bisa kuduga kapan berakhirnya. Kuhibur si betok dan kupakai kembali celana pendek dan celana dalamku agar si betok bisa diam dan tak bergoyang-goyang.

Kali ini jalan setapak yang kulalui ternyata jalan tanah yang lebih baik, lebih lebar dan lebih padat.

Sambil terus melangkah mataku melarak-lirik ke kiri dan ke kanan untuk menemukan, siapa tahu ada tumbuhan buah-buahan yang bisa dimakan. Soalnya persediaan buah Palapa semakin tipis dan perutku berkeruyuk-keruyuk lagi minta diisi. Meski aku merasa sedikit sia-sia, soalnya pepohonan yang tumbuh di sepanjang pinggiran jalan hanyalah pepohonan tanaman keras yang tak berbuah, namun aku tetap mencari-cari dengan menambah tingkat kejelian pada lirikan-lirikanku.

Pintu ke empat sudah kutinggalkan jauh, tetapi pintu ke lima entah kapan akan kutemukan. Aku terus mendaki jalanan yang semakin menanjak, hingga tiba di puncaknya barulah kutemukan jalan yang rata, lurus dan jauh.

Aku terjatuh karena letih. Berjalan merangkak ke tepian hutan lalu duduk melepas lelah. Kuhabiskan beberapa butir buah Palapa yang tersisa, walau tidak begitu signifikan menghibur perutku yang keroncongan, namun setidak menambah sedikit tenaga agar aku bisa duduk dengan tenang. Mengatur pernafasan untuk memulihkan tenaga.

"Ciaaatttt....!" Tiba-tiba kudengar suara seorang perempuan berteriak. Aku merasa sedikit terkejut. Namun lebih terkejut lagi ketika kulihat seorang perempuan bertato daun saliara di perut sebelah kanannya, meloncat terbang dengan kedua tangan mengembang ke atas dan lutut serta pahanya saling terlipat.

Perempuan itu dalam keadaan telanjang bulat.

***
(Bersambung)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd