rayleighxx
Semprot Baru
Mohon Maaf ,Sebelumnya saya disini hanya merepost hasil karya orang lain..
Terima kasih , Enjoy reading guys , Keep
Part 1
Aku tidak pandai menulis,aku hanya menceritakan pengalaman yang pernah terjadi padaku tentang
eksibisi yang aku lakukan. Kali ini adalah cerita bersambung,tidak semua cerita yang aku tulis ini
nyata,karena kejadiannya sudah terlalu lama,sehingga terlalu banyak hal yang aku lupa. Aku cuma
mengembangkan beberapa sesuai imajinasiku agar cerita ini tetap menarik saja. Ada beberapa nama yg
aku samarkan,untuk menutupi privasi orang lain yang ada dalam cerita ini.
Ini adalah cerita sekitar 5 tahun lalu,saat aku masih duduk di bangku kuliah. Saat itu universitas
tempatku belajar mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dimana mahasiswa mahasiswa
diperbantukan ke desa desa sekitar untuk belajar bersosialisasi sekaligus memajukan desa setempat
dengan beberapa program yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Aku kebetulan mendapatkan bagian di suatu desa di selatan kotaku. Sebut saja di desa Rambutan.
Desa ini berada di lereng pegunungan,sehingga udaranya dingin, setidaknya dibandingkan dengan kota
tempat tinggalku yang panas sekali. Sampai*sampai hari hari pertama di desa ini aku dan beberapa
temanku selalu terkena flu karena udaranya yang dingin. Walaupun siang hari,beberapa lokasi di desa
ini masih berkabut. Sekitar 1 minggu kemudian,aku dan kawan kawan sudah dapat membiasakan diri
dengan udara di desa rambutan.
Aku dipilih menjadi wakil koordinasi desa atau disingkat wakordes. Sedangkan Kordes di tempatku
adalah cowok bernama Reza, anak Nusa tenggara Barat yang kuliah di jurusan Teknik Industri.
Sedangkan aku sendiri saat itu mahasiswi fakultas ekonomi. Dalam 1 desa,tim KKN kami terdiri dari 4
laki laki dan 6 perempuan,yang berasal dari fakultas yang berbeda pula. Aku,Silvi,Ria,Nike,Reni,Siti,F
irman,Reza,Herman dan Rahmat
Ada 3 kamar di dalam rumah tersebut. Perempuan menempati 2 kamar dan laki*laki menempati 1
kamar. Diantara 6 perempuan yang ada,menurutku hanya aku dan temanku silvi yang tergolong modis
dan hmm...bisa dibilang menarik. Beda penampilan kami berdua adalah dia memakai jilbab dan aku
tidak. Tapi walaupun berjilbab,silvi bukan merupakan anak pendiam dan sok suci. Sejak KKN,kami
berdua sangat dekat. Dia memiliki hobi dan kebiasaan yang hampir sama denganku yaitu renang dan
suka godain cowok. Tapi dia bukan perempuan yang suka eksibisionis,karena itu saat aku cerita
tentang pengalaman*pengalaman gilaku dia hanya kaget dan tertawa. Karena tidak pernah sekalipun dia
melakukannya.
kalau gitu jangan dekat*dekat aku,nanti kamu tertular kataku
ngga mungkin! Hahahahaha... tertawanya keras suatu hari saat aku cerita tentang kebiasaan
eksibisiku.
Dalam hati aku berpikir,pasti banyak cowok yang suka ngeliatnya,karena silvi mempunyai
kelebihan daripadaku,yaitu dia berjilbab,sehingga pasti cowok lebih penasaran dengan silvi.
HARI PERTAMA KKN. 8:00
Ndut,kamu ntar tidur sama kita ya kata silvi pada Ria,mengajaknya 1 kamar denganku dan silvi saat
perjalanan menuju desa rambutan.
jangan panggil ndut dong kata Ria cemberut,menunjukkan pipi chubby nya semakin menggelembung.
Tubuh Ria pendek tapi tumbuh ke samping alias gendut. Dia paling gendut diantara kami berenam,tapi
dia selalu marah kalau dibilang gendut. Pada dasarnya dia juga anak yang asik. Mukanya yang oriental
bikin gemes kami berenam sehingga kami selalu mengolok*oloknya meski tetap menghormatinya.
iya,Ya,ntar kalau ternyata ngga cukup ranjangnya,kamu pindah ke kandang aja.biar dikira babi
Hahaha.... seru Herman cowok hitam yang sejak awal selalu menjengkelkan dengan olok*olokan
pedasnya.
Kami semua hanya diam mendengar olok*olokan jahatnya. Herman dan Ria sudah kenal sejak SMA.
Mereka berasal dari kota dan SMA yang sama sehingga sudah terbiasa mengolok*olok Ria yang
menurutku sangat jahat.
udah jangan berisik. Nanti kalau udah sampai,jangan langsung ke rumahnya,kita mampir ke pak lurah
dulu kata Reza menenangkan suasana sambil tetap fokus menyetir mobil.
Akhirnya sekitar 1 jam kemudian,sampailah kami ber10 di desa rambutan. Saat itu pukul 9 pagi tapi
suasana desa masih sangat sepi. Aku dan reza sebelumnya sudah pernah observasi ke desa ini untuk
meminta izin ke kepala desa,jadi tidak terlalu kaget dengan suasana desa yang lebih banyak ditumbuhi
pohon karet daripada rumah penduduk. Dengan sangat pelan kami menelusuri jalan desa yang becek
mungkin karena malamnya hujan.
Aku hanya teringat film horor dimana ada beberapa anak muda yang bertamasya ke sebuah desa
berhantu dan selalu dihantui hantu*hantu di sana. Aku memang orang yang penakut,tapi suka sekali
menonton film*film horor.
wah kalau malam jangan ada yang jalan sendirian nih,serem tempatnya celetuk Agung yang duduk di
depan menemani Reza,sambil melihat*lihat sekeliling.
apalagi buat cewek. Soalnya kata pak carik (sekretaris desa) di hutan*hutan ini memang sepi sekali
kalau sudah larut malam. Penduduk lebih suka berada di dalam rumah karena udara yang dingi banget
kalau malem Reza menimpali. Aku dan silvi yang duduk di jok tengah saling berpandangan ngeri
membayangkannya.
Akhirnya kami sampai di rumah Pak lurah,yang bernama Anshori. Rumah pak anshori terbilang kecil
sekali untuk ukuran seorang kepala desa. Mungkin karena di desa tidak mengenal korupsi,sehingga
relatif pemimpinnya lebih sederhana,pikirku.
permisi...assalamualaiku m! teriak Reza saat kami sudah berada di depan pintu rumah pak anshori.
Reza beragama kristen,tapi tetap melakukan salam karena kata Pak Lurah, semua penduduk desa
Rambutan beragama islam. Toleransi.
iya walaikumsalam! dari dalam terdengar suara wanita menyahut . setelah keluar,aku tahu kalau dia
adalah bu lurah,karena kami sudah pernah bertemu 1x saat aku dan reza observasi desa.
bu,kita tim KKN yang kemarin sudah meminta izin untuk tinggal di desa sini kata reza membuka
obrolan
iya,tadi bapak sudah pesan kalau ada anak KKN di ajak ngobrol dulu,sekarang bapak lagi besuk
saudara jauh yang sakit di kota. Jawab bu lurah yang kemudian mempersilakan kami duduk
Bu lurah adalah wanita setengah baya,usianya sekitar 40an,dan sudah dikaruniai 2 orang anak laki*laki.
Anak pertama baru lulus STM dan sekarang sedang mencari kerja di jakarta,anak ke 2 masih SMP
kelas 3. Dia bersekolah di kota,yang jaraknya sekitar 20 km dari desa.
Lalu kamipun dipersilakan duduk. Sambil menunggu bu lurah membuatkan minuman,aku dan kawankawan
melihat lihat sekitar. Beberapa warga sekitar memandangi kami dengan penuh tanya. Karena
kami saat itu mengenakan jaket KKN,mereka akhirnya pun mengerti kalau kami adalah tim KKN.
mbak,KKN di sini ya? tanya seorang ibu dengan nada agak berteriak karena jarak kami yg cukup
jauh.
iya,Bu. Jawabku sambil tersenyum ke arah ibu yang sedang menggendong anak kecil itu. Kami
serasa selebritis masuk kampung,karena semakin lama terlihat beberapa orang yg memandang kami
sambil tersenyum menyapa ke arah kami. Orang di sini ramah,pikirku.
Tak lama bu Lurah keluar sambil membawa nampan berisi air teh hangat. Saya teman teman kembali
ke ruang tamu. Sambil mengobrol dengan bu lurah,kami menunggu pak lurah datang.
Ternyata waktu itu pak Lurah pulang sore sehingga kami langsung diantarkan bu Lurah ke lokasi kami
akan menginap. Kami menginap di salah satu rumah penduduk,kami para perempuan dikagetkan
dengan kondisi rumah penduduk yang kami tumpangi. Karena rumah Pak Lurah tidak memiliki cukup
tempat untuk kami tumpangi,kami harus menumpang di rumah salah satu penduduk yg terbilang mampu
di desa ini. Rumah tersebut memang sedang tidak dihuni karena pemiliknya mempunyai rumah lain di
desa seberang.
Awal masuk rumah tersebut kami terkejut dengan kondisi kamar mandi yang ada benar benar tidak
layak. Karena terletak di belakang rumah dan tidak ada atap serta penutupnya hanya selembar handuk
yang sudah agak usang. Kami para perempuan awalnya menolak tapi karena tidak ada tempat lain yang
dapat kami jadikan tempat tinggal,maka kami hanya bisa pasrah. Dan karena udara di sana sangatlah
dingin,aku hanya mandi 1x sehari,yaitu saat siang hari, dimana airnya sudah tidak terasa dingin. Pemilik
rumah ini yang bernama Pak Sukur tinggal tak jauh dari desa ini. Kata bu Lurah biasanya pemiliknya
datang seminggu sekali untuk membersihkan sekitar rumah. Pak sukur mempersilakan rumahnya
ditempati oleh anak*anak KKN karena daripada rumah dibiarkan kosong lebih baik dimanfaatkan secara
positif,kata bu Lurah mengulangi perkataan Pak Sukur.Lalu bu Lurah pamitan dan membiarkan kami
bersih*bersih dahulu dan beristirahat.
Untuk makan,tiap harinya bu Lurah akan memasak untuk kami. Pastinya kami patungan untuk membeli
bahan*bahan yang akan dimasak oleh bu Lurah nantinya.
Aku langsung meletakkan tas pakaianku di dalam kamarku. Aku ambil handuk dan pergi mandi. aku
sedikit risih melihat handuk yang menjadi pintu penutup kamar mandi. Benar*benar sudah usang. Tapi
aku cuek saja. Aku masuk kamar mandi terbuka itu. Mandi di sana serasa mandi di alam terbuka! Aku
bisa lihat langit dan semilir angin dingin yang menerpa dari atasku. Di dalam kamar mandi itu ada pompa air tradisional,jadi sebelum mandi aku harus memompa airnya dulu. Dengan tanpa memakai sehelai
benangpun aku memompa air. Saat itu aku horny dibuatnya,karena kamar mandi itu tidak terlalu
tinggi,sehingga kalau kita berdiri,setengah kepala kita bisa terlihat dari luar,jadi aku yang ada di kamar
mandi pun bisa melihat ke arah luar. Sambil memompa air,aku melihat teman*temanku yang sedang
bersih*bersih halaman belakang rumah. Takut juga sih kalau*kalau ada yg melihatku sedang memompa
dalam keadaan bugil. Tapi itu justru membuat darahku semakin berdesir. Horny.
Setelah mandi,aku keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk yang aku lilitkan. Aku sudah biasa
melakukannya di rumahku sendiri,tapi saat itu kondisiku itu membuat teman*temanku laki*laki melotot
dan ada yg bersiul. wah seksinya yang habis mandi! ledek Firman yang sedang menyapu. Aku hanya
tersenyum dan berlari kecil masuk ke kamar. Sedikit malu sih,ternyata hal itu tidak biasa buat temantemanku.
wow...berani amat sih kamu,Fir? tanya Silvi yang ada di dalam kamar melihat aku hanya
berbalut handuk , menenteng pakaian dan peralatan mandi. dah biasa aku kayak gini di rumah,Vi.
Jawabku sambil menutup pintu kamar. Lalu aku buka handukku di depan silvi, dia terlihat risih melihatku
telanjang total di depannya. kenapa kamu,vi? Kan kita sama*sama cewek. Kataku sambil mencari*cari
kaos oblong di tasku,masih dengan kondisi telanjang.
ya belum terbiasa aja kali ya... pantat kamu gede banget,Fir? kata Silvi akhirnya memaksakan diri
untuk terbiasa melihatku bugil.
ya standar lah,Vi. Hehehe... memang sudah banyak orang yg bilang begitu sehingga itu bukan hal
baru di telingaku.
Setelah aku memakai pakaian,aku keluar membantu teman*teman lainnya untuk bersih*bersih rumah.
Aku lihat Herman dan rahmat saling berbisik dan cekikikan sambil melirik ke arahku,aku cuek saja.
Hmm..di timku ngga ada cowok yg ganteng,pikirku. Silvi yang berada di belakangku menarikku saat aku
hampir menginjak tai ayam. Buset...tai ayam di dalam rumah.
Bu lurah datang ke posko KKN kami dengan membawa rantang berisi makanan. mas,mbak,ini makan
siangnya. Yang laki*laki minta tolong dong ambilin nasi di rumah ibu. suara bu lurah terdengar berada di
ruang tengah. Aku yang sedang tiduran dan mendengarakan musik langsung berlari ke ruang
tengah,laperrr. wah enak nih kayaknya,Bu. Kalau mau masak lagi,ajak saya ya bu,saya juga bisa
masak kok pintaku ke bu lurah. Bu lurah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala tanda
setuju.
Tak berapa lama kemudian reza dan firman datang dengan bakul nasi di tangan mereka. Makan siang
pertama kami saat KKN,benar*benar berasa banget. Apalagi yang dimakan adalah makanan dese,baru
pertama kali aku merasakannya,karena seumur*umur aku selalu tinggal di kota,di tengah keluarga yang
terbilang berada.
16:00
Pak lurah berkunjung ke posko kami. Karena tadi pagi kami belum bertemu beliau. Pak lurah adalah pria
berwajah agak garang,dengan kumis tebal di atas bibirnya,sangat bertolak belakang dengan istrinya
yang murah senyum,pak lurah selalu berbicara dengan nada tegas dan berwibawa. Tapi aku justru suka
dengan pria yang seperti itu,sayang beliau sudah berkeluarga.
tadi ke sini naik mobil itu ya? tanya pak lurah kepada reza sambil menunjuk mobil innova milik reza
iya pak,soalnya kami bawa barang banyak
iya,ngga apa*apa. Cuma tanya aja kok
Setelah berkenalan dengan kami semua dan berbincang bincang mengenai keadaan desa ini dan apa
saja yang mungkin bisa kami bantu,pak lurah pulang.
Lalu kami mengadakan rapat kecil,dan memutuskan untuk melakukan beberapa hal,termasuk
diantaranya penyuluhan dan mengajar orang lanjut usia yang buta aksara.
23:00
Aku,silvi dan ria masuk ke kamar kami. Kami bercengkerama tentang segala hal termasuk kebiasaan
aksibisionisku yang tentunya bikin 2 di depanku tercengang. Semakin malam,aku ngerasa semakin
merinding,tapi tiba*tiba aku pengen pup ke kamar mandi. Aku ajak silvi,tapi silvi ngga berani Cuma
berdua,akhirnya kita bertiga ke kamar mandi bareng. Di luar sudah sepi banget. Cowok*cowok juga
udah pada tidur.
Setelah sampai kamar mandi,aku masuk kamar mandi lebih dulu. Airnya dingin banget. Setelah itu
gantian 2 temanku itu. Tiba*tiba si silvi nantangin,Fir,berani ngga kamu topless dari sini menuju kamar?
katanya suka eksib? berani...siapa takut...
Lalu aku perlahan berjalan menuju kamar diikuti teman*temanku di belakangku,lalu saat melewati kamar
cowok yang saat itu pintunya ngga ditutup,jantungku berdegup,takut kalau ada yang belum tidur dan melihatku topless,karena saat itu lampu di ruang tengah menyala terang sekali. Dan benar saja saat
aku lewat,Firman kaget dan setengah berteriak,tuh siapa ya?aku lari menuju kamar,teman*teman
cewekku yang ada di belakangku cekikikan
Aku dengar dari kamar, firman tanya ke silvi,siapa tadi?firza ya?ngga pake baju?
iya,tadi bajunya basah,jadi keluar ngga pake baju,dikira dah pada tidur,eh ternyata kamu belum tidur
jawab Ria
wah mau dong liat lagi kata firmanmelihatku topless,karena saat itu lampu di ruang tengah menyala terang sekali. Dan benar saja saat
aku lewat,Firman kaget dan setengah berteriak,tuh siapa ya?aku lari menuju kamar,teman*teman
cewekku yang ada di belakangku cekikikan
Aku dengar dari kamar, firman tanya ke silvi,siapa tadi?firza ya?ngga pake baju?
iya,tadi bajunya basah,jadi keluar ngga pake baju,dikira dah pada tidur,eh ternyata kamu belum tidur
jawab Ria
wah mau dong liat lagi kata firman
Aku yang sudah memakai kaos,kaget saat firman nyelonong masuk ke kamar. Eh gila loe!untung dah
pake baju hardikku agak bernada tinggi
owh,dah pake baju,ngapain tadi fir,ngga pake baju.kaget aku liat ada gunung berjalan.hahahaha..
canda firman sambil berjalan keluar
sialan... jawabku tersipu malu
Sejak saat itulah bukan hanya ria dan silvi aja yang tau kalau aku suka eksib,tapi semua teman KKN
tau.dan sejak itu ngga tau gimana firman,reza dan herman seperti semakin ndeketin aku. Hmm....ada
udang di balik sempak kayaknya.hahaha...
Terima kasih , Enjoy reading guys , Keep
Part 1
Aku tidak pandai menulis,aku hanya menceritakan pengalaman yang pernah terjadi padaku tentang
eksibisi yang aku lakukan. Kali ini adalah cerita bersambung,tidak semua cerita yang aku tulis ini
nyata,karena kejadiannya sudah terlalu lama,sehingga terlalu banyak hal yang aku lupa. Aku cuma
mengembangkan beberapa sesuai imajinasiku agar cerita ini tetap menarik saja. Ada beberapa nama yg
aku samarkan,untuk menutupi privasi orang lain yang ada dalam cerita ini.
Ini adalah cerita sekitar 5 tahun lalu,saat aku masih duduk di bangku kuliah. Saat itu universitas
tempatku belajar mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dimana mahasiswa mahasiswa
diperbantukan ke desa desa sekitar untuk belajar bersosialisasi sekaligus memajukan desa setempat
dengan beberapa program yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Aku kebetulan mendapatkan bagian di suatu desa di selatan kotaku. Sebut saja di desa Rambutan.
Desa ini berada di lereng pegunungan,sehingga udaranya dingin, setidaknya dibandingkan dengan kota
tempat tinggalku yang panas sekali. Sampai*sampai hari hari pertama di desa ini aku dan beberapa
temanku selalu terkena flu karena udaranya yang dingin. Walaupun siang hari,beberapa lokasi di desa
ini masih berkabut. Sekitar 1 minggu kemudian,aku dan kawan kawan sudah dapat membiasakan diri
dengan udara di desa rambutan.
Aku dipilih menjadi wakil koordinasi desa atau disingkat wakordes. Sedangkan Kordes di tempatku
adalah cowok bernama Reza, anak Nusa tenggara Barat yang kuliah di jurusan Teknik Industri.
Sedangkan aku sendiri saat itu mahasiswi fakultas ekonomi. Dalam 1 desa,tim KKN kami terdiri dari 4
laki laki dan 6 perempuan,yang berasal dari fakultas yang berbeda pula. Aku,Silvi,Ria,Nike,Reni,Siti,F
irman,Reza,Herman dan Rahmat
Ada 3 kamar di dalam rumah tersebut. Perempuan menempati 2 kamar dan laki*laki menempati 1
kamar. Diantara 6 perempuan yang ada,menurutku hanya aku dan temanku silvi yang tergolong modis
dan hmm...bisa dibilang menarik. Beda penampilan kami berdua adalah dia memakai jilbab dan aku
tidak. Tapi walaupun berjilbab,silvi bukan merupakan anak pendiam dan sok suci. Sejak KKN,kami
berdua sangat dekat. Dia memiliki hobi dan kebiasaan yang hampir sama denganku yaitu renang dan
suka godain cowok. Tapi dia bukan perempuan yang suka eksibisionis,karena itu saat aku cerita
tentang pengalaman*pengalaman gilaku dia hanya kaget dan tertawa. Karena tidak pernah sekalipun dia
melakukannya.
kalau gitu jangan dekat*dekat aku,nanti kamu tertular kataku
ngga mungkin! Hahahahaha... tertawanya keras suatu hari saat aku cerita tentang kebiasaan
eksibisiku.
Dalam hati aku berpikir,pasti banyak cowok yang suka ngeliatnya,karena silvi mempunyai
kelebihan daripadaku,yaitu dia berjilbab,sehingga pasti cowok lebih penasaran dengan silvi.
HARI PERTAMA KKN. 8:00
Ndut,kamu ntar tidur sama kita ya kata silvi pada Ria,mengajaknya 1 kamar denganku dan silvi saat
perjalanan menuju desa rambutan.
jangan panggil ndut dong kata Ria cemberut,menunjukkan pipi chubby nya semakin menggelembung.
Tubuh Ria pendek tapi tumbuh ke samping alias gendut. Dia paling gendut diantara kami berenam,tapi
dia selalu marah kalau dibilang gendut. Pada dasarnya dia juga anak yang asik. Mukanya yang oriental
bikin gemes kami berenam sehingga kami selalu mengolok*oloknya meski tetap menghormatinya.
iya,Ya,ntar kalau ternyata ngga cukup ranjangnya,kamu pindah ke kandang aja.biar dikira babi
Hahaha.... seru Herman cowok hitam yang sejak awal selalu menjengkelkan dengan olok*olokan
pedasnya.
Kami semua hanya diam mendengar olok*olokan jahatnya. Herman dan Ria sudah kenal sejak SMA.
Mereka berasal dari kota dan SMA yang sama sehingga sudah terbiasa mengolok*olok Ria yang
menurutku sangat jahat.
udah jangan berisik. Nanti kalau udah sampai,jangan langsung ke rumahnya,kita mampir ke pak lurah
dulu kata Reza menenangkan suasana sambil tetap fokus menyetir mobil.
Akhirnya sekitar 1 jam kemudian,sampailah kami ber10 di desa rambutan. Saat itu pukul 9 pagi tapi
suasana desa masih sangat sepi. Aku dan reza sebelumnya sudah pernah observasi ke desa ini untuk
meminta izin ke kepala desa,jadi tidak terlalu kaget dengan suasana desa yang lebih banyak ditumbuhi
pohon karet daripada rumah penduduk. Dengan sangat pelan kami menelusuri jalan desa yang becek
mungkin karena malamnya hujan.
Aku hanya teringat film horor dimana ada beberapa anak muda yang bertamasya ke sebuah desa
berhantu dan selalu dihantui hantu*hantu di sana. Aku memang orang yang penakut,tapi suka sekali
menonton film*film horor.
wah kalau malam jangan ada yang jalan sendirian nih,serem tempatnya celetuk Agung yang duduk di
depan menemani Reza,sambil melihat*lihat sekeliling.
apalagi buat cewek. Soalnya kata pak carik (sekretaris desa) di hutan*hutan ini memang sepi sekali
kalau sudah larut malam. Penduduk lebih suka berada di dalam rumah karena udara yang dingi banget
kalau malem Reza menimpali. Aku dan silvi yang duduk di jok tengah saling berpandangan ngeri
membayangkannya.
Akhirnya kami sampai di rumah Pak lurah,yang bernama Anshori. Rumah pak anshori terbilang kecil
sekali untuk ukuran seorang kepala desa. Mungkin karena di desa tidak mengenal korupsi,sehingga
relatif pemimpinnya lebih sederhana,pikirku.
permisi...assalamualaiku m! teriak Reza saat kami sudah berada di depan pintu rumah pak anshori.
Reza beragama kristen,tapi tetap melakukan salam karena kata Pak Lurah, semua penduduk desa
Rambutan beragama islam. Toleransi.
iya walaikumsalam! dari dalam terdengar suara wanita menyahut . setelah keluar,aku tahu kalau dia
adalah bu lurah,karena kami sudah pernah bertemu 1x saat aku dan reza observasi desa.
bu,kita tim KKN yang kemarin sudah meminta izin untuk tinggal di desa sini kata reza membuka
obrolan
iya,tadi bapak sudah pesan kalau ada anak KKN di ajak ngobrol dulu,sekarang bapak lagi besuk
saudara jauh yang sakit di kota. Jawab bu lurah yang kemudian mempersilakan kami duduk
Bu lurah adalah wanita setengah baya,usianya sekitar 40an,dan sudah dikaruniai 2 orang anak laki*laki.
Anak pertama baru lulus STM dan sekarang sedang mencari kerja di jakarta,anak ke 2 masih SMP
kelas 3. Dia bersekolah di kota,yang jaraknya sekitar 20 km dari desa.
Lalu kamipun dipersilakan duduk. Sambil menunggu bu lurah membuatkan minuman,aku dan kawankawan
melihat lihat sekitar. Beberapa warga sekitar memandangi kami dengan penuh tanya. Karena
kami saat itu mengenakan jaket KKN,mereka akhirnya pun mengerti kalau kami adalah tim KKN.
mbak,KKN di sini ya? tanya seorang ibu dengan nada agak berteriak karena jarak kami yg cukup
jauh.
iya,Bu. Jawabku sambil tersenyum ke arah ibu yang sedang menggendong anak kecil itu. Kami
serasa selebritis masuk kampung,karena semakin lama terlihat beberapa orang yg memandang kami
sambil tersenyum menyapa ke arah kami. Orang di sini ramah,pikirku.
Tak lama bu Lurah keluar sambil membawa nampan berisi air teh hangat. Saya teman teman kembali
ke ruang tamu. Sambil mengobrol dengan bu lurah,kami menunggu pak lurah datang.
Ternyata waktu itu pak Lurah pulang sore sehingga kami langsung diantarkan bu Lurah ke lokasi kami
akan menginap. Kami menginap di salah satu rumah penduduk,kami para perempuan dikagetkan
dengan kondisi rumah penduduk yang kami tumpangi. Karena rumah Pak Lurah tidak memiliki cukup
tempat untuk kami tumpangi,kami harus menumpang di rumah salah satu penduduk yg terbilang mampu
di desa ini. Rumah tersebut memang sedang tidak dihuni karena pemiliknya mempunyai rumah lain di
desa seberang.
Awal masuk rumah tersebut kami terkejut dengan kondisi kamar mandi yang ada benar benar tidak
layak. Karena terletak di belakang rumah dan tidak ada atap serta penutupnya hanya selembar handuk
yang sudah agak usang. Kami para perempuan awalnya menolak tapi karena tidak ada tempat lain yang
dapat kami jadikan tempat tinggal,maka kami hanya bisa pasrah. Dan karena udara di sana sangatlah
dingin,aku hanya mandi 1x sehari,yaitu saat siang hari, dimana airnya sudah tidak terasa dingin. Pemilik
rumah ini yang bernama Pak Sukur tinggal tak jauh dari desa ini. Kata bu Lurah biasanya pemiliknya
datang seminggu sekali untuk membersihkan sekitar rumah. Pak sukur mempersilakan rumahnya
ditempati oleh anak*anak KKN karena daripada rumah dibiarkan kosong lebih baik dimanfaatkan secara
positif,kata bu Lurah mengulangi perkataan Pak Sukur.Lalu bu Lurah pamitan dan membiarkan kami
bersih*bersih dahulu dan beristirahat.
Untuk makan,tiap harinya bu Lurah akan memasak untuk kami. Pastinya kami patungan untuk membeli
bahan*bahan yang akan dimasak oleh bu Lurah nantinya.
Aku langsung meletakkan tas pakaianku di dalam kamarku. Aku ambil handuk dan pergi mandi. aku
sedikit risih melihat handuk yang menjadi pintu penutup kamar mandi. Benar*benar sudah usang. Tapi
aku cuek saja. Aku masuk kamar mandi terbuka itu. Mandi di sana serasa mandi di alam terbuka! Aku
bisa lihat langit dan semilir angin dingin yang menerpa dari atasku. Di dalam kamar mandi itu ada pompa air tradisional,jadi sebelum mandi aku harus memompa airnya dulu. Dengan tanpa memakai sehelai
benangpun aku memompa air. Saat itu aku horny dibuatnya,karena kamar mandi itu tidak terlalu
tinggi,sehingga kalau kita berdiri,setengah kepala kita bisa terlihat dari luar,jadi aku yang ada di kamar
mandi pun bisa melihat ke arah luar. Sambil memompa air,aku melihat teman*temanku yang sedang
bersih*bersih halaman belakang rumah. Takut juga sih kalau*kalau ada yg melihatku sedang memompa
dalam keadaan bugil. Tapi itu justru membuat darahku semakin berdesir. Horny.
Setelah mandi,aku keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk yang aku lilitkan. Aku sudah biasa
melakukannya di rumahku sendiri,tapi saat itu kondisiku itu membuat teman*temanku laki*laki melotot
dan ada yg bersiul. wah seksinya yang habis mandi! ledek Firman yang sedang menyapu. Aku hanya
tersenyum dan berlari kecil masuk ke kamar. Sedikit malu sih,ternyata hal itu tidak biasa buat temantemanku.
wow...berani amat sih kamu,Fir? tanya Silvi yang ada di dalam kamar melihat aku hanya
berbalut handuk , menenteng pakaian dan peralatan mandi. dah biasa aku kayak gini di rumah,Vi.
Jawabku sambil menutup pintu kamar. Lalu aku buka handukku di depan silvi, dia terlihat risih melihatku
telanjang total di depannya. kenapa kamu,vi? Kan kita sama*sama cewek. Kataku sambil mencari*cari
kaos oblong di tasku,masih dengan kondisi telanjang.
ya belum terbiasa aja kali ya... pantat kamu gede banget,Fir? kata Silvi akhirnya memaksakan diri
untuk terbiasa melihatku bugil.
ya standar lah,Vi. Hehehe... memang sudah banyak orang yg bilang begitu sehingga itu bukan hal
baru di telingaku.
Setelah aku memakai pakaian,aku keluar membantu teman*teman lainnya untuk bersih*bersih rumah.
Aku lihat Herman dan rahmat saling berbisik dan cekikikan sambil melirik ke arahku,aku cuek saja.
Hmm..di timku ngga ada cowok yg ganteng,pikirku. Silvi yang berada di belakangku menarikku saat aku
hampir menginjak tai ayam. Buset...tai ayam di dalam rumah.
Bu lurah datang ke posko KKN kami dengan membawa rantang berisi makanan. mas,mbak,ini makan
siangnya. Yang laki*laki minta tolong dong ambilin nasi di rumah ibu. suara bu lurah terdengar berada di
ruang tengah. Aku yang sedang tiduran dan mendengarakan musik langsung berlari ke ruang
tengah,laperrr. wah enak nih kayaknya,Bu. Kalau mau masak lagi,ajak saya ya bu,saya juga bisa
masak kok pintaku ke bu lurah. Bu lurah hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala tanda
setuju.
Tak berapa lama kemudian reza dan firman datang dengan bakul nasi di tangan mereka. Makan siang
pertama kami saat KKN,benar*benar berasa banget. Apalagi yang dimakan adalah makanan dese,baru
pertama kali aku merasakannya,karena seumur*umur aku selalu tinggal di kota,di tengah keluarga yang
terbilang berada.
16:00
Pak lurah berkunjung ke posko kami. Karena tadi pagi kami belum bertemu beliau. Pak lurah adalah pria
berwajah agak garang,dengan kumis tebal di atas bibirnya,sangat bertolak belakang dengan istrinya
yang murah senyum,pak lurah selalu berbicara dengan nada tegas dan berwibawa. Tapi aku justru suka
dengan pria yang seperti itu,sayang beliau sudah berkeluarga.
tadi ke sini naik mobil itu ya? tanya pak lurah kepada reza sambil menunjuk mobil innova milik reza
iya pak,soalnya kami bawa barang banyak
iya,ngga apa*apa. Cuma tanya aja kok
Setelah berkenalan dengan kami semua dan berbincang bincang mengenai keadaan desa ini dan apa
saja yang mungkin bisa kami bantu,pak lurah pulang.
Lalu kami mengadakan rapat kecil,dan memutuskan untuk melakukan beberapa hal,termasuk
diantaranya penyuluhan dan mengajar orang lanjut usia yang buta aksara.
23:00
Aku,silvi dan ria masuk ke kamar kami. Kami bercengkerama tentang segala hal termasuk kebiasaan
aksibisionisku yang tentunya bikin 2 di depanku tercengang. Semakin malam,aku ngerasa semakin
merinding,tapi tiba*tiba aku pengen pup ke kamar mandi. Aku ajak silvi,tapi silvi ngga berani Cuma
berdua,akhirnya kita bertiga ke kamar mandi bareng. Di luar sudah sepi banget. Cowok*cowok juga
udah pada tidur.
Setelah sampai kamar mandi,aku masuk kamar mandi lebih dulu. Airnya dingin banget. Setelah itu
gantian 2 temanku itu. Tiba*tiba si silvi nantangin,Fir,berani ngga kamu topless dari sini menuju kamar?
katanya suka eksib? berani...siapa takut...
Lalu aku perlahan berjalan menuju kamar diikuti teman*temanku di belakangku,lalu saat melewati kamar
cowok yang saat itu pintunya ngga ditutup,jantungku berdegup,takut kalau ada yang belum tidur dan melihatku topless,karena saat itu lampu di ruang tengah menyala terang sekali. Dan benar saja saat
aku lewat,Firman kaget dan setengah berteriak,tuh siapa ya?aku lari menuju kamar,teman*teman
cewekku yang ada di belakangku cekikikan
Aku dengar dari kamar, firman tanya ke silvi,siapa tadi?firza ya?ngga pake baju?
iya,tadi bajunya basah,jadi keluar ngga pake baju,dikira dah pada tidur,eh ternyata kamu belum tidur
jawab Ria
wah mau dong liat lagi kata firmanmelihatku topless,karena saat itu lampu di ruang tengah menyala terang sekali. Dan benar saja saat
aku lewat,Firman kaget dan setengah berteriak,tuh siapa ya?aku lari menuju kamar,teman*teman
cewekku yang ada di belakangku cekikikan
Aku dengar dari kamar, firman tanya ke silvi,siapa tadi?firza ya?ngga pake baju?
iya,tadi bajunya basah,jadi keluar ngga pake baju,dikira dah pada tidur,eh ternyata kamu belum tidur
jawab Ria
wah mau dong liat lagi kata firman
Aku yang sudah memakai kaos,kaget saat firman nyelonong masuk ke kamar. Eh gila loe!untung dah
pake baju hardikku agak bernada tinggi
owh,dah pake baju,ngapain tadi fir,ngga pake baju.kaget aku liat ada gunung berjalan.hahahaha..
canda firman sambil berjalan keluar
sialan... jawabku tersipu malu
Sejak saat itulah bukan hanya ria dan silvi aja yang tau kalau aku suka eksib,tapi semua teman KKN
tau.dan sejak itu ngga tau gimana firman,reza dan herman seperti semakin ndeketin aku. Hmm....ada
udang di balik sempak kayaknya.hahaha...