Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Rewrite : Pelajaran Mimin

Status
Please reply by conversation.
Lanjut pun

***

Keluar dari kamar mandi sudah terdengar dari kamar Mimin suara ribut cewe-cewe, sudah datang rupanya teman-teman Mimin. Aku ke ruang tengah baca koran. Pintu kamar Mimin terbuka, Mimin nongol.

"Eh ... Ayah udah selesai...."katanya. Dia masuk kamar lagi.

Lalu mereka berempat keluar kamar.

"Yah.... Kenalin teman-teman Mimin. AYah udah kenal Dity kan?, ini Trissy, sama Meta. "

Kuletakkan koran lalu Aku bangkit. Dity menghampiriku sambil senyum. Anak ini sudah lebih dewasa dibanding yang kulihat beberapa bulan lalu. Memang dia sering main ke rumah, tapi Aku jarang ketemu. Dadanya membulat kencang, senyumnya manis, kulitnya bersih walau tak seputih Mimin.

"Ketemu lagi Oom...."

Aku tersenyum, kami bersalaman. Di belakangnya berdiri Trissy. Kelihatannya dadanya kencang walau tak besar. Putih.

"Trissy Om, "kata Trissy. Lengan tangannya berbulu halus, menambah sexy.

Meta kemudian menyusul bersalaman. Meta berkulit paling gelap ketimbang teman-temannya, bisa dibilang hitam manis. Rambutnya panjang dan badannya agak gempal.


Basa-basi sebentar sebelum mereka minta izin kembali ke kamar.

Kembali Aku duduk pegang koran, tapi pikiranku melantur...

Seandainya anak-anak itu jadi "murid"ku juga seperti Mimin.... Ah, ngaco. Ramai obrolannya, entah apa saja yang dibicarakan, Aku tak bisa menangkap. Sebentar-sebentar diselingi dengan ketawa meriah. Itulah ABG, di mana-mana sama.

Sekarang apa yang harus kulakukan ? Kalau ngelamun terus begini pikiranku jadi ngeres, terus kepingin menelanjangi Mimin lagi. Hari libur, isteri tak ada, seharusnya bisa seharian menghabiskan waktu bertelanjang dengan Mimin. Tapi masa Aku usir teman-temannya. Bingung Aku mau ngapain. Cuma bisa berharap teman-temannya segera pulang. Tak mungkinlah, mereka sudah biasa berkumpul berjam-jam sampai sore.
Baca lagi, timbul kantuk, dan Aku tertidur di kursi......

Aku terbangun ketika seseorang menepuk pundakku.

"Eh.... maaf, Ayah tidur ya...."kata Mimin. Kuliat arloji, oh... Aku ketiduran sampai sejam. Rupanya ejakulasi memuaskan pagi tadi membuatku terlelap...

"Teman-temanmu udah pulang?"

"Belum.... Eh, Yah," Mimin mendekatkan mulutnya ke telingaku.

"Bentar lagi mo pada buka-bukaan tuh...."bisiknya.
Aku belum tersadar sepenuhnya.

"Buka apa?" tanyaku.

"Ih Ayah.... kaya dulu yang Mimin ceritakan."

Perlahan kesadaranku pulih.

Ya, Aku ingat. Mimin pernah cerita, teman-temannya kalau di kamar rame2 suka saling membuka pakaian memperlihatkan tubuh masing-masing.
Aku tak tahu kenapa Mimin perlu bilang hal itu kepadaku. Apakah dia ingin supaya Aku melihat tubuh teman-temannya?

"Kok bilang ke Ayah?"

"Ssst.... pelan-pelan,"bisiknya.

"Bukan gitu. Tadi Aku disuruh ngecek Ayah ada dimana, lagi apa, sebelum mulai 'acara'."

"Trus?"

"Ayah yakin ga mau liat? ...."

Gila. Apa anak ini sudah gila? Oh iya, baru Aku ingat. Dulu Mimin pernah mengeluh tentang dadanya yang kecil belum tumbuh sambil membandingkan dada temannya, ya Si Dity ini.
Mendadak timbul ideku, ide yang menyenangkan.

"Mau, mau,"kataku bersemangat. Sontak kurasakan penisku menegang. Mimin senyum, matanya pasti melihat ketegangan di balik sarungku.

"Idih.... semangat bener...," katanya sambil meremas penisku. Aku menyeringai.

"Lho kan dulu kamu pernah cerita....."

"Iya ...iya...makanya Mimin tawarin."

"Bilang aja Ayah ada di kamar udah tidur," kataku.

"Entar Ayah ngintip dari kamar Ayah?"

"Ya"

"Mana bisa Yah...."

Anak ini pintar. Posisi daun pintu hanya memungkinkan seseorang mengintip dari kamar Mimin ke kamarku, bukan sebaliknya. Selain dari pintu, tak ada lubang lain di dinding pemisah kedua kamar itu. Apa akal ? Ini kesempatan emas ! Ayo pikir ! Dan, jalan menuju kesesatan selalu mudah ditemukan, ide segera didapat.

"Gini aja Min, bilang aja Ayah ada di kamar, entar gak enak kalo ketahuan."

"Sementara Ayah mo beresin kamar di atas. Nanti kamu bilang kalo mo buka2an di kamar atas aja, aman," lanjutku.

"Kalo soal beginian, Ayah jagonya deh...."kata Mimin sambil beranjak kembali ke kamarnya.

Aku hanya sempat menepuk pantat padatnya.

Aku ke atas ke kamar yang tadi kugunakan bersama Mimin. Aku beres-beres sampai rapi. Rencananya, Mimin kusuruh ajak teman-temannya buat buka2an di kamar ini, sedangkan Aku bisa ngintip dari kamar sebelah lewat lubang angin yang berlapis kawat nyamuk. Aku lalu ke kamar sebelah untuk menyiapkan acara pengintipan. Pelan2 banget Aku geser meja belajar anakku ke dekat lubang angin, lau Aku coba mengintip. Ah, posisinya kurang pas. Mereka pastinya akan beraksi di tempat tidur. Pandangan dari sini ke tempat tidur sebelah kurang leluasa.

Aha, kenapa tak ditukar saja. Mereka Aku suruh ke kamar ini sementara Aku ngintip dari kamar sebelah. Posisi tempat tidurnya pas, dan lebih terang karena jendela kamar ini langsung menuju ke arah depan rumah. Dengan hati-hati ku kembalikan posisi meja belajar, dan Aku tinggal menggeser sedikit posisi tempat tidur supaya seluruh permukaatn tempat tidur bisa ku"monitor" dari kamar sebelah. Aku kembali ke kamar sebelah untuk mempersiapkan tempat pengintipan. Aku geser meja ke dinding yang ada lubang anginnya, aku naik dan ..... pandangan ke sebelah luas, terang, dan leluasa ! Tapi harus ditest dulu supaya keamanan terjamin. Kutaruh suatu benda di dekat lubang angin, Aku turun dan mematikan lampu kamar, dan menuju ke "kamar shooting". Dari tempat tidur "shooting" Aku memandang ke lubang angin. Gelap. benda tadi hanya samar banget terlihatnya. Aman. Kamar ini sengaja pintunya kubuka lebar-lebar, sedangkan pintu kamar sebelah Aku tutup rapat. Show time....

Aku turun sambil berpikir gimana caranya memberitahu ke Mimin bahwa kamar sudah siap. Aku masuk ke kamarku, terbatuk-batuk supaya Mimin tahu keberadaanku. Benar saja, tak lama kemudian MImin masuk kamarku, Aku segera memberi "instruksi" supaya acaranya di kamar atas depan saja.

"Jadi Ayah di kamar tengah?"tanyanya setengah berbisik.

"Ya!"

"Tapi hati-hati ya Yah, jangan sampai ketahuan, bisa heboh ntar."

"Beres."

Kudengar mereka dengan berhati-hati naik ke lantai atas. Dengan tak sabaran dan bertelanjang kaki Aku menyusul ke atas dan langsung masuk ke kamar tengah. terdengar suara cekikikan meraka. Hati-hati Aku naik ke meja dan mendekat ke lubang angin. Dan.......

Mereka berempat sudah membuka baju masing-masing, hanya ber-bra tapi bawahannya masih lengkap. Mereka ketawa-tawa sambil saling colek. Dity jelas buah dadanya bagai tak tertampung oleh bra-nya. Pinggirannya jelas membulat, dan terlihat limpahan daging payudaranya di bagian samping branya. Trissy, Aku tak menyangka. Tadi sewaktu salaman, dari luar kulihat dadanya biasa saja, hanya sedikit tonjolan kecil. Tapi setelah dia buka baju, dada itu jelas berbentuk dan menonjol. Memang kecil, tapi bentuknya indah, bulat dan nonjol. Pelan tapi pasti, penisku mengembang dan mengeras. Dada Meta bentuknya agak unik, besar tapi sedikit menggantung seperti isteriku, terlihat penuh di dalam BHnya. Mimin tak perlu kuceritakan, kalian sudah tahu semua kan ?

Mereka saling meminta kawannya agar duluan membuka bra. Trissy mencoba menarik bra Dity. Dity memegang erat bra-nya.

"Ya udah...gue duluan....," kata Mimin. Dengan tenang Mimin mencopot bra-nya.

"Oh.... punya elo gede sekarang," kata Trissy.

"Eh...ini apaan.... kaya bekas cupang," kata Dity menunjuk buah dada kiri Mimin. Disambut ketawa ngakak mereka berdua. Mimin hanya senyum kecut.

Ah.... tadi Aku ciumin dada kiri Mimin dengan gemasnya. Mungkin sekarang berbekas.

"Sekarang buka," kata Mimin.

"Elo dulu," kata Trissy nunjuk Dity.

"Elo duluan," sahut Dity menunjuk Meta.

"Gimana sih elo....katanya tadi pengin buka-bukaan..."kata Mimin.

"Ya tuh Dity..."

"Eh, elo yang ngotot pengin..."

"Elo juga."

"Hompimpah deh..."kata Mimin. Bertiga mereka hompimpah, dan ternyata Trissy yang menang.

"Sial ah,"

Dia mulai membuka kaitan bra di punggung, dan dadanya kini terbuka. Benar-benar dada gadis yang menggemaskan. Ukurannya sekepalan tanganku, putih, dengan areola yang tidak terlalu lebar, tapi seperti menonjol keluar dari payudaranya. Puting susunya tampak kecil dengan warna coklat muda. Penisku kini telah tegang. Ah...Aku pengin lagi.

"Sekarang elo."

Aku dikejutkan teriakan Trissy yang menyuruh Dity. Dity membuka bra-nya....

Dua gumpalan itu serasa terbebas dari kungkungan. Benar kata Mimin, buah dada Dity memang besar. Anak ini paling umurnya baru 17 tahun juga, tapi dadanya.... Putingnyapun jelas menonjol ke depan. Entah karena apa. Serasa enak kalau dikemot-kemot... Walaupun terkesan berat, tapi buah itu masih tegak ke depan, tidak turun. Inilah menangnya umur ABG, masih serba kencang.

"Tuh bola apa toket...," kata Trissy sambil tangannya memegang bulatan susu itu. Dity menangkis.

"Makin gede aja punya elo....," kata Mimin.

Besarnya mirip buah dada isteriku, tapi jelas lebih kencang punya Dity.
Aku makin gelisah...

"Met, ayo lo, terakhir," seru Mimin.

Meta, si gadis hitam manis, membuka bra warna hitamnya, yang ternyata sangat serasi dengan warna kulitnya. Payudaranya memang sebesar Dity, tapi bentuknya agak menggantung, tidak seperti Dity yang tegak. Puting susunya yang berwarna coklat gelap. Aku membayangkan menjilatinya laksana batang coklat yang manis menggoda.

AKu lalu ingat isteriku. Sedang apa dia ya. Aku kini sungguh-sungguh berharap isteriku segera pulang, tapi ini belum sore....

"Ayo kita lepas semuanya..." kata Mimin sambil melepas roknya. Yang lain masih agak ragu dengan permintaan itu. Mendadak Mimin menangkap tubuh Trissy dari belakang.
Dity segera tahu apa yang harus diperbuat. Dipelorotkannya celana dalam Trissy, Trissy meronta-ronta. Tapi dikeroyok dua orang Trissy tak berdaya. Celana dalam crem itupun terlepas sudah, menyajikan bulu2 yang sungguh lebat ! Giliran Dity yang dikeroyok.

"Udah.... udah.... gue lepas sendiri...," teriak Dity. Dan terakhir Meta dengan sukarela membuka seluruh bajunya. Kini keempat gadis muda itu sudah bugil dan tergolek di kasur. Sungguh pemandangan yang indah !

Aku membayangkan, seandainya Dity, Meta, atau Trissy, tergolek seperti itu dan Aku ada di situ, mungkin Aku dengan lancarnya akan memasukkan kelaminku menembus keperawanannya, tanpa hambatan mental seperti yang kualami pada Mimin. Mereka toh bukan anak angkatku... Tapi apakah mereka juga bersedia seperti Mimin? Mereka harus jadi muridku dulu...

"Eh, puting lo bisa kenceng gitu ya?" tanya Mimin kepada Dity.

"Tau, emang biasa gini, sih." Dity tersipu sambil berusaha menutup kedua ujung payudaranya.

"Lo horny ya?"

"Sial lo, ah," teriak Dity sambil melempar bantal ke Mimin.

"Eh, Met, lo kan satu-satunya yang sudah punya pacar. si Azrul pernah ga liat toket lo? atau yang laen-laen?" Trissy bertanya kepada Meta.

"Eh iya, Azrul pernah ga gituan ama lo?"

"Gituan apaan?"

"Ya, gituan masak ga ngerti sih?" kata Trissy sambil membuat kode dengan jari jempolnya yang diselipkan diantara jari telunjuk dan tengah. Mereka tertawa terbahak mendengar kata vulgar itu. Penisku tegang alang kepalang.

"Gila lo ah, gue masih perawan ..."

"tapi yang lain-lain udah ngrasain dong?" Trissy lagi yang bertanya.

"Lo mau tau banget sih Tris? Pengen lo ya?"

Trissy nyengir.

"Lo pada beneran mau tau?" kata Meta sambil tersenyum menatap ketiga temannya. Wajah-wajah penasaran itu jelas sekali tampak. Termasuk Mimin, yang sebenarnya sudah merasakan nikmatnya.

"Biasanya setiap kali jalan bareng, Azrul pasti minta ..."

"Minta apaan?"

Meta diam sejenak.

"Nenen. Dia nafsu banget kalo liat susu sama pentil gue," kata Meta, tangan kanannya tiba-tiba bergerak menyusuri bongkahan dadanya yang mengggantung indah. Jarinya mulai beraksi memilin pentilnya. Suasana ruangan itu tiba-tiba menjadi sangat panas. Semua tampak heran melihat aksi Meta. Termasuk Miminku.

"Kalo lagi ada kesempatan berduaan, yang pertama kali dia "serang" ya tetekku," kata Meta sambil terus memilin pentil yang sekarang tampak sangat menonjol itu.

"Langsung aja buka baju, buka BH, terus remas dan nenen deh. Ga ada romantis-romantisnya gitu deh. Suka males aja sih, tapi kadang gue menikmati juga dinenenin."

"Trusss ...ngapain lagi?" Dity sekarang yang bertanya.

"Ya gitu deh, dia suka nyoba-nyoba pegang memek gitu deh, tapi ga pernah gue kasih."

Dity, Trissy dan Mimin masih menunggu kelanjutan cerita seru Meta.

"Lo Horny ya Met kalo sama Azrul?"

"Banyakan engganya. Dia juga suka maksa gue pegang dan elus kontolnya yang tegang ..."

Semua mulut menganga. Termasuk aku. Tanganku sekarang sudah menggenggam penis yang keras mengacung.

"Ga lama kemudian pasti udah muncrat crat."

"Apanya?" Tanya Trissy polos.

"Ya kontolnya muncrat, isinya sperma, bego," kata Mimin sambil memukulkan bantal ke Trissy. Trissy melongo.

"Gede ga kontolnya Azrul?"

Ini Mimin yang bertanya.

"Eh, beneran lho, gue pernah ukur tuh panjang kontol Azrul."

"Serius lo?"

"Yoi, abis waktu itu Azrul ngomong kalo kontol dia gede. yaudah, gue ambil penggaris deh," kata Meta sambil ketawa.

"Berapa centi?"

"11 centi,"

Dity berlari mengambil penggaris dari tasnya.

"Segini?" sambil melihat penggarisnya.

"Wow, ga kebayang kalo itu masuk memek gue," kata Dity. Mereka cekikikan.

"Kalian pernah kerasa enak ga kalo itunya kalian kegesek bantal?" Tiba-tiba Dity bertanya.

"Enak?" kata Meta.

"Susah ngejelasinnya. "

"Gue pernah. Gue gesek-gesek pake tangan,abis itu rasanya,.... luar biasa," itu Miminku yang berkata. Tentunya.

"Heh?"

"Iya bener. Itu namanya perangsangan. "

Mimin bangkit, menyambar kain selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Kemana elo? Belum selesai ngomong nih ....," tanya dua temannya berbarengan.

"Mo ke bawah, ngecek babe dulu, masih tiduran kagak, sambil ambil minuman...haus euy..."

"Eh, ambilin juga dong. Jangan pake lama ya..."

Mimin keluar kamar dan turun ke lantai 1.

Aku dengan amat hati-hati tak bersuara, turun dari tempat ngintip, keluar kamar mengikuti Mimin.

"Min...."

Mimikn menoleh kaget. Matanya melirik ke bawah tubuhku yang amat jelas menonjol dan tersenyum sangat lebar. Aku seret dia masuk ke kamarku, sekali renggut kain selimutnya jatuh ke lantai, kutarik ke kasur. Dengan cepat kubuka celanaku, dan kudekatkan kelaminku yang sudah mengeras ke mulutnya. tanpa bicara Mimin mengerti maksudku. Didorongnya tubuhku hingga rebah terlentang.

"Hi..hi.... Ayah gak tahan ya....."

Dia mulai meng-oralku. Dia sudah tahu, matanya menatap mataku. Tapi justru Aku yang merem, karena membayangkan Dity yang melakukannya.

"Kayanya punya Ayah lebih dari sebelas centi deh," kata Mimin berbisik di sela kulumannya.

Aku tersenyum bangga. Mungkin karena didahului oleh pameran tubuh2 remaja tadi, mungkin juga karena membayangkan Dity, dan kadang2 berganti Trissy atau Meta yang melakukannya, Aku jadi cepat "naik".

naik semakin tinggi....
terbang....
melayang di awan....
Dan....
Mimin tahu apa yang harus dilakukannya

Tanpa dipegangi kepalanya, Mimin membiarkan penisku tetap di dalam mulutnya ketika Aku sampai di puncak. Penisku berdenyut-denyut sambil memuntahkan sperma di dalam mulut Mimin....
Mulutnya tetap 'menggenggam' penisku hingga denyutan berhenti.
Mimin telah belajar....
Cara melepasnyapun sudah pintar
Surut ke belakang dengan bibir masih melekat erat, menyapu...
Juga mengambil tissu, setelahnya. Tapi hanya untuk mengelap mulutnya, tidak untuk menampung seperti tadi.

"Mimin......?"

Mimin mengangguk.

"Habisnya .... waktu ayah keluar tadi, punya Ayah pas di dalem banget, ketelen deh ama Mimin...."

Semuanya?

"Tanggung.... Mimin telen aja semuanya...."

"Gimana rasanya?"

"Aneh."

"Mimin jadi ga haus lagi deh," katanya sambil bercanda. Tentu masih berbisik.

AKu menarik tangannya supaya mendekat, dan mencium bibirnya, sambil meremas dadanya. Lama sekali. Kurasakan sedikit sisa-sisa sperma di mulutnya.

"Yah, udah, Mimin harus balik, ntar pada curiga."

"Ayah masih boleh ngintip Min?"

Mimin mengacungkan jempolnya.
 
wah udah update....

gk sabar menanti si bapak exe mimin wkwkkw dan kawan2 kalo bisa ...

thanks for update hu
 
Terakhir diubah:
Bikin horn temennya mimin....

Kalo dah horn tinggal di exe sama ayah :pandajahat::pandaketawa:
 
Bikin horny temennya mimin....

Kalo dah horny tinggal di exe sama ayah :pandajahat::pandaketawa:
 
Bikin horny temen2nya mimin....

Kalo dah horny tinggal di exe sama ayah :pandajahat::pandaketawa:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd