Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA QUEEN BEE - Puput New Story's

Bimabet
Setia menunggu hasil 'liburan outdoor'-nya Puput kita tercinta hu;)
Moga2 suhu bisa segera update :tegang:
Semangat hu:semangat:
 
Bagian 13



Puput tidak menyangka bahwa dirinya bisa begitu frontal mengajak seorang Arman bertemu kembali. Suasana hati dan pikirannay yang sedang gondok karena diberikan pelayanan tidak begitu memuaskan dari Rangga membuat dirinya lepas kendali sampai2 ia mengajak Arman bertemu kembali. Namun bukan hanya pertemuan biasa di suatu tempat seperti pergi makan atau kegiatan yang satu hari saja dapat selesai melainkan ‘staycation’ suatu kata di masa sekarang yang banyak dipakai anak2 muda untuk ‘mengkerenkan’ istilah menginap di tempat yang agak jauh.

Ia sekarang membenamkan wajahnya kuat2 di bantal karena menyesal habis2an telah mengatakan hal tersebut ke Arman. Jelas sekali ia bahkan berdiskusi tempat mana yang akan menjadi singgahan mereka nanti ketika bertemu.

Ah bego bego begoooooo….. Ngapain sih coba gw bilang kayak tadi ke dia???? Mana udah panjang lebar banget obrolannya….. Duhhh Pupuuuuuut bacod lo tuh dijaga tauuuuu…. Udah mau 26 jugaaaaa ihhhh!!!

Puput sibuk uring2an berkutat dengan pikirannya yang sibuk mengomeli dirinya. Sementara dia sedang gelisah, Rangga masih terlihat mendengkur disampingnya dengan mulut yang terbuka begitu lebar. Dengkuran yang dikeluarkan mirip sekali dengan suara knalpot motor tua, membuat Puput menatap risih kearah tunangannya ini.

Melihat pemandangan pahit ini serta kegiatan silahturahmi kelamin tadi memang membuat Puput menjadi kesal. Baru menjadi tunangan saja Rangga sudah memberikan performa buruk di ranah seksual. Ditambah ia yang sering pergi karena alasan pekerjaan membuat Puput jadi semakin risih. Saat ini ia dihadapkan dengna kebimbangan dalam hubungannya, apakah ia harus melanjutkan hubungan garing ini dengan seorang Rangga, atau berpindah ke Arman yang menyebalkan namun begitu memuaskannya.

“Hoammmm…. Ghhh… uhukkk uhukkk!” Rangga terbangun dari tidur nyenyaknya setelah tersendak batuknya sendiri.

“Selamat malam….?” sapa Puput dingin tanpa melirik Rangga. Ia sedang duduk sambil membenamkan setengah wajahnya di bantal.

“Hhh?? Hah….?? Oh iya aku ketidiran ya disini..?? Astaga…” Rangga terlihat setengah kaget sambil menengok sekitar lalu mengusap wajahnya.

“Kamu gak pulang?” tanya Puput perlahan menengok kearah Rangga.

“Hnhh… iya. Yaudah aku cuci muka dulu abis itu otewe balik ya.”

“Hmm..”

Setelah Rangga membersihkan tubuhnya dan mencuci mukanya kuat2, ia lalu berpamitan dengan Puput.

“Put?”

“Hmm?” sahut Puput pelan di depan pintu.

“Kiss dulu boleh gak?” tanya Rangga pelan namun genit.”

“Ish dasar.” Puput berdecak risih “tutup dulu pintunya, entar diliat tetangga.”

“Hehehe, iya2.”

Setelah menutup pintu sedikit, Puput memberikan ciuman bibir ke Rangga sekilas.

“Cupp…”

“Kok cuman sebentar, Put?”

“Udah malem ahhh… ngantuk.”

Karena kurang puas, Rangga melanjutkan ciuman mereka berdua sambil berpaut lidah. Namun hanya lidah Rangga saja yang agresif di dalam sana sementara Puput hanya mengikuti manuver Rangga dengan enggan.

“Yaudah, aku pulang ya.” pamit Rangga.

“Iya, byeee…” Puput memberikan lambaikan tangan pelan ke Rangga.





++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++




“Halooo, selamat malam? Dengan Arman, ada yang bisa dibantu?” sahut Arman sedang bersantai di kedai kopi yang dalam keadaan remang karena sudah dalam jam2 tutup.

“Ish apaan sih jayus lo, najis!” Puput langsung memaki mendengar sapaan ramah Arman di ponsel.

“Dih kenapa lo? Tau2 langsung ngemaki gw begitu malem2…..” Arman cengengesan sambil menggelengkan kepalanya.

“Yang kita bahas tadi, plissss….”

“Plis kenapa??”

“Plis batalin aja!!”

“Lah kok gitu?” Arman terbelalak heran mendengar permintaan Puput “tadi banget lo bilang mau ketemuaannn..??”

“Ya itu kan tadi, perasaan gw lagi tergoncang, lagi labil. Sekarang gw udah bisa mikir waras! Jadi omongan gw yang tadi plis dilupain aja!!”

“Yeuuu bisa gitu…. Orang udah gw pesen kok tempatnya.”

“HAH?? UDAH PE- AH ANJIR LO MAN YANG BENEEEERR???” Puput mengernyitkan alisnya kuat2 lantaran ia kesal setengah mati mendengar Arman sudah membeli penginapan yang sempat mereka bicarakan tadi di telepon.

“Beneran! Lo mau gw kasih liat ‘recipe’ nya?”

“Gak!! Gw gak mau tau!! Lo cancel sekarang tuh tempat!! Enak aja gw tau2 mau nginep sama elo begitu!! Random banget anjing!!”

Arman melengos lalu menatap layar ponsel dengan heran. Jelas sekali tadi perempuan ini yang meminta bertemu, menginap, lalu membicarakan hotel mana yang akan ditempati. Dan sekarang dengan begitu enteng sambil ditambah bumbu2 omelan Puput memaksa Arman untuk membatalkan hal tersebut. Oh, tentu tidak semudah itu bapak Ferguson Alex, Arman tetap membujuk Puput perlahan untuk konsisten dengan pembahasan tadi, namun karena sudah terlanjut malu dan terbawa emosi, hanya makian demi makian yang diberikan oleh Puput kepada Arman untuk memaksanya membatalkan itu semua.

“Gw gak mau tau!! Itu duit lo ya kampret!! Biarin lo rugi sono!! Udah gw bilang gw gak mau ya gak mau!! Cape!!”

“Yaudah2!!” Akhirnya Arman pun menyerah. Ia lantas langsung memilih tombol ‘cancel’ karena perdebatan semakin sengit tanpa ada tanda2 akhir.

“Noh, udah gw cancel. Puas?” ucap Arman sambil mengirimkan tangkapan layar kepada Puput.

“Yaudah. Gak usah nyolot begitu dong nada lo. Cancel mah cancel aja…”

Astajim… nih cewe malem2…. Gegara kagak puas sama qontol lakinya jadi ngomel2 terus apa??? Gw lagi yang kena begini….

“Jadi gimana nih?” tanya Arman memastikan.

“Ya gak gimana2!. Udah kan di cancel?”

“Udah.”

“Yaudah.”

Lalu percakapan berhenti sampai disitu. Keduanya saling hening satu sama lain tanpa ada obrolan.

“Apaan sih diem2an begini? Cowo aneh dasar…”

“Yaudah gw matiin ya, bye.”

Arman langsung mengakhiri panggilan. Ia tidak mau kembali tersulut emosinya hanya karena pembahasan sepele dari perempuan labil yang bernama Puput. Lebih baik ia melanjutkan menonton sepak bola di TV OLED yang tergantung di tembok kedai kopi.

“Ngecengin orang aneh, sendirinya juga aneh. Dasar… untung cakep lo…” gumam Arman menyalakan TV sambil menekan tombol di vape nya lalu menghisapnya perlahan.





++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++






Arman baru saja keluar dari sebuah gedung perkantoran menengah keatas setelah selesai melakukan wawancara. Kemeja kotak2 hitam dengan lengan digulung serta celana bahan dan sepatu kets hitam dengan ‘mid sole’ putih menjadi busananya melamar kerja hari ini. Dengan ransel hitam berisikan dokumen dan laptop, ia keluar dari tempat tersebut menuju lobi utama. Tatapannya sekilas menengok kearah pintu utama selepas ia keluar. Ini adalah temapt kedua setelah sebelumnya ia melamar di salah satu gedung yang tidak terlalu jauh dari tempatnya melamar saat ini.

“Semoga keterima kali ini.” gumam Arman merapihkan rambutnya yang sudah dipotong rapih ke belakang.

Sedang ia menuju ke parkiran motor, ponselnya berdering panggilan masuk. Ketika melihat layar ponselnya, Arman berdecak lalu mengambil napas panjang sambil mengangkat panggilan tersebut.

“Nape lagi, Put?”

“...............”

“Halo?”
“...............”

“Yodah gw matiin ya, bye.”

“Ih iiiihhh ihhhh jangaaaan!!” hardik Puput mendadak dari sana.

“Lagian nelpon tapi gak ada suaranya. Gimana sih?” Arman sudah terlihat malas meladeni perempuan ini. Kondisinya sedang lelah pasca wawancara pekerjaan tadi dan ia ingin segera bersantai atau mengistirahatkan tubuhnya untuk mempersiapkan dirinya bermain ‘mini soccer’ nanti malam.

“Yaudah sih orang mau ngobrol. Santai aja dong lo, anjing!!” Puput seperti biasa menanggapi dengan judes.

Arman kembali menarik napas panjang. Memang sudah tiga hari belakangan ini Puput tidak ada kabar bahkan di media sosialnya. Namun hari ini ia kembali menyapa meskipun dengan sikap pedasnya. Akhirnya dengan tabah, Arman pun menyandarkan diri di motornya lalu mendengarkan suara Puput yang entah mengapa sedikit terbata dan bergema.

“Lo lagi dimana sih? Kok bergema gitu suarau lo, Put?”

“Kepo lo! Udah mending lo dengerin gw dulu!”

“Ck… yaudah apaan?”

“Soal yang waktu itu….”

“Yang mana?” tanya Arman pura2 lupa.

“Ihhhh yang ituuuu… masa udah lupa sih lo? Bloon dasar!!”

Ah elah… tinggal jelasin aja repot amat….

“Yang mana cinta? Kan peristiwa2 yang kita laluin kan banyak nih.”

“Pret!! Cinta2!!” Puput membeo sebal “Yang itu lho, yang waktu itu kita omongin bareng itu….”

“Soal staycation…??”

“I-iya ituuu…” Puput kembali terbata.

“Kenapa lagi? Bukannya kata lo udah skip?”

Puput tidak langsung menanggapi. Saat ini ia sedang berada di dalam salah satu bilik toilet kantor dan duduk di kloset. Puput melakukan ini demi bisa mengobrol dengan Arman untuk memberitahukan sesuatu mengenai pikirannya yang berubah.

“Gu… gue…”

“Hm?”

“Itu…. nnggg…”
“Ah, lama ah. Gw matiin nih ya, byeee…”

“Ihhhh apaan sih!! Gw belom selesai ngomoooonng!!”

“Makanya yang bener kek ngomong….”

“Ennng….”

Arman masih menunggu perkataan Puput. Terik panas matahari yang mentereng di parkiran motor membuat Arman semakin tidak sabar dan mematuk2an telapak kakinya berkali2.

“Yaudah entar gw pesenin lagi dah….”

“Hah??? Maksudnya??”

“Pesenin penginapannya yang kemaren. Lo terima beres aja udah…”

“Ihh Ar- apaan sih??” Puput terhenti sejenak ketika hampir menyebut nama Arman. Ia tidak ingin ada orang yang masuk mendengar Puput sedang berbicara dengan orang yang bukan tunangannya. Karena itu, suaranya jadi terdengar semakin mengecil.

“Itu kan yang lo mau omongin sama gw?”
“Ennn… ya gak gitu juga!!”

Arman seperti sudah tahu gelagat Puput menelepon dirinya kembali. Omongannya tiga hari lalu ternyata memang benar dari lubuk hatinya yang kesal tidak mendapat kepuasan dari Rangga. Namun karena gengsinya yang terlampau besar, ia habis2an menolak Arman untuk tidak menuruti perkataannya kemarin.

“Hadehhh…. Lo dimana sekarang?” tanya Arman pelan setelah menarik napas.

“Di kantor lah. Pake nanya!”

“Kok bisa telponan? Molor lo ya??”

“Dih apaan sih lo!! Gak jelas banget!!” Puput semakin naik pitam mendengar celetukan Arman barusan.

“Hihihi…”

“Tawa lo!!”

“Jadi gimana nih? Gw booking lagi jadinya??”

“Enggg… ya- yaudah booking lah!”

Arman menggaruk2 rambutnya pelan. Akhirnya ia mendengar kembali persetujuan dari Puput untuk “bertemu” kembali setelah sempat batal beberapa hari lalu.

“Aneh banget anying… gak nyangka lo bisa2an siang begini nelpon gw buat ngebahas yang waktu itu sempet dibatalin…”

“Bacod! Mending lo lakuin tugas lo sekarang, entar kalo udah beres lo kasih tau gw cepetan…”

“Iye2. Pokoknya entar pas ketemuan nih, lo mesti jelasin ke gw semuanya…”

“Dih, siapa lo?? Pake minta penjelasan2 segala macem!”

Tidak ingin berlama2 di parkiran dan mendengar ocehan Puput, Arman buru2 mematikan panggilan masuk tersebut. Jika saja ia terus meladeni, lama kelamaan Arman akan hangus luar dalam karena terik matahari dan ocehan perempuan ketus itu.





++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++




Hari pun berganti ke Jumat tepatnya di Sabtu malam. Setelah Puput sampai di kosan, ia langsung merapihkan beberapa barangnya setelah pagi tadi sudah ia susun beberapa dan dimasukan kedalam ransel tamasya nya. Malam ini ia berencana pergi bersama dengan Arman ke sebuah penginapan di daerah luar Jakarta. Tepatnya penginapan tersebut berada di Bogor dan bernuansa cabin dan berada di tengah2 alam dan kaki gunung. Tempat yang mungkin terpencil dan tidak banyak orang banyak tahu kecuali pecinta alam seperti Puput atau hobi petualang seperti Arman.

Namun bukan hanya itu saja alasan Puput memilih penginapan tersebut. Ia tahu bahwa teman2nya jarang sekali berkeliaran ke alam bahkan menginap di tempat yang sekarang telah dipesan oleh Puput dan Arman. Mereka lebih memilih hotel atau penginapan yang normal pada umumnya atau sebuah ‘homestay’ dengan fasilitas lengkap.

“Harusnya sih aman ya…” gumam Puput sembari merapihkan barangnya.

Lalu perlahan kegiatan menyusun barang2nya melambat. Lalu ia berhenti sejenak dan terlihat berpikir. Puput pun melirik kearah laci di samping kasurnya lalu membukanya. Terlihat sebuah kotak berisikan dildo miliknya ada di dalam sana.

Wajah Puput memanas setelah mengambil kotak tersebut lalu membayangkan apa yang akan dilakukan dengan alat ini ketika ia menginap bersama dengan Arman. Hal2 liar pun terlintas di pikirannya saat ini membayangkan apa yang akan dilakukan nanti. Semakin ia membayangkan, bagian kewanitaannya kian mengecup lembab. Tanpa sadar Puput megigit bibir bawahnya melirik kotak yang sedang ia genggam.

“Aihhh!! Belom apa2 udah ngebayangin yang enggak2!!”

Lalu lamunannya dikagetkan oleh panggilan masuk di ponselnya. Buru2 Puput menganggkan panggilan tersebut karena ia tahu itu berasal dari siapa.

“Apaan?”

“Lo udah siap, Put?”

“Dah..”

“Yaudah, mau gw jemput atau gimana nih?” tanya Arman juga sudah siap dengan barang bawaannya yang terlihat seadanya saja.

“Gak! Jangan jemput gw!”

“Terus gimana?”

“Gw aja yang samperin tempat lo sekarang.”

“Lho, tumben.” Arman terperanjat mendengar Puput yang inisiatif.

“Ban ben ban ben! Lo bego apa gimana? Masa iya lo masuk ke kosan gw terus lo jemput gw???”

“Ya kan bisa di luar gw nunggunya.”

“Udah lo jangan banyak omong! Cepet shareloc!”

“Yodah.”

Lalu Arman memberikan alamat ruko tempat ia tinggal. Beberapa menit kemudian Puput pun memesan ojol untuk menuju kesana.



++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++



Sesampainya, Puput terlihat bingung sambil menatap di depan pintu masuk. Puput tidak pernah tahu ada sebuah kedai kopi di deretan ruko ini. Seingatnya, tempat ini masih sebuah deretan ruko kosong yang belum ada penyewanya ketika ia pernah datang kemari beberapa tahun yang lalu.

“Hei, ngapain celingak celinguk begitu?” sahut Arman membuka pintu masuk.

Puput pun sedikit kaget melihat Arman. Ia lantas masuk dengan terburu2 kedalam kedai kopi tersebut. Waktu menunjukan pukul setengah sepuluh malam. Setengah jam lagi kedai kopi milik kakak dari Arman ini akan tutup, namun pelanggan demi pelanggan masih terlihat berdatangan atau duduk di dalam sambil menikmati segelas kopi dan sibuk dengan gawai masing2.

Tatapan Puput juga tidak lepas dari was2 melihat sekitar. Manta tahu ada teman2nya atau teman kantornya, atau kenalan dari Rangga yang sedang berada disini, lalu melihat Puput bersama dengan Arman sedang berduaan, bisa2 gawat sudah keadaannya.

“Udah sih, orang gak ada yang tau nih tempat selaen temen2 gw. Selow aja…” ucap ARman seakan tahu isi pikiran negatif Puput.
“Sssttt… lo jangan sok2 akrab gitu sama gw di tempat umum. Entar kalo ketauan gimana?” Puput masih tetap dengan perasaan negatifnya.

Arman menarik napas “yaudah lo duduk dulu aja disini” Arman mempersilahkan Puput duduk di salah satu meja yang sudah ada tulisan ‘reserved’ diatasnya.

“Eh ini bukannya udah di booked, Man?”

“Iya, buat lo.” ucap Arman sambil berlalu.

“Ishh…” Puput lalu duduk di kursi meja tersebut yang telah dipesan untuknya.

“Sama2…” celetuk Arman dari bilik barista.

“Ya yaa makasih….” balas Puput malas sambil memutar bola matanya.

Sambil merapihkan beberapa gelas, Arman menawarkan minuman buatannya kepada Puput “Mau minum apa?”

“Hah? Gak usah ah, Man.”

“Udah gapapa, cepetan mau pesen apa. Atau gw sodorin nih sekalian buku menunya ke lo?”

“Ih, beneran nih gapapa?” tanya Puput memastikan sambil mengernyitkan sebelah alisnya.

“Yeh dibilangin.”

Lalu Puput menghampiri Arman di depan meja barista. Sedikit informasi meja barista tempat kedai kopi ini terlihat panjang sama seperti kedai kopi ‘setarrarabak’. Yang membedakan adalah ornamen marbel sebagai alas biliknya dan sebuah mesin kopi yang tidak secanggih milik ‘setarrarabak’ namun tetap berfungsi seperti mesin kopi seperti kedai kopi mengengah keatas pada umumnya.

Di setiap sudut tembok yang berwarna abu diterangi oleh cahaya lampu warna kuning juga terdapat lukisan ala industrial atau bingkai bertulisan kata2 bijak maupun kalimat2 yang berhubungan dengan semangat dan secangkir kopi. Lanturan musik paduan ‘jazz’ dan ‘cover’ ala2 juga terdengar di setiap pengeras suara di sudut atas.

“Oh, lo barista juga ternyata?” tanya Puput menatap Arman dengan alis kiri yang terangkat dan kedua lengan dilipat.

“Bukan, gw ngurus kelurahan disini.” celetuk Arman sibuk dengan susunan cangkir kopi yang hendak disiapkan.

“Dih, lucu banget lo nyeletuk begitu anjir!” sahut Puput pedas.

“Yaiyalah. Kan gw ngurus2 beginian menurut lo gw apaan?”

“Ya kan gak tau. Gak usah nyolot napa?” Puput tidak kalah songong menjawab.

Arman hanya tersenyum menggeleng sementara Puput kembali melihat sekitar kedai kopi.

“Eh jadi pesen apaan inih?”

“Yang unik2 apa disini?”

“Apaan unik2? Jus mengkudu?”

“Ha ha ha ha… lucu banget….” Puput membalas malas.

“Gw bikinin latte aja ya.”

“Eh tunggu.” Puput kembali menghampiri Arman “lattenya pake susu apa?”

“Napa emang?”

“Mau ganti susunya boleh gak?”

“Ganti apa?”

“Almond ada?”

Arman mengecek kulkas kecil di bilik tersebut “ada.”

“Yaudah itu, teruuuuss…. Emmmm… apa lagi ya?”

“Iye tau latte art nya yang bagus.” celetuk Arman menyiapkan pesanan Puput.

“Ih itu tau! Iyaaa… yang bagus yaa… hehehehe.” ucap Puput mendadak manis.

Giliran begini aja hahehahe….



++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Setelah Puput memfoto secangkir ‘latte’ dan mencicipinya, Puput terlihat senyum2 sendiri ketika menyeruput perlahan minuman hangat tersebut. Namun semuanya berubah ketika Arman duduk di depannya kali ini memperhatikan wajahnya. Ia pun kembali dengan ketusnya.

“Ape lo liat2???”

“Gak boleh, Put?”

“Gak usah liatin gw!”

“Yaudah.”

Lalu Arman pun beranjak dari kursinya dan mengambil barangnya yang berada di dalam bilik. Sekilas Puput sempat mencuri pandang Arman yang berlaku meninggalkan dia.

Si kampret ini ternyata jago juga bikin latte…. Mana tadi latte art nya lucu banget ada kucing2nya gitu…. Hihh mau kesel tapi susah…

“Yuk, udah mau berangkat belom?” tanya Arman ramah.

Puput melrik jam tangan di pergelangan kirinya “yaudah ayuk, entar keburu malem.”

“Udah malem.”

“Apa sih, ngejawab aja lo.” oceh Puput tidak terima.

Lalu mereka berdua pun pergi menuju ke mobil Arman yang tidak diparkir di parkiran tidak jauh dari ruko. Sebelum itu, Arman terlihat sedang berbicara dengan seorang karyawan yang bekerja disana. Beberapa kali terlihat mereka berdua saling tertawa satu sama lain ketika mengobrol dan sempat menatap Puput sekilas. Puput yang melihat dari luar pintu hanya menatap heran mereka berdua.

“Ngomong apa lo barusan?” tanya Puput rempong.

“Kepo.”

“Dih! Ngomong apa lo? Lo berdua ngomongin gw kan!?” Puput kembali menggalak.

“Ge er lo. Orag gw lagi ngebahas soal gw nitip salam buat abang gw kalo gw lagi mau pergi dulu.”

“Terus lo berdua ngapain tadi ngelirik gw kayak gitu, hah??”

Arman tidak meladeni dan membuka pintu tengah mobil “mana sini barang lo? Taroh di belakang aja.”

“Ih kok lo ngacangin gw sih!?” omel Puput sengit yang tetap memberikan ranselnya kepada Arman.

“Udeh lo masuk dulu cepetan.” pinta Arman membukakan pintu depan kali ini.

“Gak! Gak mau sampe lo bilang dulu apa yang tadi lo omongin sama tuh karyawan lo soal gw!!” Puput masih bersikeras.

“Hhhhhhh…” Arman menarik napas panjang2 “yaudah entar gw bilangin di dalem mobil. Emang lo mau gw sebut disini?”

“Tuh kan! Pasti yang aneh2!!”

“Yaudah masuk masuk masuuuk….” ujar Arman lelah meminta Puput untuk masuk kedalam mobil.

Sedang sibuknya Arman menyalakan mobil, Puput masih tidak berhenti melanjutkan pembahasan yang tadi.

“Udah di dalem mobil. Sekarang lo bilang gak?? Atau gw keluar!”

“Bener gak nih lo siap?”

“Ihhh tuh kan!! Apaan gak??” Puput semakin merasa risih namun tidak sabar mendengar jawaban dari Arman.

“Tadi si Yansen, karyawan abang gw yang tadi itu” Arman masih sibuk mengutak atik sana sini sambil menjelaskan “dia ngiranya lo tuh pacar gw. Terus dia juga ngiranya lo tuh abis marahan sama gw. Eh, tapi dia juga muji lo sih… katanya lo tuh cantik banget, terus ditanyain katanya abis pulang kerja ya lo…. Kok masih cantik gitu dah….”

Puput terbelalak sambil membuka mulutnya. Sontak cubitan demi cubitan ia berikan di pundak kiri Arman. Bukannya kesakitan, Arman malah merasa geli sambil berusaha menahan serangan demi seragan dari Puput yang malu setengah mati.

“Aduh aduh aduhhhh…. Hahahaha apa sihh woyyy Puuuut….”

“Armaaaaaaaaaaannnn!!! Ah kesel banget gw iiihhh!! Mati aja sono lo, anjink!!”




++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Perjalanan mereka menuju lokasi penginapa tidak memakan waktu yang terlalu lama. Namun seperti biasa di beberapa titik jalur terjadi kemacetan lantaran malam ini malam menuju akhir pekan. Arman mengemudikan mobilnya sambil sibuk mengganti lagu di sputifay nya yang telah tersambung ke pemutar musik di mobil. Sementara Puput sudah terlelap bahkan semenjak mobil masuk pintu tol. Ia memakai penutup mata dengan warna kain biru muda dengan motif yang lembut dan earbuds putih dengan lantunan lagu pop Korea lembut dari ‘Jihyo - Stardust Love Song.’


Arman menengok kearah Puput berkali2. Ia tidak ingin menggangu ketenangan macan yang sedang lelap saat ini. Makanya, musik yang diputar pun tidak terlalu keras volume suaranya. Namun walaupun volume terdengar pelan, lagu yang diputar terdengar dari ‘Metallica - For Whom The Bell Tolls.’



Instrumen gitar dan bass yang mentereng terdengar di bagian pembuka lagu sampai menembus earbuds yang dikenakan Puput. Sontak ia pun terbangun lalu mengintip sengit dari penutup matanya.

“Eh, dah bangun?” tanya Arman ramah menengok sekilas ke Puput.

“Berisik banget ih lagu lo! Orang lagi tidur juga!!” cercau Puput dengan suara serak.

“Lho, gw kira mah lo udah make tewees begitu kagak kedengeran lagi suara2 dari luar.”

“Tewees gw bapuk punya, yang lama bawaan dari si hp udah rusak” Puput curhat mengenai earbuds nya “mau lo beliin baru buat gw, ha?”

“Berapaan sihhhh??? Hape lo promak 13 kan? Gas dah udah!!” Arman menantang balik Puput.

“Beneran????? Boong banget anjir!!” Puput melipat kedua lengannya melirik sinis.

“Yaudah gak percayaan mah.”

Puput terlihat reaktif membalas ocehan demi ocehan dari Arman. Tanpa sadar rasa kantuknya kini kian menghilang. Ia sibuk mengoceh menimpali Arman yang seakan2 sok tahu dan menyebalkan, sementara Arman tersenyum sekilas melihat Puput yang kembali segar setelah tidurnya tadi.

“Bentar lagi sampe nih kayaknya.” Arman melirik peta di ponsel nya. Estimasi waktu menunjukan tersisa 30 menit lagi sebelum mereka sampai di tempat tujuan. Waktu telah menunjukan pukul 12 lewat 15 ketika mereka sampai di jalur puncak. Meskipun hari sudah malam namun jalur ini selalu ramai dengan pengendara dari luar kota Bogor karena sudah memasuki akhir pekan. Di salah satu jalur yang mereka lalui juga terjadi sedikit kemacetan, namun semua dapat teratasi karena ‘Dom Torento’ satu ini dengan bantuan gugel meps pandai mencari jalur perumahan warga.

Sampailah mereka di sebuah tiang gerbang dengan spanduk diatasnya bertuliskan ‘Argowisata Gunung Mas’. Gerbang kedua tepat berada tidak jauh dari sana terlihat seperti portal pintu masuk menuju taman wisata dengan beberapa pos pembayaran tiket. Harga untuk satu kendaraan roda 4 dan dua orang nampaknya tidak terlalu mahal bagi Arman. Bahkan ia sempat memberikan uang kembaliannya kepada penjaga pos tiket tersebut.

“Ambil aja kang.”

“Ah, makasih banyak a.”

Masuklah mobil Arman menuju parkiran dekat dengan penginapan cabin. Dikarekanan suasana sudah menunjukan waktu dini hari, hanya cahaya remang yang menyinari di setiap titik jalur dan cukup menyulitkan Arman untuk mencari parkir dan tempat penginapan tersebut.

Setelah 3 menit berkeliling, turunlah mereka dari mobil. Arman sibuk mengangkat barang bawaan mereka sementara Puput masih setengah terbangun sambil mengenakan cardigan hitam yang biasa ia kenakan di kantor. Udara malam yang begitu dingin menusuk kulit lembutnya, membuat Puput mengusap lengannya pelan sambil tetap terpejam.

“Makasih lho udah bantuin gw.” sindir Arman setelah menurunkan semua barang di kursi tengah.”

“Mmmmm…. Udah lo kerja aja yang bener, pir.” balas Puput pelan memasang wajah suntuk.

Arman menoyor dahi Puput agar perempuan cantik ini terbangun. Waktunya mereka pergi ke penginapan yang berjarak tidak jauh dari parkiran. Di perjalanan, pergerakan Puput terlihat begitu lambat, membuat Arman akhirnya meminta Puput untuk berjalan di depannya.

“Heh, mageran amat sih? Udah malem nih, bestie…” ucap Arman memindahkan Puput ke posisi depan.

“Ngantuk.” jawab Puput mengecap bibirnya.

“Ohhh gitu.”

Sampailah mereka di bilik reservasi. Sebelum masuk ke daerah cabin, Arman harus melakukan ‘check in’ serta membaca peraturan2 yang berlaku. Salah satu yang tentu tidak boleh dilakukan adalah membuat keributan atau mengganggu ketenangan pelanggan lain. Namun dalam pikiran Arman tentu saja ada hal yang ia ingin lakukan dan sepertinya berkaitan dengan ketenangan publik.

“Jam tenang ada di pukul 21:00 sampai dengan pukul 07:00 ya, kak.” Jelas seorang resepsionis kepada Arman.

“Oke kak.”

Setelah menyelesaikan yang harus diselesaikan di bilik reservasi, mereka pun masuk ke dalam sana. Bilik cabin yang mereka tempati berada agak jauh dari bilik yang telah dipesan oleh pelanggan lain. Letaknya dekat dengan pepohonan dan pemandangan hamparan kebun teh. Setelah Arman membuka pintu cabin dengan kode QR, Arman mengajak Puput untuk masuk kedalam.

Sebuah kamar tidur dengan ornamen kayu berkapasitas 2 orang, kamar mandi kecil, serta tombol lampu yang dapat diganti warna sesuai ‘mood’ serta pengeras suara bluetooth yang dapat diakses di satu layar menu yang sama untuk mengakses warna lampu. Lalu ada sebuah meja kecil dengan pemanas air, serta dua cangkir untuk membuat teh. Arman sempat mengambil beberapa gambar untuk mendokumentasikannya masuk dalam galeri ponselnya.

Puput? Sudah ditebak ia langsung menghempaskan tubuh seksinya ke atas ranjang dengan warna sprei biru tua. Ia lebih menuruti rasa kantuknya daripada harus melalang buana memperhatikan pemandangan yang hampir gelap gulita diluar sana ataupun meladeni Arman yang bergumam menyanyi lagu indie.

“Yehh tidur.” celetuk Arman melihat Puput yang tidur terlentang di kasur.

“Dibilangin ngantuk….” jawab Puput lemas.

“Gak mau mandi dulu?”

Puput mengoceh tanpa melirik Arman sama sekali “udah gila ya lo jam segini mandi? Dingin banget anjir cuacanya!!”

Arman tidak langsung menjawab Puput. Hanya terdengar suara udara AC yang dinaikan suhunya, suara serangga malam seperti tonggeret dan jangkrik serta suara gesekan pakaian yang terdengar sayup.

Puput berusaha untuk tidur kembali, namun sepertinya rasa kantuknya sudah terpuaskan setelah ia terlelap tadi di mobil. Sontak ia pun uring2an di kasur saat ini.

“Duh malah enggak bisa tidur gw nya.”

Sambil gelisah kesana kemari, Puput sekilas melirik Arman yang sudah berada di depan pintu kamar mandi. Namun saat ini ia sudah tidak mengenakan pakaian bagian atas dan hanya mengenakan celana pendek warna abu tua. Sorotan temaram lampu kamar pun menyoroti tubuh Arman yang entah mengapa terlihat sedikit kurus namun penuh dengan oto yang tebal di lengan dan perutnya. Terlebih pembuluh darah besarnya terlihat menonjol di bagian lengan dan punggung tangannya, membuat Puput jadi sontak terpana sekejap memperhatikan Arman sambil mengintip dari setengah wajahnya yang terbenam di kasur.

“Gw mandi dulu ya.” ucap Arman tanpa melihat Puput.

“Gih sono. Biarin entar masuk angin besoknya…”

Setelah Arman masuk kedalam kamar mandi, Puput perlahan meringkukan badannya lalu erat memeluk salah satu bantal. Saat ini dadanya berdebar begitu kencang setelah melihat pemandangan atletis tersebut. Bayang2 lengan berurat serta perut 6 kotak yang tersorot lampu remang tadi membuat Puput kian memanas. Wajahnya menghangat serta dadanya berdengup keras. Napasnya terdengar semakin memburu dan bagian kewanitaannya berdenyut tidak kalah kerasnya dari detak jantungnya.

Anjirrrr….. Tujuan gw ketemu sama dia sekarang ditempat kayak gini kan…. Buat…. Buattt.. Aduhhhh badan gw jadi anget rasanya….

Udara dingin terasa tidak membuat Puput kedinginan. Malahan dirinya merasa bergetar namun menghangat secara bersamaan ketika mengingat apa yang tadi berada di depan matanya. Semakin Puput mengingat dan membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, kewanitaannya semakin terasa membanjir disana. Celana dalam merah tuanya terasa melembab dan sedikit lengket karena cairan cinta yang semakin merembes disana. Klitorisnya juga terasa membesar menempel ketat di bagian dalam cd nya. Putingnya juga terasa mengeras dan payudaranya juga terasa sedikit penuh dan mengencang. Puput saat ini sedang terangsang berat. Ia sangat ingin melibas atau dilibas oleh Arman. Biar pun apa saja yang dilakukan asal Puput bisa menikmati tubuh altetis tersebut.

Hhhuhuhuuuu…. Sangeeeeee….. Tapi gw gengsi….. Entar di kampret itu malah keenakan lagi kalo gw nyerang duluan ke dia…. Hhhhh…. Ahhh tapi pengeeennn….. Aduhhh mumpung gw lagi beduaan aja disini kan sama diaaahhhh…..

Akhirnya Puput tidak tahan lagi, ia pun beranjak dari kasur dengan langkah yang agak terlunta karena rasa lemas di kedua kakinya akibat efek dari tubuhnya yang sudah terangsang berat. Segera ia menuju kamar mandi lalu menggedor pintunya dengan keras.
‘Duk duk duk duk duk!!’

“Apaan Put?” tanya Arman dari dalam kamar mandi.

‘Duk duk duk duk duk!!’

Puput masih bersikeras menggedor pintu. Ia tidak menjawab sama sekali. Wajahnya memerah panas dan dadanya masih berdebar kencang.

“Udah belom sih mandinya?”

“Bentar, lagi pake celana gw.”

“Enggak usah!!!”

“Hah????”

“Cepetan bukaaa!!” omel Puput kesal.

Arman pun membuka pintu kamar mandi. Ia melongokan kepalanya perlahan melirik Puput. Sontak setelah dibuka, Puput langsung menarik keluar tubuh Arman dari dalam sana. Ia lalu melempar tubuh Arman untuk terhempas ke kasur. Namun tubuhnya tidak terhempas sampai jatuh ke kasur melainkan hanya terduduk begitu saja.

“Apa sih Put??”

Terlihat sekarang di hadapan Puput tubuh yang tadi ia ingat sekali bentuk kekarnya. Namun kali ini sabun mandi khas aroma maskulin tercium dari tubuh Arman karena ia memang ingin menghabiskan sebotol kecil sabun tersebut jika suatu hari ia kembali bepergian.

GILAAAAAA WANGI BANGET SI BANGSAAATTT!!!! ADUHHH BODO AHHH…. PERSETAN BANGET SOAL RANGGA!!!

Lalu Puput mendorong kedua pundak Arman agar ia benar2 terjatuh di kasur. Dengan napas yang memburu, Puput lalu melompat dan duduk di atas perut Arman. Ia menggoyangkan pinggilnya maju mundur sambil kedua tangannya meremas dada bidang serta perut berotot Arman dengan gemas.

“Lho lho lhooooo, jadi anda inget nih tujuan kita kemari nihhh???” tanya Arman dengan nada girang.

“Bacod lo! Mending diem aja udah!”

“Lo mau ngapain emang sih?” Arman kembali bertanyan dengan nada menggoda.
“Mau makan elo! nnfgh…” jawab Puput sambil mengigit bibir bawahnya.

“Anjir, seremmm….”

Seketika Puput melepaskan cardigan hitam, blus biru tuanya serta celana bahan hitam ketat, lalu ia hempaskan ke sembarang arah begitu saja. Rambutnya yang juga dikuncir kuda ia lepaskan gelang pengikatnya. Puput mengibaskan rambut hitam yang beraroma lembut sampo yang ia pakai.

Tersisa bra dan cd warna merah tua yang masih menempel di tubuhnya, namun Arman melarang Puput untuk melepaskannya karena itu membuat Puput begitu seksi. Meskipun Arman tadi ingin menahan Puput untuk melepaskan pakaian kantornya karena menambah kesan seksi semakin maksimal namun Puput dengan bra dan cd seperti ini juga tidak kalah seksinya mengingat payudara Puput yang ranum tergencet bra nya serta paha dan pantat semok hasil dari olah tubuhnya di gym.

‘Plak!’

“Ah!”

Suara keras tamparan di pantat Puput oleh Arman terdengar nyaring di dalam kamar cabin mereka.

“Mannnn….???”
“Apee?”

“Nnnnhhmmh….”

“Kalo gw perhatiin lo tuh unik deh…” ucap Arman sambil meremas dan mencubit bongkahan pantat Puput. Setiap Arman melepas cubitannya, pantat Puput terlihat sekilas bergoncang kenyal.

“Unik apanyahh..?” Puput bertanya kembali dengan tetap meremas dada dan perut Arman.

“Kalo tiap mau dieksekusi, lo selalu nyebut nama gw, selalu nanya gitu, enggak tau apa yang lo tanya. Lo abis itu cuman ngelakuin tindakan lo selanjutnya atau lo nanya lagi abis itu ke gw. Hihihi….”

“Ishhh apa sih sampe segitu detilnyahhh lo meratiin gw… nhh…” omel Puput menampar dada Arman.

“Put?”

“Apah? Tuh kan lo aja juga balik nanya2 gw enggak jelas kan mau nanyah apaannhh…?? Huhh…” balas Puput dengan nada suara manja.

“Mau gw apain malem ini?”

Mendengar perkataan tersebut, Puput jadi terperanjat. Aliran darahnya sejenak terasa menderas terutama di bagian panggulnya. Ada banyak hal yang bisa ia lalukan bersama dengan Arman saat ini. Mungkin ia ingin mewujudkan fantasinya yang tidak terealisasi dengan Rangga, atau mengeksplorasi suatu hal baru. Ah, persetan! Terlalu banyak hal teknis tidak penting terlintas di pikiran Puput saat ini. Yang diinginkannya saat ini hanyakan memuaskan nafsunya yang tidak terbayarkan lunas bersama dengan Rangga waktu itu.

“Mnnhh terserah lo ajahhh…”

“Yakin nih??”

“Heehh…. Shhhh tapi gw mau duluan…”

“Artinya apa mpok messi?”

‘Plak!!’

Kembali Puput memberikan tamparan keras di dada Arman. Ia begitu geregetan dengan komposisi tubuh kekar Arman, serasa ingin ia gigit, jilat, kecup, atau apapun itu yang memuaskan denyutan di vaginanya.

“Hnnnhh… shhh.. Engghh!!”

‘Plak’

“Mhhh… ennghh!!”

‘Plak’

“ENNHH!!’

‘Plakk!! Plakkk!! Plakkk!! Plakkk!!’

Berkali2 tubuh Arman ditampar oleh Puput dengan begitu buas namun erotis. Namun seperti biasa, Arman tidak merasakan sakit sama sekali. Malahan ia terlihat begitu heran melihat Puput yang semakin terlihat binal setelah melakukan hal tersebut. Puput menyibak rambutnya berkali2 ke belakang sambil terus meerut menggoyangkan pantatnya maju mundur.

“Put? Lo sadistic ya?”
“Hennhhgg… mang napahhh?? Gak suka lohhh… hahhh???” tantang Puput dengan nada suara yang sudah terbang dalam nafsu birahinya.

“Gw…. guehhh… ahhh guehhh demen banget sama badan elo anjing, Mannn…. Shhhh aduhhhh…. Nnnhh…”

“Ohhh jadinya lo ngeremes2 sana nabok badan gw terus nih sekarang???”

“He-enghh… shhhh napa sih bangsat kayak lo tuh badannya bagus beginihhh… shhh gak terima gw anjinngg ahhh…”

“Ya terserah gw dong… hehehe…”

Arman meremas pantat Puput kian kasar. Ia juga menyentuh bagian tengah selangkangan Puput, memasukan kedua jarinya di bagian luarnya sambil tangan satu lagi meremas panat Puput.

“Ngahhhh… shhh aduhhh Armanhh ahhh…”

Puput semakin terbuai dalam sensai jalang yang menguasai dirinya. Ia ingin sekali membantai Arman, namun disatu sisi Puput juga ingin rasanya dihantam habis2an.

“Armanhhh ahhh…. Aduhhh anjiirr sangeeeehh…”

“Ya mulai aja apa kita nihhh…?? Nnhh…” ajak Arman dengan kondisi dirinya yang juga semakin terangsang “siapa dulu jadinya yang mulai?”

Mendadak Puput mendekatkan wajahnya ke Arman lalu melumat bibir laki2 itu.

“Slllpphh… mmghuhhh… mmmhhh…”

Pagutan bibir sertal lidah mereka berdua terlihat begitu agresif satu sama lain. Mereka memberikan perlawana yang begitu sengit tidak mau saling mengalah satu sama lain. Puput mengigit berkali2 bibir bawah Arman sementara Arman menghisap lidah Puput sampai2 Puput mengerang nakal.

“Shhhllhpp… ngyahhh… ahhh gilahhh Mhannnh ammmhhh…”

Puput benar2 sangat berbeda dari biasanya hari ini. Semua nafsunya yang tidak terpuaskan oleh Rangga kini ia lampiaskan habis2an dengan Arman. Berkali2 Arman menampar serta meremas pantat sekal Puput, membuat empunya mengerang menggoda Arman menandakan ia ingin yang lebih lagi.

“Nghhhahh… shhh… awhhh ahhh…. Ahhh…”
“Bentar2 Put….” Arman menghentikan permainan sejenak.

“Ihhh kenapahh??” tanya Puput kesal dan manja secara bersamaan.

Lalu Arman mengambil ponselnya, menghubungkannya pada pengeras suara ‘bluetooth’ di dalam cabin. Setelah terhubung, ia memutar salah satu lagi andalannya ketika sedang bercinta.


Lantunan lagu pun terdengar sendu namun menusuk dari lirik dan instrumen yang dimainkan. Jika didengar seksama lagu yang dibawakan oleh babang bruno fernandes… maksudnya bruno mars ini mengisahkan tentang dirinya yang sedang bercinta dengan seorang wanita dan mengibaratkan tempat mereka bercinta adalah sebuah hutan dan bruno mars adalah sesosok gorila yang siap “menghabisi mangsa” nya.

Dan benar saja, baru beberapa menit lagu diputar, Arman dan Puput saling beradu nafsu satu sama lain. Kali ini kembali mereka berciuman satu sama lain dengan ganasnya. Setiap kecupan terdengar desahan garang dari Puput yang sudah terasuki mode ‘binal’ nya saat ini.

“Nnghhahhh… mmhhh ahhh….”

“Shllphph… mmmhh.. Puput…” Arman menyebut nama Puput dengan begitu berat di sela2 ciuman mereka.

“Diem lohh…!! Mmhh… sllhpph…” bentak Puput galak “Kalo lo banyak bacod, gw makan lo nanti!! Nnnhhh… mmmghhh….”

“Makan gw dong…” Arman menantang Puput. Namun entah kesalahan besar atau sukacita yang begitu besar, Puput malah merasa tersulut dan perilakunya kali ini makin menjadi.

“Hahhh… mmmhh… nnhhh…”

Puput memindahkan ciumannya ke dada kekar Arman. Ia memberikan gigitan, emutan, serta hisapan kuat disana, seakan2 seekor predator sedang menyantap buruannya.

“Nhhhgg… slllpphh… nnnghahhh… anjing lohh Mnhahhnnhh… ahhh…”

“Bangsat Put! Segininya lo gegara kagak puas sama si Rangga???” Arman tidak habis pikir dengan semua aksi binal Puput.

“Bacod! Udah gw bilang kalo lo ngejawab terus, gw makan lo ngentod!!” Puput semakin galak namun dengan nada suara yang sangat seksi.

“Yaudah langsung ke hidangan utamanya do- GHAHHHH!!!”
Arman mengerang kaget dan kesakitan ketika zakarnya diremas dan dipijat kuat oleh genggaman tangan Puput. Benar2 malam ini ha er de cantik ini berubah menjadi jalang seksi yang siap menyiksa lawan mainnya tanpa ampun.

“Hahh… hhehehehehhh…. Udah gw bilang apahh kan tadi anjinngg lohhh… bangsatthhh!!”

Puput dengan cepat menurunkan celana Arman, bahkan terkesan sedikit membetot agar Arman kecil terpampang di hadapannya sekarang.

“Shhhh… inihhh nihhh… hah!! Ini nihhh yang bikin gw ketagihan banget anjingggg ahhh!!!”

Emutan pun langsung diberikan oleh Puput setelah melepaskan celana Arman. Arman pun langsung merasakan gejolak setruman yang kuat dari ujung penisnya yang sekarang sedang dikulum dengan erotisnya oleh Puput.

“Ghhahh anjinngg Puuuutt oghh!!”

“Nnhhh… slllhhppp… sllhpphh… mmhuhhhmmhh…”

“Jago banget lo sumpah ahhhh…. Ghhh….”

“Mmhh… chuhppphh… sllpphh… hiyalahhh… ngakuin kan lohh kalo gw jago ahhh… nnnhh…”

“Aghhh… harusnya kita di pulau begini juga yahhh…. Gw minta lo sepongin gw ginihhh anjinnnkk kalo tau seenak ini mahhh ahh…”

“Berisikk… mmmhh… enggak usah lo bahas2 pulau lagihhh sama gw nhhh… mmh… nnhhhh…”

Puput kembali mengomel dalam kulumannya. Kepalanya naik turun seiring dengan hisapannya yang semakin liar. Arman hanya menggeleng kepala sambil memejam mata sekuat mungkin. Ia begitu menikmati setiap servis Puput di penisnya. Remasandi zakarnya, kuluman di batang penis, serta kecupan manis di kepala penis membuat Arman malah semakin dekat dengan orgasmenya., Suatu hal yang hampir mustahil mengingat Arman tidak pernah orgasme ketika perempuan mengoral batang penisnya.

“Put, aghhh anjinnngg Put gilahhh!!”

“Hhhnnhmmmh… mmmhh napah lohhh ngoceh2 begituuhhh…??” Puput kali ini menghisap zakar Arman sambil sedikit menarik atau mengunyahnya menggunakan bibirnya.

“Ghahh anjinng ngentod bangsathh ahhh!!”

“Nnnhhmmm… mmmhh.. Puahhh… hehehe… enak kanhhh peler lo gw gituin tadih ahh??”
“Nnnghhh…” Arman hanya memberikan anggukan singkat.

“Ehehe…. Emmmhh… mmmhh… mmh…”

Puput semakin mempercepat gerakan kepalanya. Semakin cepat kulumannya, semakin Arman merasa ada sesuatu yang akan meledak di ujung penisnya. Puput juga semakin merasakan jika penis Arman semakin terasa membesar dan berdenyut kuat.

“Heh? Hehhh…. Lo mau keluar?????” tanya Puput menatap Arman dengan tatapan penuh kepuasan.

“Ghhh… ghhh shhh…” Arman kembali mengangguk.

“Hah???? Ahahahahaha….. Jadi nih hari gw yang menang nihhhh????” Puput semakin merasa conggak. Akhirnya ia menaklukan seorang Arman yang sekali menaklukan dirinya setiap kali bercinta.

“Put put put udah ahhhh anjiiiirr!! Dilanjutin lagi woiii!! Nanggung inihh!!”

“Ohhhh gituhhh… sekarang lo mohon2 lo sama gw, anjinngg??? Shhh… cllphhh… mmmhh… mmmghhh…”

“Fhhh… shhh… ahhh…”

“Mohon lo sama gw!”

“Agghh… ahhh… nnhh!!”

“Mohon gak lo!! Mohon sekarang!!” Puput menampar penis Arman yang sudah memerah semakin besar dan tegang.

“Gak!!”

“Mohon!!”

“Gakk!!”

“Dih?? Bilang apa lohh barusannn ahhhh….???”

“Gak!! Entar gw bales lo!! Liatin aja Put ahhhh!!”

“Hahhhh??? Lo mau bales gwehh??? Hhhh hhhh hahaha… ahhh… emang gimanahh balesnyahhh… ahhh…. Gimanahh cobahhh hahhh???”

Puput berusaha mengendalikan suasana dengan memposisikan dirinya yang lebih berkuasa. Namun semakin Arman melawan dan merasa tersiksa, entah mengapa Puput merasa aliran darahnya kian mendidih. Saking ia merasa seperti itu, bagian panggulnya semakin terasa ngilu dan berdenyut sangat keras. Sensasi ini sama seperti ia ingin mencapai titik orgasme. Sungguh sangat tidak bisa dipercaya, ia orgasme hanya dengan melihat lawan bercintanya tersiksa.

“Hahhh… Mnhahhhnn… lo nyerah gakkk ahhhh…??”

Tanpa sadar tangan kiri Puput yang sibuk mengocok penis Arman berpindah kini ke vaginanya. Entah sudah seberapa banjir bagian sana sampai2 Puput merogoh celana dalamnya seakan2 dirinya habis mengompol.

“Lo nyerahhh gakkk?? Ahhh… ahhh… shhhh ahhh…”

“Udah dibilangin kagak!! Gwahhghhh…!!”

“Ahhh… shhh masih enggak mau nyerah lo hah…??? Hhhh hhhhh hhh… shh ahhh…”

Semakin lama melihat ekspresi Arman, tubuh Puput malah semakin menegang karena sensasi gatal yang sedang dipuaskan dengan jari jemarinya di vaginanya. Lama kelamaan sensasi seperti orgasme di vagina Puput benar2 terjadi. Mendadak tubuhnya menegang kuat, pantatnya menungging setinggi mungkin dan jari2nya semakin kuat mengocok vagina beceknya.

“Nnnnhhh gwuhhh…. Nnnh… nnhh.. Nnhh.. nnnhh.. Nnhhh nyerah gak lohhh ahhh???”

Sepuluh detik.

“Nyerahhhh… lohhh sekarang nyerahhh anjinnng ahhh….”

Sembilan detik.

“Ahhh…. Ghh ahhhh Armanhhh ahhh loh kokk ahhh….”

Delapan detik.

“Ahhh Mhannn… ahhh.. Ahhh memeq gwehhh Armanhhh…”

Tujuh.

“Ehhh… ehhh aduhh… aghh kok gwehhh yhang ditidurin sekaranganhh beginihhh ahhh…”

Enam.

“Ahhhh Armannhhh!!! Jari loohh ngocokin memeq gw sekaraaaaaannnhh ahhh ahhh ahhh ahhh…”
Lima.

“Nnngahhh… gakkkk ahhh… Armanhhh harusnyahhh gak ginihh ahhh…. Lo yang harusnyahhh nurut sama gw anyiinnh…. Nnnhh ahhhh gilahhh memeq gwehhh ahhh!!”

Empat.

“Oghhh Put!! Qontol gw ngapain lo remes lagihh gini aghhh!!???”

Tiga.

“Hhhh biarinhhh ahhh… looohh… lohh enggak bolehhh enggak keluarhhh ahhh… LO ENGGAK BOLEHHHH!!!

Dua.

“Aghhh anjing lah Put! Gw… gw KELUAR BANGSAATTT AGHHHHHHH!!”

Satu.

“NGYAHHHH GW JUGAHHHH ARMAAAAAAAAHHHH!!

Nol.

“KYAAAAAAAHHHH..”

“AAAAAAGHHH AGHHH OHHH…”


++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++



Waktu di jam layar pengatur fitur cabin menunjukan pukul empat pagi. Saat ini Arman dan Puput terbaring dengan lemas satu sama lain. Napas mereka masih terdengar terengah pasca lonjakan orgasme yang dilalui tadi. Arman merasa penisnya sekarang kebas karena dirangsang begitu brutal oleh Puput sementara Puput merasa celana dalamnya lepek bukan main karena cairan cinta dan orgasmenya yang membanjir. Ia perlahan melepaskannya dan memperhatikan bolak balik. Sepertinya cd nya saat ini hanya tinggal dua potong karena satunya sudah terlihat mengenaskan karena kebinalan si empunya.

“Cape….” keluh Puput pelan kembali berbaring disamping Arman.

“Gw juga…” tambah Arman tidak kalah lemas.

Mereka pun terdiam satu sama lain. Udara di dalam ruangan kamar cabin semakin terasa dingin karena hari segera menuju pagi. Sontak Arman mengambil selimut dan mendekapkan tubuhnya kearah Puput. Puput malah menjadi salah tingkat sambil menatap dalam dekapan Arman.

“Heh, mau ngapain lo?”

“Dingin, Put.”

“Gak usah dekep2 gw…”

“Biarin ah, orang dingin.”

“......”

Puput tidak memberikan tanggapan ketus lainnya. Ia sebenarnya juga merasa dingin namun tetap dengan gengsinya menolak keintiman Arman yang mencoba menghangatkan diri mereka berdua. Semakin dirinya merasa hangat, perasaannya pun juga ikutan menghangat. Wajahnya kembali menghangat dan muncul rona merah ketia pipinya menempek di dada bidang Arman.

“Mann…??”

“Hm?”

“Mmmm…”

“Apa?”

“Makasih ya…”

“Buat?”

“Buat… tadi.”

Nada bicara Puput semakin terdengar pelan seiring dirinya yang merasa berterimakasih karena Arman telah menjadi orang yang dapat menampung pelampiasan hasrat seksualnya selama tidak bisa dipuaskan oleh Rangga. Ia masih merasa gengsi dan kesal, namun di satu sisi ia juga bersyukur bisa mengenal diri Arman yang begitu sabar meladeni dirinya, sampai memberikan servis seksual terbaik menurut dirinya. Lagipula, Arman juga lebih keren dan tampan dibanding dengan Rangga. Hanya saja Arman terlihat lebih berandal dengan tato tribal di tubuhnya.
“Mmmm…”

“Napa?” tanya Arman mendengar rengekan pelan Puput.

“Lo nyebelin.”

“Lho kok?”

“Huhm…”

Tatapan Puput terlihat begitu kesal namun menggemaskan secara bersamaan. Entah apa maksud tindakan Puput saat ini, namun dari sudut pandang Arman Puput terlihat begitu manis saat ini.

“Man?”

“Apaann? Nanya melulu kek gojeq lo…”

“Cuppp…”

Puput memberikan ciuman lembut di bibir Arman. Sungguh salah satu tindakan ‘random’ lainnya yang diberikan perempuan ini.

“Perasaan lo biasanya ngemaki2 gw nih, sampe tadi nyiksa segala macem, napa sekarang jadi berubah manis begini dah? Lo beneran Puput bukan nih…??”

“Ihhh apaan sih, gaje lo. Beneran lah…” Puput menabok pelan dada Arman.

“Yaudah2…” Arman membalas kecupan Puput “cuppp…”

“Emmmhh… hehehe… dasar cowo bego….” Puput memaki dalam manisnya.

“Random lo, cewe galak. Terus juga salah lagi, harusnya lo bilangnya dasar cowo keren…”

“Hihhhh perez mampus lo…”

“Dah ah tidur2… besok mau lanjut part 2 soalnya.”

Baru saja Puput mengiyakan ajak Arman untuk tidur, ia pun langsung memberikan tamparan keras kembali di dada Arman ketika mendengar kalimat terakhir.

“Ihhhh gempor gw entar!!!”






つづく
 
In memory of AndreDiaz a.k.a @walpurgisnacht :norose::norose:

Terimakasih atas obrolan kita selama ini soal sharing2 cerpan cheska dkk mu yang membawa jadi pemenang LKTCP waktu itu
Sekarang dikau dah di alam lain, udah tenang dan gak sakit lagi


Once a champ, still a champ

:beer:
 
kolom salah send
 
Cerita yg paling ditunggu akhirnya update kembali
 
Setelah nunggu lama akhirnya update juga...paling suka gw cerita puput
ayo hu updatenya jangan lama lama...
 
Makasi apdetnya @kudaAirrrrrr

Kangen sama galaknya Puput, galak-galak tapi sangean..
wkwkwkwk sama2 hu
galak2 tapi sangean gak tuh :D :D
Ni cerita bagus gini kok sepi yak
ya gimana ya bilangnya hu
kan netijen lebih menyukai yg langsung sat set sat set, tidak bergaya apk hurup w oren seperti cerita ini *chaaaakkss* :pandaketawa:
Cerita yg paling ditunggu akhirnya update kembali
halo2
terimakasih sudah mampir :ampun::ampun:
kalo ini bukan mimpi lanjut lagee @kudaAirrrrrr
Setelah nunggu lama akhirnya update juga...paling suka gw cerita puput
ayo hu updatenya jangan lama lama...
gassss

tolong semangatkan daku hu agar cerita ini bisa berlanjut kembali :beer::pandaketawa::pandaketawa:
 
Semoga suhu TS nya rajin update sekarang,
Salah 1 cerita faforit yg ane ikutin
 
Semoga suhu TS nya rajin update sekarang,
Salah 1 cerita faforit yg ane ikutin
waduh, terimakasih banyak hu
klo boleh tau knapa bisa jadi cerita kaporit... eh mangsutnya favorit?? :pandaketawa:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd