Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA (RIKA) Kutukan Itu Bernama Birahi

UPDATE


Cerita Lalu...

Aku…

Mencium bibirnya…

Dan Dede membalas pagutanku...



Bitter Sugar

Dan Dede membalas pagutanku

Dengan ciuman yang penuh…

Pengertian…

Dan sejenak ciuman itu terlepas

Aku mundur sambil meraba bibirku sendiri

Menyesali…

Malu

Bingung

Campur-aduk

Dede tersenyum dan meraih kedua tanganku

Menggenggamnya dengan hangat

“Kalau ada masalah jangan di pendem sendiri Mba…” ujarnya lembut, dengan tatapan mata penuh kedewasaan yang membuatku benar-benar merasa malu…

Dan perasaan campur-aduk ini kembali menghantamku

Dede menarik-ku kedalam pelukannya. Dan sesaat kemudian tanpa kusadari, aku sudah membiarkan tubuhku hanyut berada diatas pangkuannya, berbalut kehangatan pelukan anak kecil ini, tersenggal dan menangis…

Menumpahkan apapun yang bahkan tidak akan pernah bisa di deskripsikan oleh bibirku…

Pelukan anak ini…

Nyaman banget…

---

“Jangan liat ahhh…” rajukku manja sambil menutupkan sebelah tanganku di matanya

Tatapan anak ini benar-benar menghanyutkan. Bikin melting. Meleleh. Dede hanya tersenyum tengil. Entah berapa lama tadi aku terisak dipelukannya. Rasanya sekarang plong banget. Belum pernah aku merasa selega ini. Dan itu hanya karena pelukan anak yang bahkan usianya beberapa tahun dibawahku. Tapi kok rasanya malah aku ya yang jadi si-kecil disini?

“Jangan sedih lagi ya Mba? Kita akan jalani ini semua bersama-sama. Mba gak sendirian kok…” ujarnya lembut

Aku cuman mendengus manja dan kembali nyungsep di pelukannya. Dede dengan kedewasaan yang benar-benar menenangkan, membelai-belai punggungku. Nyaman banget tau gak?

“De…”

“Ya?”

“Aku tuh malu banget tau ga? Hidupklu, sudah jadi sehancur ini. Kamu tau ceritanya kan dari mas Adri? Katanya dia sudah cerita sama kamu tentang aku”

“Iya, sebagian kecil cerita, sebagian lagi, aku gak mau denger, itu privasi Mba, kecuali kalau mba sendiri yang mau cerita, ya aku dengerin…” desisnya. Pilihan kata macam apa coba? Bisa-bisa-nya bikin orang tua yang sudah malang-melintang menjalani hidup paling kelam seperti aku ini jadi melting gini

Aku cuman tertunduk malu, masih memeluknya

“Dan kalau boleh aku sarankan, Mba tidak usah melihat ke belakang lagi. Setiap orang pasti punya masa lalu, disesali pun juga tidak ada guna-nya. Bukan bermaksud membandingkan, tapi mungkin Mba bukan satu-satunya wanita yang mengalami kehidupan masa lalu seperti itu. Sekarang, jauh lebih penting buat Mba untuk memfokuskan energy buat menatap masa depan, mulai membuat rencana-rencana, lalu dijalani satu persatu…” Ujarnya kalem dan jelas. Anak kecil ini, dari mana coba belajar bikin kalimat seperti itu?

“Tapi aku sudah terlanjur malu De, tidak kuat rasanya menghadapi dunia luar. Apa coba kata orang-orang kalau tahu masa-lalu ku?” bantahku

“Saat kita bercermin, pasti kita akan selalu menemukan ketidak sempurnaan dalam diri kita. Setelahnya, tergantung kita, apakah memutuskan untuk memakai topeng, hidup dalam kepalsuan dan kepura-puraan, atau menerima kekurangan itu apa adanya, dan menjalani hidup dengan segala kekurangan tersebut. Dengan begitu, kita dapat lebih menghargai diri kita apa adanya… Mba tau apa yang kulihat dari diri Mba Rika?”

“Apa?” tanyaku songong

“Kekuatan dan potensi” jawabnya pendek

“Maksudnya?”

“Kalau Mba Rika memang selemah dan serapuh yang Mba kira, Mba pasti sudah menyerah dalam menjalani hidup Mba yang keras. Tetapi Mba Rika kuat. Dan Potensi; disadari atau tidak, Mba selalu bisa menemukan jalan keluar atas masalah Mba sendiri. Aku tidak mau menjustifikasi apakah jalan keluar versi Mba Rika itu benar atau salah. Karena bagiku, kemampuan menemukan jalan keluar itu sendiri adalah potensi yang tidak dimiliki oleh semua orang…”

Aku tercengang mendengar kata-kata itu. Demikian dalam. Demikian bermakna. Keluar dari bibir lelaki semuda ini…

“Anak kecil jangan ngomong macem macem! Kujadikan suami ke-dua ku baru tau rasa!” rajuk-ku sambil memeluknya gemez

Dede hanya nyengir tengil

---

Aku mematut diriku didepan cermin. Kulihat, bilur-bilur kesedihan masih menggelayut pada wajah murung-ku. Namun, pancaran yang keluar darinya mengisyaratkan kelegaan, seakan telah menemukan sesuatu yang bisa mengguyur rasa yang sebelumnya begitu menyayat hatiku. Dan aku tersenyum, masalah itu masih akan kuhadapai entah sampai kapan. Tapi mata ini, semakin kulihat berbinar, walau pancarannya masih berada diatas kantung hitam yang akhir-akhir ini selalu menghiasi kelopaknya.

Aku memaksakan sebuah senyuman

Lalu kembali menarik nafas panjang

Lip gloss ditanganku kembali ku oleskan diatas bibirku, mencecapnya beberapa kali dan lagi-lagi menarik nafas panjang

Dede, anak kecil itu, kemarin malam telah menumbuhkan asa yang sejauh ini seperti sirna. Aku mendapatkan kekuatanku kembali dari kata-kata dan perhatian-nya

Dede, anak kecil itu…

Pantas-kah apabila aku jatuh-cinta kepada-nya?

Ah…

Jatuh cintya?

Jangan gila deh Rik!

Sadar diri ngapa?

---
“De…” desisku ragu, takut mengganggu konsentrasi anak itu yang kelihatan begitu serius didepan PC nya

Anak kecil itu hanya melirikku sekilas dengan cuek

Sialan! Batinku!

Dicuekin iq…

Padahal tadi dikamar, aku sudah mematut diri habis-habisan. Menggunakan Make-up, menghapusnya, lalu memakainya lagi dengan gaya berbeda, menghapusnya lagi - karena kupikir terlalu menor, lalu me-make-up wajah kembali, lalu kuhapus kembali karena kurasa masih sedikit berlebihan. Dan kuulangi me-make-up wajahku lagi, setelah menimbang-nimbang, menghapusnya lagi, me-make-up lagi dan… ah…

Aku belingsatan sendiri, padahal aku cuman pengen ngobrol lagi dengan tu anak. Abis, ngobrol dengan-nya lucu

Belum menyebutkan berapa kali aku berganti baju

Dan ketika kurasa semua sudah sempurna secara maksimal, dengan make-up tipis malu-malu andalanku saat aku menginginkan wajah yang kelihatan polos, menyaput alisku dengan pensil warna natural, membubuhkan eye liner dan eye shadow tipis imut, menaburkan bedak plus blush-on secara pas, lalu mememoles bibir dengan lip-gloss-korea andalan.

Mengenakan baju sopan-sopan-nakal-imut-lucu; kaos-ala-korea dengan aksen renda lucu yang memiliki bukaan leher sedikit lebar yang mengekspose bahu putihku dengan malu-malu, dan celana panjang hitam fit, belum menyebutkan usahaku untuk mengatur nafas yang seakan tidak mau bekerja-sama, dan berkali-kali harus berjuang menyeka keringat sialan yang tidak berhenti keluar di atmosfir kamar yang berpendingin.

Dan dia menaggapiku dengan cuek?

Anak kecil iniii !!!!

Gemesin banget deh, sumpah!

Aku menarik dan menghembuskan nafas panjang

“Aku ganggu ya?” desisku lagi, ragu-ragu

Lagi-lagi dia hanya melirikku sekilas dengan cuek

Aku mendesah, dan memutar tubuh dengan lemas

“Yaudah…” desisku lagi sambil berlalu - lagi-lagi dengan ragu, dari tempat itu

“Tumben make-up an” komentarnya pendek, cuek dengan wajah masih serius menatap layar PC sialan itu

“Eh!?” entah kenapa pula aku tergagap

Dede kembali melirik-ku sekilas

“Mo ngedate ya?” komentarnya absurd, lagi lagi kembali mengalihkan pandangan ke PC lahnat itu

“Bodo!” rajukku sambil berlalu, kali ini dengan langkah kaki yang sengaja ku hentak-hentakkan heboh

Kudengar dibelakangku si-Dede ngekek tengil

Dasar anak kecil kurang ajaaaarrr!!!

---

TOK TOK TOK!

Kudengar pintu kamar yang kupakai ini diketuk

“Mba…”

“Pa-an?” jawabku pendek merajuk

Aku memang kembali ke kamar dengan langkah super heboh tadi, menghempaskan tubuhku dikasur dengan gemas. Anak kecil SOK! Sok! Sok! Sok! Sok! Sok! Sok! Sok! Soookkkk!!! Dasar tengil! Sok ganteng! Sok Kalem! Sok Cuek!!!

Gemes beneran aku jadinya!

“Mba…” panggilnya lagi

“Apa sih!?” jawabku gemez

“Boleh masuk?” Tanya nya dengan intonasi biasanya, khas Dede, cuek, sok gak butuh

“Serah!” jawabku beneran gemes!

Tu anak ngebuka pintu dikit, nongolin wajah jelek-nya gak lupa nambahin senyuman super tengil

“Sst! Cewe… temenin cari maem yuk!” ajaknya absurd dengan wajah yang sumpah, tengil tingkat dewa. Plus cengiran yang… Ah…

“ogah!” rajuk-ku, plus kusertai dengan pandangan tajem berlagak marah-ngambek

“yaudah” jawabnya pendek, cuek, tengil, njengkelin, sambil mengangkat bahu trus balik badan, acuh

Aku sama sekali tidak di-gagas iq!!

Dasaaaarrrrr!!!

Aku tuh ya! Menurutku paling cantik dikeluargaku. Setiap orang yang melihatku pasti memuji kesempurnaan fisik-ku. Mataku yang bulet berbinar, bibirku yang menggantung imut, atau hidungku yang menjulang pas. Kulitku juga putih langsat. Plus body-ku yang katanya seksi, belum menyebutkan pembawaanku yang katanya manja-manja-nggemesin

Dicuekin iq!!

Gemez gak sih???

Dasarr!!!!

---

Aku dengan gemas menghempaskan pantatku di jok depan, disampingnya yang berada di belakang kemudi. Menutup pintu mobil itu keras-keras dan menatap lurus kedepan,mendengus sambil melipat tangan, merajuk!

Yep, tadi memang sekonyong-konyong aku mutusin untuk menyusul langkahnya. Mengikutinya ke mobil dan disinilah kami. Dalam perjalanan mencari ma’em

Dede pun dengan songong tidak komentar sama sekali, cuek nyetir. Gak basa-basi nanyain aku mau makan apa kek! Atau aku kenapa kek! Cuek aja si bego ini. Padahal aku sudah menyiapkan susunan kata-kata pedas full sarkasme yang rencana-nya akan segera kusemburkan, kalau sedikit aja dia menanyakan hal-hal-itu

“Mba Rika imut juga kalau merajuk” malah kata-kata tidak senonoh itu yang si bego ini keluarkan. Bête ga si?

Aku menjawabnya dengan membuat wajah jijik

Dede malah ngakak

Puas???!!!

---

Entah setan apa yang nyambet anak kecil bego ini. Setelah parkir didepan sebuah restaurant yang kurasa sedikit berlebihan untuk sekedar ‘ma-em malem’, dengan cepat dia keluar. Dan saat kukira dia akan dengan songong meninggalkan-ku begitu saja, eh, pintuku dibuka-in

Dia berdiri disamping pintu-ku yang sudah dibukanya dengan sopan, sambil nyengir

Aku keluar mobil dengan gesture yang sok ku-bete-bete-in, menatapnya dengan pandangan sebengis yang bisa kubuat. Lagi-lagi dengan songong, setelah menutupkan pintu-ku, Dede malah mengulurkan tangan-nya. Sambil manatapku dengan pandangan sok ganteng gitu plus senyuman sok kece!

Imut sih sebenernya…

Eeehhh, apa-an sih?

Aku kan lagi merajuk!

Jangan mudah dirayu deh Rik! Tekan-ku pada diriku sendiri

Eh, emang Dede berusaha merayuku?

“Pa-an?” tanyaku sok judes, sambil memandang nya tajem. Padahal aku tau maksud anak kecil jelek ini. Dia mau menggandengku

Dede malah cengar-cengir, sambil menggerak-gerakkan telapak tangannya, memberikan isyarat pada-ku untuk meletakkan tanganku diatas telapak tangan itu

Sedikit lama aku menatapnya dengan pandangan sok jutek. Sebelum mengulurkan tanganku dan menempatkannya di-atas tangannya dengan gesture males-malesan

Dede tersenyum, menggenggam tanganku dengan hangat, dengan cuek membalik badannya lalu mulai menarik-ku dengan sopan dan hati-hati

Aku ngintil langkahnya, sambil mati-matian menahan senyum yang entah kenapa tiba-tiba maksa dateng

---

“Selamat datang di Pesta Keboen, sudah reservasi kak?” Tanya waitress sok ramah itu kepada kami setelah tadi dengan sopan membukakan pintu

“Belum mba, tapi kalau boleh, kami minta meja di taman belakang ya? Pacar saya lagi ngambek mba, entah gimana caranya aku minta maaf nanti. Tolong diusahakan ya mba…” jawab Dede sok kalem dengan absurd kepada mba waitress yang entah kenapa semakin membuatku kesulitan menahan senyuman sialan di bibirku ini

Dan sesampai meja yang dengan senang hati disiapkan oleh mba waitress yang ramah itupun, Dede masih menarikkan kursi buatku lalu mendorongnya kembali dengan sopan setelah aku dengan lagak masih sok merajuk duduk di kursi itu.

Belagu sok Gentelman banget sih???

Melting tauuu!!

Tapi aku dengan susah payah masih berusaha mempertahankan wajah ngambek-ku

“Kasihan” desisnya sambil memandangku sok simpatik, setelah duduk di kursinya, berhadapan denganku

“Gak butuh rasa kasihan-mu!” sahutku kasar

“Kasihan make-up nya, udah nempel cantik-cantik,eh, si pemilik wajah merengut melulu…” sambungnya cuek

“Dasaaarrr!!!!” Rajuk-ku manja

Dan aku mulai gak bisa menahan geli - jadi senyum-senyum bego sendiri gitu

Ni Anakkk!!!

Dasaaarrr!!!

Paling bisa bikin orang tua melting-kesengsem!

Eh?


--

Udahan ya?

Atau bersambung sampe akhir cerita?


 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd