- Berbalas Ancaman -
“Pelan-pelan Pak Hady, vagina aku masih sakit dan kering”
“Aaaah bodo amaaat”….
Penisnya dengan keras langsung masuk tanpa halangan kedalam vagina dan aku berusaha mencari pegangan agar dapat mengalihkan rasa sakit ini.
“Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhh Pak Hady”…..
“Diam kamu Anin”
“Sudah pak, sakiiiiiit”
“Nih duit buat kamu, nikmati saja malam ini” Sambil mengeluarkan sejumlah uang dari kantongnya.
“Mmmpphhh pak, jangan dilobang pantatku pak”
“Aku keluar Anin, aaaaaaahhh”
Akhirnya penderitaan ku malam itu usai, utk pertama kalinya lubang pantatku jadi sasaran nafsu seorang pria yg tentunya bukan pasangan sah diriku. Kamar kost yg tadinya rapih, menjadi berantakan. Aku berusaha sekuat tenaga utk merapihkan seraya mendampingi Pak Hady keluar dari kamar kost.
Entah bagaimana caranya aku menggambarkan perih dan hinanya aku malam itu. Mungkin Pak Hady terlihat sangat menggoda tapi aku dibuat seperti binatang baginya. Uang yg ia berikan memang cukup besar, bahkan melebihi gajiku dalam sebulan.
- - -
Pagi harinya, sekuat tenaga aku untuk berangkat kerja. Namun sakit pada kemaluan dan lobang pantat masih sangat terasa. Lebih baik aku memesan taksi agar tidak terlalu sakit saat melewati jalan yg tak rata apabila aku menggunakan ojek online.
Setibanya dikantor semua mata karyawan dan security yg sedang asik merokok di depan lobby tertuju padaku, melihat caraku berjalan seperti wanita yg habis melahirkan normal. Entah apa yg mereka bayangkan, yg aku tau mayoritas dari mereka tertawa licik melihat keadaanku.
Aku langsung menuju wastafel untuk merapihkan make up dan rambutku yg wajib dibentuk seperi pramugari. Ditengah aku yg sedang berdandan, aku dikagetkan dgn suara HRD buncit.
“Mbak Anin, bagaimana semalam? Enak?”
“Lho, maksudnya apa ya Pak?” Aku berpura2 tak tahu.
“Ini lho mbak” Sambil mengeluarkan HP dari sakunya.
Astaga dia menunjukan sebuah video rekaman di kamar kostku bersama Pak Hady. Walau tak terlihat wajahku tp cukup mudah mengenali pemeran video tsb adalah aku.
“Mbak Anin mau video ini sampe ke bos atau mbak mau kasih aku penutup mulut?”.
“Please pak, aku masih butuh kerja” Sedikit memelas.
“Ya dah yuk ikut saya” Sambil menyeret diriku ke bilik toilet pria.
“Pak mau ngapain?”
“Ini”
Dia mengeluarkan batang penisnya dan menyeret kepalaku untuk melakukan oral sex. Mau gak mau harus aku lakukan. Perlahan namun pasti, mulai ku jilat dari bagian pangkal penis hingga ujung dan kulakukan berulang2 lalu kumasukan seluruh penis kecil ini ke mulut. Semua gerakan itu aku kombinasikan dengan desah lirih agar ia lebih terangsang.
Aku yakin dia gak akan kuat bertahan lama, benar saja baru sekitar 2 menit ku oral, penis kecilnya pun mengeluarkan sperma ke mulutku. Tak kuat aku menampung seluruh spermanya dan terpaksa aku muntahkan ke lantai.
“Anin, hebat dan binal sekali kamu”
“Pinjem hp nya ya pak mau hapus video itu”
“Nih ambil” Sambil memberikan HP dan membuka lock screen nya.
Setelah ku hapus video itu, aku pun membuka aplikasi voice recorder. Aku pun langsung meremas dgn kencang penis “Si Buncit” sambil memaksa dia untuk berjanji tak menyebarkan video ttg ku pada siapapun. Setelah dia mengucapkan apa yg kuminta, kukirim file rekaman suara tsb ke nomerku.
Dan tidak lupa aku mengambil foto selfieku sambil mencium bibirnya bahkan saat tanganku meremas hingga menjilat penisnya, serta memfoto dirinya ditengah belahan payudaraku dan pastinya kukirim kembali ke nomerku untuk menjadikan jaminan keselamatanku.