Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG REGRET

Bimabet
#1 Pendahuluan
Pagi ini seorang pria sedang duduk di sebuah bangku yang bentuknya melingkar yang berada persis di tengah-tengah ruangan tempat ia berada. Di depannya terdapat meja resepsionis yang penghuninya sedang sibuk dengan telefon di telinganya. Disekitarnya terdapat banyak sekali manusia yang rata-rata memakai outfit sama yaitu atasan putih dan bawahan hitam. Beberapa manusia itu atau mungkin kebanyakan manusia yang sedang berada di ruangan ini sedang menunggu waktu ujian masuk perguruan tinggi paling terkemuka di negeri ini. Banyak sekali yang mereka lakukan namun kebanyakan membaca. Mungkin membaca materi yang mungkin akan muncul di soal ujian.

Pria ini hanya bisa melihat sekeliling sambil menghembuskan nafasnya. Bukan dia malas untuk membaca materi, namun otaknya memang sudah jenuh menerima begitu banyak materi. Beberapa kali ia melihat arloji-nya gelisah kemudian kembali melihat ke sekelilingnya. Inilah pesaing yang akan dihadapi oleh pria untuk mendapatkan kursi di perguruan tinggi itu.

Seorang wanita berjalan ke arah pria itu dan kemudian duduk persis di sebelahnya. Wanita itu lalu membuka ponselnya, mengetuk-ketuk ponsel itu dan selebihnya jemarinya menari di layar ponselnya.

“gak belajar?” ucap Pria itu sembari tatapannya lurus kedepan ke arah meja resepsionis.

Wanita itu sedikit terkejut karena pria yang baru menyapanya sama sekali tidak ia kenal. “udah belajar. Pusing belajar terus haha. Kamu?” ujar wanita itu

“sama”

Wanita itu merasa canggung karena jawaban sang pria. Ia menggigit bibir bawahnya dan jarinya seakan malas menari di layar ponselnya lagi.

“Indah” Wanita itu menyulurkan tangannya.

Pria itu sepertinya sedikit terkejut karena wanita yang baru pertama ia temui langsung mengajaknya berkenalan.

“Robb. Robbie” jawab Pria itu membalas uluran tangannya.

“keren juga namanya” Indah menarik tangannya setelah mereka bersalaman.

“iya ada turunan”

“serius? Pantesan agak gantengan. Turunan mana?”

“sunda sama jawa”

“hahahahahah. Dasar. Kirain turunan bule”

Robb ikut tersenyum melihat respon wanita itu. Mereka melanjutkan mengobrol. Obrolan seputar asal sekolah, jurusan yang diambil, alamat tempat tinggal, isu politik dan agama yang beredar dan deretan artis yang kemungkinan tersandung masalah 80 jt (hahaha).

Tanpa terasa waktu ujian bagian pertama akan segera dimulai. Hal itu ditandai dengan beberapa orang dengan seragam serba coklat melintas di lorong ruangan itu membawa sebuah amplop yang berukuran besar. Berisi soal ujian mungkin.

Frekuensi kebisingan di ruangan itu turun drastis saat sekumpulan orang berseragam melintas dan mulai memasuki ruangan-ruangan lain dan tanpa disuruh, semua orang yang ada di ruangan itu menuju ruangan ujiannya masing-masing. Rapi mengantre. Indah dan Robb akhirnya harus berpisah dari pertemuan pertama mereka dan berjanji akan segera menuju tempat itu lagi saat selesai mengerjakan ujian bagian pertamanya.

~~~~~~​

Kebisingan kembali menyeruak tepat tengah hari. Waktu ujian masuk bagian pertama telah usai dan para peserta mulai keluar dari ruangan ujiannya masing-masing. Ekspresi yang nampak di wajah sebagian besar peserta sangat tidak bisa di gambarkan. Pasrah? Pesimis? Gagal? Sange? (haha). Ekspresi itu juga diperlihatkan oleh Indah saat bertemu dengan Robb di tempat mereka bertemu tadi pagi.

please jangan bahas yang tadi” ucap Indah terduduk lesu bersandar di pilar yang menyatu dengan bangku itu.

“siapa yang mau bahas? Aku cuman mau tanya kamu laper apa engga? aku ada roti-rotian nih” Robb ikut duduk di sebelah Indah mengeluarkan sesuatu yang baru saja ia sebutkan.

Indah langsung menyambar roti dari tangan Robb, menyobek bungkusnya dan melahapnya dengan kesal. Robb hanya senyum-senyum saja melihat tingkah Indah. Dia juga memakan roti-nya. Sengaja memang ia membawa beberapa bungkus roti. Kebiasaan.

“sussaaaah bangetttt” ujar Indah sambil mengunyah rotinya. “3 jam ngerjain gituan. Apaan sih!!”

“katanya gamau bahas?” Robb masih terus mengunyah rotinya.

Indah mendengus kesal. “kamu pasti bisa ya ngerjain!? huhh”

“ngerjain sih bisa. Tapi gatau benar apa engga” ujar Robb santai mengunyah rotinya.

Indah sedikit tak percaya dengan pria yang ada di sebelahnya. Bisa-bisanya dia sesantai itu setelah mengerjakan 150 soal yang tingkatannya jauh diatasnya. Atau mungkin diatas semua peserta yang ikut ujian. Akhirnya ia memilih untuk tidak melanjutkan obrolan. Ia terus mengunyah rotinya hingga habis dan ia meminta satu bungkus lagi dari Robb. Robb hanya bisa tersenyum melihat tingkah wanita di sebelahnya. Kesal namun terus mengunyah dan mulut yang di monyong-monyongkan merupakan pemandangan menarik bagi Robb di sela-sela waktu ujian. Ujian bagian dua akan dilaksanakan 1 jam lagi dan kondisi ruangan ini sama seperti pagi tadi sebelum sekumpulan orang berseragam datang.

~~~~~~​

Robb menghembuskan nafasnya saat ia keluar dari ruang ujian. Sepertinya ujian bagian kedua lebih berat bagi Robb dibandingkan yang pertama. Ia berjalanan lesu menuju bangku tempat ia menunggu ujian sedari pagi tadi. Saat ini ruangan masih lengang karena ada peraturan pada ujian kedua yang membolehkan peserta keluar dari ruangan jika telah selesai mengerjakan semua soal ujian. Masih tersisa 30 menit saat Robb memutuskan untuk keluar dari ruangan ujiannya. Pasrah.

Bagi Robb, tipe soal teks book pada ujian pertama adalah makanannya sehari-hari. Ia memang mempunyai daya ingat yang cukup luar biasa. Berbeda dengan tipe komprehensif pada ujian kedua. Baginya, tipe soal seperti itu membuatnya berpikir dua kali bahkan lebih hanya untuk menjawab satu pertanyaan. Membuat energy yang ada di tubuh, hijrah menuju otaknya untuk memberi otaknya makanan dan energy untuk terus berpikir. Tubuhnya lemas dan perutnya beberapa kali mengeluarkan suara tanda tubuhnya perlu energy tambahan.

Robb hanya duduk di bangku itu menunggu seseorang yang sudah menemaninya seharian. Stok makanan yang ia bawa sudah habis siang tadi, dihabiskan oleh Indah yang terus menggerutu hingga waktu ujian kedua dimulai. Ia hanya membuka ponselnya dan mengarungi feed media sosialnya lalu setelah puas ia membuka aplikasi game paling viral abad ini.

30 menit berlalu dan suasana ruangan itu kembali ramai karena semua peserta keluar dari ruangan ujiannya masing-masing. Tak terkecuali Indah yang langsung berjalan ke arah Robb saat ia melihat Robb sedang memainkan ponselnya.

“HEII!!” ujar Indah mengagetkan Robb yang sedang asyik sendiri dengan ponselnya.

“apaan sih….” Robb kesal karena tak sengaja ia menekan tombol home pada ponselnya ditengah-tengah ia sedang push-rank.

“hehehehe maaf maaf. Gimana tadi?” Indah duduk di sebelah Robb dengan wajah berseri-seri.

“gausah bahas” ujar Robb singkat sambil memasukkan ponselnya kedalam kantung celananya.

“yeuu. Yaudah maaf. Kamu ada acara abis ini?”

“ada sih. Mau makan. Laper. Rotiku kamu abisin semua tadi”

“ehh? Maaf maaf”

“gausah minta maaf mulu. Emang lebaran”

Indah hanya diam saja. Bingung lebih tepatnya. Bingung menanggapi pria yang tengah duduk di sebelahnya.

“kamu gak laper?” ujar Robb

“emmm. Laper sih”

“mau makan bareng?”

“aku punya pacar”

“apa hubungannya Esmeralda!!”

“hehe”

Robb berdiri dan menghadap Indah. Indah yang bingung semakin salah tingkah saat melihat Robb melakukan itu. Apalagi tatapan Robb seakan-akan menusuk mata Indah. Indah menjadi salah tingkah. Tidak tahu apa yang harus dilakukan.

“aku nyari temen bukan nyari pacar. Kalo kamu mau makan, ayo ikut, kalo engga yaudah aku duluan yaa. laper soalnya. Soalnya susah” Robb membalikkan badannya dan berjalan menuju halaman parkit tempat sepeda motornya berada.

“robb tunggu!!” teriak Indah saat mendapati perutnya berbunyi. Ia lalu bangkit dari posisinya dan berjalan mengejar pria yang ada di depannya.

“pacarmu gak marah nanti?” ujar Robb saat Indah berhasil mengejarnya.

“mungkin engga haha. Cuman makan kan?”

“kalo aku minta lebih?”

“misalnya?”

“minum”

“hmmm” muka Indah datar.

Robb tersenyum melihat reaksi Indah.

Mereka terus berjalan hingga halaman parkir dan langsung menuju motor Robb dan langsung menuju tempat makan di dekat tempat mereka melaksanakan ujian.

~~~~~~​

Dua mingu kemudian

Robb sedang asyik dengan novel yang belum sempat ia baca karena persiapan ujian masuk di kamarnya dan tiba-tiba ada panggilan masuk dari nomer yang tidak dikenal. Robb mendengus kesal karena ia memiliki firasat bahwa panggilan ini harus diterima. Mengganggu saja.

Robb mengangkat panggilan tersebut dan terdengar suara perempuan yang tidak ia kenali. Dari cara berbicaranya, wanita itu seperti para CS dari suatu perusahaan provider pulsa di tanah air ini atau mungkin seperti pegawai bank yang menawari program terbaru bank tersebut. Wanita itu memberi tahu bahwa Robb lolos ujian tertulis masuk perguruan tinggi yang ia lalui dua minggu lalu dan Robb diwajibkan untuk mengikuti sesi wawancara serta psikotes satu minggu yang akan datang serta menyiapkan sebuah rancangan projek yang akan ia kerjakan untuk tugas akhirnya dan semua itu dilaksanakan di kota universitas itu berada.

Setelah selesai memberi semua informasi yang dibutuhkan oleh Robb dan menjawab semua pertanyaan Robb, wanita itu menutup telefonnya.

Robb langsung bangkit dari kasur kamarnya dan langsung menuju kamar orang tuanya untuk memberikan kabar kepada ibunya. Ibunya langsung menyuruh Robb untuk segera memberi kabar kepada bapaknya yang sedang dinas di luar kota.

Setelah semua itu selesai dikerjakan oleh Robb, hal pertama yang ia lakukan adalah menelfon seorang temannya. Mencari tau apakah temannya mendapatkan kabar yang sama seperti dirinya atau tidak.

“iya bro baru aja gue dapet kabar” ujar temannya itu.

“yeesss. Kita satu kampus lagi yak ris”

“bosen juga ya satu sekolah sama elo terus dari smp hahaha” ujar temannya.

“takdir. Nikmati aja”

“taik lah haha”

Daris namanya. Pria itu sudah menjadi sahabat Robb dari masa mereka SMP. Orang awam jika melihat mereka berdua pasti menyangka bahwa mereka semacam pasangan homoseksual. Bermula dari teman satu tempat duduk hingga sekarang mereka bisa dikatakan satu paket. Dimana ada Robb pasti akan ada Daris disitu. Salah satu yang bisa memisahkan Daris dan Robb kala itu adalah perbedaan ruang ujian baik ujian tengah semester, ujian semester, ujian nasional, dan ujian-ujian lainnya. Perbedaan nomor urut yang mengakibatkannya. Seakan alam semesta tidak menghendaki mereka bersama di masa-masa tersulit. Selain itu, karena mereka sadar bahwa mereka selalu bersama, maka mereka selalu memilih kegiatan ekstrakulikuler yang berbeda. Mungkin itu hanya masalah selera. Selain itu, Robb juga paham sekali sifat-sifat Daris dan juga sebaliknya Daris paham sekali dengan semua sifat serta sikap Robb. Bahkan saat Daris memiliki pacar, mereka berdua masih terus hang-out bersama. Bahkan jika dilihat sekilas, pacar Daris seperti lalat yang menganggu hubungan Daris dan Robb. Semua wanita yang dipacari Daris bernasib sama malangnya yang mengakibatkan dirinya itu tidak tahan dengan sikap Daris dan akhirnya meninggalkan Daris. Aneh memang. Jangan-jangan memang mereka berdua merupakan homoseksual. Entahlah.

“langsung pesen tiket kerena bro. biar gak keabisan” ujar Daris di telefon.

“iya. Abis ini gue langsung beli. Nitip?”

“jelas lah haha”

“oke”

Robb berencana untuk pergi ke rumah Daris untuk mempersiapkan ujian yang akan ia lalui satu minggu yang akan datang. Terlebih mengenai projek tugas akhir. Ia ingin mendiskusikan hal itu dengan Daris. Dua kepala akan lebih mudah dan menyenangkan kan?

Robb lalu mengemasi barang-barang yang akan ia bawa ke rumah Daris dan ia mendengar ibunya memanggil namanya. Ia bergegas lari menuju kamar ibunya.

Ibunya menjelaskan bahwa untuk menghemat anggaran keluarga, ia bisa menginap di rumah pamannya saat melakukan ujian. Pasti butuh dana tambahan jika mencari penginapan yang hanya dipakai satu malam. Robb menjelaskan bahwa ia bersama Daris, namun ibunya mengajak Daris ikut menginap. Karena memang tidak punya pilihan lain, Robb menerima tawaran itu.

“ibu udah bilang ke paman Tom, jadi gak masalah” jelas Ibunya mengakhiri.

Robb hanya mengangguk dan sekalian pamit karena ingin berkunjung ke rumah Daris setelah dirinya membeli tiket kereta menuju kota besar dimana terdapat perguruan tinggi yang ingin ia datangi.

Keluarga Robb memang bisa dikatakan sederhana. Sangat sederhana. Pekerjaan bapaknya sangatlah pas-pasan untuk menghidupi keluarga kecil ini dan dikota yang kecil ini. Ibunya terkadang ikut membantu dengan membuka usaha kue kecil-kecilan di rumah. Produksi sendiri. Hasilnya sedikit membantu perekonomian keluarga. Robb juga tidak mau kalah dengan ibunya. Selama SMA Robb sudah bisa menghasilkan uang sendiri untuk tambahan uang jajannya. Mengajar murid-murid SD dan SMP di salah satu institusi bimbel di kotanya cukup membuat Robb mendapatkan uang tambahan untuk sekedar jajan, membeli buku-buku pelajaran untuk melengkapi pengetahuannya dan juga setelah beberapa bulan menabung ia akhirnya bisa membeli sebuah ponsel pintar yang multifungsi.

Robb memang dilahirkan dengan kemampuan otak yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Daya ingatnya dalam menghafal dan mengingat materi pelajaran menjadi nilai plus dan asset yang berharga di dirinya. Ranking-nya saja tidak pernah lebih dari satu selama ia bersekolah. Hal itu lah yang membuat Robb yakin bahwa ia bisa bersaing dengan orang-orang di luar sana untuk mendapatkan kursi di salah satu perguruan tinggi unggulan di negeri ini dan jika berhasil melewati ujian wawancara dan psikotes nanti, ia berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa pendidikan dari kementerian negara karena prestasi akademik yang sudah ia dapatkan.

~~~~~~​

Di sebuah salah satu pusat perbelanjaan di kota metropolitan, sepasang wanita berjalan beriringan sambil membawa banyak sekali tas belanjaan. Kedua tangan mereka penuh dengan tas tas berisi baju-baju, aksesoris, peralatan make-up dan lain sebagainya. Mereka berdua sedang merayakan ulang tahun salah satu dari mereka.

Pasangan itu terus berjalan menuju sebuah kawasan food court di pusat perbelanjaan itu dan langsung menempatkan diri di tempat yang sudah mereka tentukan.

Sepasang wanita itu merupakan wanita-wanita yang cantik idaman para laki-laki. Tapi sayang, sepertinya untuk saat ini para wanita ini hanya akan menjadi angan-angan bagi para kaum adam.

“ini serius elo tik yang traktir? Gapapa?” ujar salah satu dari wanita itu.

“iyaaa santai win, kayak sama siapa aja sih hahaha. Lagipula ini aja udah telat berapa bulan baru dirayain haha” ujar wanita yang bernama Tika.

“asyikk haha. Ya namanya juga fokus belajar tik. Problematika siswa tingkat akhir hahaha. Mana ada kepikiran ulang tahun” ujar salah satu wanita itu lagi.

“iya juga sih. Hampir setahun ya telatnya hahaha” ujar Tika.

"gue aja gakpernah dirayain biasa aja tuh haha" ujar salah satu wanita itu lagi.

"jangan gitu ahh. Aku gakenak jadinya" ujar Tika.

Mereka berdua tertawa dan kembali bersenda gurau tentang apapun serta bergossip tentang apapun.

Mereka berdua bernama Tika dan Windy. Mereka dipertemukan saat SMA. Saat itu mereka secara tidak sengaja naksir dengan satu pria yang sama. Memang dasar sifat pria yang mengambil segala kesempatan maka tiap malam pria itu chating untuk modus PDKT kepada dua orang wanita itu sampai akhirnya mereka memergoki pria itu. Pada akhirnya mereka berdua semakin mengenal satu sama lain dan semakin dekat dan mungkin momen ini adalah momen terakhir mereka bersama karena mereka sudah lulus SMA dan harus melanjutkan hidupnya. Mau tidak mau mereka harus berpisah karena cita-cita masing-masing.

“halo?” ujar Tika saat ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal.

Suara wanita terdengar menjadi lawan bicara Tika. Wanita itu menjelaskan bahwa Tika lulus ujian tertulis masuk perguruan tinggi yang ia lalui dua minggu lalu dan Tika diwajibkan untuk mengikuti sesi wawancara serta psikotes satu minggu yang akan datang serta menyiapkan sebuah rancangan projek yang akan ia kerjakan untuk tugas akhirnya.

Setelah Tika menutup telefonnya, Tika berteriak cukup histeris hingga pengunjung yang ada di dekatnya menengok ke arah Tika. Bagaimana tidak, Tika merasa gagal sekali dalam mengerjakan soal ujian dua minggu lalu. Ia tidak dikaruniai otak yang berkemampuan cukup untuk bisa lancar mengerjakan total soal hampir 300 itu. Ia sudah ikut beberapa bimbel namun apa daya memang otaknya tidak kuat menyerap semua ilmu pengetahuan itu. Ia terus uring-uringan setelah keluar dari ruangan ujian. Saat dijemput orang tuanya pun ia masih terus cemberut. Kenyataan bahwa dirinya lulus seleksi tes tertulis benar-benar membawa dirinya melambung jauh tinggi bersama mimpi dan juga tenggelam dalam lautan emosi ~~

Melihat tingkah Tika, Windy terkejut dan sempat ikut histeris karena Tika secara tiba-tiba histeris namun ia segera sadar saat Windy menepuk jidatnya.

“kenapa lo?” ujar Windy yang tangannya masih di jidat Tika. Memeriksa apakah ia sakit atau tidak.

“gue lolos tes tulis cyiin” ujar Tika dengan nada tinggi dan melengkung persis banci.

“yang kemarin itu ya?” ujar Windy lagi.

Tika hanya mengangguk mantap. Wajahnya berseri-seri seperti mememenangkan undian.

“hadiah terbaik ya tik?”

Tika sekali lagi mengangguk dengan mantap.

Tika memutuskan untuk mentraktir sahabatnya lagi untuk makan. Hal itu memang tidak sulit untuk dilakukan oleh Tika karena dirinya memang beruntung dilahirkan di keluarga yang sangat berkecukupan. Saking cukupnya, orang tuanya membeli rumah yang cukup besar di salah satu daerah elit di kota metropolitan ini. Kendaraan pribadi yang dimiliki juga tidak kurang dari 3 dengan merk yang pastinya akan membuat para kaum menengah meneguk air ludahnya sendiri saat melihat harga yang terpampang di dealer-dealer pembelian kendaraan. Anak tunggal menambah keberuntungan Tika karena ia tidak perlu membaginya dengan saudara-saudaranya.

Setelah selesai mengonsumsi makanan yang telah dipesan, Tika dan Windy memutuskan untuk kembali ke rumahnya masing-masing karena baik Tika dan Windy juga harus menyiapkan segala keperluan untuk kuliahnya. Dengan ini resmi mereka berpisah. Tika akan tetap di kota ini karena perguruan tinggi yang barusan menghubunginya berada di kota ini, sedangkan Windy harus berpindah kota karena ia sudah terlebih dahulu diterima di perguruan tinggi di luar kota.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
INDAH
IMG-20190124-173735.jpg


TIKA
IMG-20190124-214348.jpg
 
Terakhir diubah:
  • Ijin psng tenda hu
 
  • Jangan bilang tika dan robi mempunyai masa lalu bersama hu ??
  • Dan mereka bertemu kembali di kampus yg sama :pandaketawa::pandajahat::pandaketawa:
 
Keren hu, ane nyimak dulu, ijin pasang tenda dinari ya biar ga kehujanan, eh ketinggalan hehe
 
Tema nya si miskin dan si kaya ya om ? Demen nih cerita beginian. Izin bangun warung tenda om hehe

:mantap:
Sebenernya niat awal sih gak ke arah sana hahaha. Tiba tiba aja itu pas nulis jadinya kaya vs miskin haha
Yuhu sudah mulai rupanya :pandajahat:
Tetep pantengin ya haha
Terlanjur suka sama bikinan suhu @dragoace
Mcet gapapa asal ga dead lock suhu.
Makasih om.

  • Jangan bilang tika dan robi mempunyai masa lalu bersama hu ??
    Dan mereka bertemu kembali di kampus yg sama :pandaketawa::pandajahat::pandaketawa:
Nantikan di episode episode selanjutnya
 
Sepertinya menarik, 2 cewe beda sosial dan 1 cowo pemimpi, di tunggu next ny gan..
 
Sepertinya menarik, 2 cewe beda sosial dan 1 cowo pemimpi, di tunggu next ny gan..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd