Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Remake: Masa Lalu Istriku yang (cukup) binal - Kisah Nyata

Cerita kisah nyata berikutnya pilih yang mana?


  • Total voters
    35
  • Poll closed .
Chapter 5 Part 2

“Enggak keluar di dalem kan Om? Kok ga ada yang keluar kayaknya?”, kata Mita dengan muka agak panik setelah Om Sadewo mencabut penisnya dari liang vagina Mita.

“Belumm kok, Om masih tahan, yang penting bikin kamu puas dulu…maaf yahhh sayang…”, ujar Om Sadewo dengan sedikit gombalan dan langsung mengecup kening Mita.

“Ahhh bisa ajaa Om, uhmm lepasin tangannya, Mita mau mandi dulu….kemaleman nanti”, kata Mita sambil sedikit meronta meminta ikatan tangannya dibuka.

“Om bukain tapi Mita nginap disini ya? laper ga?”, ujar Om Sadewo sambil memainkan puting susu Mita yang masih mengeras.

“Uhm okay Om, tadi udah makan sih ga laper kok, Mita mau mandi dulu, ayo lepasin”, kata Mita.

“Om aja yang ambilin perlengkapan mandi kamu, Om ambil kunci kamarnya di tas ya”, kata Om Sadewo sambil mencari tas Mita yang tergeletak di lantai, tiba-tiba dia berpikir untuk tidak membiarkan Mita sedikitpun pergi ke kamarnya, dia ingin memastikan rencananya berjalan dengan sempurna malam itu…dan mungkin malam berikutnya.

“Tapii Om, kan gatau baju tidurnyaaa nanti”, kata Mita dengan mimik muka gelisah, dia tak tahu rencana Om Sadewo, dia khawatir walau sebenarnya pada akhirnya menikmati juga persetubuhan dengan Om Sadewo yang awalnya agak terpaksa.

“Baju tidurnya ga usah, pake kemeja Om aja nanti”, kata Om Sadewo sambil bergegas menuju kamar Mita tanpa menghiraukan perkataan Mita berikutnya. Suasana kos benar-benar sangat sepi, namun Om Sadewo tetap berhati-hati saat masuk kamar Mita untuk mengambil perlengkapan mandi dan parfumnya.

Sekembalinya dari kamar Mita, Om Sadewo melepaskan ikatan Mita dan memberikannya handuk ukuran besar yang memang sudah disiapkan, Mita masih protes mengenai baju tidurnya karena sekembalinya dari kamar mandi dia enggan hanya melilitkan tubuhnya dengan handuk itu saja walau letak kamar mandi dan kamar Om Sadewo hanya melewati dua kamar saja.

“Nanti Om bantu liatin, kan waktu itu Om pernah ga sengaja liat kamu pake lilitan handuk juga di lantai atas”, kata Om Sadewo mengingat saat tak sengaja melihat pundak mulus Mita dengan lilitan handuk saat beberapa hari kenalan.

“Iyah tapi kan pake celana tidur dan bajunya jatuh ke lantai basah, makanya pake lilitan handuk atasnya aja, trus kirain ga ada orang, eh ada Om di depan tv…huhh”, kata Mita dengan mimik muka kesal namun menggemaskan.

“Ya sudah, ga ada orang kok, yuk Om bantu liatin nanti”, ujar Om Sadewo sambil menggandeng tangan Mita.

Saat Mita masuk kamar mandi, Om Sadewo berada diluar sambil melihat sekeliling, dia membiarkan Mita menghabiskan waktu untuk membersihkan tubuhnya, dia tak sabar membayangkan untuk dapat menikmati tubuh gadis tinggi langsing 22 tahun nan mulus itu semalaman, beberapa saat dia sudah membayangkan kira-kira apa saja yang akan dilakukannya bersama Mita, namun tiba-tiba penisnya mendadak mengeras dan Om Sadewo langsung mengetuk pintu kamar mandi sambil memanggil Mita, Mita membuka sedikit pintu kamar mandi, “Iyah kenapa Om?”, tanpa dijawab, Om Sadewo memaksa masuk kamar mandi dan segera menutup pintu kamar mandi. Pemandangan yang begitu indah terpampang jelas di hadapannya, Mita yang telanjang bulat dengan tubuh yang sudah dibasuh air dan rambut basahnya hanya berdiri terpaku dan bingung, Om Sadewo membuka seluruh bajunya, “Om yang sabunin ya”, pinta Om Sadewo sambil memgambil sabun cair milik Mita.

Mita teringat saat pertama kali telanjang bulat bersama Darren saat kuliah, mereka menginap di hotel murahan dan diawali dengan mandi bareng, kala itu Darren juga menyabuni tubuh Mita sambil memainkan bagian-bagian vitalnya. Posisi kala itu Mita memunggungi Om Sadewo, dia membiarkan kedua payudara mungilnya disabuni Om Sadewo sambil dimainkan dengan lembut, penis Om Sadewo yang mengeras terasa menyentuh bagian diantara bongkahan pantatnya. Tangan Om Sadewo turun ke arah perut setelah menyabuni bagian dada, leher dan pundak Mita, secara tidak langsung, tubuh telanjangnya didekap dari belakang oleh Om Sadewo dan Mita dapat merasakan desahan nafas memburu Om Sadewo yang dagunya bersandar di bahu Mita. “Kamu pernah disabunin pacar-pacar kamu kayak gini sayang?..hmmmm”, tanya Om Sadewo yang dijawab gelengan kepala Mita, dia tak ingin merusak fantasi Om Sadewo dan membiarkan dia merasa jadi yang pertama melakukan itu. Mita mengerang pelan saat tangan Om Sadewo menyabuni belahan kemaluannya sambil mengorek pelan klitorisnya, “Achhh Omm…”, erangan Mita membuat Om Sadewo semakin bernafsu dan langsung membalikkan badan Mita untuk mencumbu bibirnya sambil meremas kedua pantat Mita cukup kencang, penisnya terasa keras menempel di perut Mita tak jauh dari belahan kemaluannya. “Angkat satu kakinya sayang, Om pengen jilat memek kamu ini”, kata Om Sadewo setelah mencumbui bibir dan leher basah Mita sambil mengusap kemaluan Mita dan membersihkannya dari sabun dengan air. Mita mengangkat satu kakinya di pijakan kloset dan Om Sadewo langsung bersujud di hadapan Mita, wajahnya tepat di depan belahan kemaluannya, “Makin wangi memeknya..uhmmm”, kata Om Sadewo sebelum menciumi dan menjilati kemaluan Mita.

Dengan kedua ibu jari tangan kanan dan kirinya, Om Sadewo membuka lebar belahan kemaluan Mita yang akhirnya merekah lebar dengan bagian dalam kemerahan, tak hanya bagian klitoris dan bibir vaginanya, dia juga menjilati bagian dalamnya yang basah, bukan karena air namun karena cairan kenikmatan dari liang vaginanya. Mita mengerang, mendesah kenikmatan sambil satu tangannya bertumpu pada bak mandi dan tangan satunya meremas rambut Om Sadewo, dia tak mampu menahan nikmatnya walau bibir vaginanya agak sedikit ngilu saat dihisap bahkan disedot kuat Om Sadewo sambil sesekali digigiti, tak berapa lama saat dua jari Om Sadewo mengocoki liang vaginanya, Mita mencapai orgasmenya, “Argghhh Ommmm….pelan-pelan jarinya, perihhh”, katanya sambil menggelinjang mendapatkan orgasmenya. Setelah Mita selesai dengan orgasmenya, Om Sadewo berdiri dan mengarahkan penisnya menuju liang vagina Mita, dia mendorongnya pelan-pelan sampai masuk seluruhnya, Mita secara spontan memeluk Om Sadewo dan mencari bibirnya untuk dicumbui. Penis gemuk Om Sadewo memenuhi liang vagina Mita dan bergerak keluar masuk dengan ritme pelan, gerakan itu membuat Mita semakin mengerang kenikmatan, dinding vaginanya begitu hangat dan geli terkena gesekan penis gemuk Om Sadewo. “Om gamau keluar?…daritadi belum dikeluarin loh Om”, tanya Mita dengan wajah sayu sambil menikmati persetubuhan sambil berdiri di kamar mandi itu. “Iyah sayang bentar lagi ini Om mau keluar”, jawab Om Sadewo sambil mempercepat ritme kocokan penisnya dalam liang vagina Mita. “Diluar Om, di perut ajaaa…achhh enak, kena klitorisnya…sshh ahhh”, kata Mita sambil mendesah-desah kala tiap gesekan penis Om Sadewo juga menyentuh klitorisnya. “Mita mau keluar lagiii….hmmmm”, kata Mita sambil menggigit bibirnya manja seperti malu-malu, Om Sadewo juga tak tahan lagi dan dengan waktu yang hampir bersamaan saat Mita kembali mendapatkan orgasmenya, Om Sadewo mencabut penisnya, menggenggamnya kuat dan memuncratkan sperma kentalnya tepat diatas belahan kemaluan Mita yang sebagian meleleh jatuh ke lantai, “Arrchhh Mitaaaa, ssshhh ahhhh”, erang Om Sadewo sambil menyemprotkan sperma terakhirnya.

Mereka berciuman bibir sebentar, “Uhmm mesti sabunan lagi deh ini”, kata Mita sambil tersenyum manis, senyuman yang akan dirindukan Om Sadewo ke depannya nanti. “Iyahh tapi Om duluan ya ke kamar, takut ada orang, nanti Om liatin dari depan kamar kalo kamu mau keluar”, kata Om Sadewo sambil mengambil gayung air untuk mandi singkat dan tentunya dibantu Mita untuk menyabuni tubuhnya. Selesai mandi singkat, Om Sadewo keluar kamar mandi dan masuk ke kamarnya sebentar, dia menyediakan kemeja miliknya untuk Mita kenakan, agak kebesaran untuk Mita tapi dia memang sangat ingin melihat Mita mengenakannya tanpa mengenakan apapun di balik kemeja itu. Om Sadewo keluar kamar untuk merokok sebatang sambil memastikan tidak ada orang saat Mita keluar kamar mandi dibalut handuk, tak seberapa lama Mita melongok dari balik pintu kamar mandi seperti meminta info dari Om Sadewo apakah aman untuk keluar, dan dari aba-aba Om Sadewo yang menyatakan aman, Mita keluar dengan balutan handuk dan berjalan pelan-pelan menuju kamar Om Sadewo. Sambil menghisap rokoknya dalam-dalam, Om Sadewo menatap Mita yang begitu menggairahkan dengan balutan handuk dan wangi saat lewat dekatnya, “Om, tolong ambilin hair dryer di kamarku ya”, kata Mita sesaat sebelum masuk kamar Om Sadewo.

Setelah memgambil hair dryer, Om Sadewo membiarkan Mita memgeringkan rambutnya sambil memberikan kemejanya yang akan dipakainya, “Om beli martabak bentar ya, takutnya tengah malam nanti lapar”, kata Om Sadewo sebelum keluar kamar, tak lupa dia mengunci pintu kamarnya dari luar khawatir Mita berubah pikiran dan kembali ke kamarnya sendiri.

Kembalinya dari beli martabak yang untungnya masih buka, Om Sadewo tertegun melihat Mita yang mengenakan kemejanya sambil duduk di depan meja kerjanya membaca majalah. “Uhmm cakep banget sih kamuuu”, puji Om Sadewo sambil merangkul Mita dari belakang dan meremas payudara kanannya, efek dari obat kuat yang diminumnya, penisnya kembali berdiri, tapi dia berusaha menahan diri membiarkan Mita menikmati martabak yang dibelinya dulu. “Ahhh Om bisa aja kalau ada maunya”, kata Mita tersipu malu sambil merasakan kecupan hangat di kepalanya.

“Om, Mita mau sikat gigi dulu, ehmm tapi…risih pake kemaja gini aja, nanti kepergok anak kos yang lain…”, kata Mita saat selesai menghabiskan beberapa potong martabak.

“Gpp tenang aja, semua anak kos lg pulang, trus si penjaga kos juga lagi keluyuran tadi ketemu sama Om di lantai bawah, aman kok, nanti Om nyusul mau sikat gigi juga”, kata Om Sadewo.

“Ehmm okay, tapi nyusulnya nanti aja, gamau kayak tadi di kamar mandi lagi..uhmm”, kata Mita dengan mimik muka agak cemberut.

“Iyah enggak kok, Om beresin dulu bentar trus sikat gigi juga, udah malam jg ini”, kata Om Sadewo sambil melihat Mita yang berjalan menuju pintu hendak ke kamar mandi, tubuh tinggi langsing dan begitu sexy dengan kemeja warna biru muda tanpa daleman, secara menerawang, lekuk tubuhnya sangat terlihat kala terkena cahaya lampu.

Selesai Mita kembali dari kamar mandi, Om Sadewo gantian keluar sambil meminta Mita untuk menunggu dirinya sambil memutar musik kesukaannya sebelum tidur. Sekembalinya ke kamar, Om Sadewo mendapati Mita yang tiduran bertelungkup sambil membaca majalah dengan alunan musik jazz ringan kesukaannya, Om Sadewo menghampirinya sambil mengusap betisnya dengan lembut hingga ke bagian paha bagian dalamnya yang begitu hangat.

“Mita, berdiri bentar yukkk”, kata Om Sadewo sambil mengusap punggung Mita yang dibalut kemeja. Mita menuruti Om Sadewo, tadi dia berpikir Om Sadewo mau menyetubuhinya langsung, tapi kali ini dia tak tahu apa yang akan dilakukan Om-Om berusia 40-an ini.

Posisi Mita bediri berhadapan dengan Om Sadewo, tangannya diposisikan seperti orang yang hendak diborgol, Om Sadewo kembali melilitkan tali kain yang digunakan untuk mengikatnya tadi ke masing-masing pergelangan tangan Mita. Sekitar empat kancing kemeja yang Mita kenakan dibuka pelan-pelan, lalu dia sedikit menyibakkan kemeja Mita untuk melihat payudara mungil menggemaskan yang masih kencang itu.

“Mita, Om mau ikat kamu lagi, tapi bukan di tempat tidur, kamu mau ya nurut?”, tanya Om Sadewo setelah melihat kedua payudara Mita bergantian dan anehnya tidak berusaha meremas atau menciuminya seperti biasa.

“Dimana Om? Asal jangan terlalu aneh-aneh dan kasar banget ya gpp Om…”, kata Mita sendu, dia tahu Om Sadewo ingin mewujudkan fantasinya, dan dia sendiripun merasa percuma untuk menolak dan apalagi birahinya cukup tinggi menjelang datang bulan, walau dalam hati kecilnya ada kekhawatiran.

Om Sadewo tak menjawab pertanyaan Mita, dia membuka seluruh kancing kemeja yang Mita kenakan lalu menanggalkan kemeja itu dan melemparnya ke tempat tidur. Om Sadewo tertegun sejenak memandang tubuh telanjang Mita, seorang gadis 22 tahun yang menjadi pelampiasan nafsunya selama 3 bulan terakhir dan sebenarnya dia sayangi namun tak mungkin untuk dimiliki.

“Sini sayang…jangan khawatir, Om bikin kamu puas malam ini”, katanya sambil menggandeng tangan Mita ke arah meja kerjanya yang sudah kosong, dia memanfaatkan momen Mita ke kamar mandi untuk membereskannya.

Om Sadewo menelungkupkan tubuh Mita ke depan diatas meja dan mengikatkan tali yang sudah ada di pergelangan tangannya ke bagian kaki-kaki meja, jantung Mita berdebar penuh rasa khawatir namun di sisi liarnya dia tak sabar menanti sensasi apa lagi yang akan Om Sadewo berikan. Dengan posisi membungkuk ke depan tertelungkup diatas meja, kaki jenjang Mita masih dapat bergerak bebas, namun tidak untuk waktu lama, karena Om Sadewo mengambil tali kain kembali dan mengikatkan masing-masing kaki Mita ke kaki meja, ikatannya begitu kuat baik di kedua tangan dan kedua kakinya, Mita benar-benar sulit untuk bergerak.

Mulustrasi posisi Mita diatas meja sesuai detail cerita dari wife:



Mita tak dapat melihat apa yang Om Sadewo lakukan, yang dia tahu tiba-tiba bagian mulutnya dibekap sarung tangan milik Om Sadewo, “Maaf ya Mita sayang, ini biar kamu ga teriak kenceng-kenceng…”, bisiknya sambil mengecup pipi Mita, dia khawatir desahan atau teriakan Mita terlalu keras walau dia sudah menyetel musik jazz lembut kesukaan Mita. Sekilas Mita melihat Om Sadewo sudah telanjang bulat juga dengan penis gemuknya yang mengacung tegak, dia berharap tidak ada sesuatu yang ekstrim yang mungkin terjadi.

Om Sadewo mengelilingi meja sambil melihat setiap inci tubuh telanjang Mita yang terikat di atas meja, dia menggenggam penisnya sambil mengocoki pelan, pemandangan itu tampaknya begitu merangsang Om Sadewo, apalagi liang vagina Mita terbuka lebar dengan posisi terikat begitu. Lalu dia berdiri di samping kanan Mita, tangan kirinya mengusapi tubuh Mita perlahan, mulai punggung, pinggang hingga bagian bulatan pantatnya sambil mencari belahan kemaluan Mita yang basah, sementara tangan kanannya mengusap lembut rambut Mita dan tiba-tiba menjambaknya walau tidak terlalu keras! Sementara jari tengah tangan kanannya mengorek-ngorek liang vagina Mita, “Hfffmmmm…hfffmmm…”, erang Mita yang tertahan ikatan sapu tangan di mulutnya. Entah gemas atau ingin membuat Mita semakin mengerang, Om Sadewo kemudian memukul pantat Mita dengan tangan kirinya, tidak terlalu keras tapi tamparan itu cukup membuat Mita kaget dan merasa panas di pantat kanannya, tak hanya sekali, Om Sadewo menampari pantat kanan dan kiri Mita bergantian berkali-kali hingga agak kemerahan.

Mulustrasi perlakuan Om Sadewo saat Mita diikat di meja kerjanya berdasarkan perlakuan wife:


Tak hanya menampari kedua pantat Mita, Om Sadewo juga menciumi bahu dan punggung mulus Mita, sesekali dengan perasaan gemas dan nafsu, dia juga menggigitinya walau tidak sampai menimbulkan luka, namun sudah cukup meninggalkan bekas gigitan.

“Om buka ikatan mulutnya tapi jangan teriak ya”, kata Om Sadewo yang posisinya sudah berada di depan kepala Mita, “Uhmmm Om kok jahat sihh mukulin gituuu”, protes Mita sesat ikatan di mulutnya di buka.

“Itu kan tamparan dan gigitan sayang buat Mita, Om gemas, kalo beneran mukul atau gigit sih bisa lebih parah nanti, Om sayang Mita…”, kata Om Sadewo yang membius Mita, Om Sadeo menunduk mencium kening Mita dan mencium lembut bibirnya. “Sekarang isepin titit Om yang kenceng ya, tapi jangan balas digigit loh…”, kata Om Sadewo sambil tersenyum menatap Mita.

Penis gemuk Om Sadewo sudah berada tepat di depan wajah Mita, Om Sadewo berdiri tegak memposisikan penisnya sambil memegang kepala Mita, kemudian dia seperti menyetubuhi Mita namun di dalam rongga mulut gadis manis itu.

Mulustrasi Om Sadewo saat minta BJ dengan posisi Mita terikat di meja:


Om Sadewo sesekali mengernyitkan dahinya, antara merasa nikmat dan agak ngilu saat kepala atau batang penisnya mengenai gigi Mita, penisnya basah penuh air liur Mita, dia berusaha mendorongnya lebih dalam namun tidak tega dan tak ingin membuat Mita tersedak, sementara itu cairan precum dari lubang kencing Om Sadewo yang gurih membuat Mita begitu bernafsu menghisap kuat-kuat penis Om Sadewo dan menjilati lubang kencingnya.

“Sudah dulu sayang, nanti Om keluar, Om puasin kamu dulu…uhmm kamu jgn terlalu berisik yahh, tahan”, kata Om Sadewo sambil mencabut penisnya dari mulut Mita, dia kemudian berjalan ke belakang Mita, tepat di kedua bongkahan pantat Mita yang terbuka lebar menampakkan keindahan liang vagina tanpa bulu kemaluan. Om Sadewo berlutut dan mulai menjilati belahan kemaluan Mita, sambil sesekali jari nakalnya mengusapi lubang anal Mita dan membasahi dengan air liurnya, “Omm…jangan disitu yahh, sumpah kalo Om masukin disitu Mita benar-benar marah dan teriakk!!!”, kata Mita saat sadar lubang analnya ikut dimainkan jari nakal Om Sadewo. Tak ingin membuat gadis itu marah dan merusak malam itu, Om Sadewo hanya mengusapinya saja dan fokus menjilati belahan kemaluan Mita sambil mengulumi bibir vaginanya hingga agak bengkak kemerahan.

“Om…masukin Om, jangan digigitin itilnya terus, nanti lecet, masukin aja…sshhh ahhhh”, kata Mita yang membuat Om Sadewo puas karena dapat memancing nafsu birahi Mita untuk minta disetubuhi. Dengan posisi berdiri, Om Sadewo mengarahkan penisnya ke liang vagina Mita dan menujamkannya dalam-dalam hingga seluruh batang penisnya tertanam dalam liang vagina sempit nan hangat itu.

“Mita suka dientotin Om?..sshhh arrchhh…”, pancing Om Sadewo sambil mengocoki penisnya keluar masuk liang vagina Mita.

“Iyahhh….itit Om gedeeee, arggghhh penuh memek Mita ini…sshh aahh jgn cepet2 Om”, kata Mita nakal sambil mendesah-desah.

“Memeknya buat Om yahhh 2 malam ini….ssshhh ahhh”, kata Om Sadewo sambil sesekali menampar pantat Mita dan meremasnya kuat-kuat.

“Iyahhhh…auuwww…sshhh ahh iyahh Om”, racau Mita diselingi jeritan kaget saat Om Sadewo menampar pantatnya.

“Ommm…Mita mau keluarr Om…ahhhhh…shhhh ahhh Ommmmm!!!”, erang Mita diikuti tubuhnya yang menggelinjang tanda mencapai orgasmenya, tubuhnya begitu lemas mengingat sudah beberapa kali mengalami orgasme dari sore tadi.

Om Sadewo yang puas membuat Mita mendapatkan orgasmenya kemudian mencabut penisnya, menggenggamnya kuat-kuat sambil mengocokinya dan menyemprotkan sperma ke pantat dan punggung Mita, “Argghhhh Mita, Om suka banget memek kamuuu…”, racau Om Sadewo saat mengumpulkan segenap tenaga di semprotan terakhir spermanya.

Mulustrasi saat Mita disetubuhi berulangkali dengan posisi terikat di meja:


Punggung dan pantat Mita terasa hangat oleh cairan sperma Om Sadewo, bagian pantatnya tak hanya merasa hangat, namun agak terasa panas bekas tamparan-tamparan Om Sadewo, waktu sudah menunjukan lewat tengah malam, tubuh Mita terasa lemas berpeluh keringat dan sperma walau ada AC dalam kamar Om Sadewo.

“Om lepasin donk, pegel iniii”, pinta Mita yang akhirnya dituruti Om Sadewo setelah membersihkan pantat dan punggungnya dari lelehan sperma.

“Muuahhhh, capek ya sayangnya Om ini”, kata Sadewo setelah melepaskan ikatan Mita dan memeluknya erat berhadapan sambil mengecup bibirnya.

“Iyahh lemes, tidur yu Om….”, ajak Mita menuju tempat tidur.

“Iyahh tapi….”, kata Om Sadewo namun langsung dipotong Mita.

“Tapii apa Om???”, kata Mita penasaran.

“Om mau ikat kamu kayak tadi sore di ranjang, dan bugil aja sampe besok”, pinta Om Sadewo sambil mengusap-ngusap pipi Mita.

“Uhmmm tapi jangan keras-keras dan satu tangan aja ya Om”, kata Mita.

“Iyah, biar tangan satunya bisa meluk Om pas tidur yaaa”, kata Om Sadewo.

“Bisa aja Omm, uhmm ayo tidur Om, nih tangannya bebas mau yg mana”, kata Mita dengan mimik muka menggemaskan, dia agak sebal tapi sensasi persetubuhan terakhir benar-benar membuatnya begitu binal dan mengalami orgasme hebat.

Om Sadewo merebahkan tubuh telanjang Mita, dia mengikat tangan kiri Mita pada kepala ranjang tempat tidur dan berbaring di sebelah kanannya sambil memeluknya, dalam hati “Uhmm Mita, pokoknya aku puas-puasin ngentot sama kamu sampai minggu sore”, dan sesaat Mita terlelap, Om Sadewo yang juga lelah mengambil gel yang sudah disiapkan dan menaruhnya tak jauh dari bantal yang digunakannya.
 
Mantep banget hu sumpah, jadi inget masa lalu dulu jaman sekolah pernah ngentotin ade kelas dipos kamling pas lagi neduh ujan. Saking gemesnya ane iket aja pake dasi sekolah hahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd