Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

Nah selanjutnya bisa tuh cerita asal mula Wira, Mike dan Michelle ikutan main Pokemon eh Core/Gems.
Soalnya antusiasme batu sekarang udah menurun, di Rawa Bening aja udah sepi...lah ini ngomongin apa sih....
Bisa juga orang tua Mike dan Michelle terkait organisasi itu
 
Nah selanjutnya bisa tuh cerita asal mula Wira, Mike dan Michelle ikutan main Pokemon eh Core/Gems.
Soalnya antusiasme batu sekarang udah menurun, di Rawa Bening aja udah sepi...lah ini ngomongin apa sih....
Bisa juga orang tua Mike dan Michelle terkait organisasi itu

tersiratnya memang seperti itu sesuai penuturan Michele. tp kayaknya itu harus menunggu lamaaaaa lagi. Kalo Wira kayaknya udah masuk jadi rekan Satria secara ia kemungkinan besar lagi dekat dengan Dewi, kembaran Satria dan Putri. Michele dirubah juga sampai gak bisa mengakses kekuatannya dan Mike tidak ada kabar sama sekali. Ditungguin aja, ya...
 
Akhirnya... Selesai juga capricorn... Selamat buat satria dan safriani... Gak sabar nunggu imajinasi suhu ryu pada zodiac core berikutnya... Lancrotkan suhu... :jempol: :jempol: :jempol: :jempol: buat suhu ryu...
 
Updetannya suhu satu ini emang the best lah, :jempol: harapan nubi sebagai reader cuma biar suhu sehat selalu
 
Nice ending for Capricon Quest :jempol: mulai atur jadwal rilis aj suhu saran saya..sementara 3 hari skali gpp.Biar bs smbil nyicil finishing aquarius and mulai selesaikan piscesnya...biar nyaman utk suhu juga...and penggemar setia bs understand n memahami jika suhu ga update tiap hari lagi :beer:
 
Mngkn bisa post cerita om ron n buana dulu suhu...di SF cerita :D

Biar g penasaran gmn awal mula smua ini :hore:
 
Akhirnya chapter capricorn kelar tinggal tunggu mencari core slanjutnya...pokoknya suhu ryu mantep dah...ane masih berpikir bakal gimana core selanjutnya
 
Top markotop.... 🙏🙏🙏🙏🙏👍👍👍👍👍
 
dari sekian banyak side quest yg paling sweet sama synvany doang berasa kaya sepasang kekasih yg lama terpisah terus ketemu lagi :sendirian:
 
QUEST # 11
AQUARIUS

Setelah selesai mendapatkan CAPRICORN dari Safriani alias Velinda Shaw, aku mengantarkannya pulang ke daerahnya di Jawa Tengah.
Sebenarnya bukan wujud Safriani yang pulang ke asalnya di desa Wanirejo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Beberapa kilometer di selatan Semarang. Tetapi seorang wanita yang berkulit lebih gelap, lebih pendek dan gemuk dari Safriani bernama Suriani. Kakak kandung Safriani yang dikabarkan menghilang bertahun-tahun lalu di Libya saat menjadi TKW di Timur Tengah tersebut.
Ini adalah perubahan yang kulakukan menggunakan THIRD STING SCORPIO agar ia memiliki identitas baru yang bebas dari gangguan dari Fireday Productions. Perusahaan Australia itu pasti akan mencari sampai ke kampung halaman Safriani tapi tidak akan kunjung menemukan mantan bintang bokep fenomenal itu di mana-mana. Karena secara wujud, Safriani alias Velinda Shaw sudah raib dari muka bumi. Juga ia tidak akan mendapat cibiran dari masyarakat sekitarnya yang tahu pekerjaan apa yang telah dilakoninya selama ini.
Anak perempuan kecil Suriani yang bernama Surti, yang selama ini tinggal bersama kakeknya, menangis sejadi-jadinya mendapati ibunya pulang tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Campuran antara haru, senang, bahagia, bingung, marah dan lainnya.
Ia tak mau melepaskan pelukan eratnya pada ibunya. Tak mau ibunya pergi kemana-mana lagi selamanya. Orang tua serta handai tolan semua berkumpul untuk menemui Suriani yang lama menghilang. Sekedar menanyakan kabar atau duduk perkara sebenarnya yang telah terjadi selama ini.
Kami berdua sudah menyiapkan skenario jalan cerita apa yang telah terjadi selama ini pada Suriani di Libya hingga menghilang bertahun-tahun. Juga tak lupa oleh-oleh sekenanya yang berbau Timur Tengah yang sengaja kami beli di Jogya kemarin, dengan alasan buru-buru dan darurat.
Aku hanya berperan sebagai buruh panggul yang membawakan barang bawaan Suriani yang disewanya semenjak turun dari kereta api dari Semarang. Tetapi aku diperlakukan lumayan baik oleh keluarga ini. Cukup makan dan minum.
Malamnya, mereka melaksanakan hajatan syukuran mendoakan keselamatan Suriani yang berhasil pulang kembali ke tanah air dengan selamat.
Keesokan harinya aku pamit pulang pada Suriani alias Safriani dan keluarganya. Dan aku kembali terbang kembali ke kotaku dengan pesawat siang.
Sampai di rumah menjelang malam, aku mendapati kalau rumah sudah penuh dengan para saudaraku. Sepertinya akan ada yang direncanakan.
“... Seperti yang kita tau semua... Ini sudah tanggal 29 Desember... Sebentar lagi tahun baru... Kalian juga yang masih sekolah... masih liburan ujian semester kemarin... Kali ini kita akan merencanakan apa yang akan kita lakukan di tahun baru kali ini...” buka Oom Iqbal sebagai yang tertua diantara semuanya.
“Liburan, dong Pa...” cetus mbak Sheila cepat. Ia dibenarkan oleh saudara dan sepupu-sepupu cewekku yang lain; Putri, Dewi, Diva, Athena, Venus, Aphrodite dan Hellen.
“OK... Liburan... Tapi kemana? Ada banyak tempat tujuan liburan... Satu-satu ngomongnya...” kata Oom Iqbal mendengar banyak yang berceloteh mengajukan keinginan masing-masing yang tak kompak. Ada yang minta ke luar negri, ke pantai, ke gunung, ke taman hiburan. Banyak sekali pilihan dan keinginan.
“OK... Begini aja... Kita ambil voting... Pilihan yang paling banyak mendapat suara... Kita pergi kesana... Bagaimana?” putus Oom Iqbal menengahi. Semuanya setuju dengan cara ini.
“Bagus... Pilihannya... Ke Paris-Prancis... Phuket-Thailand... Disney World-Tokyo... Las Vegas-Amerika... Kuta-Bali... Senggigi-Lombok... Puncak-Cipanas...Raja Ampat-Papua...” sebut Oom Iqbal tentang delapan pilihan tujuan liburan tahun baru kali ini. Ada 17 suara yang berhak yang akan menentukan semua ini. Kemanakah yang akan menang?
Potongan kertas disebarkan untuk ditulis pilihan masing-masing suara. Aku juga mendapat selembar. Aku berpikir sejenak. Kemana enaknya, ya?
Para kembar lima itu juga kasak-kusuk mempengaruhi yang lain agar ikut memilih keinginannya. Seperti Diva yang mempengaruhi Aphrodite untuk memilih Paris-Prancis; yang diusulkannya. Athena memaksa Hellen untuk memilih Las Vegas-Amerika juga. Sementara Hellen ngotot tetap ingin pergi ke Raja Ampat-Papua. Seru, deh.
Setelah kertas dikumpulkan, dibuka kembali dan dihitung secara terbuka dengan ditunjukkan ke semua orang agar adil. Oom Iqbal membacakan hasil voting.
Kuta-Bali: 6 suara
Las Vegas-Amerika: 3 suara
Senggigi-Lombok: 2 suara
Puncak-Cipanas: 2 suara
Paris-Prancis, Phuket-Thailand, Disney World-Tokyo, Raja Ampat-Papua: masing-masing 1suara.

Ternyata pilihan lokal yang masih memenangkan perebutan suara kali ini. Pilihanku ternyata yang menang bersama lima suara lainnya. Kalau dari pengamatanku itu pilihan Mama, Tante Dara, Tante Tika, Oom Iqbal, dan bang Eros.
Yang pilihannya tidak menang harus berbesar hati karena ini semua dilakukan dengan adil dan jujur.
“OK... Voting telah dilakukan dengan baik... Pilihan jatuh pada Kuta-Bali... persiapan akan lebih mudah karena kita punya vila di Kuta... Kita bisa merayakan tahun baru di dalam vila malamnya dan ke pantai keesokannya... Persiapan selanjutnya akan dilakukan oleh Elisa...” jelas Oom Iqbal.
Tak lama semua membaurkan diri karena acara voting sudah selesai.
“Sudah dapat CAPRICORN-nya?” tanya bang Eros yang mendekat.
“Sudah, bang... Sukses, kok...” kataku.
“Hei-hei-hei... Yang jadi bintang bokep...” tiba-tiba Hellen datang menghampiri kami berdua.
“Hush... Pelan-pelan, Len... Jangan sampek kedengaran Mama...” kataku kaget. Bisa disate aku.
“Santai aja, mas Satria... Mereka lagi serius ngobrolin sesuatu disana... Urusan emak-emak...” katanya tersenyum lebar. Benar saja, Mama, Tante Dara, Tante Tika dan Tante Elisa sedang berkumpul berempat merembugkan sesuatu. Sedangkan Papa, Oom Ron dan Oom Iqbal juga membuat kelompok sendiri.
“Sudah kau hapus semua data videonya, kan, Len?” tanyaku.
“Beres, mas... Sudah kuhapus... Jejak video mas Satria di pesawat itu sudah tidak ada lagi... Lagipula kalau mereka berani menggunakan itu, mereka yang akan rugi sendiri karena mas masih di bawah umur...” jelas Hellen tentang kejadian di pesawat saat aku terbang ke Australia bulan lalu.
“Ada apa sih? Apa yang kalian bicarakan?” tanya bang Eros tak paham pembicaraan kami.
“Mas Satria jadi bintang bokep di Australia kemaren, bang Eros... Cuma tampangnya bukan begini... Mas Satria nyamar jadi Max... Tampangnya pake mukanya kalau lagi CHARM itu... Pake kekuatan GEMINI itu ya, kan, mas?” kata Hellen menjelaskan.
“Iya... SHAPE SHIFTING dan MIMIC...” jawabku.
“Apa enak, Satria... maen bokep?” tanya bang Eros.
“Banyak gak enaknya, bang... Namanya juga kerja... Ada jadwal dan deadline gitu... Masak mau gituan dikasih target...” jawabku.
“Tapi mas Satria pemegang rekor baru... Ngeseks non-stop seminggu penuh...” Hellen mengacungkan kedua jempolnya.
“Wooh... Seminggu nonstop? Gila itu!” kagum bang Eros.
Aku cuma mesem-mesem aja mengingat kegilaanku waktu itu. Apalagi yang akan kulakukan di masa depan? Kegilaan apa lagi tepatnya.
Kembali kuminta bantuan CORE Hellen untuk membacakan tulisan Hyperios di buku lembaran tembaga itu. Sudah kusentuhkan INITIATE FORM CAPRICORN ke lembaran kosong kesepuluh yang kemudian memunculkan tulisan asing itu.
EBRO membacakan terjemahannya sebagai berikut.
DI TIANG TERTINGGI CAPRICORN BERDIRI. IA MENGAWASI MATAHARI DAN BULAN. HARAPAN DAN IMPIAN, AKANKAH SEMUDAH MENGATAKANNYA?
Tidak perlu dikatakan lagi entah apa arti semua itu.

========
QUEST#11
========​

Tanggal 31 Desember, siang hari kami berkumpul di bandara dan segera menaiki jet pribadi milik keluarga. Segera terbang mengudara menuju bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar-Bali.
Terbang beberapa jam kuhabiskan dengan ngobrol dengan bang Eros yang duduk di sampingku. Segala macam hal kami bicarakan dan kebanyakan tentang petualanganku selama ini. Yang lainnya juga mencari kegiatan sendiri-sendiri. Diva, Athena, Venus dan kak Sheila bergosip ria di belakang. Sedang Aphrodite membaca komik dan Hellen tidur dengan headphone di telinga. Gerombolan emak-emak juga bergosip ria sambil membuka-buka beberapa majalah mode di depan sana. Oom Iqbal seperti Hellen juga tidur sementara Papa dan Oom Ron berdua sedang membahas suatu bisnis karena mereka membawa tas kerja dan laptop.
Tiba di Ngurah Rai, kami dijemput beberapa mobil SUV yang kemudian mengantarkan kami ke Kuta yang hanya berjarak sekitar 3.6 km saja jauhnya. Di akhir tahun seperti ini, tingkat hunian hotel dan penginapan meningkat ratusan persen dari hari biasa karena banyak pengunjung lokal dan internasional yang menjadikan Bali menjadi tujuan wisata akhir tahun seperti ini.
Villa ini milik keluarga yang terkadang dipergunakan oleh perusahaan BSCA untuk menjamu tamu-tamu yang berkunjung kemari. Tentu saja, prioritas penggunaan villa kali ini diberikan pada kami semua; para pemiliknya.
Kuta tetap saja meriah dengan pariwisata seperti yang dulu kuingat. Banyak turis asing dan lokal yang berseliweran dimana-mana. Jalan-jalan protokol penuh kendaraan, baik pribadi maupun niaga. Toko dan ruko memenuhi pinggir jalan yang menawarkan berbagai kebutuhan setiap lapisan masyarakat.
Villa kami terletak agak dipinggiran kota Kuta. Keempat mobil SUV itu lalu memasuki gerbang villa dan segera parkir di halaman villa yang luas. Villa ini berbentuk rumah banjar versi modern arsitektur Bali. Ada beberapa bangunan yang membentuk rumah banjar ini. Bangunan utama yang terbesar terletak tepat di tengah lahan dan beberapa bangunan kecil lainnya yang mengelilinginya.
Beberapa orang pengurus villa ini menyambut kami dan mengarahkan kami untuk menuju kamar masing-masing. Setiap bangunan kecil itu ternyata terdiri dari tiga kamar. Aku kebagian kamar di sebelah kiri bangunan utama, bersama bang Eros dan kak Sheila. Kamarnya cukup asri dan nyaman. Mayoritas furnitur terbuat dari bambu dan kayu yang mewah. Sebuah single bed di sudut ruangan dengan sebuah lilin aromaterapi menyala lembut menebarkan keharuman lembut dan tak lupa beberapa kuntum bunga kamboja, bunga kebesaran tradisional masyarakat Bali, di atas meja kecil. Patung dan ukiran bertebaran disegala sudut.
Kuletakkan tas ransel; satu-satunya bawaanku setelah pengantarku mengucapkan salam dan meninggalkanku setelah diberi tips. Kulemparkan tas ransel itu ke dalam lemari lalu keluar kamar.
Aku menemukan bang Eros baru saja menutup telepon di depan pintu kamarnya. Kami duduk-duduk di teras untuk menikmati matahari sore Bali. Tak lama kak Sheila juga keluar kamar dan sudah berganti pakaian.
Pelayan villa telah mengantarkan makanan dan minuman ringan yang kami pesan dan kami ngobrol terus sampai hari gelap dan dipanggil untuk bergabung dengan lainnya untuk makan malam di bangunan utama.
“Ada kegiatan nanti malam, Sat?” tanya kak Sheila di samping kiriku di meja makan berbisik. Sepertinya ia merencanakan sesuatu.
“Bukannya nanti malam barbeque sama maen kembang api, kak Sheila?” ini memang rencana asli semua.
“Abis itu... Aku pengen dugem disini... Kau ikut, ya?” ajaknya tetap berbisik.
“Yah... Kak Sheila... Cuma dugem aja kenapa harus jauh-jauh ke Kuta, sih? Di tempat kita kan juga banyak...” jawabku terus mengunyah makananku.
“Aku belum pernah dugem di sini... Temenin napa?” pintanya tetap berbisik agar tidak kedengaran yang lain.
“Sama bang Eros aja, kak... Aku lagi malas nih...” elakku. Jarang-jarang aku ada waktu luang seperti ini. Perburuanku akan AQUARIUS baru akan dimulai 20 Januari sampai 18 Februari tahun depan.
“Kalau kau ikut... bang Eros juga ikut... Dia belum pernah dugem...” desak kak Sheila terus. Bang Eros mesem-mesem di sebelahnya sana.
“Heh... Kalian bisik-bisik apa dari tadi?” hardik Tante Elisa pada kami berdua.
--------​
Setelah makan malam, acara dilanjutkan dengan barbeque kambing guling. Salah seorang pegawai villa yang menjaga kambing guling itu dan terus membumbuinya. Lalu dipotong-potong dan disajikan pada kami.
Para kembar lima itu sudah mulai main petasan dan kembang api. Apalagi si Athena yang memang hobinya main kembang api. Terompet juga mulai bersahut-sahutan di dalam gerbang villa dan luar gerbang. Di jalan masyarakat sudah mulai berpesta.
Hitung mundur akhir tahun kami lakukan bersama-sama dengan sebuah terompet siap ditiup kencang pada waktunya. Bunyi terompet dan bunyi kembang api meledak bersama-sama. Membahana dan memeriahkan malam pergantian tahun dengan meriah. Malam menjadi terang oleh berbagai kembang api yang memancarkan berbagai warna dan corak.
Lelah dengan ini semua, apalagi kalau tidak biasa tidur larut malam, si kembar lima sudah masuk ke kamar masing-masing. Entah langsung tidur ataupun menelepon pacar. Yang tertinggal hanya kami bertiga yang punya agenda tersendiri dan para orang tua yang masih duduk-duduk ditemani dengan beberapa botol bir hitam. Sekarang sudah jam 1 lewat.
Kak Sheila memberi kode padaku dan bang Eros untuk mulai bergerak. Kak Sheila pergi terlebih dahulu menuju kamar dan kami susul beberapa menit kemudian.
Ia kembali memberi kode dari sudut gelap pagar villa yang cukup tinggi itu. Di bawah sebuah pohon sawo kami berkumpul.
Dengan mudah, kak Sheila melompati pagar setinggi 2.5 meter itu dan mendarat enteng di baliknya. Bang Eros menggunakan boneka hulahoop-nya dan juga sampai. Kak Sheila menyambutku yang muncul dari balik bayangan gelap dinding yang kutembus dengan SHADOW GEIST.
“Kemana nih... dugemnya?” antusias bang Eros yang belum pernah dugem. (Masak sih?)
“Kesana kayaknya...” kata kak Sheila setelah membaca sesuatu di HP-nya. Mungkin ia habis browsing club-club yang ada di seputaran Kuta. Malam ini sudah mulai sepi. Hanya beberapa kendaraan yang lalu-lalang. Dikejauhan memang terlihat lampu-lampu kota yang lebih meriah. Kemungkinan kehidupan malam lebih semarak disana. Kami menuju ke sana.
Benar saja. Di tengah kota, suasana lebih hidup dan meriah. Beberapa kafe pinggir jalan-pun penuh dengan pengunjung. Musik berdentum-dentum disetiap sudut kota ini. Turis asing dan lokal bercampur baur menikmati kehidupan malam Kuta yang penuh Hedonisme.
“Wah... Kalau uda begini... gue yang bingung milihnya...” gumam kak Sheila melihat begitu banyak pilihan club yang tersedia. Sepanjang jalan berjajar berbagai macam tempat hiburan malam. Lebih dari selusinan club, pub dan lounge yang tersedia.
“Elo lebih suka yang mana, Sat?” tanya kak Sheila menyikut lenganku.
“Yang ini... Bananaque Club...” jawabku mantap pada club di depanku ini. Ada antrian panjang calon pengunjung yang berniat masuk ke dalam club yang dominan berwarna seperti pisang ini.
“Antriannya panjang bener... Gak yang itu aja...” tunjuk kak Sheila pada club di seberangnya yang banyak dikunjungi turis asing.
“Harus yang itu, Sheila...” setuju bang Eros. “Sepertinya ada CORE istimewa di dalam sana...”
“Beneran, Sat?” sadar kak Sheila.
“Ya... Coremeter-ku menangkap panjang gelombang yang cukup besar di dalam sana... 1676 Hz...” pastiku lalu mulai bergerak menyeberangi jalan yang tidak ramai oleh laju kendaraan tetapi ramai oleh manusia.
“Tapi antriannya panjang sekali... Bagaimana kita melewati itu...” kata bang Eros ragu.
“Mudah...” kupegang pergelangan tangan kedua sepupuku itu erat-erat dan kuamati situasi sekitarku saat kami rapat di dinding depan Bananaque Club.
WUSH!
Kami bertiga sudah berada di bagian dalam Bananaque Club. Tepatnya sebuah ruangan di lantai pertama club ini. Sepertinya ini ruangan kantor club ini dan untungnya sedang kosong dan gelap.
“Oh... Jadi elo juga tadi pakai ini keluar dari villa, kan?” sadar kak Sheila.
“Ya, kak... Ini kekuatan LEO... SHADOW GEIST... Aku bisa menembus benda padat apapun dengan ini...” jelasku.
“Ayo... Aman...” lirih bang Eros yang mengintip keluar pintu. Cepat-cepat kami keluar dari ruangan itu dan bergabung dengan pengunjung lainnya yang menaiki tangga menuju lantai dua dimana club berada.
Suara club yang berdentum-dentum sudah terasa sejak mulai dari tangga naik. Single musik remix membahana berat dengan dentuman bass yang menggedor-gedor dada.
“Kayaknya penuh, nih!” teriak kak Sheila dekat ke telingaku. Ruangan gelap dengan seliweran lampu-lampu kontras silih berganti. Mungkin ratusan orang didalam ruangan ini ikut bergoyang mengikuti irama musik yang dipimpin sang DJ di ketinggian sana.
Aku memberi kode jari berputar yang dimengerti kak Sheila untuk berputar mengelilingi tempat ini dulu untuk mencari tempat. Aku mengikutinya sambil terus memperhatikan layar Coremeter. Mencari arah target pemilik CORE istimewa yang tertangkap alat andalanku ini.
Agak sulit menembus kerumunan orang yang sedang berpesta pora seperti ini. Apalagi minimnya penerangan membuat kami bertiga harus berjalan hati-hati. Bang Eros mengekoriku sambil matanya jelalatan kanan kiri memperhatikan setiap barang bagus.
Dengan susah payah akhirnya aku sampai di tempat targetku terakhir berada. Sekelebatan aku sudah bisa melihatnya tadi. Ia bersama dengan teman-temannya sedang duduk di seputaran meja beramai-ramai.
Kucekal tangan kak Sheila agar berhenti dan kudekatkan mulutku ke telinganya. “Cewek itu tadi di sini... Dia sedang ke dance floor sekarang... Kita tunggu di sini aja!” teriakku agar kedengaran melawan suara musik yang bising.
“OK! Kakak cari minum dulu... Jangan kemana-mana!” teriaknya gantian di telingaku. Aku mengangguk mengerti. Ia lalu menghilang di balik kerumunan ramainya manusia. Ia dengan luwes bergerak melewati lalu-lintas kacau manusia ini menuju bar.
Aku dan bang Eros bersandar di dinding sambil tetap mengawasi kelompok gadis remaja seumuranku itu di kegelapan. Bang Eros mengangguk-angguk mengikuti musik. Terkadang tangan dan kakinya ikut bergerak, mengetuk dan bernyanyi. Memperhatikan beberapa pengunjung cewek berpakaian seksi wara-wiri di depan kami.
Pemilik CORE istimewa dengan panjang gelombang 1676 Hz itu akhirnya kembali ke teman-temannya beberapa waktu kemudian. Ia bersama tiga temannya yang lain baru kembali dari lantai dansa. Penampilannya cukup unik dengan berpakaian serba hitam; kaos T-Shirt hitam dan jeans hitam dan juga sepatu hitam. Ia memakai eye-liner tebal di matanya dan lipstik hitam juga. Seperti baru pulang dari konser Death Metal saja. Tetapi teman-temannya juga begitu dandanannya. Apa mereka ini komunitas atau band Death Metal kali, ya?
Secara keseluruhan, cewek itu cukup lumayan. Tingginya 165-170 cm dan beratnya 50-55 kg. Dadanya cukup mengkal dan kulitnya cukup bersih walau tidak begitu putih. Cukup baguslah kalau dari kejauhan sini.
“Sudah balik cewek itu?” tiba-tiba kak Sheila menyodorkan sebotol bir hitam padaku dan bang Eros. Ia juga sudah menenggak kurang dari setengah botol miliknya di perjalanan balik kemari.
“Udah, kak... Itu...” tunjukku pada target si pemilik CORE istimewa itu. Ia sedang bercanda ria dengan teman-temannya. Kak Sheila memperhatikan kelompok itu sebentar. Ia lalu manggut-manggut paham.
“Aku akan bergabung sama mereka... Tapi kalian sebaiknya jauh-jauh dulu... Mereka ini geng lesbi!” teriak kak Sheila padaku. Kaget aku mendengarnya. “Nanti kakak hubungi lagi!” lanjutnya dan mulai bergerak.
Geng lesbi? Kecil kemungkinan untuk bisa didekati kalau begitu... Gawat ini... Biar kak Sheila yang mencari informasi dulu. Apa memang betul dugaan awalnya setelah melihat sekilas kelompok wanita muda berpakaian serba hitam ini adalah geng cewek lesbi?
Kecil kemungkinan untuk kudekati... Karena aku cowok tulen... Sedang kak Sheila adalah cewek yang akan lebih mudah masuk ke komunitas itu...
Kutarik tangan bang Eros untuk menjauh dari tempat itu. Ia menurut saja dan mengikutiku. Ia sama sekali belum menenggak bir hitamnya. Sempat kulihat ia beberapa kali membaui mulut botol itu tapi tak kunjung dicicipinya. Memang ia tak terbiasa di sini.
Sekitar satu jam kemudian, kak Sheila mengirim SMS padaku. Memberi tahu kalau sebaiknya kami berdua (aku dan bang Eros) pulang saja. Ia akan pindah ke club lainnya dengan geng lesbi itu. Kabar selanjutnya akan menyusul.
Benar-benar geng lesbi ternyata. Kak Sheila dengan mudah membaur dengan mereka. Ini sebuah kasus baru. Bagaimana kalau targetku selanjutnya, pemilik CORE istimewa AQUARIUS itu lesbi? Bisakah aku mendekatinya?
Bang Eros kuajak pulang. Ia agak enggan awalnya karena mulai menikmati atmosfir tempat ini. Banyak cewek cantik, seksi dan mudah diraih bertebaran di mana-mana. Tetapi dengan jam terbangnya, ia malah akan jadi bulan-bulanan para cewek player ini.
Karena semua di sini yang berbicara adalah uang dan uang. Tidak ada yang lainnya. Rayuan dan kasih sayang selalu ada harganya. Semuanya diukur dengan materi. Hedonisme primitif yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Sampai kembali di villa sambil membopong bang Eros yang mabuk karena minum satu botol setengah bir hitam. Sudah hampir jam 3 pagi. Kumasukkan ia ke kamarnya dan ia langsung tertidur.
Aku duduk sebentar di depan kamarku dan memperhatikan situasi. Papa, mama, Oom Ron, Tante Tami, Oom Iqbal, Tante Tika dan Tante Elisa masih duduk di tempatnya tadi. Masih ngobrol beratapkan langit. Obrolan mereka masih seru. Beberapa botol miras berat sudah mulai beredar. Pelayan villa masih setia melayani kebutuhan mereka.
Aku enggan bergabung dengan mereka takut suasana asik mereka jadi terganggu dengan kehadiranku. Aku jadi menunggu pagi sendirian sambil main HP. Ku-SMS beberapa orang untuk mengucapkan selamat tahun baru yang terlambat beberapa jam. Hanya beberapa orang yang segera membalas balik. Mungkin masih belum tidur sama sepertiku di awal tahun ini.
Nicole dan Carrie yang juga ku-SMS tidak membalas. Sudah tidur dari lewat tengah malam tadi sepertinya. Lelah dengan perayaan tahun baru bersama keluarganya.
Jam 6 lewat saat aku berniat untuk masuk kamar dan tidur, saat kak Sheila menegurku. Ia sudah pulang. Sepertinya ia kembali melompati pagar seperti kami keluar tadi malam. Para orang tua juga sudah tidak ada di sana. Mungkin sudah masuk kamar dan tidur.
“Ini tantangan berat, Sat... Nama cewek itu Maria Kusuma... Dia Aquarius... Mereka sekota dengan kita... Mereka di sini habis ikut kejuaraan renang tingkat nasional antar klub... Tapi satu geng renang itu lesbi semua... Mereka di sekolah asrama bernama Hati Murni... Sekolah swasta khusus cewek... Sekolah bagus dengan banyak prestasi... Itu saja yang bisa kakak korek... Kakak ngantuk banget, nih... Tidur dulu, ya? Selamat berjuang...” katanya lalu langsung ngeloyor ke kamarnya. Pasti langsung tidur.
Benar-benar tantangan berat... Pertama, target kali ini berada di sebuah sekolah asrama, khusus untuk siswi perempuan saja. Aku tidak mungkin melanggar semua aturan dan memaksa masuk kesana. Dan kalau itu bisa kuatasi semua bertambah tantangan kedua, sang target berorientasi seks lesbian.
Seperti belum cukup berat saja masalah di dalam hidupku ini. Sigh...
 
Bimabet
Nice ending for Capricon Quest :jempol: mulai atur jadwal rilis aj suhu saran saya..sementara 3 hari skali gpp.Biar bs smbil nyicil finishing aquarius and mulai selesaikan piscesnya...biar nyaman utk suhu juga...and penggemar setia bs understand n memahami jika suhu ga update tiap hari lagi :beer:

o iya. betul ini. betul. sekalian ane mau ngasih pemberitahuan juga sama para master, suhu, agan dan bro sekalian. sesuai dr curcolan ane bbrpa waktu lalu soal materi yg semakin menipis, ane terpaksa mangkas waktu update Quest menjadi 3 hari sekali sesuai usulan bro pengelana hidup. harap maklum ya semuanya, minna... :ampun:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd