Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Part 6 : rahasia.

Keesokan harinya aku merasa canggung tinggal di rumahku sendiri. Aku merasa seperti orang lain, bukan karna perubahan sikap Hendri melainkan apa yang sudah kulakukan dengan om Flores di gudang.

Bahkan ketika mau ke toko aku urungkan jika ada om Flores, aku masih belum mau bertemu dengan nya. Aku malu dengan diriku menikmati tangan kasar itu menjamah setiap inci kulit mulusku, bahkan ketika penis om Flores masuk ke mulutku pun ada perasaan yang aneh, padahal terasa asin dan bau penis itu tapi kenapa aku tidak dapat menahan nafsu ketika penis itu menyodok-nyodok kerongkongan ku.

"Mi di panggil sama papi" velin anak ku yang bungsu datang saat aku sedang berbaring di kamar.

"Oh iya bentar ya dek" ucapku bangun dari tempat tidur dan bergegas turun ke bawah.

"Kenapa Pi ?" Tanya ku saat tiba di toko.

"Masih gak enak badan mi ? Mau makan apa ?" Tanya Hendri. Begitu perhatian nya suamiku, aku merasa bersalah atas apa yang aku lakukan.

"Masih Pi dikit, tapi udah mendingan kok, apa ya, mau soto Pi" balasku.

"Mami jaga bentar ya, papi belikan dulu. Yuk Adek ikut papi" ucap Hendri menggendong velin dan bergegas pergi untuk membeli makanan.

"Jangan lama-lama ya Pi, hati-hati di jalan" teriakku sambil melambaikan tangan.


Neli

"Fiuhhh…. Untung gak ada om Flores" aku menarik nafas dan duduk di kursi yang biasa Hendri dudukan di toko.

Tak berapa lama tiba-tiba datang lah om Flores, dia langsung duduk persis di depanku. Kami hanya terhalang oleh meja, dia melihatku dengan tatapan mesum dan di keluarkan ya senyumannya.

"Lanjutin yang kemarin yuk ce neli" tiba-tiba om Flores meraih tanganku yang ada di atas meja.

"Ih.. ngapain, ingat ya kemaren itu hanya keberuntungan om. Nanti lama-lama ku lapor Koko loh ya" gertakku karna kesal merasa tidak di hargai posisiku ini adalah istri dari bosnya, sementara dia adalah kuli yang jadi tukang angkut barang bangunan di toko ku.

Tiba-tiba om Flores pindah ke belakang kursiku, lalu dengan cepat dia memegang pundakku, om Flores mengurut ku pelan.

"Kalau sakit itu perlu di pijet ce kayak gini" om Flores menekan-nekan pundakku dan sesekali meraba leherku hingga ke pangkal payudara ku.

"Eh….om.. om lepas jangan, nanti nampak orang loh" aku seketika panik dan hendak berdiri namun di tahan oleh tangan kasar om Flores.

"Sssttt…. Nikmatin aja ce, om pinter loh mijit haha" om Flores melanjutkan pijetannya. Mulai dari pundakku hingga ujung leherku di pijet om Flores.

Namun sesekali om Flores bukan memijat dia hanya mengelus-elus leherku dan menggelitik kupingku menggunakan jari nya.

"Emmmhhhh…." Nafasku pun terasa berat dan kepalaku mengikuti jemari om Flores.

Terasa jemari kasar nya kini memasuki rongga bajuku dan mencari gundukan payudaraku dan dengan cepat dia meremas kuat payudara ku.

"Mmhhhhmmmm…., Eh om, janganhhh" seketika aku menggeleng kan kepala dan tanganku menahan jemari om Flores dari balik kaosku.

"Enak ce ? Disini rasanya kencang sekali ce butuh om remas biar rileks haha" tawa om Flores berhasil meletakkan jari kasarnya di payudaraku, terasa remasannya semakin kuat dan putingku pun di pilinnya dan di putar-putar oleh jari telunjuk dan jempolnya.

"Mhhhh…. Janganhh om, nanti dilihat orang.. ouhhh" kepalaku mengadah melihat om Flores yang wajahnya sudah sangat dekat dengan wajahku.

Aku menggelengkan kepala, mataku sayu menatap om Flores, jarinya semakin cepat memelintir puting payudara ku, terasa kini putingku mengeras.

"Ohhhh….. jangannh disinilah ahhh… nnti di lihat orang om..ahhh" kini suaraku parau karna nafsu sudah menjalar di tubuhku, terasa cairan keluar dari bibir vaginaku. Rasanya basah dan gatal, aku merapatkan kedua paha mulusku dan menggesek nya.

"Terus mau di mana ce ?" Tanya om Flores

"Ke gudang" jawabku langsung om Flores berhenti meremas payudara ku.

"Ayo cepat" tiba-tiba om Flores menarik tanganku dan berjalan ke arah gudang.

Setibanya di gudang om Flores langsung melumat bibirku. "Sluurppp….mmhhh…" aku yang terkejut mendapat perlakuan om Flores hanya bisa pasrah menerima cumbuannya, terasa aneh liur om Flores bercampur di mulutku namun bibir tebalnya mampu merangsang nafsuku.

"Ommh…. Tungguhhh… ouhhh" aku berusaha melepas bibirnya yang melumat bibirku.

"Kenapa ce ?" Jawab om Flores menatap wajahku, lengannya di pinggang ku merapatkan badan ku pada tubuhnya.

"Jangan bilang siapa-siapa ya om ?" Tatapku sayu pada om Flores.

"Iyaa.. om gak bilang siapa-siapa, ini rahasia kita" jawab om Flores terasa jemarinya mengelus punggungku dari bawah ke atas hingga jemarinya berada di belakang pundakku.

"Janji ?" Aku memastikan kalau ini akan jadi rahasia antara aku dan om Flores, seorang kuli yang bekerja di toko suamiku.

Aku tidak tau lagi siapa diriku, mengapa aku menyerahkan tubuhku untuk dinikmati oleh om Flores. Seorang kuli yang berbeda status denganku, aku adalah istri dari bosnya. Harusnya aku tidak sepantasnya melakukan ini.

"Janji sayang" bisik om Flores di kupingku.

"Ouhhhh……geli" seketika aku mendesah terangsang hebat oleh bisikan om Flores.
Terasa deru nafasnya menggelitik area sensitif ku.

Tiba-tiba om Flores menjilati leherku, nampak leherku basah oleh air liurnya, kepalaku hanya mampu mengadah berlawanan arah membuka leher ku untuk di jilati olehnya. Dagu leher hingga tengkuk ku tak luput dari jilatannya. Lenganku pun sudah bergayut di kepala om Flores, meremas rambutnya.

"Bini ko Hendri emang mantap, udah lama om mau ngentot dengan Ce neli haha" ucap om Flores setelah puas menjilati setiap inci kulitku yang mulus dan putih.

"Mhhh……." Aku hanya menggigit bibir bawahku menandakan aku juga tengah di kuasai oleh nafsu.

Tiba-tiba om Flores membalikan badanku dan aku seketika menyadar menghadap ke tembok, pantatku sedikit menungging dan dengan sekali tarik om Flores berhasil membuka jelanaku dan langsung dengan celana dalamnya.

Di elusnya pantatku yang mulus, sesekali om Flores meremasnya seperti gemas dengan pantatku.

"Gila… mantap bener nih pantat, gak salah om sange terus setiap ngelihat ce neli" puji om Flores terhadap tubuhku.

Aku hanya bisa memejamkan mataku menerima setiap perlakuan om Flores terhadap tubuhku, seketika om Flores menjilati lubang vaginaku dari belakang. Terasa lidah kasarnya mengorek-ngorek isi dalam vaginaku dan lidahnya juga sesekali mengarah ke anusku.

"Ouhhh geli ommmhhh… gelihhh" desahku menggelinjang menerima jilatan om Flores.

"Ahhh…. Ni memek gak ada baunya" ucap om Flores sambil meregangkan kedua bongkahan pantatku, memperlihatkan lubang vaginaku yang mulus tanpa bulu. Ya aku emang rajin mencukur dan merawat vaginaku.

"Boleh om masukin ?" Entah dari kapan penis om Flores sudah berada di pantatku, om Flores menamparkan penisnya ke pantatku.

Aku hanya melihat ke belakang, melihat penis om Flores yang besar "apa muat penis itu di vaginaku, ouhhh" otakku kini sudah tidak bisa memikirkan hal-hal waras lagi, nafsu sudah benar-benar menguasai ku.

"Pelan ya om, takut sakit soalnya besar" jawabku sambil melihat tangan om Flores yang mulai mengarahkan penisnya ke lubang vaginaku dari belakang.

Dengan posisi aku masih berdiri dan menungging kan pantatku aku melihat om Flores menggesek-gesek kan kepala penisnya di lubang vaginaku.

"Ughhhh……" desah ku tertahan dengan jemariku karna aku takut terdengar oleh orang.

"Ahhh…… pelanhhh…." Kurasakan penis itu mulai menusuk lubang vaginaku, terasa kepalanya masuk perlahan lalu di keluarkan lagi dengan om Flores lalu di dorongnya lagi hingga masuk seperempat nya.

"Ahhhhhh….. sakithhh… pelan omhh.." terasa bibir vaginaku terbuka sedikit lebar menelan penis om Flores yang ukurannya besar. Lebih besar dari ukuran penis Sukri yang dulu pernah memasuki vaginaku.

"Ni memek sempit banget anjing, gak pernah di entot Koko ya, kayak perawan aja lu ce" racau om Flores menerima jepitan vaginaku. Emang ukuran Hendri tidak ada apa-apanya dengan milik om Flores yang hitam besar berbulu, uratnya pun nampak di pinggir-pinggir penisnya.


(Gambar hanya pemanis ya hu hehe)


"Aakkkkhhh…… sakithhh…." Teriakku ketika om Flores mendorong masuk seluruh penisnya ke dalam vaginaku, terasa sesak vagina ku di penuhi oleh penis om Flores.

"Bangsat bangsat… memek Ce neli bisa ngeremas juga rupanya" om Flores menikmati remasan yang dirasakan nya pada vaginaku.

Perlahan om Flores memaju mundurkan penis nya, tangannya menarik berada di pinggulku, om Flores memaju mundurkan penisnya dengan tempo pelan terasa cairanku membasahi setiap inci penis om Flores.

"Ahhh…. ouhh…. Omhhh…" desahku mulai keluar ketika om Flores dengan teratur mulai menggenjot vaginaku.

"Aaahhhhhkkkk….." desahku keras ketika om Flores menghentakkan penisnya dalam-dalam.

"Ssstttt… diam ce nnti kedengaran orang" om Flores menghentikan genjotannya dan menekan penisnya dalam-dalam

Aku melihat ke belakang dan menatapnya sayu sambil menutup mulutku, bibirku ku gigit agar desahanku tidak terdengar.

"Wajah Cece bikin nafsu aja sih" ucap om Flores memaju mundurkan penisnya.

"Ohhhh….ohhhh….mhhhh…" hanya desahan yang keluar dari mulutku yang tertahan oleh jemariku.

Aku tidak tau mengapa di setubuhi orang lain begitu nikmat, apalagi om Flores adalah anak buah suamiku, ini seharusnya tidak terjadi harusnya aku bisa menjaga kehormatan ku sebagai istri.

"Gelihh…ohhh…mau pipisshhh ommh…" aku tidak kuat lagi menahan orgasme dari sodokan penis om Flores.

Om Flores diam dan terus menggenjot vaginaku, sesekali jemarinya meraih payudaraku dan meremasnya.

"Plak…plak ..plak…." Bunyi peraduan paha om Flores dan pantatku terdengar di seisi gudang, desahanku pun terdengar di dalam gudang.

"Ihhh….ahhh…mhhh… aku pipishh ommh…" seketika tubuhku menggelinjang bagaikan kena sentrum. Aku mendapatkan orgasme ku dari penis om Flores, rasanya ingin ku jatuhkan tubuhku namun di tahan oleh om Flores.

Di diamkannya penisnya di dalam vaginaku yang sudah basah oleh cairan cintaku, keringat pun kini sudah membasahi seluruh tubuhku. Aku sudah lupa siapa diriku saat ini yang ada hanya kenikmatan dari setiap genjotan penis om Flores di vaginaku.

"Ouhhhh…..ahhh…." Desahku ketika om Flores mulai menggenjot kembali vaginaku.

"Haha enak mana dari punya Koko ce ?" Tawa om Flores memuji penisnya dan merendahkan suamiku Hendri.

Aku hanya menggeleng kan kepala dan terus menahan desahan, dalam hatiku aku tidak pernah merasakan nikmat di setubuhi oleh lelaki sejak aku menikah dengan Hendri, hanya om Flores lah dan Sukri yang sudah mencoba mencicipi vaginaku dan memuaskan rasa gatal yang mengalir di vaginaku.

"Mi…mi… ini sotonya… mami dimana ?" Terdengar suara velin memanggil dari luar

"Eh… omm.. Hendri udah sampe" seketika aku menarik tubuhku untuk melepaskan penisnya.

"Ahh…. Tunggu om belum keluar…" om Flores masih menahan pinggulku agar tidak melepaskan penisnya.

"Ouhh…sudahhh… nanti ketahuan.. ahh…" ucapku cemas karna om Flores masih menggenjot vaginaku.

"Mi… dimana mi ?" Terdengar suara Hendri memanggil dan langsung om Flores melepaskan penisnya

Akupun tersungkur di lantai, tak sanggup rasanya aku berdiri karna habis merasakan orgasme.

Om Flores dengan cepat memakai celananya dan keluar dari gudang
"Iya ko ? Nyari ce neli ya ?" Tanya om Flores

"Iya kemana ya Cece ? Tadi Koko suruh jaga toko" tanya Hendri bingung, aku hanya mengintip dari dalam gudang belum mau keluar takut Hendri curiga aku keluar dari gudang setelah om Flores keluar dari gudang dengan keadaan penuh keringat. Apa yang ada di benak Hendri kalau aku juga keluar dengan tubuh penuh keringat seperti ini.

"Duhhh… Pi, maafin mami, hikss…hiks…" seketika aku menangis menatap Hendri dari dalam gudang.

"apa mami sudah menghancurkan harga dirimu pi, dengan selingkuh sama anak buahmu yang seorang kuli" air mataku tak berhenti menetes.

"Tadi sih keluar katanya beli pulsa ko" ucap om Flores berbohong, seketika Hendri pergi ke depan toko dan melihat kiri kanan.

Nampak om Flores melirik ke arahku dan memberikan tanda agar aku keluar dari gudang, seketika aku perlahan keluar dan langsung menuju ke kamar.

"Lah kata om Flores beli pulsa mi ? Kok ada disini ?" Tiba-tiba Hendri masuk ke kamar dan merasa kebingungan.

"Iya Pi tadi mau beli pulsa, tapi tiba-tiba kepala mami sakit jadi mami naik ke atas, maaf ya Pi" ucap ku berbohong mencari alasan kepada Hendri.

Hendri mendekat ke arahku dan memegang keningku.
"Iya masih panas mi, yaudah kamu istirahat ya nanti papi suruh velin kesini anterin soto nya" ucap Hendri meninggalkan ku dikamar.

"Sebenarnya ini bukan panas dari tubuhku Pi, ini akibat aku di gudang dan keringat ini karena aku habis di setubuhi oleh om Flores" seketika aku melamun, rasa bersalah kembali muncul dalam hatiku. Istri macam apa aku yang tega mengkhianati suami sebaik dan sesempurna Hendri.

Keesokan hari nya aku beraktivitas seperti biasa, pagi-pagi Nico dan velin sudah siap olehku dan akan ku antar ke sekolah.

"Cup" mami pergi dulu ya Pi sambil mencium pipi Hendri.

"Ya hati-hati ya mi muah" Hendri pun mencium kening ku.

"Yuk Nico velin kita berangkat" aku pun meninggalkan Hendri sambil menenteng tas anakku.

Kulihat om Flores duduk di depan toko sambil minum kopi dan menghisap sebatang rokok. Dia tersenyum kearah ku, aku hanya menunduk dan berjalan cepat ke mobilku.

"Mau dong di cium hehe" tawa om Flores ketika aku lewat di samping nya

"Hus nanti anakku dengar loh" gerutu ku kesal.

"Hehe abis kemaren nanggung om belum keluar" ucap om Flores

"Keluarin aja sendiri wek" memeletkan lidahku sambil tersenyum. Lalu aku berlalu meninggalkan om Flores, dalam hatiku apa yang akan terjadi dirumah setelah apa yang aku lakukan dengan kuli anak buah Hendri.

Setelah mengantar kan Nico dan velin aku pergi kerumah sakit, sudah berapa hari aku tidak menjenguk ibu yang aku tabrak tempo hari.
Kemaren sempat ada suster menghubungi ku katanya sudah ada keluarganya datang, aku ingin datang dan meminta maaf karna kelalaianku aku jadi menyebabkan ibu itu harus di rawat dirumah sakit.

Setibanya dirumah sakit.
"Sus, ibu yang kecelakaan kmren di kamar berapa ya sekarang ?" Tanyaku kepada receptions rumah sakit

"Oh ibu Tami, sekarang di ruang raflesia nomor 3 ya Bu, kami dari pihak rumah sakit sudah menemukan keluarga beliau" terang suster kepadaku

"Baik sus, makasih banyak ya" ucapku lalu pergi meninggalkan receptionis

"Oh ini ruangan raflesia, nah itu kamar nomor 3" seketika aku menemukan ruangan yang aku cari.

"Permisi…." Ucapku saat membuka pintu kamar rumah sakit.

"Iya silahkan masuk" terdengar suara bapak-bapak menyambutku.

Namun tiba-tiba aku terkejut, betapa tidak ternyata di ruangan tersebut ada pak parno, di sebelahnya ada ibu-ibu yang aku tabrak kemarin.

"Pak parno ?" Ucapku terkejut.

Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd