Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG REGRET

Asik ceritanya... Sampai saat ini asik.. Jd keinget masa2 itu ah hehehehe
 
Titip sandal bandol suhu ....
Kanjutin nih crita tanpa penyesalan dan akhir crita yang penuh ceria baik buat tika naupun robb.
 
#3 Pertama Kalinya
Sudah tiga bulan lamanya Robb dan teman-temannya berkuliah di salah satu perguruan terkemuka di negeri ini. Seperti halnya saat SMA, Robb sudah mampu menghasilkan uang sendiri untuk tambahan uang jajannya dengan cara mengajar di salah satu bimbel terdekat dari lokasi kampusnya. Robb dengan mudah mendapatkan bimbel karena bantuan dari Tika yang kebetulan punya kenalan atau lebih tepatnya dahulu ia sempat menjalani bimbel di tempat itu dan kenal beberapa staff-nya. Setelah melalui serangkaian tes yang cukup mudah bagi Robb, ia akhirnya menjadi salah satu pengajar di bimbel tersebut dengan upah yang cukup besar. Berbeda jauh dari upahnya saat ia menjadi pengajar saat SMA dulu walau dengan jam kerja yang tidak jauh berbeda.

Hubungan Robb dan Tika juga sudah bisa dikatakan intens. Intens dalam artian selalu bersama di setiap ada kesempatan. Bahkan Daris pun mengira bahwa mereka sudah berpacaran. Namun Robb selalu menampik hal itu. Ia selalu bilang bahwa mereka tidak ada hubungan apapun kecuali pertemanan. Daris seringkali bertanya apakah Robb tidak ada perasaan terhadap Tika. Namun jawaban Robb, tidak pernah memuaskan Daris. Daris hanya khawatir, Tika akan diambil orang lain. Karena dengan intensitas kedekatan mereka, pasti keduanya memiliki perasaan yang sama hanya tinggal menunggu ego siapa yang terlebih dahulu runtuh untuk menyatakan perasaannya.

Siang hari itu, akhirnya Robb dan Daris memiliki jadwal yang sama. Mereka bertemu di kantin dan seperti biasa Robb sedang bersama Tika saat Daris menghampirinya. Karena perbadaan jurusan, sulit sekali bagi mereka menyamakan jadwal. Selama tiga bulan ini, mereka hanya bertemu saat sudah berada di rumah. Rumah paman Robb lebih tepatnya. Saat berada di rumah, mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Maklum tahun pertama kuliah adalah waktu peralihan dari SMA dan kuliah. Ada perbedaan kesibukan yang jika tidak cepat beradaptasi maka akan tertinggal jauh.

“akhirnya kita bisa ketemu di kampus. Sibuk sih lo” ujar Daris sedikit berteriak dan berlari menuju tempat duduk Robb. Ia lalu duduk di sebelah Robb.

“dia tuh gak sibuk tau ris, tapi sok sibuk hahaha” ujar Tika menyambar. “kuliah aja udah rame, ini ditambah dia ngajar” tambahnya.

“nyari duit. Kan gue miskin hahaha” ujar Robb sambil menyantap makanannya.

“apa si robb ~~” ujar Tika dengan nada yang manja manja gimana gitu.

“gue nyamuk ya disini? Haha” ujar Daris tersenyum melihat tingkah Tika terhadap Robb.

“engga kok ris. Aku malah seneng liat kalian. Ternyata ada ya cowok yang bisa sahabatan kayak gitu haha. Aku udah diceritain sama Robb” ujar Tika.

“ehh? Lo cerita apa aja?” ujar Daris sedikit terkejut.

Robb hanya tertawa saja sambil asyik menyantap makanannya.

“perasaan gue gaenak deh kalo dia ketawa kayak gitu. lo gak ceritain tentang mayang kan?” tanya Daris.

Robb hanya menggeleng masih asyik menyantap makanannya.

“siapa mayang?” tanya Tika.

“jangan tau deh. kasian dia haha” ujar Daris.

Mayang adalah salah satu wanita yang pernah dipacari oleh Daris namun meninggalkannya karena kecewa dengan sikap dan kelakuan Daris. Mayang merupakan wanita yang sepertinya paling tulus saat berpacaran dengan Daris. Bahkan Robb pun mulai mengalah dan memberikan banyak waktu untuk Mayang dan Daris bersama. Daris juga sepertinya memiliki perasaan yang sama tulusnya, namun kesalahan Daris yang memang hanya bisa diperbaiki jika mesin waktu, membuat mereka berdua akhirnya berpisah.

Mereka melanjutkan obrolan. Robb menyelesaikan makannya. Tika terus tertawa saat Robb dan Daris beradu argument mengenai pasangan calon mana yang akan memenangkan pilpres tahun ini (hahahah).

Tak lama setelah itu, datanglah seorang wanita yang Robb temui saat dirinya menjalani tes ujian masuk yaitu adalah Indah. Indah saat keluar dari kelasnya, langsung melihat adanya Robb dan Daris yang sedang nongkrong di kantin. Dirinya menyapa mereka berdua, lalu dikenalkan dengan Tika dan akhirnya ia duduk di sebelah Tika.

“jadi ini robb cewek yang dulu ilang? Hahaha” ujar Indah.

Indah memang baru pertama bertatap mata langsung dengan Tika. Biasanya dirinya hanya bisa melihat dari jauh Tika yang sedang bersama Robb.

“hmm. Malu aku tuh. dua kali orang-orang kenalnya aku cewek yang dicariin Robb gara-gara ilang” potong Tika.

“emang tuh. orangnya suka heboh” ujar Daris menambahi.

“ya namanya juga panik” bela Robb.

Indah dan Daris memesan makanan. Robb dan Tika sudah menyelesaikan makannya. Mereka melanjutkan obrolan. Obrolan berbagai macam topik hingga pesanan Daris dan Indah datang.

“robb. aku boleh minta tolong ga?” ujar Indah sambil menyantap makananya.

“apa?”

“kamu kan pinter, bantuin aku buat hafalin bahasa-bahasa program dong. Aku pusing banyak banget. Besok aku ada tugas”

“lah kalo hafal sih gabisa nular”

“bisa. Ajarin aku gimana caranya kamu bisa hafal”

“yaudah mau kapan? Sore ini aku gabisa ya, ada ngajar”

“oohh ya setelah ngajar aja gapapa. Di mana? Di kosanku aja?”

“yaudah. Cuman sebentar aja ya”

Indah hanya mengangguk dan melanjutkan makan.

Setelah mereka semua menyelesaikan makan, Daris dan Indah pamit terlebih dahulu karena mereka ada kelas. Robb seperti biasa mengantar Tika pulang ke rumahnya. Kini dirinya sudah tidak bingung lagi dengan kondisi jalanan kota ini. Berbekal mengantar Tika hampir tiap hari dalam 3 bulan ini, membuat Robb mengenal kawasan antara rumah Tika dan kampus. Juga kawasan antara rumah Paman Tom dan kampus. Sepanjang perjalanan seperti biasa mereka bersenda gurau. Tika meledeki Robb yang sepertinya ditaksir oleh Indah. Robb hanya menampik hal itu dan mengatakan bahwa ia hanya teman bagi Robb. Tapi tetap saja Tika terus meledeki Robb hingga muka Robb menjadi merah saat mereka sampai di rumah Tika.

Tika meminta Robb untuk mampir sejenak sambil menemaninya mempelajari sebuah mata kuliah yang cukup sulit baginya. Walaupun jarak antara rumah Tika dan tempat mengajarnya cukup jauh namun Robb menerima permintaan Tika karena daripada dirinya hanya berdiam diri dirumah menunggu waktu mengajarnya, lebih baik dia bersama seorang wanita yang cantik dan mengajarinya jika Tika membutuhkannya.

Sesampainya di depan gerbang rumah Tika, Tika membuka ponselnya dan menelfon salah satu orang asisten rumah tangganya untuk membukakan pintu gerbang. Tak perlu menunggu waktu lama, pintu gerbang terbuka dan Robb memasukkan motornya di halaman rumah Tika.

“gede juga ya” ujar Robb saat turun dari motornya.

“pertama kali ya? Hahaha” ujar Tika berjalan menuju pintu masuk.

Robb hanya mengangguk dan mengikuti kemana Tika pergi.

Robb lebih dikejutkan lagi dengan isi rumah Tika yang bernuansa emas dan sangat elegan. Tembok yang terbuat dari marmer, pilar-pilar yang megah bak istana-istana di negeri dongeng. Rumah ini memang terletak di salah satu kawasan elit di kota dan wajar saja jika interior rumah tersebut terkesan mewah. Sudah standarnya seperti itu. Tika hanya tersenyum dan menarik tangan Robb yang cukup terkesima karena pemandangan rumah. Tika membawa Robb masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya.

Alih-alih belajar, mereka berdua malah asik dengan film yang diputar di laptop milik Robb. Awalnya memang hanya Robb yang menonton film itu karena Tika asyik dengan dunianya, namun beberapa saat kemudian Tika bergabung karena sudah suntuk dengan belajarnya. Total dua film yang sudah mereka tonton hingga waktu mengajar Robb tiba. Robb pamit kepada Tika dan Tika mengajaknya untuk menonton film di bioskop suatu hari. Robb hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya dan ia segera beranjak dari rumah Tika.

~~~~~~
Langit sudah mulai oranye tanda matahari telah lelah bersinar di negeri ini pada hari ini. Ia harus bergantian menyinari negeri lain yang ada di bumi ini. Robb masih berada di tempat dirinya mengajar karena tak disangka-sangka, karena persiapan ujian, para siswa meminta Robb untuk memberikan materi tambahan di luar jam yang seharusnya. Para siswa senang dengan Robb karena cara mengajarnya yang cukup baik. Mau tidak mau, Robb mengabulkan perminataan para siswa.

Hari sudah gelap hanya tersisa sinar bulan yang masih betah menyinari negeri ini. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Ia sempat lupa dengan janjinya dengan Indah. Ia lalu mengirimkan Indah sebuah pesan yang isinya hanya memastikan.

“iya gapapa malem ini. ada tugas buat besok soalnya hehe” balas Indah dari pesannya.

Tanpa pikir panjang, Robb langsung menuju kosan Indah. Kondisi jalanan cukup ramai sehingga perjalanan yang biasanya hanya membutuhkan waktu sepuluh menit, kali ini dua puluh menit. Dua kali lipat dari biasanya.

Robb sampai di depan gerbang kosan Indah dan ternyata Indah sedang berada di teras kos-kosannya. Sedang menelfon. Entah menelfon siapa Robb tidak peduli. Indah yang melihat Robb, langsung mempersilahkan masuk dan menyuruh Robb memarkirkan motornya di dalam pagar saja, daerah ini tidak aman dan banyak maling. Masih saja di kawasan elit seperti ini ada maling pikir Robb. Namun Robb tidak ambil pusing dan memasukkan motornya ke dalam pagar kos-kosan itu. Setelah itu Robb langsung masuk ke dalam kamar Indah. Kamar yang cukup rapi. Jelas saja rapi, ini kamar perempuan. Bukan kamarnya yang terlihat seperti kapal pecah. Pakaian ada dimana-mana. Kertas-kertas serta buku-buku berserakan di mana-mana.

Karena sudah malam, Robb langsung mengeluarkan laptopnya yang baru baru ini ia beli hasil menabung dari dari awal perkuliahan hingga sekarang hasil dirinya mengajar di salah satu bimbel di kota ini.

Robb mengeluarkan laptopnya dan mengajari serta mempraktekan untuk Indah langkah demi langkah, kemudian membantu Indah dengan tugasnya. Sama. Langkah demi langkah. Kemudian dirinya memberi contoh kasus lain untuk sekedar memperlancar Indah jika suatu saat akan menggunakannya lagi. Kala ini Robb hanya melihat Indah melakukan hal yang ia perintahkan. Di akhir, Robb meminjamkan beberapa catatannya kepada Indah untuk semakin meresapkannya ke dalam otak Indah.

Tanpa terasa, jam sudah menunjukkan pukul dua belas kurang 15 menit. Sudah hampir tengah malam. Robb sedang memasukan laptopnya ke dalam tas lalu membuka ponselnya untuk membalas pesan dari Tika. Pesan yang belum ia balas dari sore hari tadi. Ia harus cepat pulang karena hari sudah akan berganti.

“robb, nginep disini aja gapapa. Aman kok” ujar Indah juga membereskan laptop dan buku-bukunya. “rumahmu kan jauh. Ini udah malem”

“engga apa apa. Lagian kalo aku nginep disini, aku takut khilaf hahaha”

“halah khilaf… emang kamu berani ngapa-ngapain aku? Haha”

“nantang nih ceritanya”

“sama Tika aja gak berani ngomong kalo suka, kalo cinta, ini kok berani beraninya khilaf”

“apaan sih. Orang temen doang kok”

“yaampun robb, kalian tuh udah jadi bahan gossip di kampus. Banyak loh cowok-cowok yang ngincer Tika. Tapi mereka taunya Tika kan udah sama kamu. cepetlah diiket itu Tika nya biar ga disamber sama orang lain”

“dibilang kita tuh cuman temenan”

“gak mungkin robb. Gak mungkin kamu gaada rasa apapun ke Tika. Pasti ada kan? iya kan?”

Ditanyai begitu banyak pertanyaan, Robb gugup cenderung salah tingkah. Hal itu sangat jelas terlihat oleh Indah dan akhirnya Robb jadi bulan-bulanan. Karena membuang-buang waktu, jam sekarang sudah menunjukkan pukul dua belas lewat lima belas menit. Indah sekali lagi meminta Robb untuk menginap karena hari sudah sangat larut dan tidak menerima adanya penolakan. Robb akhirnya menyerah dan memutuskan untuk menginap di kamar Indah.

Indah lalu melempar bantal serta selimut ke arah Robb saat Robb menerima untuk menginap di kamarnya. Robb hanya menggerutu karena tubuhnya yang sudah cukup lelah mau tidak mau akan tidur di atas lantai untuk malam ini. Tapi tidak apalah hanya satu malam saja. Indah berganti pakaian menjadi kaus tipis di dalam kamar mandinya. Pemandangan itu membuat Robb sedikit menelan air ludahnya. Belum pernah selama hidupnya melihat tubuh wanita yang hanya dibalut oleh kain tipis. Lampu kamar lalu dimatikan oleh Tika. Kebiasaan jika ingin tidur. Robb mulai merebahkan diri dan menutup matanya. Membuang semua bayangan tentang pemandangan yang baru saja ia lihat.

“robb. Udah tidur?” ujar Indah ditengah kegelapan.

“kenapa?” ujar Robb lemah. Dirinya sudah akan pergi ke alam mimpinya.

“ehh udah merem ya?”

“kenapa?” suara Robb makin tegas.

“aku mau minta tolong tapi gaenak kalo kamunya udah mau tidur” Indah mulai bangkit dari tidurnya. Duduk di kasurnya.

“apa?” Robb sedikit membuka matanya.

“jangan mikir yang aneh aneh ya tapi”

“apaaaa?” mata Robb sudah terbuka sempurna.

“aku sange robb”

“HAH??” Robb seketika itu langsung bangun dari rebahannya. Tidak percaya.

“tuhkan….” Ujar Indah. “aku nyalain lampu ya?” tambah Indah. Ia lalu beranjak dari kasurnya menuju saklar lampu dan akhirnya teranglah kamar itu.

“serius kamu?” Robb masih tidak percaya dengan perkataan Indah barusan. Selain tidak percaya, Robb juga bingung apa yang harus ia lakukan. Dirinya belum pernah berada di posisi ini selama hidupnya. Pikiran banyak berkecamuk saat ini di kepala Robb tentang apa yang harus ia lakukan. Dimata Indah, Robb sedang memandangi dirinya dengan ekspresi wajah bingung, kaget, dan tidak percaya digabung menjadi satu.

“kamu belum pernah ya? Aku ajarin mau ya?” ujar Indah mendekati tubuh Robb. Robb masih berdiam diri memandangi Indah.

Indah sudah berada di depan Robb, Robb masih mematung.

“masa tidur pake kemeja sih robb?” ujar Indah melepas kancing kemeja yang dipakai oleh Robb.

Setelah kancing semua terbuka, ia lalu menarik kemeja Robb dan melemparkannya ke arah sembarang. Robb sudah mulai sadar, ia menggenggam tangan Indah saat tangannya ingin menarik kausnya ke atas.

“ini beneran?” ujar Robb masih belum percaya.

Indah hanya mengangguk kecil dan genggaman tangan Robb semakin melemah. Indah tersenyum dan langsung menarik kaus Robb dan membuangnya ke arah yang sama seperti kemejanya.

“kamu jangan mikir yang aneh aneh ya robb. Aku bukan wanita yang mungkin seperti yang kamu pikirkan. Aku juga cuman ngelakuin sama pacarku doang kok. Tapi emang udah lama banget engga. Kita ldr. Jadi aku minta tolong kamu ya? Kamu bisa jaga rahasia kan?” ujar Indah membuka kaus tipisnya dan membuangnya ke arah pakaian Robb. Terpampanglah payudara yang tidak begitu besar namun pas di genggamannnya. “mau pegang?” tambah Indah.

Robb yang baru pertama kali melihat payudara seorang wanita, bukan pertama kali sih, ini yang kedua kalinya jika saat dirinya masih bayi dan masih meminum asi dihitung.

Robb mengalami dilemma saat matanya melihat gundukan daging yang ada di dada Indah. Payudara terindah yang pernah ia lihat. Ia menelan air ludahnya sendiri. Kedua tangannya lalu bergerak menuju payudara Indah dan akhirnya untuk pertama kalinya tangannya menyentuh payudara.

“kalo mau jilat, jilat aja robb” ujar Tika

Robb hanya mengangguk dan kepalanya langsung menuju salah satu payudara Indah dan lidahnya mulai menari di puting payudara Indah. Indah mulai mengeluarkan desahan saat putingnya mulai dipermainkan oleh Robb. Tangan Indah lalu memeluk kepala Robb seakan membenamkannya ke dalam payudaranya.

Robb lalu mendorong tubuh Indah. Melepas pelukannya dan langsung berdiri, menurunkan celananya beserta celana dalamnya.

“udah gak sabar robb?” Indah mengikuti Robb yang melepas celananya.

“bukan, ini udah tegang banget. Sakit kepentok celana” ujar Robb menunjuk penisnya. “aku masih mau nyusu lagi” tambah Robb dan ia langsung membenamkan kepalanya lagi di payudara Indah. Indah mendesah kegelian karena gerakan lidah Robb semakin kasar. Bahkan hanya sekilas Indah melihat penis Robb.

Robb masih bermain di payudara Indah beberapa menit. Namun Indah yang sudah tidak sabar, mendorong tubuh Robb dan langsung beranjak ke atas kasur. Robb mengejar dirinya dan kini mereka sudah berada di kasur dengan Indah sudah berpose mengangkang. Sekali lagi, Robb berada di atas tubuh Indah dan memainkan payudara Indah.

“robb, udah ihh. Jangan susuku terus yang dimainin. Masih ada yang lain” ujar Indah menarik kepala Robb dari payudaranya.

Robb langsung menerjang bibir Indah. Ini merupakan pengalaman berciumannya yang pertama. Sangat berantakan bagi Indah. Lidah Robb kesana kemari menyapu bibir Indah sambil sesekali Robb menggigit bibir Indah. Sekali lagi Indah menarik kepala Robb karena dirinya sudah kehabisan nafas meladeni ciuman Robb yang berantakan.

“kalo mau ciuman jangan rusuh kayak gitu. yang ada nanti ceweknya kabur” ujar Indah.

Indah mendorong tubuh Robb sehingga kini posisi mereka duduk berhadapan.

“gini caranya” ujar Indah. Robb hanya diam saja saat bibirnya dilumat oleh Indah. Rasanya memang berbeda saat pertama kali Robb mencium Indah.

Indah melepas ciumannya. “nah abis itu kamu buka pelan-pelan bibir kamu. lidahnya kamu coba masukin ke bibirku. Coba lagi ya” ujar Indah lagi dan kembali melumat bibir Robb. Kini mereka menikmati ciuman mereka ditengah malam hari itu. Tangan Robb maupun Indah memeluk tubuh pasangannya. Mereka benar-benar sudah seperti pasangan.

Cukup lama Robb dan Indah berciuman. Tangan mereka berdua juga sudah menggerayangi tubuh bagian atas pasangannya. Sejenak, Robb tiba-tiba mendorong tubuh Indah dengan ekspresi bersalah.

“ini gak papa? Pacarmu gak marah?” bisik Robb melihat masuk ke dalam mata Indah.

“gak boleh sebenernya. Tapi udah terlanjur kaya gini kan? jangan sampe ketauan sama pacarku makanya, kamu bisa jaga rahasia kan?”

Robb hanya mengangguk kecil lalu mendorong tubuh Indah untuk rebahan. Mereka berciuman kembali sebentar lalu Robb mengarahkan penisnya menuju vagina Indah.

“siap?” ujar Indah

“kayaknya aku deh yang harusnya ngomong gitu haha”

“engga dong. Kan kamu yang baru pertama kali haha”

Robb masih menggesek gesekkan penisnya di bibir vagina mencari dimana lubang yang seharusnya ia masukin. Indah hanya kegelian dan tubuhnya sedikit menggelinjang. Sampai akhirnya Robb menemukan lubang itu dan dirinya mulai mendorong penisnya masuk ke dalam vaginanya. Indah hanya memejamkan matanya dan memeluk Robb yang juga terlihat seperti kesakitan saat mendorong penisnya.

“aahh” ujar Robb saat kepala penisnya berhasil masuk ke dalam vagina Indah.

“kuat ga robb? haha” ledek Indah namun matanya sudah sangat sayu tanda nafsunya sudah sangat tinggi.

“sabar” ujar Robb berusaha mendorong penisnya lebih keras.

Hingga akhirnya tubuh Indah mengejang dan Robb melenguh cukup keras tandanya seluruh penisnya sudah masuk ke dalam vagina Indah. Mereka masih saling berpelukan dan Robb kembali mencium bibir Indah sambil terengah-engah.

“masih enak kan walaupun udah gak perawan?” ujar Indah di sela-sela ciumannya.

“aku gatau ukuran enak apa engga kalo kaya gini” Robb kembali mencium Indah.

Indah mendorong dada Robb untuk berhenti menciumnya. “ayo mulai robb” ujar Indah. Robb hanya mengangguk dan menarik penisnya dan kemudian mendorongnya lagi. Begitu terus dengan kecepatan pelan. Seret sekali. Kedua orang itu mengeluarkan desahan saat penis Robb bergerak di dalam vagina Indah.

“sakit ndah aahh” ujar Robb masih berusaha mempercepat gerakannya.

“gapapa robb, aahh. Pelan pelan aja gapapa. Yang penting nanti spermanya jangan dikeluarin di dalam. Aku belum mau hamil haha” ujar Indah dan mereka berciuman kembali. Mengurangi rasa sakit.

Cukup lama gerakan Robb tidak ada perkembangan, namun sepertinya otot penisnya sudah terbiasa dengan otot dinding vagina Indah dan Robb bisa lebih cepat menggerakkan penisnya. Indah semakin mendesah saat Robb mulai mempercepat gerakannya.

Sebentar saja gerakan itu, Robb lalu menarik keluar penisnya dari vagina Indah.

“kenapa robb?” ujar Indah

“tadi merinding. Kayaknya mau keluar” ujar Robb memegangi penisnya.

“udah jangan dipegangin nanti keluar. Biarin aja. Tunggu sebentar” ujar Indah menarik tangan Robb dari penisnya. Indah lalu menarik tubuh Robb, dan mereka berciuman kembali.

“coba bayangin yang lain. Biar gak cepet keluar” ujar Indah melepas ciumannya. “ayo robb masukin lagi” tambah Indah.

Robb hanya mengangguk dan memasukkan penisnya yang masih berdiri tegak itu masuk ke dalam vagina Indah. Ia kembali menggerakkan penisnya dengan kecepatan seperti sebelum menarik penisnya.

“jangan liat aku. Liat yang lain” ujar Indah di tengah-tengah desahannya.

Robb menuruti perkataan Indah dan mengalihkan perhatiannya dari wajah Indah yang cukup manis itu menuju sebuah poster sebuah grup band yang menempel di tembok persis di atas kasur mereka. Hal itu membuat perhatiannya sedikit terganggu karena semua personil band itu laki-laki dan ia masih bisa bertahan untuk tidak mengeluarkan spermanya.

Cukup lama Robb melakukan itu. Mengalihkan perhatian ternyata cukup efektif bagi para pemula. Hingga akhirnya, sudah berbagai cara ia lakukan, namun memang waktu klimaksnya sudah datang dan akhirnya ia mencabut penisnya, terengah-engah.

“aku mau keluar ndah tadi” ujar Robb diatas tubuh Indah memegangi penisnya.

Indah masih terengah-engah saat Robb mencabut penisnya. Ternyata dia juga akan mencapai puncaknya namun harus tertunda karena Robb mencabut penisnya mengakibatkan tubuhnya menggeliat mencari sumber rangsangan.

“jahat kamu robb aahh” ujar Indah dengan tubuh menggeliat jarinya menggesek gesekkan vaginanya.

Robb tidak tau apa yang harus ia lakukan. Ia hanya berdiam diri, memegangi penisnya sambil melihat Indah memainkan vaginanya sendiri dengan jari-jarinya.

“robb. Tolooong. Jilat memekkuu aahh” teriak Indah. “jilat aja jilat. Bebas aahhh” lanjut Indah.

Robb dengan sigap melakukan apa yang Indah perintahkan. Ia membuka pahanya cukup paksa karena Indah menutupnya saat melakukan masturbasinya. Terpampanglah sebuah pemandangan rambut-rambut halus tumbuh diatas bibir vaginanya. Robb menjilat vagina itu dan merasakan di lidahnya rasa yang cukup aneh, asin? Tapi bukan. Rasa yang memang tidak bisa digambarkan. Semua ini pengalaman pertama bagi Robb.

Robb menjilat cukup berantakan namun tak berapa lama, sejumlah cairan keluar dari vagina Indah dan membasahi mulut Robb. Robb menjauh dari vagina itu dan melihat tubuh pemilik vagina itu mengejang kuat dan mengeluarkan desahan yang mungkin akan terdengar jika ada seseorang yang berada persis di depan pintu kamar itu.

Sebentar saja tubuh Indah mengejang dan akhirnya menyisakkan Indah yang masih terengah-engah dengan mata sayu memandang Robb yang masih berdiri dengan lututnya di atas tubuhnya.

“kamu belum keluar?” ujar Indah di tengah kelelahannya.

Robb hanya menggeleng dan tubuhnya maju menuju tubuh Indah dan bibirnya sekali lagi mencium bibir Indah. Indah langsung mendorong tubuh Robb hingga kini Robb bergantian yang rebahan. Indah masih terlihat kelelahan namun ia harus melakukan sesuatu untuk Robb. Robb rebahan dengan tanda tanya yang cukup besar atas apa yang akan Indah lakukan. Indah lalu mencium kembali Robb lalu ciuman itu semakin turun menuju dadanya yang sudah ditumbuhi rambut-rambut halus, lalu perutnya dan berakhir di penisnya.

Tubuh Robb sedikit tersentak saat lidah Indah mulai menjilati kepala penisnya hingga seluruh batang penisnya. Ia juga mengeluarkan desahan desahan sambil memegangi kepala Indah.

Tak perlu waktu lama Indah berhasil membuat Robb mencapai klimaksnya dengan menggunakan lidahnya. Robb tak punya waktu untuk memberi tahu Indah bahwa ia akan mengeluarkan spermanya dan alhasil Indah meminum spermanya. Menyisakkan sedikit yang berhasil merembes keluar dari mulut Indah. Indah lalu mengangkat kepalanya dan terlihatlah mulut yang penuh sperma itu dan membuat Robb sedikit jijik. Mereka lalu hanya tertawa sambil Indah membersihkan mulutnya menggunakan selimutnya.

Robb menolak saat Indah ingin menciumnya lagi dengan alasan masih ada bekas sperma di mulut Indah. Robb menggantinya dengan ia menjilati payudara Indah dan membuat Indah kembali mengeluarkan desahan-desahan kegelian.

Hingga akhirnya Indah tersadar bahwa waktu terus berjalan dan saat ini sudah pukul satu pagi. Indah mendorong tubuh Robb menjauhi payudaranya. Menjelaskan kepada Robb bahwa dirinya akan ada kelas kuliah pada pagi hari sehingga dirinya harus tidur. Robb yang paham akhirnya beranjak dari kasur Indah namun dirinya di tahan oleh Indah yang menyuruhnya tidur di kasurnya berdua. Sambil bertelanjang pula. Robb tidak menolak kesempatan itu dan akhirnya mereka berdua tidur sambil bertelanjang dan tangan Robb berada di payudara Indah. Memeluknya dari belakang.

Pagi harinya, Robb terbangun dari tidurnya karena suara alarm di ponselnya yang sangat memekakkan telinga. Ia langsung beranjak dari kasur untuk menjangkau ponsel yang sangat berisik itu. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul lima pagi dan dirinya masih sangat mengantuk. Kenyataan bahwa ia hanya tidur selama kurang dari empat jam ditambah kegiatannya sebelum tidur membuat energy di tubuhnya tersisa sedikit.

Kini Robb sedang memandangi tubuh telanjang seorang wanita yang memberikan semua pengalaman pertamanya. Ia merasakan penisnya mulai tegang lagi dan langsung beranjak menuju tubuh itu. Mencumbu bagian kepala, dada, perut, hingga bagian paling sensitif yang berada di bagian pangkal pahanya hingga akhirnya wanita itu terbangun dan mendapati tubuhnya menjadi mainan seorang pria yang sudah sange pada pagi hari.

Indah dengan sisa tenaganya mendorong tubuh Robb dan membuat Robb sadar akan tindakannya itu.

“masih pagi robb. Emang kamu gak cape? Haha” ujar Indah masih lemas.

“maaf maaf. Tiba-tiba berdiri” ujar Robb sambil menunjuk penisnya.

“sini sini” ujar Indah menggoda.

Sekali lagi penis Robb dipermainkan oleh Indah dan Robb sekali lagi menyemprotkan spermanya di dalam mulut Indah.

Jam sudah menunjukkan pukul lima lewat tigapuluh menit dan Indah harus mulai bersiap mandi. Robb menerima hal itu dan langsung memakai pakaiannya yang tercecer di lantai kamar itu.

“jangan lupain ini ya robb. Ini buat kamu sama Tika nanti. Biar gak malu maluin ahahaha” ujar Indah yang langsung ngacir menuju kamar mandinya.

Robb hanya geleng-geleng kepala, membawa barang-barang miliknya keluar dan berjalan sedikit mengendap-endap karena ini merupakan kos kosan wanita. Sangat mencolok jika ada seorang pria berada di kos kosan wanita pada pagi hari.

Ia mengeluarkan motornya dari kos-kosan itu dan langsung pergi menuju rumahnya.

Sesampainya di gerbang rumanya, ia juga berpapasan dengan Daris yang juga sepertinya baru kembali. Robb mengurungkan niatnya untuk bertanya karena dirinya juga takut ditanya macam-macam oleh Daris.

“robb, lo nginep dimana?” ujar Daris sedikit terkejut di depan gerbang rumah. Membuka kunci gembok.

“duhh. Ditanya lagi. di kosan Indah. Lo dari mana?”

Daris seperti terkejut dan akhirnya tawa Daris lepas.

“gue dari kosan bella. Temen sekelas gue. Lo berarti sama Indah udah?”

“udah apa?”

“udah melakukan hal yang enak enak”

Robb hanya mengangguk dan balik bertanya hal yang sama kepada Daris dan Daris mengaku. Tawa mereka pecah saat menyadari bahwa mereka berdua menginap di kosan salah satu teman wanitanya dan sekaligus melakukan hal yang baru pertama kali mereka lakukan. Jenis persahabatan yang sungguh aneh.

Mereka berdua lalu memasukkan motornya ke dalam pagar.

“bella gila bro” ujar Daris masuk ke dalam gerbang dan menuju pintu depan rumahnya.

“indah juga” ujar Robb mengikuti. “kita katrok kali ya hahaha” lanjut Robb tertawa

Daris ikut tertawa.

“trus tika gimana?” ujar Daris mengambil kunci rumahnya dan memasukkannya ke dalam slot pintu dan memutarnya.

“gak gimana-gimana”

“lo milih tika apa indah nih?”

“apaan si ris. Indah udah punya pacar kok. Tika juga cuman temenan”

“haduuh. Terserah deh robb. Tapi jangan nyesel nanti kalo tika diambil ama orang lain”

Robb hanya diam saja dan mereka berdua masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamarnya masing-masing. Mereka berdua langsung ambruk di kasur masing-masing.

Sebelum menutup matanya, Robb merasakan ada getaran yang berada di kantung celananya. Robb langsung mengambil ponsel miliknya dan ada pesan masuk yang berisi “kalo kamu mau lagi. tinggal bilang aja. Aku juga kesepian kalo gaada pacarku”. Robb hanya membaca pesan itu dan meletakkan ponselnya di sebelah tubuhnya dan dirinya langsung menuju alam mimpinya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

CANTIKA
IMG-20190124-214348.jpg


INDAH
IMG-20190124-173735.jpg
 
Terakhir diubah:
Anjay baru kali ini baca update ny bukan sange malah ngakak, serasa flashback lihat kelakuan robbi haha..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd